Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG

Pembimbing:
dr. Sudarti Sp.M

Disusun oleh:
Widhy Anindya Wardhani
H2A013041

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


SEMARANG
2017
PENDAHULUAN
 Lapangan pandang merupakan perluasan perifer dari dunia

visual, normalnya 50° superior, 60° nasal, 70° inferior, dan


50° temporal. Bintik buta antara 10° dan 20° temporal.

 Penyempitan dari batas lapangan pandang tersebut atau

skotoma disebut sebagai kelainan lapangan pandang.

 Pemeriksaan lapangan pandang yang sering digunakan pada

tes oftalmologi adalah tes konfrontasi, perimetri, dan kisi –


kisi Amsler.
ANATOMI JALUR VISUAL
RETINA
 Jaringan saraf berlapis tipis dan semi transparan yang melapisi
bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina
membentang ke anterior hampir sejauh corpus ciliaris dan
berakhir pada ora serrata dengan tepi tidak rata.
 Makula lutea merupakan daerah yang mengandung xantofil.
Pada pusat makula terdapat fovea dan foveola.
 Fotoreseptor terdiri dari sel batang (skotopik) di perifer dan
sel kerucut (fotopik) di sentral, mendeteksi cahaya yang
masuk ke dalam mata dan mengubah rangsangan cahaya
tersebut menjadi impuls saraf.
NERVUS OPTICUS
FISIOLOGI PENGLIHATAN
 Cahaya memasuki mata melalui pupil yang diatur iris
Cahaya fokus di retina bayangan bergantung
pada kemampuan refraksi mata (kornea, aqueous humor,
lensa, dan vitreous humor) perubahan energi cahaya
menjadi aksi potensial nervus optikus optic
chiasm optic tract lateral geniculate dari thalamus
superior colliculi korteks serebri.
 Jenis penglihatan : sentral dan perifer.
LAPANGAN PANDANG
 Seluruh daerah yang dapat dilihat oleh mata kita tanpa

mengalihkan tatapan.

 Lapangan pandang pada mata normal meluas hingga sekitar

50° ke arah superior, 60° ke arah nasal, 70° ke arah inferior,


dan 50° ke arah temporal. Pada sisi temporal lapangan
pandang terdapat bintik buta antara 10° dan 20°.
PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG
 Menentukkan batas luar dari persepsi visual pada retina

perifer dan kualitas berbagai penglihatan di area tersebut.

 Mendeteksi kehilangan penglihatan perifer dan memberikan

gambaran peta dari defek penglihatan tersebut yang dapat


membantu dalam menemukan penyebabnya
INDIKASI dan SYARAT PEMERIKSAAN
INDIKASI:
 Kooperatif, karena membutuhkan konsentrasi dan pemahaman
 Memiliki minimal visus 1/60 (hitung jari)
 Memiliki faktor risiko penyakit dengan gangguan lapangan
pandang yang membutuhkan pengawasan
SYARAT:
 Fiksasi tetap dan perhatian pasien
 Jarak yang tetap dari mata ke layar atau alat penguji
 Kadar pencahayaan dan kontras latar belakang yang seragam dan
standar
 Target uji dengan ukuran dan kecerahan yang standar
 Protokol yang universal, untuk pelaksaan uji oleh pemeriksa.
TES KONFRONTASI
 Memberikan gambaran perkiraan kasar lapangan pandang
pasien yang dibandingkan dengan lapangan pandang
pemeriksa.
 Pasien dan pemeriksa saling berhadapan dengan jarak 1
meter. Satu mata pasien ditutup dan pemeriksa juga menutup
mata pada sisi yang sama. Satu objek diletakkan diantara
pasien dan pemeriksa, kemudian digerakkan dari perifer ke
pusat. Pasien diminta mengatakan kapan ia pertama kali
melihat objek tersebut.
PERIMETRI
METODE :
 Statik
 Kinetik

JENIS :
 Tangent Screen
 Perimetri Goldman
 Computerized automated perimetry
TANGENT SCREEN/KAMPIMETRI
PERIMETRI GOLDMAN
AUTOMATED COMPUTERIZED PERIMETRI
AMSLER GRID
 Diamati oleh masing – masing mata secara terpisah pada jarak
baca 30 cm, melihat ke bagian tengah gambar tersebut dan
melaporkan bila melihat garis – garis yang mengalami distorsi
bergelombang atau daerah yang tidak terlihat. Mata yang satu
dibandingkan dengan mata sebelahnya.
GANGGUAN LAPANGAN PANDANG
 Skotoma sentral disebabkan oleh penyakit makula atau nervus
opticus.
 Skotoma perifer disebabkan oleh glaukoma stadium akhir, retinitis
pigmentosa, retinopati diabetik yang diterapi dengan
fotokoagulasi, serta kelainan dan penyakit sistem saraf pusat.
 Dapat menentukan lokasi lesi di nervus opticus seperti anopsia,
hemianopsia nasalis, hemianopsia bitemporalis, hamianopsia
homonim kontralatral, dll.
KESIMPULAN
Pemeriksaan lapangan pandang sangat beragam dan berguna
dalam menunjang diagnosis penyakit sistem saraf sentral atau
penyakit lain, seperti glaukoma dan degenerasi makular yang
dapat menyebabkan defek pada lapangan pandang. Abnormalitas
pada lapangan pandang dapat berupa skotoma atau distorsi
penglihatan yang dapat mengganggu penglihatan seseorang.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan lapangan pandang pada
pemeriksaan oftalmologi.

Anda mungkin juga menyukai