Anda di halaman 1dari 13

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak

Mata Merah Visus Menurun

A.

Anatomi dan Fisiologi Kornea


Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya, bersifat transparan, berukuran 11-12 mm horizontal dan 10-11
mm vertikal, tebal 0,6-1 mm. Sifat kornea yang dapat ditembus cahaya ini disebabkan
oleh struktur kornea yang uniform, avaskuler dan diturgesens atau keadaan dehidrasi
relatif jaringan kornea yang dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan
oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam
mencegah dehidrasi, dan cedera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada
cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel jauh menyebabkan sifat transparan hilang
dan edema kornea, sedangkan kerusakan epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat
karena akan menghilang seiring dengan regenerasi epitel.
Kornea bersifat avaskuler, maka sumber-sumber nutrisi kornea berasal dari pembuluhpembuluh darah limbus, humor aquoeus dan air mata. Kornea superfisial juga
mendapatkan oksigen sebagian besar dari atmosfer. Kornea dipersarafi oleh banyak serat
saraf sensorik yang didapat dari percabangan pertama (oftalmika) dari nervus kranialis V
yang berjalan supra koroid, masuk kedalam stroma kornea, menembus membran bowman
dan melepaskan selubung schwannya. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan
didaerah limbus.
Kornea merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri
atas lima lapisan dari anterior ke posterior yaitu: lapisan epitel (yang bersambung dengan
lapisan epitel konjungtiva bulbaris), membran bowman, stroma, membran descemet dan
lapisan endotel.

1 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak

Gambar 1.

Anatomi Kornea

1. Epitel
Lapisan epitel kornea tebalnya 50m berbentuk pipih berlapis tanpa tanduk, ada satu
lapis sel basal dan sel polygonal. Sel bersifat fat soluble substance. Pada sel basal sering
terlihat mitosis sel dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap dan
semakin maju kedepan menjadi sel pipih, sel basal berikatan erat dengan sel basal
disampingnya dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula okluden.
Ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa melalui barrier. Sel basal
menghasilkan membran basal yang saling melekat erat. Bila terjadi gangguan akan
menjadi erosi rekuren. Ujung saraf kornea berakhir di epitel, oleh karena itu kelainan
pada epitel akan menyebabkan gangguan sensibilitas korena dan rasa sakit dan
mengganjal. Daya regenerasi epitel juga cukup besar.
2. Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang
tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapisan ini
tidak mempunyai daya regenerasi. Kerusakan pada lapisan ini akan berakhir dengan
terbentuknya jaringan parut.
3. Stroma
Stroma merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea, mencakup sekitar 90% dari
ketebalan kornea. Bersifat water soluble substance. Terdiri atas jaringan kolagen yang
tersusun atas lamel-lamel, pada permukaannya terlihat anyaman yang teratur sedang
dibagian perifer serat kolagen bercabang. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air,
kadar air diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh sel epitel.
Terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai
15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak di
antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen
dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
4. Membran Descemet

2 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


Merupakan membran aselular yang tipis, kenyal, kuat dan bening, terletak dibawah
stroma dan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah. Membran ini
sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40m.
5. Endotel
Merupakan lapisan kornea yang penting untuk mempertahankan kejernihan kornea,
mengatur cairan didalam stroma kornea dan tidak mempunyai daya regenerasi, sehingga
endotel mengkompensasi sel-sel yang mati dengan mengurangi kepadatan seluruh endotel
dan memberikan dampak pada regulasi cairan, jika endotel tidak lagi dapat menjaga
keseimbangan cairan akibat gangguan sistem pompa endotel, maka stroma akan bengkak
karena kelebihan cairan (edema kornea) dan hilangnya transparansi (kekeruhan) akan
terjadi. Dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intraokuler
dan usia lanjut. Lapisan endotel berasal dari mesotalium, terdiri atas satu lapis sel
berbentuk heksagonal dengan tebal 20-40m yang melekat pada membran descmet
melalui hemi desmosom dan zonula okluden.

