Anda di halaman 1dari 32

Otitis Eksterna Difusa

Pembimbing: dr.Farida Muhammad, Sp. THT-KL

Andi Isdahyana Bintang


Andi Musdalifah
Eka Selfia Nur
Ahmad Akbar Arifin
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tuan S.
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Menikah
ANAMNESIS
KELUHAN
UTAMA
Keluar cairan & nyeri pada telinga kiri.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Seorang pasien laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik THT RS. dengan keluhan keluar cairan
dari liang telinga kiri sejak 5 hari sebelum ke RS. Cairan berwarna kekuningan, berbau,
Keluhan disertai dengan nyeri yang berdenyut yang terkadang dirasakan saat mengunyah dan
membuka mulut. Pendengaran dirasakan berkurang dan tidak berdenging pada telinga yang
dikeluhkan. Sebelum keluar cairan dari telinga kirinya, pasien sering mengeluhkan gatal
sehingga pasien sering menggaruk-garuk telinganya dengan jari ataupun dengan cutton
buds. Tidak ada keluhan pusing (perasaan berputar) ataupun sakit kepala. Keluhan lain
seperti batuk, pilek, bersin-bersin, nyeri menelan, suara serak dan sakit gigi tidak ada. Pasien
mengaku sebelumnya tidak kemasukan air maupun benda asing lainnya ke dalam telinganya.
Tidak ada riwayat berenang sebelumnya.
ANAMNESIS (cont)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


§ 1 bulan lalu pasien datang berobat ke poli THT dengan
keluhan telinga kiri dirasakan tersumbat dan mendapatkan
tatalaksana irigasi telinga
§ Riwayat HT dan Hiperkolesterolemia namun jarang berobat.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada keluarga dengan riwayat keluhan yang sama

RIWAYAT ALERGI
Tidak ada riwayat asma, alergi obat atau makanan
PEMERIKSAAN FISIK

GCS TANDA VITAL


E4V5M6 § TD : 120/90
mmHg
KEADAAN § Nadi : 88 x/menit
UMUM § Suhu : 36,7 oC
Sakit ringan
§ Pernafasan :16 x/menit
STATUS LOKALIS
Kepala dan Leher
§ Kepala : Normocephal
§ Wajah : Simetris
§ Leher :KGB ≠ tampak
membesar
PEMERIKSAAN
TELINGA
Daun Telinga

Bentuk Normal Normal

Ukuran Normotia Normotia

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Infeksi Tidak ada Tidak ada

Tumor Tidak ada Tidak ada

Depan Telinga Kanan Kiri

Abses/Fistel Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak Ada

Nyeri tekan (tragus) Tidak ada Ada


PEMERIKSAAN TELINGA (cont...)
Belakang Telinga Kanan Kiri

Abses/Fistel Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Ada

Tumor Tidak ada Tidak Ada

Liang Telinga Kanan Kiri

Warna Tidak ada Hiperemis

Edema Tidak ada Ada

Sekret (sifat) Tidak ada Ada (purulent)

Serumen Minimal Minimal

Debris Tidak ada Tampak debris berwarna putih

Jaringan Granulasi Tidak ada Tidak ada


PEMERIKSAAN TELINGA (cont...)

Tampak liang telinga (MAE) udem dan


hiperemis
PEMERIKSAAN TELINGA (cont...)

Selaput Gendang

Permukaan Intak Intak

Warna Mengkilat Mengkilat

Perforasi Tidak ada Tidak ada

Pantulan cahaya (+) arah jam 5 (+) arah jam 7

Telinga Tengah (Bila ada perforasi) (Bila ada perforasi)

Mukosa Tidak ada Tidak ada

Promontorium Tidak ada Tidak ada

Sekret (sifat) Tidak ada Tidak ada


PEMERIKSAAN HIDUNG
Bagian Luar Hidung

Bentuk Normal Normal

Kelainan kulit Tidak ada Tidak ada

Kolumella Normal Normal

Nares anterior Normal Normal

Fossa karina Normal Normal

Dinding media Normal Normal


Bagian Dalam Hidung

Vestibulum Normal Normal

Sekret Tidak ada Tidak ada

Edema/Polip Normal Normal


PEMERIKSAAN HIDUNG (cont...)
Dinding Lateral (Meatus Nasi Inferior)

Polip Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada

Sekret Tidak ada Tidak ada

Dinding Lateral (Konka Inferior)

Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Sekret/Sifat Tidak ada Tidak ada

Permukaan Licin Licin

Polip Tidak ada Tidak ada


PEMERIKSAAN HIDUNG (cont...)
Dinding Lateral (Meatus Nasi Media)

Polip Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada

Sekret Tidak ada Tidak ada

Dinding Lateral (Konka Media)

Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Sekret/Sifat Tidak ada Tidak ada

Permukaan Licin Licin

Ukuran Kongesti Kongesti


PEMERIKSAAN HIDUNG (cont...)
Dinding Media Rongga Hidung Dinding Belakang (Rinoskopi Posterior)

Warna Hiperemis (-) Koana

Permukaan (deviaso) Tidak ada Palatum molle

Edema (hipertrofi) Tidak ada Ujung post. Konka inferior

Ekskoriasi Tidak ada Ujung post. Konka media

Perforasi Tidak ada Meatus nasi media


Tidak dilakukan pemeriksaan
Ostium tuba auditiva
Sinus Paranasalis
Torus tubarius
Palpasi sinus frontalis & maksillaris tida nyeri

Fossa Rosenmuller
Transluminasi (-)

Tonsilla tubaria

Adenoid
PEMERIKSAAN GIGI, MULUT,
KERONGKONGAN, TENGGOROKAN
Gigi

Karies Tidak ada

Abses Tidak ada

Gusi Tidak ada kelainan, merah


gelap

Mulut

Abses/fistel Tidak ada

Sikatriks Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada


PEMERIKSAAN GIGI, MULUT,
KERONGKONGAN, TENGGOROKAN
Faring Kanan Kiri

Orofaring

- Dinding dorsal
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
 Mukosa
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
 Granula
Tidak ada Tidak ada
 Deformitas
Tidak ada Tidak ada
 Post Nasal drip

‾ Dinding lateral
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
 Lateral band
Tidak ada Tidak ada
 Deformitas

Isthmus Fasium Normal Normal


PEMERIKSAAN GIGI, MULUT,
KERONGKONGAN, TENGGOROKAN
Faring Kanan Kiri

Tonsil

- Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)

- Pembesaran T1 T1

- Detritus Tidak ada Tidak ada

- Kripta Tidak melebar Tidak melebar

- perlengketan Tidak ada Tidak ada

Hipofaring
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Fossa piriformis
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Vallecula
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Radiks lingua
PEMERIKSAAN GIGI, MULUT,
KERONGKONGAN, TENGGOROKAN
Tenggorokan Kelenjar Limfe Regional

Epiglotis Pembesaran kelenjar (-)

Aritenoid

Plika vocalis Kelainan Lain


Tidak dilakukan pemeriksaan
Subglotis Tidak ada

Trakea

Kelainan motorik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Tidak dilakukan pemeriksaan


RESUME
Seorang pasien laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik THT RS. Pelamonia dengan keluhan
otore aurikula sinistra sejak 5 hari sebelum ke RS. Sekret berwarna kekuningan, berbau. Keluhan
disertai dengan nyeri yang berdenyut yang terkadang dirasakan saat mengunyah dan membuka
mulut. Pendengaran berkurang (+). Sebelum mengeluhkan otore, rasa gatal (+) sehingga pasien
sering menggaruk-garuk telinganya dengan jari ataupun dengan cutton buds. Sebelumnya
pasien pernah berkunjung ke poli THT dengan keluhan penurunan pendengaran dan mendapat
tatalaksana irigasi telinga. Riwayat HT (+) dan hiperkolesterolemia (+) namun jarang berobat.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD= 120/90 mmHg, Nadi= 80x/menit, Suhu= 36,7
0
C, Pernapasan= 16 x/menit.
Pada pemeriksaan fisik telinga didapatkan nyeri tarik aurikula dan nyeri tekan tragus, pada
otoskopi didapatkan meatus akustikus eksterna sinistra hiperemis (+), edema (+), sekret
purulent (+), serumen minimal.
DIAGNOSIS, DIAGNOSIS BANDING &
PENGIBATAN
#Penatalaksanaan
#Diagnosis
• Tampon telinga
• Otitis Eksterna Difusa • Natrium Diklofenak 25 mg 3x1
• Cetirizine 1x1

#Edukasi
#Diagnosis Banding • Hindari mengorek-ngorek
telinga dengan jari dan cutton
• Otitis Eksterna Malignant
buds terlalu sering
• Otitis Eksterna Sirkumskripta
• Menjaga agar telinga tidak
• Otomikosis
lembab
• Kontrol kembali jika nyeri
sudah menghilang
PEMBAHASAN
ANATOMI
DEFINISI
#Otitis Eksterna
Radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur ataupun virus.
Faktor yang mempermudah terjadinya infeksi adalah
perubahan pH, kelembapan, ataupun trauma ringan
pada liang telinga.

#Otitis Eksterna Difusa


Peradangan pada 2/3 dalam liang telinga yang ditandai
dengan tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema
yang tidak jelas batasnya.

