Anda di halaman 1dari 19

No.

9
No. 9
Efloresensi :
Makula eritematosa berbatas tegas, bersisik
(squama tipis), basah, lesi satelit (vesikel, pustul,
bula,papulopustular) erosi (akibat bula yang
pecah), tepi aktif dan meninggi, bentuk
polisiklik, central healing
Dx :
Kandidiasis intertriginosa
PDx :
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10-20%, pengecatan gram, kultur,
histopa, glukosa darah dan produksi urin
PTx :
• Menghindari faktor predisposisi
• Mengobati infeksi sekunder (kompres larutan garam fisiologis dan
antibiotik yang tidak berspektrum luas (eritromisin, cortrimoxazole,
lincomycin, clindamisin) 5-7 hari)
• Obat topikal
– Mikonazol krim dioleskan sehari 2 kali pagi malam selama 14 hari,
dapat lebih sampai 4 minggu
• Obat oral
– Tablet ketokonazol sehari 1 tablet selama 1-2 minggu
– Kapsul itrakonazole sehari 2 kapsul selama 7 hari
DD :
• Dermatofitosis
• Dermatitis seboroik
• Eritema intertrigo
• Eritrasma
• Psoriasis
• Pyoderma
Edukasi :
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit kandidiasis
yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur candida albicans
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk menghindari faktor
pencetus
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk tidak meggaruk lesi karena
dapat menyebabkan infeksi sekunder
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga hindari pemakian handuk,
selimut atau lainnya secara bersama-sama karena kandidiasis dapat
menular melalui kontak langsung dengan barang-barang penderita
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga semua pakaian dan alas tidur
dicuci dengan air panas
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga jangan memakai pakaian dalam
dari bahan sintetik, nilon, plastik atau imitasi
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga konsumsi obat teratur
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga kontrol 1 minggu sekali
No.10
No.10
Efloresensi :
Vesikel dan bula bergerombol, krusta dengan
dasar makula eritematosa batas tidak tegas,
bersifat unilateral, tidak melebihi garis tengah
tubuh, sesuai dengan dermatom, diantara
vesikel terdapat kulit yang normal et regio
lumbalis anterior posterior
Dx :
Herpes zooster lumbalis dextra
PDx :
• Sitologi (64% tzanck smear  ada sel raksasa yang multilokuler dan sel sel
akantolitik)
• Kultur virus
PTx :
• Analgetika : metampiron sehari 4 kali 1 tablet
• Bila ada infeksi sekunder : antibiotik eritromisin 250-500mg, dicloxacillin
125-250mg sehari 3 kali
• Lokal :
– Bila basah : kompres larutan garam faali
– Bila erosi : salep sodium fusidate
– Bila kering : bedak salicyl 2%
• Acyclovir
– Dosis dewasa : 800mg sehari 5 kali selama 7-10 hari
– Dosis anak : 20 mg/kgBB sampai 800mg sehari 2 kali
• PHN :
– Aspirin 500mg sehari 3 kali
– Antidepresan trisiklik  amitriptyline 50-100mg/hr
• Hari 1 : 1 tablet (25mg)
• Hari 2 : sehari 2 kali 1 tablet
• Hari 3 : sehari 3 kali 1 tablet
– Carbamazepine : 200 mg sehari 102 kali
DD :
• Dematits kontak alergi
• Varisela
• Herpes simpleks
• Pemfigus bulosa (penyakit0penyakit dengan efloresensi bula)
• Dermatitis herpetiformis dari Duhring
• Bulous pemfigoid
Edukasi :
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit kandidiasis yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus herpes zooster
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk menghindari faktor pencetus
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk tidak meggaruk lesi karena dapat
menyebabkan infeksi sekunder
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga hindari pemakian handuk, selimut atau lainnya
secara bersama-sama karena kandidiasis dapat menular melalui kontak langsung dengan
barang-barang penderita
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk menjaga higienitas diri dan lingkungan
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk istirahat yang cukup, kurangi aktivitas dan
stress, makan makanan yang bergizi seimbang
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk menghindari vesikel yang pecah, jangan
berdekatan dengan anak-anak atau orang lain yang belum pernah mengalamai cacar air
sebelumnya
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mempertahankan lesi kulit bersih dan kering
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk memakai pakaian longgar
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk minum obat harus teratur, termasuk jamnya
sesuai petunjuk dokter
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk kontrol setiap minggu
No.11
Efloresensi :
Tampak duh tubuh purulen, edema, dan eritema pada oue dan
ektropion keluar ecoulement
Dx :
Gonorea
PDx :
• Pemeriksaan gram
• Percobaan dua gelas (thomson test)
• Kultur duh tubuh
• Tes definitif (dari hasil kultur yang positif)
– Tes oksidasi
– Tes fermentasi
– Tes Beta-laktamase
PTx:
• Ciprofloxacine 500mg p.o single dose
• Ofloxacine 400mg p.o single dose
• Cefixime 400mg p.o single dose
• Ceftriaxone 250mg im single dose
DD :
• Infeksi genital non spesifik
• Uretritis non gonorea
Edukasi :
• Menjelaskan kepada pasien tentang riwayat alamiah dari infeksi yang
dialaminya, serta pentingnya melaksanakan pengobatan secara tuntas
• Hindari hubungan dengan berganti-ganti pasangan atau dengan
pekerja seks komersial
• Bila merasa gonore, hindari melakukan hubungan seksual
• Bila tidak terhindarkan, untuk mencegah penularan gunakan kondom
• Melakukan pemeriksaan rutin
• Pemeriksaan dan pengobatan kepada partner seksual penderita
gonore
• Menjelaskan kepada pasien bahwa selain berisiko untuk gonorea
hubungan seks dengan berganti ganti pasangan dapat tertular
HIV/AIDS
• Menjelaskan komplikasi deri penyakit gonorea
No. 12
Efloresensi :
Vesikula bergerombol berisi cairan dan pus
dengan dasar makula eritem, batas tidak tegas.
Beberapa vesikel pecah membentuk ulkus yang
dangkal dengan kemerahan, et regio dorsum
penis
Dx :
Herpes Simpleks II (Herpes Simpleks Genetalis)
PDx :
• Tzannck test
• Pemeriksaan mikroskop elektron
• Kultur jaringan
• Pemeriksaan antibodi poliklonal cara imunofluoresensi,
imunoperoksidase dan ELISA
PTx :
• Simptomats : analgesik, kompres
• Antivirus :
– Acyclovir 200mg sehari 5 kali selama 7-10 hari
– Komplikasi berat acyclovir intravena 5mg/kgBB sehari 3 kali selama 7-
10 hari
– Valaciclovir 500mg sehari 2 kali selama 7-10 hari
– Famciclovir 250mg sehari 3 kali selama 7-10 hari
DD :
• Infeksi Streptococcus
• Aphthosis
• Stevens Johnson Syndrome
• Bechet’s syndrome
• Pemphigus vulgaris
• Sifilis
• Chancroid
• Lymphogranuloma venereum
• Granuloma inguinale
Edukasi :
• Menjelaskan kepada pasien mengenai perjalanan alami penyakit herpes
simpleks genetalis, termasuk informasi bahwa penyakit ini menimbulkan
rekurensi
• Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya abstinesia pasien
(pasien tidak boleh melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi
atau ada gejala prodormal)
• Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien sebaiknya memberikan
informasi kepada pasnagan seksualnya bawah dia menderita herpes
simpleks
• Menjelaskan kepada pasien bahwa transmisi penyakit ini secara seksual
dapat terjadi pada masa simptomatik
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penggunaan kondom yang menutupi
daerah yang terinfeksi dapat menurunkan risiko transmisi
• Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya pengobatan hingga
tuntas
• Menjelaskan kepada pasien untuk senantiasa teratur minum obat dan
kontrol ke dokter

Anda mungkin juga menyukai