KERATITIS
Infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang
terkena; yaitu keratitis superfisialis apabila mengenai lapisan epitel atau Bowman dan
keratitis profunda atau keratitis interstisialis yang mengenai lapisan stroma.
Etiologi : berkurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi obat topikal, reaksi
terhadap konjungtivitis menahun
1. Keratitis Pungtata
Merupakakan keratitis pada kelenjar Bowman dengan adanya inflitrat berbentuk
bercak halus pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit infeksi virus antara lain virus herpes, herpes zoster, dan vaksinia,
trakoma, radiasi, dan mata kering. Keratitis pungtata biasanya bilateral dan
berjalan kronis tanpa terlihat kelainan konjungtiva.
a. Keratitis Superfisialis
Merupakakan keratitis superfisial dengan adanya inflitrat berbentuk bintikbintik putih pada permukaan kornea. Terjadi pada kornea superfisial, dan
hijau saat pewarnaan fluoresen. Penyebabnya di antaralain adalah
blefaritis, keratopati, dan keracunan obat topikal.
Pasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah, dan merasa kelilipan.
Pengobatan yang bisa diberikan adalah air mata buatan, tobramisisn tetes
mata, dan siklopegik.
3 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


b. Keratitis pungtata subepitel
Terjadi di daerah kelenjar bowman. Biasanya bilateral dan kronis, nampak
kelainan konjungtiva.
2. Keratitis Marginalis
Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus. Bila
tidak diobati dapat menyebabkan tukak pada kornea. Penyakit ini dapat terjadi
berulang dengan adanya Streptococcus pneumonia, Hemophilus aegepty,
Moraxella lacunata, dan Esrichia. Biasanya penderita akan mengeluh sakit
seperti kelilipan, keluar banyak air mata, sakit, sengan fotofobia berat.
Pengobatan yang dapat diberikan berupa vitamin B dan C dosis tinggi.
3.

Keratitis Interstisial
Keratitis ini terjadi pada jaringan kornea lebih dalam, merupakan keratitis
nonsupuratif profunda yang disertai dengan neovaskularisasi. Pasien biasanya
akan mengeluhkan fotofobia, keluar banyak air mata, dan penurunan visus.
Kelainan ini biasanya bilateral.
Pada kornea keruh, sehingga iris susah dilihat. Terdapat injeksi siliar disertai
pembuluh darah ke arah dalam sehingga memberikan gambaran merah pucat
salmon patch. Pada keratitis akibat sifilis akan ditemukan trias Hutchinson,
sadlenose, dan serologik positif terhadap sifilis.
Pengobatan yang dapat diberikan berupa tetes mata atropin untuk mencegah
sinekia.

4.

Keratitis bakterial
Keratitis yang disebabkan oleh bakteri, dapat berupa bakteri gram negatif atau
gram positif. Terapi antibitotik yang diberikan untuk bakteri gram negatif adalah
tobramisin 15mg/ml, gentamisin 15mg/ml, polimiksin. Antibiotik untuk gram
positif antaralain cefazolin 50mg/ml, vancomycin , dan basitrasin. Selain itu
siklopegik diberikan untuk istirahat mata.

5. Keratitis Jamur
Pasien biasanya akan mengeluh sakit mata hebat, berair, dan silau. Gejala yang
bisa didapatkan pada pasien adalah infiltrat yang berhifa dan satelit. Disetai juga
4 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


adanya cincin endotel dengan plak yang tampak bercabang. Diagnosis dibuat
dengan preparat KOH10% menunjukkan adanya hifa. Pengobatan yang
diberikan adalah gentamisin setiap 1-2 jam.
6. Keratitis Herpes Simpleks
Virus herpes simpleks merupakan parasit intraselular obligat, dapat ditemukan
pada mukosa rongga hidung, rongga mulut, dan mata.
Bentuk infeksi keratitis herpes simpleks dibagi dalam 2 bentuk yaitu epitelial
dan stromal. Pada yang epithelial akan mengakibatkan kerusakan sel epitel dan
membentuk ulkus kornea superfisialis. Pada yang stromal terjadi reaksi
imunologik tubuh terhadap virus yang menyerang reaksi antigen-antibodi yang
menarik sel radang ke dalam stroma. Sel radang ini mengeluarkan bahan
proteolitik untuk merusak virus tetapi juga akan merusak jaringan stromal di
sekitarnya. Pengobatan pada yang epitelial ditujukan terhadap virusnya sedang
pada yang stromal ditujukan untuk menyerang virus dan reaksi radangnya.
a. Tipe epitel
Gambaran klinis infeksi primer herpes simpleks pada mata biasanya berupa
konjungtivitis folikulasris akut disertai blefaritis vesikuler yang ulseratif,
serta pembengkakan kelenjar limfa regional. Kebanyakan penderita juga
disertai keratitis epitelial dan dapat mengenai troma tetapi jarang. Pada
dasarnya infeksi primer ini dapat sembuh sendiri, akan tetapi pada keadaan
tertentu di mana daya tahan tubuh sangat lemah akan menjadi parah dan
menyerang stroma.
Gambaran khas pada kornea adalah bentuk dendrit, akan tetapi dapat juga
bentuk lain. Secara subjektif, keratitis herpes simpleks epitelial kadang tidak
dikeluhkan oleh penderita, keluhan mungkin karena kelopak yang sedikit
membengkak atau mata berair yang bila sering diusap menyebabkan lecet
kulit palpabra. Secara objektif didapatkan iritasi yang ringan, sedikit merah,
berair, dan unilateral.
b. Tipe stromal
Pada serangan berulang, kornea menjadi target utama dan menimbulkan
keratitis stroma yang dapat disertai dengan uveitis. Gambaran pada kornea
adalah lesi disiformis tetapi dapat juga bentuk-bentuk lain yang tidak
5 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


spesifik dan lazim disebut keratitis meta-herpetika. Pada keadaan ini
penderita datang dengan keluhan silau, mata berair, penglihatan kabur dan
pada pemeriksaan didapatkan injeksi konjungtiva dan silier, penderita
menutup matanya karena silau, dan pada kornea didapatkan infiltrat stroma
yang dapat disertai uveitis dan hipopion.
Pada keratitis epitel/dendritik dapat diberikan trifuldin per 2 jam atau
antiviral oral 5x400mg/hari. Pada keratitis stromal
7.

Keratitis Herpes Zoster


Disebabkan oleh virus varicella-zoster. Virus ini dapat menyerang saraf kranial
V, VII, dan VIII. Pada nervus trigeminus, bila yang terserang antara pons dan
ganglion Gasseri, maka akan terjadi gangguan pada ketiga cabang N V.
Biasanya yang terganggu adalah cabang oftalmik.
Bila cabang oftalmik yang terkena, maka terjadi pembengkakan kulit di daerah
dahi, alis, dan kelopak mata disertai kemerahan yang dapat disertai vesikel,
dapat mengalami supurasi, yang bila pecah akan menimbulkan sikatriks.
Bila cabang nasosiliar yang terkena, maka akan timbul vesikel di daerah hidung
dan kornea terancam. Kedua erupsi kulit tidak melewati garis median.
Biasanya penderita herpes zoster oftalmik pernah mengalami penyakit varisela
beberapa waktu sebelumnya. Dapat terjadi demam atau malaise dan rasa nyeri
yang biasanya berkurang setelah timbulnya erupsi kulit, tetapi kadang-kadang
rasa nyeri ini dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Secara subjektif, biasanya penderita datang dengan rasa nyeri disertai edema
kulit yang tampak kemerahan pada daerah dahi, alis, dan kelopak atas serta
sudah disertai dengan vesikel.
Secara objektif, tampak erupsi kulit pada daerah yang dipersarafi cabang
oftalmik nervus trigeminus. Erupsi ini unilateral dan tidak melewati garis
median. Palpebra tampak menyempit apabila kelopak atas mengaami
pembengkakan. Nyeri disertai erupsi kulit yang tidak melewati garis median
adalah khas untuk infeksi oleh herpes zoster.biasanya juga pembengkakan
kelenjar pre-aurikler regional yang sesuai dengan sisi cabang oftalmik N V yang
terkena.

6 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


Pemberian asiklovir oral maupun topikal tampak menjanjikan; bila disertai
infeksi sekunder bakterial dapat diberikan antibiotik. Dapat diberikan pula obatobatan yang meningkatkan sistem imunitas tubuh, obat-obatan neurotropik,
serta dapat dibantu dengan vitamin C dosis tinggi.
Pada mata, pengobatan yang bersifat simtomatik adalah tetes metil selulose,
siklopegia.
Pemberian kortikosteroid oral maupun topikal merupkan kontraindikasi karena
dapat meningkatkan aktivitas virus, memperpanjang perjalanan klinik penyakit,
serta memicu infeksi bakteri atau jamur.
8.

Keratitis Flikten
Merupakan reaksi imunologi terhadap stafilokokus aureus, koksidiodes imiitis
serta bakteri patogen lainnya. Terdapat hiperemia konjungtiva, dan memberikan
kesan kurangnya air mata. Secara subjektif, penderita biasanya datang karena
ada benjolan putih kemerahan di pinggiran mata yang hitam. Apabila jaringan
kornea terkena, maka mata berair, silau, dan dapat disertai rasa sakit dan
penglihatan kabur.
Terdapat benjolan putih kekuningan pada daerah limbus yang dikelilingi daerah
konjungtiva yang hiperemis.Bila kornea terkena, dapat ditemukan keratitis
dengan gambaran yang bermacam-macam; yaitu infiltrat dan neovaskularisasi.
Gambaran yang khas adalah terbentuknya papula atau pustula pada kornea atau
konjungtiva karena itu penyakit ini biasanya disebut kerato konjungtivits
flikten.
Pada tukak dapat diberikan antibiotik topikal atau oral.

9.

Keratitis Sika
Keratitis Sika adalah keratitis yang pada dasarnya diakibatkan oleh kurangnya
sekresi kelenjar lakrimal dan atau sel globet. Secara objektif, pada tingkat dryeye, kejernihan permukaan konjungtiva dan kornea hilang, tes schirmer
berkurang, tear-film kornea mudah pecah, tear break-up time berkurang, sukar
menggerakan kelopak mata. Kelainan kornea dapat berupa erosi kornea,
keratitis filamentosa, atau pungtata. Pada kerusakan kornea yang lebih lanjut
dapat terjadi ulkus kornea dengan segala komplikasinya.

7 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


Apabila yang kurang adalah komponen air dari air mata, diberikan air mata
tiruan; sedangkan bila komponen lemaknya yang berkurang maka diberikan
lensa kontak.
10. Keratitis lagoftalmus, akibat mata tidak dapat menutup sempurna, sehingga
kornea menjadi kering dan mudah terkena trauma. Dapat dikarenakan parese
Nervus VII.
11. Keratitis neuroparalitik, akibat kerusakan Nervus V

TUKAK (ULKUS) KORNEA


Ulserasi kornea dapat meluas ke dua arah yaitu melebar dan mendalam. Ulkus yang
kecil dan superfisial akan lebih cepat sembuh, kornea dapat jernih kembali.
Pada ulkus yang menghancurkan membran Bowman dan stroma, akan menimbulkan
sikatriks kornea.
Gejala Subjektif sama seperti gejala keratitis. Gejala Objektif berupa injeksi siliar,
hilangnya sebagaian jaringan kornea, dan adanya infiltrat. Pada kasus yang lebih berat
dapat terjadi iritis disertai hipopion.
1. Tukak ( ulkus ) marginal
Peradangan kornea bagian perifer, biasanya karena alergi, toksik, infeksi, dan

penyakit kolagen vaskular


Etiologi : S. pneumoniae, H. aegepty, M. lacunata, Escherichia
Gejala : penurunan visus disertai rasa sakit, fotofobia, lakrimasi, blefarospasme,

injeksi konjungtiva, infiltrat


Pengobatan : antibiotik dengan steroid lokak dan vit B dan C dosis tinggi

2. Ulkus sentral
Etiologi :
Bakteri : pseudomonas, pneumokokus, moraxella liquefaciens, klebsiela pneumoni, E.

coli, Proteus
Virus : Herpes simplex dan zooster
Jamur : candida albicans, fusarium solani, sefalosporum, aspergilus

B. Anatomi dan Fisiologi Uvea

8 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


Uvea merupakan lapisan vaskuler berpigmen dari dinding bola mata yang terletak antara
korneasklera dan neuroepitelium. Uvea terdiri dari tiga bagian, yaitu iris, badan siliaris,
dan koroid.

Gambar 1. Anatomi uvea


Iris
Iris merupakan membran yang berwarna, berbentuk sirkular yang ditengahnya
terdapat lubang yang dinamakan pupil. Iris berpangkal pada badan siliar dan merupakan
pemisah antara bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan iris warnanya
sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut
kripti. Jaringan otot iris terusun longgar dengan otot polos yang berjalan melingkari pupil
(sfingter pupil) dan radial tegak lurus pupil (dilator pupil). Iris menipis di dekat perlekatannya
dengan badan siliar dan menebal di dekat pupil. Pembuluh darah di sekeliling pupil disebut
sirkulus minor dan yang berada dekat badan siliar disebut sirkulus mayor. Iris dipersarafi oleh
nervus nasoiliar cabang dari saraf cranial III yang bersifat simpatik untuk midriasis dan
parasimpatik untuk miosis.
Korpus Siliaris
Korpus siliaris merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem eksresi
dibelakang limbus. Badan siliar dimulai dari pangkal iris ke belakang sampai koroid terdiri
atas otot-otot siliar dan prosesus siliaris. Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi.
Koroid
Koroid merupakan bagian posterior dari uvea yang terletak antara retina dan sklera.
Terdapat tiga lapisan vaskuler koroid, yaitu vaskuler besar, sedang, dan kecil. Pada bagian
interna koroid dibatasi oleh membran Bruch, sedangkan di bagian luar terdapat
suprakoroidal.
9 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


Vaskularisasi uvea berasal dari arteri siliaris anterior dan posterior yang berasal dari arteri
oftalmika. Vaskularisasi iris dan badan siliaris berasal dari sirkulus arteri mayoris iris yang
terletak di badan siliaris yang merupakan anastomosis arteri siliaris anterior dan arteri siliaris
posterior longus. Vaskularisasi koroid berasal dari arteri siliaris posterior longus dan brevis.
Fungsi dari uvea antara lain :
1. Regulasi sinar ke retina
2. Imunologi, bagian yang berperan dalam hal ini adalah khoroid
3. Produksi akuos humor oleh korpus siliaris
4. Nutrisi
5. Filtrasi
UVEITIS
Peradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh efek langsung suatu
infeksi atau merupakan fenomena alergi terhadap antigen dari luar atau antigen dari dalam.
Radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous Barrier sehingga terjadi
peningkatan protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam humor akuos yang tampak pada
penyinaran miring menggunakan sentolop atau akan lebi jelas bila menggunakan slit lamp,
berkas sinar yang disebut fler.
Fibrin dimaksudkan untuk menghambat gerakan kuman akan tetapi justru mengakibatkan
perlekatan-perlekatan misalnya perlekatan iris pada permukaan lensa (sinekia posterior).
Sel-sel radang yang terdiri atas limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk presipitat
keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea. Apabila
presipitat keratik ini besar, berminyak disebut mutton fat keratic precipitate. Akumulasi selsel radang dapat pula terjadi pada tepi pupil disebut Koeppe nodules, bila di permukaan iris
disebut Busacca nodules, yang bisa ditemukan juga pada permukaan lensa dan sudut bilik
mata depan.
Pada iridosiklitis yang berat sel radang dapat sedemikian banyak hingga menimbulkan
hipopion.
1. Uveitis Anterior
Peradangan mengenai iris dan jaringan badan siliar, biasanya unilateral dengan onset

akut
Gejala : mata sakit, merah, fotofobia, penglihatan turun ringan dengan mata berair,

10 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


2. Uveitis posterior
Terdapat beberapa bentuk :
Koroiditis anterior : radang koroid perifer
Koroiditis areolar : bermula di daerah makula lutea dan menyebar ke perifer
Koroiditis difusa/diseminata : tersebar di seluruh fundus okuli
Koroiditis eksudatif : disertai bercak-bercak eksudat
Gejala : penglihatan buram, vitreous keruh, tidak sakit dan fotofobia, infiltrat dalam
retina dan koroid, edema papil, perdarahan retina
Disebabkan oleh trauma, pasca bedah, infeksi (TBC, sifilis, toksoplasma), penyakit
autoimun

ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat
infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Pasien biasanya
mengeluhan nyeri dan mata merah. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata
dan struktur di dalam nya. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan memberikan
abses di dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur
yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran darah
(endogen).
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada
tinclakan pembedahan yang membuka bola mata.
Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bekteri, jamur, ataupun parasit dari
fokus infeksi di dalam tubuh. Bakteri yang sering merupakan penyebab adalah
stafilokok, streptokok, pneumokok, pseudomonas dan basil sublitis. Jamur yang sering
mengakibatkan endoftalmitis supuratif adalah aktinomises, aspergilus, fitomikosis
sportrikum dan kokidioides. Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan
gambaran klinik rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar
dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, komea keruh, bilik mata depan keruh yang
kadang-kadang disertai dengan hipopion. Kekeruhan ataupun abses di dalam badan
kaca, keadaan ini akan memberikan refleks pupil berwama putih sehingga gambaran
seperti retinoblastoma atau pseucloretinoblastoma. Endoftalmitis yang disebabkan
jamur masa inkubasi lambat kadang-kadang sampai 14 hari setelah infeksi dengan
11 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


gejala mata merah dan sakit. Di dalam badan kaca ditemukan masa putih abu-abu,
hipopion ringan, bentuk abses satelit di dalam badan kaca, dengan proyeksi sinar
yang baik. Endoftalmitis diobati dengan antibiotika melalui periokular atau sub konjungtiva.

Pengobatan:
Antibiotik topikal dan sistemik ampisilin 2 gram/hari dan kloramfenikol 3 gram/hari.
Antibiotik yang sesuai untuk kausa bila kuman adalah stafilokok, basitrasin (topikal),

metisilin (subkojuntiva)
pnemokokus, streptokokus dan stafilokokus - penisilin G (top, subkonj)
Neiseria - penisilin G (top. Subkonj)
Pseudomonas diobati dengan gentamisin; tobramisin dan karbesilin (top. Subkonj)
Jamur diobati dengan Amphoterisin B 150 mikrogram sub konjungtiva, Natamycin,
Miconazole

GLAUKOMA
Glaukoma sudut tertutup akut, ditandai dengan peningkatan TIO secara mendadak, terjadi
pada usia > 40 tahun
Gejala Klinik :
A. Stadium I (prodormal) :
halo (melihat seperti ada pelangi)
sakit kepala ringan
gangguan akomodasi
Objektif :
injeksio perikorneal ringan
kornea edema
COA dangkal
pupil mid dilatasi
B. Stadium II (fase akut kongestif):
sakit kepala hebat
mual & muntah
visus menurun
Objektif :
12 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak


palpebra edema
konjungtiva kemosis
kornea edema
COA dangkal
Iris kripte (-)
Pupil mid dilatasi, reflex cahaya
Sinekia anterior Iris melengket ke kornea
Glaukoma Flecken bercak iris pada lensa
TIO > 50 mmHg
C. Stadium Kongestif Kronik :
- unkontrol
- visus jelek
- tanda kongestif
- TIO < 45 mmHg
Tatalaksana :

Pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit disusul setiap 1 jam selama 1 hari

Asetazolamid IV 500 mg, disusul 250 mg tablet setiap 4 jam setelah keluhan mual
hilang

Timolol : menurunkan prod. HA

Manitol IV 1,5-2 mg/kgBB dalam larutan 20%

13 Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSIJ Pondok Kopi

Anda mungkin juga menyukai