Anda di halaman 1dari 32

Pembimbing : dr. Iman Krisnugroho, Sp.M.

HIFEMA
Hifema adalah keberadaan sel darah Mikrohifema : suspensi eritrosit
merah didalam bilik mata depan (COA) tanpa membentuk lapisan darah
akibat rupturnya pembuluh darah iris atau
badan siliar.
odlarmed.com
Etiologi
Trauma
Iatrogenik (intraoperatif / postoperatif) : komplikasi dari
proses medis
Spontan
◦ Neovaskularisasi: DM, iskemi, sikatriks
◦ Neoplasma: Rb, melanoma maligna
◦ Hematologi: leukemia, hemofilia, vWD,
◦ Farmakologi: aspirin, warfarin

Sheppard JD. Hyphema. [Internet]. Updated: 2011 Mar 19, Cited: 2013 Mar 19. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview
TRAUMATIK
Peningkatan transien TIO
akibat kompresi
anteroposterior + ekspansi
bidang ekuatorial 
distorsi struktur intraokular
 pembuluh darah di iris
dan badan silier mengalami
gaya regang  ruptur dan
pembentukan hifema.

Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophtalmology. A systematic approach. Seventh edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011
Kebanyakan hifema  grade I (termasuk
mikrohifema)
40% membentuk bekuan yang menempel ke
stroma iris, 10% kontak dengan endotel kornea
71% robekan pada pembuluh darah korpus siliaris
bag. anterior
Durasi umum hifema tanpa komplikasi: 5-6 hari
sebelum resoprsi

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2006
Gejala Klinis
Riwayat trauma
Nyeri yang hebat disertai rasa menekan kepala
Mual muntah
Somnolen
Fotofobia
Penglihatan kabur (tergantung jumlah darah yang
mengisi COA)
Tanda-tanda iritasi dari conjunctiva dan pericorneal
Blefarospasme, edema palpebra, midriasis
Klasifikasi
Grade Keberadaan darah di COA
1 < 1/3
2 1/3 sampai ½
3 Lebih dari ½
4 Total (Penuh)
a.k.a blackball / 8-
ball hyphema

Oldham GW. Hyphema. [Internet]. Cited: 2013 Mar 19. Available from: http://eyewiki.aao.org/Hyphema
drhem.com
Klasifikasi

Primer • Perdarahan segera setelah trauma

• Timbul 5-7hari setelah trauma dan


lebih hebat dari yang primer
Sekunder • Resorbsi dari bekuan darah terjadi
terlalu cepat  tdk ada waktu untuk
regenerasi
Komplikasi
 TIO akut  glaukoma traumatik
Perdarahan ulang hemorrhage
Sinekia posterior (iritis)
Sinekia anterior (pada hifema >9 hari)
Corneal blood staining (pada hifema total +  TIO) 
dapat menghilang berbulan-bulan sampai 2 tahun
lamanya
Glaukoma kronik (late-onset glaucoma)
Atrofi optik
Glaukoma Traumatik
Pada umumnya hifema tidaklah berbahaya, namun
 TIO dapat terjadi. Prediksi kejadian  TIO sbb:
o<1/2 COA  insidens 4% (insidens komplikasi
22%)
o>1/2 COA  insidens 85% (insidens komplikasi
78%)

Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophtalmology. A systematic approach. Seventh edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011
Glaukoma Traumatik
24 jam Hari 2-6 Hari 7 dst

•  TIO • Penuruna • Kembalin


akut n TIO ya TIO ke
• Plugging subnorm tingkat
trabekula al akibat normal
oleh berkuran (atau
eritrosit gnya sedikit
dan fibrin produksi meningka
akueous t)
humor

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2006
Perdarahan Sekunder
Terjadi pada 22% hifema (terutama grade 3 dan 4);
1/3 perdarahan sekunder mengakibatkan hifema total!
Akibat lisis dan retraksi clot dan fibrin yang sebelumnya mengoklusi
pembuluh darah yang mengalami jejas

Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophtalmology. A systematic approach. Seventh edition. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2011
Atrofi Optik

5 hari pada 50 mmHg; 7 hari pada 35 mmHg; pada sickle: 2-4 hari pada
35 mmHg
Corneal Blood Staining

http://dro.hs.columbia.edu/corblood.htm
Slit-lamp photo illustrating conjunctival injection, corneal edema with Descemet membrane folds, and a 1 mm
hyphema after blunt force trauma from an airbag deployment.
Iris neovascularization in a patient with proliferative diabetic retinopathy with a resultant spontaneous hyphema.
Manajemen
Konservatif:
◦ Limited ambulation, elevasi kepala 30-45o (VA, evaluasi, cegah kontak
dengan endotel kornea dan trabekula)
◦ Eye patch (pada mata cidera)
◦ Sedasi (hiperaktif / pediatrik)
◦ Analgesik (asetaminofen dan/atau kodein)
◦ Follow up: AV, TIO, regresi hifema

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2006
Manajemen (2)
Kontrol TIO
◦ Antiglaukoma topikal: timolol, latanoprost, brimonidin
◦ Masih tinggi: CA inhibitor topikal
◦ Masih tinggi: Sistemik CA inhibitor (asetazolamid 20 mg/kg/hari) terbagi 4,
pada TIO >22 mmHg
◦ Masih tinggi: agen osmotik (manitol IV 1,5 g/kg in 10% 2dd; atau gliserol
oral) pada TIO>35 mmHg

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2006
Manajemen (3)
Cegah perdarahan sekunder
◦ Asam aminokaproat/ACA (anti-plasmin): 100(50) mg/kg @ 4 jam (max. 30 g),
PO, 5 hari   insidens rebleeding
◦ ACA diberikan pada <75% hifema (lebih dari itu, retensi klot tidak efektif)
◦ ACA topikal  uji klinis membuktikan efektivitas setara dengan ACA oral
(sistemik)
◦ Steroid topikal  terbukti menurunkan perdarahan sekunder dan cegah
uveitis anterior (Dexamethasone 0,1%)

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006
Manajemen (4)
Indikasi rawat:
◦ Hifema grade II atau lebih (karena berpotensi perdarahan sekunder)
◦ Sickle cell
◦ Trauma tembus okuli
◦ Pasien yang tidak patuh terhadap pengobatan
◦ Ada riwayat glaukoma sejak awal
Manajemen (5)
Termasuk total hifema  tetap perawatan medikal terlebih dahulu
Indikasi bedah:
◦ Corneal blood staining
◦ Sickel cell trait (TIO>24 mmHg >24 jam)
◦ Hifema >50% COA lebih dari 9 hari (cegah sinekia anterior)
◦ Hifema total, IOP>50 mmHg >4 hari
◦ Hifema total/>75% COA, IOP >25 mmHg >6 hari (cegah corneal blood
staining)
Prognosis
Kerusakan struktur mata lainnya
Apakah terjadi perdarahan sekunder
Apakah terjadi komplikasi lain: glaukoma, corneal blood staining, atrofi
optik

Hifema grade I: 80%


Hifema grade II-III: 60%
Hifema total: 35%
ALHAMDULILLAH
JAZAAKUMULLAH
KHAIRAN KATSIRAN

WASSALAMU’ALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai