PEMERIKSAAN VISUS
Disusun oleh :
NURUL ARIFATUNNISA, S.Ked
FAB 118 039
Pembimbing:
dr. MANDASARI MANDARANA, Sp.M
Pemeriksaan visus
dilakukan pada mata tanpa Tajam penglihatan normal
Untuk menilai tajam
atau dengan kaca mata. rata-rata bervariasi antara
penglihatan mata / visus
Setiap mata diperiksa 5/5 atau 6/6
terpisah.
3
Ilyas S (2015)
CARA PEMERIKSAAN
VISUS
1
• MENGGUNAKAN CHART
2 • PINHOLE
3
• UJI HITUNG JARI
4
• UJI LAMBAIAN TANGAN
• UJI SINAR
5
4
CARA PEMERIKSAAN
VISUS
MENGGUNAKAN CHART
5
Snellen Chart E Chart
CARA PEMERIKSAAN
VISUS
MENGGUNAKAN CHART
6
Snellen Chart E Chart
Cara Pemeriksaan Menggunakan Chart
Pasien duduk menghadap optotipe chart dengan jarak 6 meter.
Pasien diminta membaca huruf pada optotipe chart dimulai dari huruf yang
terbesar sampai ke huruf yang terkecil pada baris–baris selanjutnya yang masih
dapat terbaca.
Responden disarankan membaca huruf dari kiri ke kanan setiap baris kartu Snellen
atau memperagakan posisi huruf E pada kartu E dimulai baris teratas atau huruf
yang paling besar sampai huruf terkecil (baris yang tertera angka 20/20)
7
Bila dalam baris tersebut responden dapat
membaca atau memperagakan posisi huruf E
KURANG dari setengah baris maka yang
dicatat ialah baris yang tertera angka di
atasnya.
9
CARA PEMERIKSAAN
VISUS
DENGAN PINHOLE
10
Cara Pemeriksaan Dengan Pinhole
Bila pasien melanjutkan bacaannya sampai baris normal (20/20), didapatkan
perbaikan visus yang berarti terdapat terdapat faktor refraksi yang
menyebabkan penurunan visus. maka dapat di koreksi dengan
kacamata.
11
CARA PEMERIKSAAN VISUS
UJI HITUNG JARI
12
Cara Pemeriksaan Uji Hitung Jari
Uji hitung jari dimulai dari jarak 1 m, visus dinyatakan dalam per-60.
Bila jari yang terlihat dan dapat dihitung jumlahnya tanpa salah pada jarak
3m maka tajam penglihatan pasien adalah 3/60.
Bila pasien tetap tidak bisa melihat dan menghitung jari hingga jarak 1 m maka
pemeriksaan dilanjutkan dengan uji lambaian tangan.
13
CARA PEMERIKSAAN VISUS
UJI LAMBAIAN TANGAN
14
Cara Pemeriksaan Uji Lambaian Tangan
Uji ini digunakan bila pasien tidak bisa menghitung jari dari jarak 1 m
Bila Pasien dapat melihat lambaian tangan dan dapat menentukan arah lambaian
tangan,maka visusnya adalah 1/300 proyeksi baik
15
CARA PEMERIKSAAN VISUS
UJI SINAR
16
Cara Pemeriksaan Uji Sinar
Pasien diminta menyatakan melihat sinar atau tidak, serta menyatakan arah
datangnya sinar.
Proyeksi sinar ini dicek dari 4 arah, untuk mengetahui apakah tangkapan retina
masih bagus pada 4 sisinya, temporal, nasal, superior, dan inferior.
17
Hasil Pemeriksaan Uji Sinar
Dinyatakan dalam Bila pasien dapat Bila tidak mampu
per-tak terhingga. melihat sinar menyatakan arah Bila pasien tetap
Bila mampu datangnya sinar, tidak dapat
maka visusnya
menyatakan arah maka visusnya 1/ melihat sinar
1/ ~ (LP) datangnya sinar maka visusnya
~ dengan
dengan baik, proyeksi buruk adalah No light
maka visusnya (light projection perception / NLP
1/~ dengan jelek (LPJ)). (butatotal).
proyeksi baik
(light projection
baik (LPB)).
18
PEMERIKSAAN
VISUS KOREKSI
Cara Pemeriksaan Visus Koreksi
Koreksi visus dilakukan dengan Teknik trial and error
Pasang lensa sferis +0.5D. Setelah diberi lensa sferis +0.5D visus
membaik, berarti hipermetropi
Koreksi yang diberikan pada hipermetrop adalah koreksi lensa sferis positif
terbesar yang memberikan visus sebaik – baiknya
20
Cara Pemeriksaan Visus Koreksi
Jika diberi lensa sferis positif bertambah kabur, berarti miopia. Maka lensa diganti
dengan lensa sferis negatif.
Koreksi dilanjutkan dengan cara menambah atau mengurangi lensa sferis sampai
didapatkan visus 6/6
Koreksi yang diberikan pada miopia adalah koreksi lensa sferis negatif terkecil
yang memberikan visus sebaik-baiknya.
Jika visus tidak bisa mencapai 6/6, maka dicoba dengan memakai pinhole
Bila visus membaik setelah diberi pinhole, berarti terdapat astigmatisma maka
dilanjutkan dengan koreksi astigmatisma.
21
Cara Pemeriksaan Visus Koreksi
Setelah visus menjadi 6/6, dilakukan
pemeriksaan binokularitas :
22
ALTERNATIVE COVER TEST
• Dilakukan dengan cara menutup kedua mata secara bergantian.
Pasien membandingkan kedua mata mana yang paling jelas.
Pada mata miopia, mata yang paling jelas koreksinya dikurangi.
Pada mata hipermetrop, mata yang paling jelas koreksinya
ditambah.
23
Distortion test
24
Refraksi Astigmatisme Dial
25
Penilaian sumbu lensa Silinder
26
Menilai koreksi silinder
27
TEKNIK CROSS SYLINDER
28
TERIMA KASIH
DAFTAR
PUSTAKA
1. Sudira PG, Wardani P. Buku Panduan Belajar Koas Ilmu Kesehatan Mata. Denpasar: Penerbit Udayana University
Press.;2017. 9-10 p
2. Ilyas,S.2012.Dasar-Dasar teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata edisi ke 4. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
3. Ilyas S. Pemeriksaan Silinder Silang. Dasar-Teknik Pemeriksaan dalam Penyakit Ilmu Mata. Edisi ke-4. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012. Hlm 72-73.
4. Buku Kaidah Klinis Dasar 2 FK UPR
31