Anda di halaman 1dari 8

TUGAS JURNAL

T I U R MA S A R I A RI TO N A N G
2 0 1 9 0 8 6 0 16 4 96
Diagnosis Banding Dermatitis Numularis
  Dermatitis Numularis Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Atopik
Peradangan kulit bersifat kronis, lesi Reaksi peradangan akibat tersensitisasi Keadaan peradangan kulit kronis dan
berbentuk mata uang (koin) atau agak ter.hadap suatu alergen. residif, disertai gatal, yang umunya
Definisi lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi sering terjadi selama masa bayi dan
berupa papulo-vesikel, biasanya mudah anak-anak. Sering berhubungan dengan
pecah (oozing). peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopi pada keluarga/penderita
(dermatitis alergi, rinitis alergi dan asma)

•Penyebabnya belum diketahui, banyak •Bahan kimia sederhana dengan berat Berbagai faktor ikut berinteraksi dalam
faktor yang ikut berperan. molekul umunya rendah (<1000 dalton) patogenesis dermatitis atopik, misalnya
• Diduga stafilokokus dan mikrokokus ikut •Berbagai faktor berpengaruh, misalnya faktor genetik, lingkungan, sawar kulit,
berperan potensi sensitisasi alergen, luas daerah yang farmakologi dan imunologi.
• Dermatitis kontak mungkin ikut berperan terkena, lama pajanan, suhu, dan
Etiologi pada dermatitis numularis, misalnya alergi kelembaban lingkungan.
terhadap nikel, wol, sabun. •Status imunologik (sedang sakit, terpajan
• Stress emosional dan lingkungan sinar matahari).
kelembaban rendah dapat memicu
kekambuhan.
 
Dermatitis Numularis Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Atopik

 Sangat gatal • Umumnya gatal • Gejala utama : pruritus, dapat


 Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3- • Akut: bercak eritema, bertabats tegas, hilang timbul sepanjang hari,
1,0 cm), kemudian membesar dan meluas ke edema, papulo-vesikel, vesikel/bula umumnya lebih hebat pada malam
samping membentuk satu lesi seperti uang • Vesikel/bula pecah dapat menimbulkan erosi hari
logam (koin), berbatas tegas, eritematosa dan dan eksudasi • Akibat garukan akan timbul
sedikit edematosa. • Kronis : kulit kering, berskuama, papul, bermacam-macam kelainan kulit
 Vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian likenifikasi, fisura, batas tidak jelas berupa papul, likenifikasi, eritema,
mengering menjadi krusta kekuningan • Lokasi : tangan, lengan, wajah, telinga, erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta.
 Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama leher, badan, genitalia, paha dan tungkai • Distribusi di lipatan (fleksural).
Gambaran  Predileksi : tungkai bawah, badan, lengan, bawah.
klinis punggung tangan.
 Distribusi : bilateral atau simetris
 Jumlah : lesi hanya dapat satu atau lebih dan
tersebar
 Ukuran : bervariasi, mulai dari miliar, numular
bahkan plakat.
Dermatitis Numularis Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Atopik
 Uji tempel : untuk menyingkirkan  Uji tempel untuk mencari penyebab  Pemeriksaan prick test
dermatitis kontak  Atophy patch test
 Histopatologi  Pemeriksaan serologi : kadar IgE total dan
Pemeriksaan IgE RAST
Penunjang  Eliminasi makanan

 Umum: cari penyebab dan faktor  Umum: mencegah terulangnya kontak  Topikal: kortikosteroid
 Emolien/pelembab untuk kulit kering kembali dengan alergen penyebab  Pada bayi: salap steroid rendah
 Khusus : kortikosteroid topikal potensi  Khusus: DKA ringan/DKA akut yang (hidrokortison 1%-2,5%)
menengah hingga kuat dengan sudah mereda (setelah pemberian  Pada anak dan dewasa: steroid menengah
vehikulum krim/salap kortikosteroid sistemik) diberikan (triamnisolon)
 Preparat ter (liquour carbonis detergens kortikosteroid atau makrolaktam  Sistemik: antihistamin (efek sedatif)/
5-10%) atau calcineum inhibitor (pimekrolimus/tacrolimus) secara topikal Hidroksizin, Dipenhidramin
(takrolimus/pimekrolimus)  Sistemik: kortikosteroid (prednosin  Kortikosteroid : untuk eksaserbasi akut,
Tatalaksana  Lesi eksudatif : kompres dgn larutan 30mg/hari) dalam jangka pendek, dosis rendah (selang-
permanganas kalikus 1:10000 seling) atau diturunkan bertahap.
 Infeksi bakteri : antibiotik sistemik
 Pruritus: antihistamin oral
(Hidroksizin Hcl)
Neurodermatitis Sirkumskripta Psoariasis Tinea Korporis

• Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai • Penyakit yang penyebabnya autoimun, • Merupakan dermatofitosis pada kulit
Definisi
dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih bersifat kronik, ditandai dengan adanya tubuh yang tidak berambut (glabrous
menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, bercak-bercak eritema berbatas tegas skin).
akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis
karena berbagai rangsangan pruritogenik. dan transparan: disertai fenomena tetesan
lilin, auspitz, dan kobner.