Hafil A. Kelainan Telinga Luar. In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan
Leher. 7th ed. Jakarta. Badan Penerbit FK UI; 2017. p. 53-6
EPIDEMIOLOGI & ETIOLOGI

> 90% penyebab OE  Bakteri

Pseudomonas aeruginosa (22-62%)

Sering terjadi di daerah-daerah yang panas


Staphylococcus aureus (11 – 34%)
dan lembab

Insiden ↑ di negara tropis  Indonesia


10% penyebab OE  Fungi
≠ ada ras/jenis kelamin berpengaruh
Aspergillus (60-90%)
Indonesia  OE dapat ditemukan di semua
kelompok usia, insiden tertinggi pada anak Candida sp. (10-40%)
usia 7 – 12 tahun

Wiegand S, Berner R, Schneider A, Lundershausen E, Dietz A. Otitis Externa. Dtsch Arztebl Int.
2019;116(13):224–34.
FAKTOR PREDISPOSISI (Rosenfeld et al. )
Faktor Risiko Efek thd Pasien

Lingkungan Kelembaban tinggi / perenang / peselancar / mencuci rambut tiap hari

Faktor Endogen Kekurangan atau kelebihan produksi serumen / keringat

Masalah medis yg Lansia / penderita DM / human immunodeficinency virus / penyakit imunokompromais / MAE sempit
mendasari (hereditary / acquired) / operasi telinga sebelumnya (mis. timpanostomi)

Penyakit kulit Dermatitis kontak, mis. Alat bantu dengar, penyumbat telinga, kepekaan terhadap sediaan topikal / psoriasis /
eksim / dermatitis seboroik

Trauma Kuku kotor / penggunaan cutton buds / benda asing / alat bantu dengar / radioterapi sebelumnya pada kepala dan
leher

Dickson E. Otitis Externa. InnovAiT. 2018;0(0):1–7.


PATOFISOLOGI
DIAGNOSIS
#Anamnesis #Pemeriksaan fisik
• Riwayat berenang/ INSPEKSI:
berselancar • Pada aurikula dan MEA  tanda eritema,
• Pengangkatan benda asing / edema dan cairan yang keluar, selulitis pinna
serumen dapat ditemukan (kasus berat)
• Riwayat inflamasi kulit • Periksa membran timpani utk mencari tanda-
• Riwayat DM tanda otitis media, perforasi atau retraksi
• Operasi telinga membran timpani
• Radioterapi lokal
PALPASI:
Terdapat keluhan: • Nyeri tekan tragus, pinna atau keduanya
• Otalgia • Pada pemeriksaan leher dapat menunjukkan
• Pruritus limfadenopati servikal yang nyeri tekan.
• Otore lokal
• Kehilangan pendengaran Dickson E. Otitis Externa. InnovAiT. 2018;0(0):1–7.
• Demam bisa muncul
PENATALAKSANAAN
Toilet Telinga Tampon Telinga
● Tujuan: membersihkan sekret dan debris • Terbuat dari kasa yang direndam antibiotik-
dari liang telinga, utamanya  resessus steroid
meatus anteroinferior • Acidifying solution (Antiseptic) 
● Bisa dilakukan secara kering (dry mopping), aluminium asetat (8%) dan asam asetat (2%)
suction clearance/irigasi menggunakan
larutan saline steril dan hangat Tampon harus dijaga tetap lembab dengan
meneteskan tetesan yang sama, 2 atau 3 kali
sehari. Diganti setiap hari selama 2-3 hari.

Tetes steroid lokal membantu meredakan edema


dan eritem.
PENATALAKSANAAN (cont...)
Antibiotik Topikal Kontrol Nyeri

Infeksi sedang atau berat  GS adalah • Analgetik sederhana  Paracetamol


antibiotik tetes telinga, yang juga atau NSAID (Natrium Diklofenak)
mengandung steroid
• Nyeri yang lebih berat  Codein
Regimen ideal: golongan fluoroquinolon (edukasi pembatasan penggunaan &
(mis. Ofloxacin & Ciprofloxacin) efek samping)

Ciprofloxacin  paling efektif melawan


bakteri P. aeruginosa
TERAPI (cont...)
Follow up

● Kebanyakan terjadi perbaikan gejala setelah 1 hari pengobatan

● Jika dalam 48 – 72 jam tdk ada perbaikan gejala  evaluasi


kepatuhan pengobatan pasien, kesalahan diagnosis, sensitivitas
thd tetes telinga
EDUKASI (Rosenfeld et al. )
Objektif Realisasi

Hindari trauma MAE Hindari mengorek telinga dengan cutton buds, rambut dan kotoran telinga hanya bisa dibersihkan dengan
baik oleh tenaga ahli

Menjaga telinga Gunakan ear plugs saat berenang/ hindari olah raga air selama 7 – 10 hari pada infeksi aktif/ mengeringkan
bersih & kering telinga dengan hair dryer pada pengaturan terendah setelah aktivitas air termasuk mencuci rambut /
menjauhkan air dari telinga saat mandi

Ketahui penyakit kulit Jika alergi terhadap ear plug, cari alternatif lain/ kontrol kondisi alergi yang mendasari mis. Psoriasis / eksim
yg mendasari

Pencegahan Larutan asam asetat 2% (Vosol otic) digunakan dua tetes dua kali sehari, atau 2-5 tetes setelah terpapar air.
(belum ada uji coba terkait keefektifan tindakan ini)

Dickson E. Otitis Externa. InnovAiT. 2018;0(0):1–7.


TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai