Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kasus

Seorang Pria dengan Edema Pulmo

Disusun oleh: Pembimbing:


M A R Y N D A R A H M A D I A N I S YA d r. L I A S A S D E S I M A N G I R I ,
30101306987 S P. R A D
Anatomi Paru
Fisiologi Paru
Fungsi utama paru-paru yaitu
untuk pertukaran gas antara darah
dan atmosfer.
Pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme
dasar, yaitu:
1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya
udara antara alveoli dan atmosfer
2. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara
alveoli dan darah
3. Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam
darah dan cairan tubuh ke dan dari sel
4. Pengaturan ventilasi (Guyton, 2007).
Edema Paru
definisi
Edema paru adalah akumulasi cairan pada
jaringan intersisial paru yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara tekanan
hidrostatik dan onkotik didalam pembuluh
darah kapiler paru dengan jaringan
sekitarnya.
Edema paru akut dapat terjadi sebagai akibat
kelainan pada jantung serta organ lain diluar
jantung.
Braundwauld (1997), Subagyo (2012) membagi edema paru
berdasarkan mekanisme pencetusnya sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan Starling-Force
• Peningkatan tekanan vena pulmonalis
• Penurunan tekanan onkotik plasma, pada hipoalbuminemia
• Peningkatan tekanan negative interstisial, pada tatalaksana
pneumotoraks dengan tekanan negative yang tinggi
2. Gangguan permeabilitas membrane kapiler alveoli
• Pneumonia (bakteri, virus atauparasit)
• Inhalasitoksin (NO, asap)
etiologi
• Pancreatitis hemoragikakut
• Aspirasi asam lambung
• Pneumonitis akut akibat radiasi
• Zat vasoaktif endogen (histamine, kinin)
• Koagulasi intravascular diseminata (DIC)
• Imunologi: pneumonitis hipersensitif
• Shock-lung pada trauma bukan dada
• Bisaular, endotoksin dalam sirkulasi
3. Insufisiensi system limfe
• Pasca transplantasi paru
• Limfangitis karsinomatosis
• Limfangitis fibrotic (silikosis)
4. Tidak diketahui atau belum jelas mekanismenya
• High altitude pulmonary edema
• Edema paruneurogenik
• Over dosis obat narkotik etiologi
• Emboli paru
• Eklampsia
• Pasca kardioversi
• Pasca anestesi
• Pasca bedah pintas jantung-paru
• Edema paru timbul bila cairan yang difiltrasi oleh
dinding mikrovaskuler lebih banyak dari yang bisa
dikeluarkan.
• Akumulasi cairan ini akan berakibat serius pada
fungsi paru oleh karena tidak mungkin terjadi
pertukaran gas apabila alveoli penuh terisi cairan.
• Dalam keadaan normal di dalam paru terjadi suatu patofisiologi
aliran keluar yang kontinyu dari cairan dan protein
dalam pembuluh darah ke jaringan interstisial dan
kembali ke sistem aliran darah melalui saluran limfe.
Pergerakan cairan tersebut memenuhi hukum
Starling.
Mekanisme yang menjaga agar jaringan
interstisial tetap kering adalah :
• Tekanan onkotik plasma lebih tinggi dari
tekanan hidrostatik kapiler paru.
• Jaringan konektif dan barier seluler relatif
tidak permeabel terhadap protein plasma. patofisiologi
• Adanya sistem limfatik yang secara
ekstensif mengeluarkan cairan dari
jaringan interstisial.
Edema paru akan terjadi bila mekanisme normal
untuk menjaga paru tetap kering terganggu seperti
tersebut di bawah ini :
• Permeabilitas membran yang berubah.
• Tekanan hidrostatik mikrovaskuler yang
meningkat.
• Tekanan peri mikrovaskuler yang menurun. patofisiologi
• Tekanan osmotik / onkotik mikrovaskuler yang
menurun.
• Tekanan osmotik / onkotik peri mikrovaskuler
yang meningkat.
• Gangguan saluran limfe.
patofisiologi

Stadium 2
Stadium 1 • Edema paru interstitial Stadium 3
• Distensi dan pembuluh darah diakibatkan peningkatan cairan • Edema alveolar
kecil paru yang prominen pada daerah interstisial yang • Pertukaran gas sangat
akan memperbaiki pertukaran longgar dengan jaringan terganggu, terjadi hipoksemia
gas di paru dan sedikit perivaskular dari pembuluh darah dan hipokapnea
meningkatkan kapasitas besar • Alveolar yang sudah terisi
difusi gas CO • Batas pembuluh darah paru cairan ini terjadi akibat
• Sesak nafas saat aktivitas, menjadi kabur, demikian pula sebagian besar saluran nafas
ronkhi hilus juga menjadi kabur dan yang besar terisi cairan
septa interlobularis menebal (garis berbusa dan mengandung
Kerley B), Takipnea darah.
klasifikasi
Edema Paru Edema Paru
Kardiak Non-Kardiak
Edema paru yang disebabkan oleh Edema paru yang bukan disebabkan karena
meningkatnya tekanan hidrostatik gangguan pada jantung, tetapi karena paru itu
kapiler yang disebabkan karena sendiri. Atau karena peningkatan
meningkatnya tekanan vena pulmonalis permeabilitas kapiler yang mengakibatkan
terjadinya extravasasi cairan secara cepat

Acute respiratory
Gagal Jantung Kelainan katup distress syndrome Gagal ginjal Eklamsia
Kongestif Jantung (ARDS)
• Gejala paling umum dari pulmonary edema adalah
• sesak nafas mendadak,
• cemas, dan
• perasaan seperti tenggelam.
• Gejala-gejala umum lain
• mudah lelah,
manifestasi klinis • nafas yang cepat (takipnea),
• hipoksemia,
• sianosis,
• batuk dengan frothy sputum,
• keringat dingin.
• Pasien dalam posisi duduk atau sedikit membungkuk kedepan
untuk mengurangi sesak nafas..
  Edema paru kardiak Edema Paru Non-kardiak
Riwayat Penyakit jantung akut Penyakit dasar diluar jantung
penyakit Orthopnoe
Pemeriksaan Akral dingin Akral hangat
Klinis S3 gallop Pulsasi nadi meningkat
Distensi vena jugularis Tidak terdengar gallop
Ronkhi basah Tidak ada distensi vena jugularis
Ronkhi kering

Pemeriksaan EKG : biasanya abnormal EKG : biasanya normal


Penujang Ro : distribusi edema perihiler Ro : distribusi edema perifer
PCWP > 20mmHg PCWC <20 mmHg
Echo : umumnya abnormal Echo : umumnya normal
 Pemeriksaan laboratorium
 Peningktan troponin mengindikasikan
kerusakan miosit pada iskemia atau infark
miokard.
 Kadar Brain Natriuretic Peptide (BNP) pada
plasma sering digunakan untuk evaluasi
edema paru. BNP > 500 pg/mL indikasi
pemeriksaan pada gagal jantung (postive predictive,
penunjang >90%).
 Radiografi Thorax
 X-Foto Thorax
 CT-Scan Thorax
 Echocardiography
 Elektrokardiogram
 Kateterisasi arteri pulmonar
X-Ray Thorax
Normal
RADIOLOGI EDEMA PARU
Stadium 1: kranialisasi atau sefalisasi (PCWP 10-15 mmHg)

Kranialisasi/sefalisasi (panah)8
Stadium 2: edema paru interstisial (PCWP 20-25 mmHg)

KERLEY
LINES
• kerley A : garis linear panjang di lobus superior paru, yang
membentang dari hilus mwnuju keatas dan perifer, yang
disebabkan oleh distensi saluran anastomose antara limfatik
perifer dengan sentral.
• kerley B : garis pendek-pendek (1-2 cm) dengan arah
horizontal tegak lurus pada dinding pleura dan terletak di
lobus inferior, paling mudah terlihat di dekat sudut
kostofrenikus yang menggambarkan adanya edema septum
interlobular.
• kerley C : garis pendek, bercabang pada lobus inferior
namun perlu pengalaman untuk melihatnya karena terlihat
hampir sama dengan pembuluh darah.
• Kerley D : garis-garis pendek, horizontal, letaknya
Garis kerley A (orange), Kerley B (biru), dan Kerley C (hijau) retrosternal, hanya tampak pada foto lateral.
Stadium 2: edema paru interstisial (PCWP 20-25 mmHg)

Gambar 15. Garis Kerley A (lingkaran) tampak apabila


jaringan ikat di sekitar bronchovascular terisi oleh cairan.
Garis ini memanjang mulai dari bagian hilus dan tidak
mencapai perifer paru-paru seperti garis Kerley B 6
RADIOLOGI EDEMA
Stadium 2: edema paru interstisial (PCWP 20-25 mmHg)PARU

Gambar 16. Septum interlobular tidak tampak


pada foto thorax normal namun hanya dapat
timbul apabila terdapat akumulasi cairan pada
interstisial. Garis Kerley B dideskripsikan sangat
pendek (1-2cm), tipis (1mm), lurus,
horizontal, dan berbatasan dengan permukaan
pleura (lingkaran putih)6.
Stadium 3: edema paru alveolar (PCWP >25mmHg)

Gambar 19. Batwing appearance pada edema


paru. Gambaran radiologi edema paru
memperlihatkan densitas seperti benang yang
halus dan kabur yang berlokasi di daerah
sentral hingga sepertiga bagian paru. Gambaran
ini disebut batwing (angel-wing) atau butterfly
appearance6.
 
Edema Paru Non-kardiogenik

Gambar 20. Edema paru non


kardiogenik. Walaupun pada penyakit ini
juga memiliki distribusi perihilar seperti
pada edema paru kardiogenik (panah
putih), namun tidak terdapat efusi
pleura, cairan pada fissura, atau
kardiomegali6. 
CT-Scan Thrax

CT Scan toraks juga dapat


membantu dalam diagnosa dan
dapat digunakan untuk
mengevaluasi perbaikan dari
edema paru. CT-Scan resolusi
tinggi dapat menunjukkan
konsolidasi wilayah udara luas,
yang mungkin memiliki distribusi
yang dominan di daerah paru-
paru.
Echocardiography

Pemeriksaan ini merupakan baku


emas untuk mendeteksi disfungsi
ventrikel kiri. Ekhokardiografi
dapat mengevaluasi fungsi
miokard dan fungsi katup
sehingga dapat dipakai dalam
mendiagnosis penyebab edem
paru.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Tn. IA
• Umur : 45th
• Jenis Kelamin : Pria
• Agama : Islam
• Alamat : Semarang
• Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : SMA
• Status Perkawinan: Kawin
• Suku Bangsa : Jawa
• No. CM : 431***
• Tanggal Masuk: 24-03-2018
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada pasien tanggal
31Maret 2018 pukul 15.00 WIB di ruang Arimbi.
• Keluhan Utama : Sesak nafas
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang diantar keluarga ke IGD RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Kota Semarang pada tanggal 24 Maret 2018 ­pukul
18.00 dengan keluhan sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu sebelum
masuk RS dan beberapa hari terakhir makin memberat. Sesak napas
dirasakan memberat saat pasien melakukan aktivitas, pasien sering
anamnesis terbangun di malam hari karena sesak napas, ketika sesak pasien
merasa lebih baik dengan posisi duduk. Pasien membutuhkan lebih
banyak bantal ketika tidur untuk mengurangi sesaknya. Pasien juga
mengeluh batuk sejak 1 bulan terakhir, batuk disertai lendir
berwarna putih, keringat dingin disangkal, riwayat penggunaan OAT
disangkal. Riwayat nyeri dada ada, dirasakan hilang timbul dan
hilang dengan istirahat. Riwayat Diabetes melitus kurang lebih 4
tahun , riwayat Hipertensi 2 tahun dan tidak terkontrol, tidak minum
obat secara teratur. Riwayat keluhan yang sama pada keluarga
pasien di sangkal. Riwayat merokok ada sejak muda dan baru
berhenti beberapa tahun terakhir.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluhan serupa : disangkal
Hipertensi : diakui sejak 2 tahun yang lalu
Alergi : disangkal
Asma : disangkal
Diabetes Mellitus : diakui sejak 4 tahun yang lalu
Penyakit jantung : diakui sejak 6 bulan terakhir
Penyakit paru : disangkal
Penyakit ginjal : disangkal • Riwayat Kebiasaan :
Riwayat operasi : disangkal Riwayat merokok : sejak 15 tahun
anamnesis Riwayat trauma : disangkal
Riwayat vertigo : disangkal
yang lalu
Riwayat konsumsi alkohol : disangkal
 
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi : disangkal
Alergi : disangkal • Riwayat Sosial Ekonomi :
Asma : disangkal Pasien bekerja sebagai karyawan
Diabetes Mellitus : disangkal swasta. Biaya pengobatan pasien
pada saat ini ditanggung oleh BPJS
Penyakit jantung : disangkal
Non-PBI.
Penyakit ginjal : disangkal Kesan : status social ekonomi cukup.
Penyakit stroke : disangkal
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit
Kesadaran : GCS 15
TandaVital :
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Pemeriksaan Denyut Nadi : 96x/menit, reguler
fisik Suhu : 37°C
Laju Pernapasan: 24x/menit
Saturasi Oksigen: 98%
Keadaan Gizi : Baik
PemeriksaanFisik
Kepala : Bentuk normosefal, tidak ada benjolan.
Mata : Pupil bulat, isokor, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, injeksi konjungtiva -/-, reflex
cahaya langsung dan tidak langsung +/+. Reflex
kornea +/+
Pemeriksaan Telinga : Bentuk normal, tidak hiperemis, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-),
fisik depresi tulang hidung (-),sekret(-),epistaksis (-).
Mulut : Mukosa merah muda, sianosis (-)
Leher : Trakea di tengah, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening,
Paru-paru :
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris
saat diam dan bernapas, retraksi sela iga (-), sela iga
melebar (-).
Palpasi : tidak dapat diperiksa
Perkusi : Sonor +/+, pada bagian basal paru redup +/+
Auskultasi : Vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi basah
+/+ minimal pada basal, wheezing -/-.

Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tampak.
fisik Palpasi : Pulsasi iktus kordis teraba di MCL sinistra ICS V.
Perkusi : Batas atas jantung : ICS II lineasternalis sinistra
Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
Kanan jantung : ICS V linea sternalis dextra
Kiri jantung : ICS VI linea midcalviculasinistra 2 cm
ke arah medial
Auskultasi : Bunyi jantung I & II reguler, murmur(-), gallop(-).
Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, striae (-), jaringan parut (-), benjolan (-)
Auskultasi:Bising usus (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani diseluruh kuadran abdomen.

Pemeriksaan Ekstremitas : Akral hangat, edema -/-, capillary refill time < 2 detik.
Kulit : Turgor kulit baik, ikterik (-).
fisik KelenjarGetahBening : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
STATUS NEUROLOGIS
• Leher
Kaku kuduk : -
• Saraf Kranial
 N. I (Olfaktorius) : Tidak dilakukan
 N. II (Optikus) :
 Ukuran pupil : 3mm / 3mm
 Bentuk pupil : Isokor, bulat
 Reflek cahaya langsung : +/+
 Reflek cahaya tak langsung : +/+
Pemeriksaan  Reflex kornea : +/+
 N. III (Okulomotorius), N. IV (Throklearis). N VI (Abducens)
fisik  Gerakan mata ke lateral bawah : Normal +/+
 N. V (Trigeminus) tidak dapat diperiksa
 N. VII (Fasialis)
 Dari inspeksi didapatkan tidak ada lateralisasi wajah
 N. VIII (Vestibulo-koklearis) : Tidak dilakukan
 N. IX (Glossofaringeus) : Tidak dilakukan
 N X (Vagus) : Tidakdilakukan
 N XI (Aksesorius) : Tidakdilakukan
 N XII (Glossopharingeus): Tidakdilakukan
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
penunjang
Trakea : Tidak ada deviasi
COR : Apeks bergeser ke laterokaudal
Pulmo : Corakan bronkovaskular menigkat
Tampak gambaran bat wing
appearence
Diafragma dan sinus costophrenicus kanan kiri

kabur
Tulang : tak tampak lesi litik dan sklerotik

Kesan :
Cor : Kardiomegali (LVH)
Pulmo : curiga edema pulmo fase
alveolar
Tulang : tak tampak kelainan
DIAGNOSIS
Congestive Heart Failure dengan edema paru
diagnosis
RENCANA MONITORING
KU, kesadaran, TTV, EKG
• O2 kanul 3 lpm.
• Infus RL
tatalaksana • Furosemide 40 mg 2x1
• Digoxin 2x1/2
• Valesco 1x1
• Spironolacton 1x25 mg

• Motivasi pemgobatan
• Motivasi untuk berhenti merokok dan membatasi makanan berlemak
edukasi • Istirahat dengan posisi setengah duduk untuk mengurangi sesak
• Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya kontrol rutin.
• Menjelaskan pada pasien tentang diagnosis, dasar diagnosis, komplikasi
serta prognosis.

• Ad Vitam : Dubia ad malam


prognostik • Ad Functionam
• Ad Sanationam
: Dubia ad malam
: Dubia ad malam
Thanks
Any question?
CT-Scan Edema Pulmo

Coronal lung window


Red arrows: Pulmonary opacification lying on
the minor fissure, this finding suggests a
gravitational effect typical of pulmonary
edema. Blue arrow: A Kerley line. Black arrow:
B Kerley line.
Axial C+ arterial phase
Red arrows: Thickening of bronchial
walls Blue arrows: Note the sparing
of the peripheric lung with multiple
central and perihiliar opacifications
(ground glass). Note the presence of
cardiomegaly and bilateral pleural
effusion.
Acute Pulmonary oedema
Alveolar oedema

Anda mungkin juga menyukai