Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang merupakan bagian dari media
refraksi, kornea juga berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas
cahaya menuju retina. Kornea terdiri atas 5 lapis yaitu epitel, membran bowman, stroma,
membran descemet, dan endotel (1; 2).
Keratitis adalah suatu peradangan kornea yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur.
Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan lapis kornea yang terkena, berdasarkan
penyebabnya,dan berdasarkan bentuk klinisnya. Keratitis numularis merupakan salah satu jenis
keratitis berdasarkan bentuk klinisnya. Keratitis biasanya banyak didapatkan pada petani (1; 2; 3).
Keratitis numularis disebut juga keratitis sawahica atau keratitis pungtata tropika.
Penyebab dari keratitis numularis diduga yaitu virus. Diduga virus masuk ke dalam epithelial
(1; 3)
kornea melalui luka . Untuk penatalaksanaannya, keratitis numularis ini tidak memerlukan
penatalaksanaan yang khusus, terapi yang diberikan hanya untuk mencegah infeksi sekunder dan
infeksi yang terjadi agar tidak menjadi lebih luas.
Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan masalah kesehatan mata sebab
kelainan ini menempati urutan kedua penyebab kebutaan dan bila terlambat di diagnosis atau
diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan
(1; 3)
parut yang luas . Insidensi terjadinya keratitis numularis di Indonesia sebenarnya belum
dapat ditentukan secara pasti, namun angka kejadian dilapangan sangat sering kali ditemukan,
mengingat masyarakat Indonesia mayoritas memiliki pekerjaan sebagai petani.

Untuk mengurangi terjadinya kebutaan akibat kekeruhan kornea, maka kita harus dapat
mendiagnosis dan memberikan terapi yang cepat dan tepat. Oleh karena itu pada tutorial kasus
ini akan kami bahas mengenai keratitis numularis yang saya temui di poli mata RSUD
DR.Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro. Sangat diharapkan dengan adanya laporan kasus ini,
akan membantu teman teman dalam pemahaman terhadap keratitis numularis.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan fisiologi Kornea

Kornea merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas
lapis:(1,2 )

1. Epitel
Bentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Bersifat fat soluble substance. Ujung saraf
kornea berakhir di epitel oleh karena itu kelainan pada epitel akan menyebabkan gangguan
sensibilitas korena dan rasa sakit dan mengganjal. Daya regenerasi cukup besar, perbaikan
dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.(1,2 )

2. Membrana Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak
teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Mempertahankan bentuk kornea
Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi. Kerusakan akan berakhir dengan terbentuknya
jaringan parut.(1,2)

2
3. Stroma
Lapisan yang paling tebal dari kornea. Bersifat water soluble substance. Terdiri atas jaringan
kolagen yang tersusun atas lamel-lamel, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur
sedang dibagian perifer serat kolagen bercabang. Stroma bersifat higroskopis yang menarik
air, kadar air diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh sel epitel. Gangguan
dari susunan serat kornea terlihat keruh.(1,2)

4. Membran Descemet
Lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat dan tidak berstruktur dan bening terletak dibawah
stroma dan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah. Merupakan
membrane selular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan. sel endotel dan
merupakan membrane basalnya. Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur
hidup.(1,2)

5. Endotel
Satu lapis sel terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea, mengatur cairan didalam
stroma kornea, tidak mempunyai daya regenerasi, pada kerusakan bagian ini tidak akan
normal lagi. Dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intra
okuler dan usia lanjut jumlah mulai berkurang.(1,2)

2.2 Definisi/ Batasan


Keratitis numularis disebut juga keratitis sawahica atau keratitis pungtata tropika.
Keradangan kornea dengan gambaran infiltrat subepitelial berbentuk bulatan seperti mata uang
(coin lesion) (1).

2.3 Etiologi
Keratitis dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya :1

1. Virus
2. Bakteri
3. Jamur

3
4. Paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari atau sun lamps.
5. Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak,
6. Mata kering yang disebabkan oleh kelopak mata robek atau tidak cukupnya
pembentukan air mata,
7. Adanya benda asing di mata
8. Reaksi terhadap obat tetes mata: kosmetik: polusi: partikel udara seperti debu: serbuk
sari atau ragi
9. Efek samping obat

2.4 Patofisiologi
Organisme penyebabnya diduga virus yang masuk kedalam epitel kornea melalui luka
kecil setelah terjadinya trauma ringan pada mata. Replikasi virus pada sel epitel diikuti
penyebaran toksin pada stroma kornea menimbulkan kekeruhan / infiltrate yang khas berbentuk
bulat seperti mata uang (1).
Pada kornea terdapat infiltrat bulat-bulat subepitelial dan di tengahnya lebih jernih,
seperti halo. Atau dapat juga memberikan gambaran bercak putih berbentuk bulat pada
permukaan kornea dan biasanya multiple. Tes fluoresinnya (-) (1; 3).
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas cahaya
menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, avaskuler dan
deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi relative jaringan kornea dipertahankan oleh
pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih
penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik, pada endotel
jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema
kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema
lokal sesaat stroma kornea yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi. Epitel
kornea merupakan sawar yang andal bagi mikroorganisme yang akan masuk kornea. Tetapi
kalau epitel terkena trauma dan rusak, maka membran Bowman menjadi kultur yang sangat
baik untuk bermacam-macam mikroorganisme, terutama Pseudomonas Aeruginosa. Membran
Descemet menahan mikroorganisme tetapi tidak terhadap jamur (2).

4
Karena kornea merupakan bangunan yang avaskuler, maka pertahanan pada waktu
peradangan tidak bereaksi dengan cepat, seperti jaringan lain yang mengandung banyak
vaskularisasi. Sehingga badan kornea, wandering cells dan sel-sel lainnya yang terdapat di dalam
stroma kornea akan segera bekerja sebagai makrofag yang kemudian akan disusul dengan
terjadinya dilatasi dari pembuluh darah yang terdapat di limbus dan akan tampak sebagai injeksi
perikornea. Kemudian akan terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuklear, sel plasma dan sel
polimorfonuklear yang akan mengakibatkan timbulnya infiltrat yang selanjutnya dapat
berkembang dengan terjadinya kerusakan epitel dan timbulah ulkus (tukak) kornea (1; 2; 3).

2.5 Klasifikasi keratitis

Berdasarkan lokasi yang terkena dari lapisan kornea

1. Keratitis Superfisialis
a. Keratitis Epitelial

1. Keratitis Pungtata superficialis

2. Herpes Simplek

3. Herpes zoster

b. Keratitis sub epithelial

1. Keratitis Dimmer ( Keratitis Numularis )

c. Keratitis stromal

1. Keratitis Neuroparalitik

5
2. Keratitis Profunda

a. Keratitis Sklerotikan

b. Keratitis Interstitial

c. Keratitis disiformis

2.7 Diagnosis/ Cara Pemeriksaan


Pada keratitis numularis ditemukannya infiltrat yang bundar berkelompok dan tepinya
berbatas tegas sehingga memberikan gambaran halo. Keratitis ini berjalan lambat yang sering
terdapat unilateral pada petani sawah (2).

Anamnesis :
- Keluhan adanya benda asing, fotofobia, kadang-kadang disertai penglihatan kabur.
- Visus umumnya baik dan infiltrate berada ditengah aksis visual maka pandangan
dapat kabur.

Pemeriksaan mata luar :


- Biasanya tidak terdapat hiperemi konjungtiva maupun hyperemia perikornea.

Retroiluminasi :
- Tampak bercak putih bulat di bawah epitel kornea baik di daerah sentral atau perifer.
Epitel di atas lesi sering mengalami elevasi dan tampak irregular. Umur bulatan
infiltrate tidak selalu sama dan terdapat kecenderungan menjadi satu.
- Besar infiltrate bervariasi + 0,5 1,5 mm.

Tes Fluoresin :
- Menunjukkan hasil negatif (-).

6
Tes Sensibilitas kornea
- Baik (tidak menurun) (1).

Gambar 1. Keratitis Numularis

Diagnosis keratitis numularis relatif mudah, tanpa diperlukan pemeriksaan laboratorium.


Pemeriksaan penunjang dapat membantu mengkonfirmasi kecurigaan klinis pada kasus dengan
temuan yang kurang khas, antara lain dengan pengecatan dengan Giemsa yang menunjukkan sel
raksasa multinuklear yang dihasilkan dari peleburan dari sel epitel kornea dan inklusi virus
intranuklear (1).

2.8 Diagnosis Banding


1) E.K.C. (Epidemic Kerato Conjungtivitis)
- Epidemic keratoconjunctivitis merupakan penyakit infeksi mata yang disebabkan oleh
adenovirus (serotype 8, 19, dan 37) (1).
- Didahulu konjungtivitis.
- Infiltrat lebih tebal dibandingkan infiltrate pada keratitis numularis (4).

2) Varicella Keratis
- Ada tanda-tanda varicella sebelumnya dan lesi pada kornea timbul setelah lesi di kulit
menghilang (4)

7
2.9 Penatalaksanaan
Keratitis numularis dapat sembuh sendiri. Lesi pada kornea akan menghilang sampai 6
tahun dan menimbulkan bekas kecil (nebula kornea). Tidak ada pengobatan yang spesifik
terhadap penyakit ini. Obat-obatan hanya diberikan untuk mencegah infeksi sekunder. Untuk
terapi lokal diberikan salep antibiotika yang dapat dikombinasi dengan kortikosteroid.
Kortikosteroid topical (misalnya : dexamethason) diberikan 3-4 kali sehati akan
mengurangi keluhan penderita, diberikan sampai 5-7 hari dan pemberian dapat diulang sampai 4-
6 minggu untuk mencegah timbulnya keluhan berulang (1; 2).

2.10 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terserang keratitis numularis, terutama
ditujukan untuk para petani adalah saat ke sawah sebaiknya menggunakan kacamata pelindung
dan topi yang besar untuk melindungi mata secara tidak langsung dari pajanan sinar ultraviolet,
benda asing dan bahan iritatif lainnya. Higienitas sanitasi lingkungan yang bersih juga sangat
menentukan penyebaran penyakit ini (4).

2.11 Prognosis
Prognosis umumnya Ad bonam karena (self limiting disease), tergantung pada
pengobatan yang cepat dan sejauh mana jaringan parut (sikatrik) kornea yang terbentuk. Keratitis
ini bila sembuh bisa meninggalkan jaringan parut (sikatrik) yang ringan (4).

2.12 Komplikasi
Komplikasi dari keratitis numularis adalah bisa menyebabkan ulkus kornea jika tidak
cepat diobati (4).

8
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Penderita
Nama : Ny. Sarti
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln MT Hariyono Jetak
Pekerjaan : Tukang Sapu
Tgl pemeriksaan : 13 Agustus 2015

B. Anamnesis
Keluhan Utama
Rasa mengganjal pada mata kiri

Riwayat Penyakit Sekarang

Penderita mengeluh rasa mengganjal pada mata kiri sejak 2 hari yang lalu. Rasa
mengganjal dirasakan terus menerus sudah dari 1 bulan ini, Mulai memberat sejak
2 hari ini . Rasa mengganjal sampai mengganggu aktivitas. Pasien juga mengeluh
mata kabur dan kadang terasa ada bayangan puith putih di matanya .Pasien
merasa silau berlebihan bila melihat cahaya.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah menderita penyakir seperti ini sebelumnya.


DM dan HT disangkal , Riwayat penyakit mata sebelumnya tidak ada . Pasien
tidak menggunakan kaca mata sebelumnya .

Riwayat Sosial

9
Pasien bekerja sebagai Tukang sapu dijalanan sehingga sering terpapar sinar
matahari dan debu

Riwayat Pengobatan

Belum pernah berobat kemanapun dan belum pernah diberi obat apapun.

C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran :Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 19X/menit

Status lokalis Dextra Sinistra

10
Okuli Dextra Okuli Sinistra
6/6 Permeriksaan visus 6/12 F
Tes Fluoresin (-)
(+) Tes Sensibilitas kornea (+)
Oedem (-) Palpebra Oedem (-)
Hiperemi (-) Hiperemi (-)
Benjolan (-) Benjolan (-)

CVI (-) Konjungtiva CVI (-)


PCVI (-) PCVI (-)
Pterigium (-) Pterigium (-)
Jernih Kornea Infiltrat
(+)multiple bulat
berbatas tegas
(koin lession)
diameter
bervariasi
0,5mm, bagian
tengahnya lebih
jernih

Dalam BMD Dalam


Hifema (-) Hifema (-)
Hipopion(-) Hipopion(-)
Hitam kecoklatan Iris Hitam kecoklatan
Radang (-) Radang (-)
Iris Shadow (-) Iris Shadow (-)
Isokor Pupil Isokor
Jernih Lensa Jernih

11
D. Pemeriksaan Penunjang
- Slit lamp
- Test Fluoresin
- Test sensibilitas kornea
E. Diagnosis Kerja
- Keratitis Numularis Okuli Sinistra

F. Penatalaksanaan
Keratitis numularis dapat sembuh sendiri . Lesi pada kornea akan menghilang
sampai 6 tahun dan menimbulkan bekas kecil (nebula).
Kortikosteroid topical
dexamethasone diberikan 3-4 kali sehari akan mengurangi keluhan penderita,
diberikan sampai 5-7 hari dan pemberian dapat diulang sampai 4-6 minggu untuk
mencegah timbulnya keluhan berulang .

12
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pasien Ny. Sarti berumur 53 tahun , dengan keluhan utama pasien adalah rasa
mengganjal pada mata kiri . Rasa mengganjal dirasakan sejak 2 hari yang lalu , rasa mengganjal
terus menerus sudah dari 1 bulan Pasien juga mengeluh mata kabur dan kadang terasa ada
bayangan putih putih di matanya .Pasien merasa silau berlebihan bila melihat cahaya dan
kadang-kadang keluar air mata tanpa disadari . Gejala-gejala yang dialami pasien ini akibat
mikro lesi yang masuk ke epitel kornea yang kemungkinann diakibatkan karena adanya benda
asing di mata dan paparan sinar matahari . Mengingat Pekerjaan pasien sebagai penyapu jalanan
yang sering kontak dengan sinar matahari langsung dan terkena benda asing seperti debu
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus sedikit menurun pada mata kiri diakibatkan
karena terhalangnya pandangan pasien akibat munculnya infiltrate pada kornea.
Pada pemeriksaan penunjang Fluoresin test berfungsi untuk mengetahui terdapatnya
kerusakan epitel kornea . Pada test ini didapatkan infiltrate pada kornea yang multiple , bentuk
bulat berbatas tegas (coin lesion) dengan diameter bervariasi kurang lebih 0,5 mm , bagian
tengahnya lebih jernih .
Tes sensibilitas kornea untuk mengetahui fungsi dari saraf trigeminus dan fasialis . tetst
sensibilitas pada kedua mata pasien (+) baik . menandakan bahwa reflex kornea mata pasien
masih berfungsi baik .
Penatalaksanaan pada keratitis Numularis umumnya dapat sembuh sendiri .Lesi pada
kornea akan menghilang sampai 6 tahun dan menimbulkan bekas kecil (nebula kornea) . Bisa
menggunakan kortikosteroid topical ( dexamethasone ) diberi 3-4 kali . diberi sampai 5-7 hari
pemberian dapat diulang 4-6 minggu untuk mencegah keluhan berulang.

13

Anda mungkin juga menyukai