Anda di halaman 1dari 20

SINUSITIS

Fionny Novira A
DEFINISI

Sinusitis  Suatu peradangan sinus paranasal.

Sinusitis  Proses peradangan atau infeksi dari satu atau


lebih pada membran mukosa sinus paranasal dan terjadi
obstruksi dari mekanisme drainase normal.
EPIDEMIOLOGI

Amerika  35 juta orang per tahun terkena sinusitis.

Menurut National Ambulatory Medical Care Survey 


dilaporkan 14 % penderita dewasa mengalami sinusitis yang
bersifat episodik per tahunnya.

Persentase kejadian angka episodiknya, wanita 20,3 %


sedangkan pria 11,5 %.
KLASIFIKASI
Sinusitis Akut
• Bila gejalanya dari beberapa hari sampai 4 minggu.
• Tanda : bila terdapat tanda-tanda radang akut.

Sinusitis Subakut
• Bila gejala 4 sampai 8 minggu.
• Bila tanda akut sudah reda dan perubahan histologik mukosa sinus masih
reversible, misalnya sudah berubah menjadi jaringan granulasi atau polipoid.

Sinusitis Kronis
• Bila gejala lebih dari 12 minggu.
• Dan sesuai dengan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria
minor.
 Faktor yang menyebabkan sinusitis akut berubah menjadi
kronis ialah :

Sinusitis akut yang Gangguan saluran


berulang

Pengobatan yang tidak Ada penyakit sistemis


adekuat seperti diabetes melitus
dan leukemia
ETIOLOGI

Sinusitis virus akut

• Mayoritas utama sinusitis episodik disebabkan oleh infeksi


virus.
• Kebanyakan virus Infeksi Saluran Pernafasan Atas disebabkan
Rhinovirus.
• Virus rhinovirus, influenza, dan paravirus  virus primer
patogenik, pada 3% - 15% pasien dengan sinusitis akut.
• Sekitar 0,5% - 2%, pasien dengan sinusitis viral bisa berlanjut
menjadi sinusitis bakterial akut.
ETIOLOGI

Sinusitis bakterial akut

• Sangat sering terkait dengan ISPA oleh virus, dan juga alergi,
trauma, neoplasma, granulomatosa dan penyakit inflamasi,
faktor lingkungan, infeksi gigi, variasi anatomi.
• Hal ini diakibatkan karena perannya yang bisa merusak
mukosilia normal dan akan mempredisposisi infeksi bakterial.
• Antara lain : Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, dan Moraxella catarrhalis.
ETIOLOGI

Invasif sinusitis fungal akut

• Sangat jarang sinusitis disebabkan oleh fungi.


• Sinusitis fungi (sinusitis fungal allergi) akan terlihat serupa
dengan kelainan saluran napas bagian bawah
dan bronchopulmonarry asppergillos allergy.
• Bipolaris dan spesies Curvullaria adalah fungi yang paling sering
terdapat pada sinusitis fungal alergi.
FAKTOR RESIKO
Alergi
• Inflamasi yang terjadi bersama alergi mungkin memblok sinus.

Deviasi septum nasi


• Hal ini akan membatasi atau memblok aliran sinus  menciptakan
lingkungan untuk infeksi.

Polip nasal
• Mungkin untuk membatasi aliran nasal, memperlambat drainase dan
memudahkan infeksi berkembang.

Kondisi sakit yang lain


• Penderita cystic fibrosis atau HIV dan penyakit defisiensi imun.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Major factors Minor factors
• Facial pain, pressure (alone does not constitute a suggestive • Headache
history for rhinosinusitis in absence of another major symptom) • Fever (all non acute)
• Facial congestion, fullness • Halitosis
• Nasal obstruction/blockage • Fatigue
• Nasal discharge / purulence / discolored nasal drainage • Dental pain
• Hyposmia / anosmia • Cough
• Purulence in nasal cavity on examination • Ear pain / pressure /
• Fever (acute rhinosinusitis only) fullness
MANIFESTASI KLINIS
 Lokasi nyeri ini kerap kali khas untuk sinus yang terinfeksi antara
lain :

Sinusitis frontalis  nyeri dahi atau sakit kepala.

Sinusitis maksilaris  nyeri pipi yang mungkin menyebar ke gigi di rahang


atas.

Sinusitis ethmoidalis  nyeri di antara mata atau di jembatan hidung.

Sinusitis sphenoidalis  nyeri di belakang mata, puncak kepala, atau di


sepanjang tengkuk.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium

Tes sedimentasi, leukosit, dan C-reaktif protein

• Dapat membantu diagnosis sinusitis akut

Kultur

• Harus dilakukan pada pasien immunocompromise dengan


perawatan intensif
• Pada anak-anak yang tidak respon dengan pengobatan
yang tidak adekuat
• Pada pasien dengan komplikasi yang disebabkan sinusitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Imaging
Rontgen sinus

• Dapat menunjukan suatu penebalan mukosa, air-fluid level, dan


perselubungan
• Pada sinusitis maksilaris  dilakukan pemeriksaan rontgen gigi
untuk mengetahui adanya abses gigi

CT-Scan

• Pemeriksaan ini dilakukan untuk luas dan beratnya sinusitis

MRI

• Sangat bagus untuk mengevaluasi kelainan pada jaringan lunak


yang menyertai sinusitis
PENATALAKSANAAN
 Non-farmako
Menjaga Kompres air
Edukasi kebersihan hangat
hidung

 Farmako
 Kausatif
 Bakteri : Antibiotik  Amoxicilin 3 x 500 mg PO
 Virus : Antivirus  Metisoprinol 60-100 mg/kgBB <1 – 6 x/hari
 Jamur : Antijamur  Ampoteresin 0,5 – 0,7 mg/kgBB IV
PENATALAKSANAAN
 Farmako
 Simptomatis
 Dekongestan  Oxymetizolin 2 – 3 tetes
 Analgetik – antipiretik  Ibuprofen 400 mg 3x/hari PO
 Antitusif  Kodein 10 – 20 mg 4 - 6 x / hari
 Steroid oral  Dexametason 0,5 mg/hari

- Terapi tambahan pada rhinosinusitis bakteri akut, antara lain irigasi hidung
dengan saline (orang dewasa) dan pemberian antipiretik ataupun analgesik.
- Pemberian dekongestan topikal atau oral dan antihistamin tidak dianjurkan
pada pasien dengan rhinosinusitis bakteri akut.
PENATALAKSANAAN
 Operatif
 Terdapat 4 pilihan utama tindakan operatif :

FESS : Endoskopi uncinektomi dengan/tanpa antrostomi


maksila.

FESS : Balloon Sinuplasti

Inferior antrostomi (nasoantral window)

Prosedur Caldwell-Luc
KOMPLIKASI
 Penyebaran ke arah mata :
 Paling sering pada anak  ke arah mata sebagai perluasan infeksi
dari sinus.
 Osteomyelitis dan sub-periostal abses :
 Sering disebabkan oleh sinusitis frontalis, kadang-kadang oleh sinusitis
maksilaris yang asalnya gigi molar.
 Komplikasi ke arah kranial :
Meningitis

Abses ekstradural dan subdural

Abses otak

Trombosis sinus kavernosus

Anda mungkin juga menyukai