Anda di halaman 1dari 20

UVEITIS

Disusun Oleh:
Sheren Vinera L, S.ked
FAB 117 045

PEMBIMBING:
dr. Rosmaryati. M, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN MATA
RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
PENDAHULUAN

UVEITIS •10-15% penyebab kebutaan


• IRIS di negara berkembang
• KORPUS • Inflamasi atau •Di dunia diperkirakan
sekitar 15 per 100.000
SILIARIS peradangan pada
orang, atau 38.000 kasus
jaringan uvea baru /tahun
• KOROID

UVEA EPIDEMIOLOGI
Kornea Bilik Mata Depan
Pinggir kornea = limbus (BMD),
Bilik Mata Belakang
Trabekula , (BMB)
Kanal Schlemm Lensa kapsul,
Sklera korteks, inti)
Zonula Zinnii
Uvea:-Iris
-Korpus Siliaris
N. Optikus, berselubung:
-Koroidea
Duramater
Retina -Neuro-retina
-Epitel pigment Arakhnoidea
Piamater
Korpus Vitreum
Uvea
ANATOMI • Iris, korpus siliaris dan
koroid
Iris
• mengendalikan cahaya yang
masuk ke mata
Korpus siliaris
• memberi nutrisi dan
memproduksi humor
aqueos
Koroid
• memberi nutrisi lapisan luar
retina bagian dalam
DEFINISI

UVEITIS : peradangan atau inflamasi pada uvea

UVEITIS ANTERIOR : peradangan yang terjadi pada


segmen anterior dari uvea ( iris dan korpus siliaria)

UVEITIS POSTERIOR : peradangan yang terjadi


pada segmen posterior dari uvea (koroid)
LOKASI PERADANGAN
KLASIFIKASI
UVEITIS ANTERIOR
- iris, iridosiklitis dan
uveitis intermedia
UVEITIS POSTERIOR
- koroiditis,
koriorenitis,
retinokoroiditis
PANUVEITIS
- uveitis anterior dan
posterior terjadi
bersamaan
KLASIFIKASI
Granulomatosa Non Granulomatosa
KLASIFIKASI
PARASIT

JAMUR IMUNOLOGIK

PENYAKIT
VIRUS
SISTEMIK

BAKTERI PENYEBAB NEOPLASMIK


ETIOLOGI

EKSOGEN • trauma, operasi inraokuler, iatrogenik

• Bakteri, virus, jamur, parasit


• Penyakit sistemik
ENDOGEN • Imunologik
• Neoplastik

IMMUNODEFISIENSI • AIDS

IDIOPATIK
DIAGNOSIS
GEJALA UVEITIS ANTERIOR UVEITIS POSTERIOR

ANAMNESA dan Mata terasa seperti ada pasir Penurunan penglihatan


PEMERIKSAAN Mata merah disertai air mata Terlihat floaters (seperti lalat
FISIK Nyeri Fotofobia berterbangan)
Blefarospasme Nyeri
Penglihatan kabur atau menurun ringan Fotofobia
Kelopak mata edema disertai ptosis ringan. Bilik mata depan keruh (flare).
Konjungtiva merah Konjungtiva merah
Hiperemia perikorneal
Bilik mata depan keruh (flare).
Sudut BMD menjadi dangkal bila didapatkan sinekia.
Iris edema dan warna menjadi pucat, terkadang
didapatkan iris bombans.
Dapat pula dijumpai sinekia posterior ataupun sinekia
anterior.
Pupil menyempit, bentuk tidak teratur, refleks lambat
sampai negatif.
Lensa keruh
TIO meningkat, bila telah terjadi glaukoma sekunder.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Flouresence Angiografi (FA)
• pencitraan yang penting dalam mengevaluasi penyakit korioretinal,
komplikasi intraokular dari uveitis posterior & pemantauan hasil
terapi
Pada FA, yang dapat dinilai adalah:
• edema intraokular
• vaskulitis retina
• neovaskularisasi sekunder pada iris, koroid atau retina
• N. optikus
• radang pada koroid
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. USG
• dapat menunjukkan keopakan vitreus, penebalan retina dan
pelepasan retina.
3. Pemeriksaan laboratorium
• dilakukan pada uveitis non granulomatosa atau jelas berespon
dengan terapi non spesifik, uveitis anterior yang tetap tidak
responsif dengan pengobatan.
4. Biopsi Korioretinal
• dilakukan jika diagnosis belum dapat ditegakkan dari gejala dan
pemeriksaan laboratorium lainnya
TERAPI UVEITIS ANTERIOR
Terapi Non Spesifik Terapi Spesifik

1. Penggunaan kacamata hitam. 1. Dewasa : Antibiotik kombinasi steroid.


2. Kompres hangat. Per oral dengan Chloramphenicol 3 kali
3. Midritikum/sikloplegik sehari 2 kapsul
Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes 2. Anak : Chloramphenicol 25 mg/kgbb
Homatropin 2% sehari 3 kali tetes sehari 3-4 kali.
Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes
4. Anti Inflamasi
Topikal : dexamethasone 0,1 % atau
prednisolone 1 %.
Sistemik : prednisone oral mulai 80 mg per
hari sampai tanda radang berkurang, lalu
diturunkan 5 mg tiap hari.
TERAPI UVEITIS POSTERIOR
KONSERVATIF TINDAKAN

Diberikan anti- radang seperti Vitrektomi atau bedah retina dilakukan


kortikosteroid, immunosuppressive / untuk membersihkan cairan dalam bola
cytotoxic agent . mata yang meradang atau untuk diagnosis
Bila penyebabnya infeksi maka akan penyakit.
diberikan antibiotik atau anti virus.
KOMPLIKASI

UVEITIS ANTERIOR UVEITIS POSTERIOR

• Sinekia posterior dan anterior • Hipopion


• Glaukoma sekunder • Glaukoma
• Katarak komplikata. • Vitritis
PROGNOSIS
Uveitis umumnya berulang,
penting bagi pasien untuk
melakukan pemeriksaan berkala
dan cepat mewaspadai bila terjadi
keluhan pada matanya. Tetapi
tergantung di mana letak eksudat
dan dapat menyebabkan atropi.
Apabila mengenai daerah makula
dapat menyebabkan gangguan
penglihatan yang serius.
KESIMPULAN
• Uvea terdiri dari iris, korpus siliaris dan khoroid. Uveitis didefinisikan
sebagai inflamasi yang terjadi pada uvea.
• Uveitis anterior adalah proses peradangan yang terjadi pada
segmen anterior uvea.
• Uveitis posterior adalah proses peradangan pada segmen posterior
uvea, yaitu pada koroid, dan disebut juga koroiditis.
• Uveitis umumnya berulang, penting bagi pasien untuk melakukan
pemeriksaan berkala dan cepat mewaspadai bila terjadi keluhan
pada matanya. Tetapi tergantung di mana letak eksudat dan dapat
menyebabkan atropi. Apabila mengenai daerah makula dapat
menyebabkan gangguan penglihatan yang serius.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai