Anda di halaman 1dari 25

Referat

“Iridosiklitis”
Pembimbing : dr. Minggaringrum, Sp.M

Raihana Zahra Ichsani


201620401011093

SMF MATA RS BHAYANGKARA KEDIRI – FKUMM 2017


Pendahuluan

Uvea : Iris, Korpus Siliaris, Koroid

Iridosiklitis  Uveitis Anterior


Iridosiklitis merupakan peradangan iris dan badan siliar yang dapat
berjalan akut ataupun kronis.
Anatomi
• Bersambungan dengan permukaan
anterior lensa
IRIS
• Memisahkan kamera anterior dari
kamera posterior,
• Terdapat stroma iris terdapat sfingter
dan otot-otot dilator
• Kedua lapisan berpigmen pekat pada
permukaan posterior iris merupakan
perluasan neuroretina dan lapisan
epitel pigmen retina ke arah anterior(2).
• Pasokan darah dari a. sirkulus major
iris
• Persarafan iris adalah melalui serat-
serat di dalam nervus siliares
• Konstriksi iris dari parasimpatis
melalui N III dan dilatasi yang
ditimbulkan oleh aktivitas simpatik
Korpus Siliaris
• Membentang ke depan dari ujung anterior koroid
ke pangkal iris (+6 mm)
• Terdiri dari pars plikata dan pars plana
• Prosesus siliaris terutama terbentuk dari kapiler-
kapiler dan vena yang bermuara ke vena-vena
vortex
• Lapisan epitel siliaris
• tanpa pigmen
• berpigmen
• Prosesus siliaris dan epitel siliaris pembungkusnya
berfungsi sebagai pembentuk aquous humor
Koroid
• Berada di antara retina dan sklera
• Tersusun dari tiga lapisan pembuluh darah
koroid; besar, sedang dan kecil
• Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenal
sebagai koriokapilaris
• Darah dari pembuluh darah khoroid dialirkan
melalui empat vena vortex, satu di masing-
masing kuadran posterior.
• Bagian dalam dibatasi oleh membran Bruch dan
bagian luar oleh sklera
• Ruang suprakoroid terletak di antara koroid dan
sklera
• Koroid melekat erat ke posterior ke tepi-tepi
nervus optikus. Ke anterior, koroid bersambung
dengan korpus siliare
• Agregat pembuluh darah koroid memperdarahi
bagian luar retina yang mendasarinya
IRIDOSIKLITIS
Definisi
• Uvea berasal dari bahasa Latin “Uva” yang berarti anggur, terdiri dari
beberapa komponen yang berperan besar dalam vaskularisasi bola mata.

• Iritis adalah radang uvea yang hanya mengenai bagian depan jaringan uvea
atau selaput pelangi (iris)

• Bagian tengah uvea = siklitis

• Iritis akan disertai dengan siklitis = uveitis anterior (iridosiklitis)


Epidemiologi
• Di Amerika Serikat ditemukan angka kejadian uveitis anterior adalah 8-12
orang dari 100.000 penduduk per tahun

• Insiden meningkat pada usia 20-50 tahun dan paling banyak pada usia
sekitar 30-an

• Menurut American Optometric Association (AOA), berdasarkan etiologinya


ada beberapa faktor resiko: penderita toxoplasmosis, PMS(sifilis, HIV, dan
sindroma Reiter)
Agen non-spesifik

Klasifikasi Spesifitas Agen spesifik

Penyakit sistemik

Endogen
Asalnya
Eksogen
Iridosiklitis

Akut
Lamanya
Kronik

Granulomatosa
Patologi
Non-granulomatosa
Etiologi
• Reaksi imunitas
• Infeksi
• Benda asing/antigen
• Penyakit autoimun

Deposisi kompleks imun dalam traktus uvealis


1. Tipe granulomatosa akut : 2. Tipe Nongranulomatosa akut
• Sarkoiditis • Trauma • Pascabedah

• Sifilis • Diare kronis • Infeksi


• Penyakit reiter adenovirus
• Tuberculosis
• Herpes simpleks • Parotitis
• Virus (herpes simpleks)
• Sindrom bechet • Influenza
• Jamur (histoplasmosis)
• Sindrom posner schlosman • Klamidia
• Parasit (toksoplasmosis)
Radang

Hiperemis Pembentukan Sel radang dan


Pd. melebar
aktif cairan (+) fibrin

Dilalui Sel Darah Merah COA

Tek. Osmotik
Hifema Kornea Trabekula Pupil
cairan (+)

Keratik Organisasi ke
Radang Sumbat
presipitat lensa

Sinekia post Seklusio pupil


• Uveitis Anterior Granulomatosa :

• mengenai sembarang traktus uvealis namun lebih sering pada uvea posterior.

• Terdapat kelompok nodular sel-sel epithelial dans el-sel raksasa yang


dikelilingi limfosit di daerah yang terkena

• Deposit radang pada permukaan posterior kornea terutama terdiri atas


makrofag dan sel epiteloid.

• Diagnosis etiologi spesifik dapat ditegakkan secara histologik pada mata yang
dikeluarkan dengan menemukan kista toxoplasma, basil tahan asam

tuberculosis, spirocheta pada sifilis,tampilan granuloma khas pada sarcoidosis

atau oftalmia simpatika dan beberapa penyebabspesifik lainnya.


• Uveitis Anterior Nongranulomatosa :

• Umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen  berespon baik terhadap


terapi kortokosteroid

• Diduga peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas

• Uveitis ini timbul terutama dibagian anterior traktus yakni iris dan korpus siliaris.

• Terdapat reaksi radang dengan terlihatnya infiltrasi sel-sel limfosit dan sel plasma
dalam jumlah cukup banyak dan sedikit sel mononuclear.

• Pada kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besaratau hipopion didalam kamera
okuli anterior
Non Granulomatosa Granulomatosa
Sakit Nyata Tidak ada/ ringan
Fotofobia Nyata Ringan
Penglihatan kabur Sedang Nyata
Merah sirkumkorneal Nyata Ringan
Perisipitat keratik Putih halus Kelabu besar
Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur
(bervariasi)

Nodus iris Kadang-kadang Kadang-kadang


Tempat Uvea anterior Uvea posterior
Perjalanan Akut Kronis
Rekurens Sering Kadang-kadang
Synechia posterior Kadan-kadang Kadang-kadang
Diagnosis
Anamnesis
• Riwayat kesehatan pasienriwayat penyakit sistemik yang mungkin pernah diderita
oleh pasien.
• Nyeri dangkal (dull pain), yang muncul dan sering menjadi lebih terasa ketika mata
disentuh pada kelopak mata. Nyeri tersebut dapat beralih ke daerah pelipis atau
daerah periorbital. Nyeri tersebut sering timbul dan menghilang segera setelah
muncul.
• Fotofobia
• Kemerahan tanpa sekret mukopurulen
• Pandangan kabur (blurring)
• Umumnya unilateral
Pemeriksaan Oftalmologi
• Visus ( n / sedikit menurun)
• TIO pada mata yang meradang lebih rendah daripada mata yang sehat
• Konjungtiva ( injeksi silier, injeksi konjungtiva)
• Kornea : Keratik presipitat, udema stroma kornea
• Camera Oculi Anterior (COA) : sel flare dan/atau hipopion.
• 0 : tidak ditemukan sel
• +1 : 5-10 sel
• +2 : 11-20 sel
• +3 : 21-50 sel
• +4 : > 50 sel
• Aqueous flare
• 0 : tidak ditemukan flare
• +1 : terlihat hanya dengan pemeriksaan yang teliti
• +2 : moderat, iris terlihat bersih
• +3 : iris dan lensa terlihat keruh
• +4 : terbentuk fibrin pada cairan akuos
• Hipopion
• Iris (sinekia posterior)

• Pemeriksaan Laboratorium
• Diperlukan untuk menentukan etiologinya
Diagnosis Banding

• Konjungtivitis

• Keratitis, keratokonjungtivitis

• Glaukoma akut
Terapi
Tujuan utama terapi uveitis anterior adalah :
• Mencegah sinekia posterior
• Mengurangi keparahan (severity) dan frekuensi serangan atau eksaserbasi uveitis
• Mencegah kerusakan pembuluh darah iris yang dapat:
• Mengubah kondisi dari iridosiklitis akut menjadi iridosiklitis kronik (terjadi
perburukan diagnosis)
• Meningkatkan derajat keparahan keadaan yang memang sudah kronik
• Mencegah atau meminimalkan perkembangan katarak sekunder
• Tidak melakukan tindakan yang dapat menyakiti atau merugikan pasien.
• Terapi Uveitis Anterior Non-granulomatosa

• Analgetik sistemik secukupnya

• Kacamata gelap untuk keluhan fotofobia

• Atropine ,

• Tetes steroid lokal

• Steroid sistemik, subkonjungtiva dan peribulbar.

• Sikoplegik spesifik diberikan bila kuman penyebab diketahui

• Terapi Uveitis Anterior Granulomatosa

• Terapi diberikan sesuai dengan penyebab spesifiknya. Atropin 2% diberikan sebagai


dilator pupil bila segmen anterior terkena
Komplikasi

• Sinekia anterior perifer

• Sinekia posterior

• Katarak

• Edema kistoid makular dan degenerasi makula


Daftar Pustaka
1. Moorthy RS. 2008-2009 Basic and Clinical Science Course Section 9: Intraocular Inflamation and uveitis. American Academy
of ophthalmology. 2007.
2. Vaughan DG. Anatomi & Embriologi Mata: Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Edisi 14. Widya Medica. Jakarta.
3. Vaughan DG. Traktus Uvealis & Sklera In: Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Edisi 14. Widya Medica. Jakarta.
4. Ming, Stew., Constable, I., Color Atlas of Ophtamology. 3th Edition. World Sciens. New York. 2004.p.65.
5. Paramita,Galuh P. 2010. Uveitis Anterior. Available from URL: http ://www. fkumycase.net /wiki/ index. php? page=
mata+%22+ uveitis+ anterior %22.html.
6. Ilyas S. 2007. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal. 172-4.
7. Trad MJ. Anterior uveitis. [Serial online]. [march, 24 2000]. Available
from:URL:http://www.optometry.co.uk./journal/23564/anterior_uveitis.html
8. Lang, GK. Ophthalmology A Short Textbook. Thieme. Stuttgart-New York. 2000.p.211.
9. Teoh PC. Anterior uveitis as a clinical presentation of orbital inflammatory disease in an adult. Vol 50. Edisi 229 [serial
online]. [Januari 2009]. Available from: URL:http://www.singaporemedj.com/2009/50/e229.html
10. Amoaku and Browning. Common Eye Diseases and their Management. 3th edition. Springer-Verlag. London. 2006.p.143.

Anda mungkin juga menyukai