ULKUS KORNEA
Oleh :
ANNISA RAMLIS
NIM.1508434439
Pembimbing :
dr.Yulia Wardany, Sp.M
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kornea merupakan membran pelindung atau jendela yang dilalui cahaya
saat menuju retina yang struktur normalnya uniform, avaskular dan deturgensens. 1
Kornea terdiri dari beberapa lapisan yaitu epitel, membrane Bowman, stroma,
membrane Descement dan endotel.2 Cedera pada kornea akan memudahkan
terjadinya infeksi pada stroma yang avaskular dan lapisan Bowman oleh bakteri,
amuba dan jamur. Banyaknya serat nyeri pada kornea juga akan menimbulkan
rasa nyeri dan fotofobia.1
Salah satu cedera pada kornea yang dapat menyebabkan kebutaan adalah
ulkus kornea. Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea.2 Kejadian ulkus kornea bervariasi pada berbagai
negara. Ulkus kornea telah menjadi silent epidemic di negara berkembang.
Gonzales et al. menyebutkan bahwa di Madurai District, India Selatan, terdapat
113 pasien dengan ulkus kornea per 100.000 penduduk, yaitu 10 kali lipat
dibandingkan angka kejadian ulkus kornea di Minnesota, Amerika Serikat yang
hanya berkisar 11 kejadian per 100.000 penduduk.3
Ulkus kornea berada pada urutan kedelapan dari sepuluh besar penyakit di
Rawat Inap Mata RSUD Arifin Achmad Pekanbaru berdasarkan data dari Bina
Program RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada tahun 2004. Utami menyebutkan
bahwa penyebab terbanyak ulkus kornea pasien Rawat Inap Mata di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru periode Januari 2001- Desember 2005 adalah trauma yaitu
sebanyak 65,91% dan disusul oleh penyebab yang tidak diketahui, dan obat. Jenis
ulkus kornea terbanyak adalah ulkus kornea sentral yaitu sekitar 75%.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi Kornea
Kornea merupakan jaringan transparan yang tembus cahaya dengan ukuran
dan struktur sebanding dengan kristal sebuah jam tangan yang menutupi bola
mata sebelah depan (Gambar 1). Kornea terdiri dari beberapa lapisan, yaitu epitel,
membrane Bowman, stroma, membrane Descement dan endotel (Gambar 2).1,2
Ulkus kornea
2.2.1 Definisi
Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea.2
2.2.2 Etiologi dan klasifikasi
Ulkus kornea dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti yang diterangkan
dalam tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1 Etiologi ulkus kornea6
Kategori
Contoh
Kelainan kornea non- Bullous keratopathy (contoh: ruptur bula)
Cicatricial pemphigoid
traumatik
Herpes simplex keratitis dengan superinfeksi bakteri
sekunder
Dry eyes, primer
Dry eyes, sekunder
Trachoma
Corneal injury
Abrasi kornea
Trauma kornea penetrasi
Benda asing kornea (jarang)
Penggunaan kontak lensa
Kelainan kelopak mata
Blepharitis kronis
Entropion
Penutupan mata tidak sempurna (lagophthalmos, peripheral
facial nerve palsy, defek kelopak mata pasca trauma, atau
exophthalmos)
Trichiasis
3
Defisiensi
KEP
Defisiensi vitamin A
Bakteri
Tidak ada -hebat
Jamur
Tidak ada -hebat
Fotofobia
Bervariasi
Bervariasi
Visus
Biasanya
menurun
Difus
Biasanya
menurun
Difus
Bisa ditemukan
diplokokus gram
positif berbentuk
lancet,
batang
gram
negatif
halus
panjang,
diplobacili gram
negatif, dll.
Kokus
gram
positif: gambaran
tukak
terbatas,
bulat
atau
lonjong,
putih
abu-abu.
Pseudomonas:
tukak
melebar
dengan
cepat,
purulen berwarna
kuning hijau
Infeksi
okular
Kerokan
Lain-lain
2.2.5
Virus
Parasit
Rasa
benda Rasa
nyeri
asing
hebat
Sedang
Terdapat
fotofobia
Menurun
Menurun
ringan
Ringan-sedang
Biasanya
pada
pekerja
pertanian.
Infiltrat abuabu
disertai infiltrat
halus
disekelilingnya
(fenomena
satelit)
Biasanya pada
penggunaan
lensa kontak
Tatalaksana
Penatalaksanaan ulkus kornea dibagi menjadi tatalaksana medikamentosa,
Moxifloxacin,gantifloxacin,
Batang gram negatif: ciprofloxacin, tobramycin,
kurus= pseudomonas. atau gentamicin
Moxifloxacin,gantifloxacin
Batang gram negatif: atau ciprofloxacin
diplobacilli
besar,
berujung
persegi= Moxifloxacin,gantifloxacin
atau tobramycin
Moraxella.
Batang gram negatif
9
Penicillin G, cefazoline
atau vancomycin
Fluoroquinolone lain,
polymixin
B,
atau
carbenicillin
Tobramycin
atau
gentamycin
dan
cefazolin,
atau
penicillin G
lain.
Ceftazidime,
gentamycin,
carbenicillin
atau
2. Anti jamur
Ulkus kornea jamur diobati dengan tetes mata anti jamur konsentransi
tertentu. Tabel 4 menunjukkan obat obat yang dapat diberikan pada pasien dengan
ulkus kornea jamur.
Tabel 4 Terapi Ulkus Jamur7
Organisme
Terapi awal
Terapi alternatif
Tidak
ditemukan Natamisin, vorikonazol
Amfoterisin B, nistatin,
organisme, curiga ulkus
mikonazol,
atau
kornea jamur
flusitosin
Natamisin,
vorikonazol
Hifa
Amfoterisin B, nistatin
Vorikonazol, amfotericin Amfotericin B, nistatin,
Yeast/Candida sp
B
mikonazol,
atau
flusitosin
3. Anti viral
Ulkus kornea virus biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks. Tujuan
pengobatan pada ulkus kornea virus adalah untuk menghambat replikasi virus di
kornea dan membatasi kerusakan akibat inflamasi. Antiviral yang dapat diberikan
yaitu acyclovir 3% salap mata yang dioleskan lima kali sehari. jika terdapat gejala
yang berat dapat diberikan juga antiviral oral, yaitu acyclovir 5x400mg untuk
pasien yang imunokompeten dan 5x800mg untuk pasien dengan penurunan daya
tahan tubuh.1,7
4. Anti acanthamoeba
Sebelum pemberian terapi topikal antijamur, diperlukan debridemant
terlebih dahulu agar memudahkan penetrasi obat. Obat topikal hanya efektif
digunakan untuk trofozoit karena kista resisten terhadap antimikroba dan
memerlukan waktu yang lama. Terapi keratitis jamur adalah poliheksametilen
biguanid 0,02% dan klorheksidin 0,02% atau pilihan lainnya adalah propamidin,
mikonazol, dan neomisin.1,7
5. Obat-obatan lain11
Sulfas atropin diberikan pada pasien ulkus kornea sebagai sedatif,
dekongestif dan menyebabkan paralisis M.siliaris dan M.konstriktor
10
C.
Terapi pembedahan
Terapi pembedahan dilakukan jika tidak terdapat perbaikan dengan
11
RAHASIA
STATUS BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. Z
Pendidikan
: SD
Umur
: 46 tahun
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
MRS
: 29-09-2016
Pekerjaan
: Petani
MR
: 93 57 XX
Keluhan utama
Mata kiri merah dan kabur karena terkena ranting kayu sejak 2 minggu yang
lalu.
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 2 minggu lalu, mata kiri pasien terkena ranting kayu saat sedang
bekerja. Setelah itu, mata kiri merah dan padangannya kabur. Pandangan kabur
disertai nyeri hebat pada mata. Nyeri dirasakan terus menerus dan pasien kesulitan
membuka mata. Keluar air mata terus menerus juga dirasakan dan silau ketika
membuka mata.
Seminggu yang lalu pasien berobat ke dokter umum, diberikan salap mata
dan tablet namun tidak mengalami perbaikan. 5 hari SMRS timbul bercak putih di
mata pasien, awalnya ukuran kecil namun semakin membesar dan pasien sudah
tidak bisa melihat, nyeri (+), merah (+).
Riwayat penyakit dahulu :
-
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang relevan dengan keluhan sekarang.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Komposmentis Kooperatif
Vital sign
: TD
: 120/80 mmHg
HR
: 84 x/i
RR
: 22 x/i
: 36,80C
STATUS OPTHALMOLOGI
OD
20/20
Tidak dikoreksi
Jernih
Kornea
Tenang
Dalam, jernih
Bulat, sentral, 2mm,
refleks cahaya langsung
dan tidak langsung(+)
Jernih
Sklera
COA
Iris/pupil
Lensa
Fundus
OS
1/, proyeksi sinar baik
Tidak dapat dikoreksi
Papil
Bulat, batas tegas, CDR
0,3, AVR 2:3
Dalam batas normal
Reflex (+)
Retina
Makula
13
Gambar
Dalam batas
normal
Injeksi
konjungtiva (+),
injeksi siliar (+)
14
KESIMPULAN/RESUME :
Tn.Z, 43 tahun dengan keluhan mata kiri tertusuk ranting kayu, mata
merah, pandangan kabur, nyeri pada mata, fotofobia, bercak putih pada mata.
Dari pemeriksaan didapatkan penurunan visus, korna udem dan keruh, ulkus
berwarna putih berukuran 6x4x1,5mm pada kornea disertai injeksi
konjungtiva dan injeksi siliar.
DIAGNOSIS KERJA :
Ulkus kornea OS ec suspek bacterial
DIAGNOSIS BANDING:
Ulkus kornea OS ec infeksi jamur
PEMERIKSAAN ANJURAN:
Pewarnaan gram dan KOH
Fluoresence test
Swab dan kultur sensitivitas
USG OS
TERAPI :
Levofloxacin ed 1tetes/2jam OS
Artificial tear ed 1tetes/3jam OS
Natamisin ed 1tetes/4jam OS
SA 1% ed 2x1tetes OS
Asam mefenamat tab 2x500mg
Kontrol 5 hari lagi
PROGNOSIS :
Quo ad vitam
Quo ad functionam
: Bonam
: Dubia ad malam
15
Quo ad kosmetikum
: Dubia ad malam
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan, P. Oftalmologi Umum. 17 th Ed. Alih
bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta: EGC. 2012:125-38.
2. Ilyas, Sidharta. Ilmu penyakit mata. 3rd Ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2008:4-6, 159-67.
3. Whitcher, J.P., Srinivasan, M., Upadhyay, M.P. Corneal blindness: a global
perspective. Bulletin of the World Health Organization. 2001;79(3):214-21.
4. Putri,E.U., Gambaran penderita ulkus kornea di instalasi rawat inap mata
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2001-Desember 2005.
[skripsi] Pekanbaru. 2007.
5. Holland, E.J., Mannis, M.J. Ocular surface disease: Medical and surgical
management. 2001: 7.
6. Roat,M.I. Corneal ulcer [webpage on the Internet]. Merc Manual Professional
Version.
http://www.merckmanuals.com/professional/eye-disorders/corneal-
17