• Rasa gatal timbul akibat penyebab yang mendasari, • Faktor genetik • Tersering : Trichophyton rubrum
misalnya: gagal ginjal kronis, hipertiroid, dermatitis • Autoimun
Etiologi
atopi, DKA, gigitan serangga, aspek psikologi, emosi, • Faktor pencetus: stres psikis, infeksi fokal,
endokrin, gangguan metabolik, obat-obatan,
alkohol, merokok.
 
Neurodermatitis Sirkumskripta Psoariasis Tinea Korporis

 Sangat gatal, terutama pada malam hari  Bercak-bercak eritema yang meninggi
 Kelainan kulit berupa lesi bulat atau
 Lesi biasanya tunggal, awalnya berupa plak (plak) dengan skuama diatasnya
lonjong, berbatas tegas, terdiri atass
eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun  Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna
eritema, skuama, kadang-kadang
edema dan eritema menghilang putih seperti mika serta transparan
vesikel dan papul di tepi
 Bagian tengah berskuama dan menebal,  Ukuran bervariasi: lentikular, numular atau
likenifikasi, ekskoriasi, skuama, daerah plakat, dapat berkonfluensi  Kedang-kadang terlihat erosi dan
krusta akibat garukan
sekitar hiperpigmentasi, batas dengan kulit  Pada stadium penyembuhan: sering
 Daerah tengahnya biasa lebih tenang
normal tidak jelas eritema yang ditengah menghilang dan
 Lesi-lesi pada umumnya merupakan
Gambaran  Gambaran klinis juga dipengaruhi oleh hanya terdapat di pinggir
bercak-bercak terpisah satu dengan
Klinis lokasi dan lamanya lesi  Predileksi: scalp, perbatasan daerah
yang lain
 Predileksi: lesi dapat timbul dimana saja tersebut dengan muka, ekstremitas bagian
ekstensor, terutama siku dan lutut, dan 
Kelainan kulit dapat pula terlihat
 Biasanya ditemukan di scalp, tengkuk,
sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang
samping leher, lengan bagian extensor, daerah lumbosakral.
polisiklik, karena beberapa lesi kulit
pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian
menjadi satu.
medial, lutut, tungkai bawah lateral,
pergelangan kaki bagian depan, punggung
kaki.
 
Neurodermatitis Sirkumskripta Psoariasis Tinea Korporis
• Kerokan kulit dgn larutan KOH 20%
 Histopatologi; gambaran berupa  Histopatologi: hiperkeratosis,
ortokeratosis, hipergranulosis, parakeratosis, dan akantosis
Pemeriksaan
akantosis dengan rete ridges  Fenomena tetesan lilin
Penunjang
memanjang teratur.  Fenomena auspitz
 Fenomena kobner

• Oral: griseovulfin 0,5gr-1gr utk dewasa


 Antipruritus: antihistamin (efek  Sistemik : kortikosteroid (prednison • Griseovulfin 0,25-0,5gr sehari utk anak-anak
Tatalaksana atau 10-25mg/kgBB
sedatif) : hidroksizin, 30mg/hari) tappering off
• Ketokonazole 200mg/hari selama 10 hari-2
dipenhidramin, prometazin  Obat sitostatik: metotreksat 3x25mg dgn minggu, pagi hari setelah makan
• Itrakonazole 2x100-200mg kapsul selama 3 hari
 Topikal: krim doxepin 5% dalam interval 12 jam dalam seminggu dgn
• Terbinafin 62,5-250mg sehari tergantung berat
jangka pendek (maksimum 8 hari) dosis total 75mg badan selama 2-3 minggu
• Topikal: asam salisilat 2,4%, asam benzoat 6-
 Kortikosteroid topikal (potensi  Topikal: kortikosteroid
12%, sulfur 4-6%, asam undesilenat 2-5%,
kuat) (Desoksimetason) vioform 3%, zat warna
• Topikal baru: tolnafat 2%, tolsiklat, haloprogin,
 Kombinasi kortikosteroid dengan
derivat imidazole, siklopiroksalamin, naftifine
ter. 1%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai