Tinjauan Pustaka
Anatomi kornea
Definisi
Ulkus kornea adalah keadaan patologik pada kornea yang
ditandai dengan infiltrat supuratif disertai defek kornea
bergaung dan diskontinuitas jaringan yang terjadi dari epitel
sampai stroma. Ulkus ini menunjukkan gambaran hilangnya
sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan tersebut
Epidemiologi
• Tergantung pada kondisi populasi, lokasi geografis, dan
iklim.
• Kelompok usia produktif (21-60 tahun)
• Insidensi pada kelompok dengan sosioekonomi rendah
87%
• predisposisi : trauma, pemakaian lensa kontak, dan
kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya
Etiologi
• Bakteri kelompok Stapylococcus sp., Streptococcus sp dan Moraxella sp.
• Jamur disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergillus, penicillium,
Cephalosporin dan spesies mycosis fungoides.
• Kausa virus, Herpes simplex virus
Patofisiologi
• defek atau trauma badan kornea, wandering cells (sebagai
makrofag) dilatasi pembuluh darah infiltrasi Sel MN dan PMN
kerusakan epitel ulkus kornea
Anamnesis
• adanya gejala subjektif
• Yang juga harus digali ialah adanya riwayat
trauma, kemasukan benda asing, pemakaian lensa
kontak, adanya penyakit vaskulitis atau autoimun,
dan penggunaan kortikosteroid jangka panjang
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
- Visus: Adanya penurunan visus karena adanya defek
pada kornea menghalangi refleksi cahaya yang
masuk
- Slit Lamp: Seringkali iris, pupil, dan lensa sulit
dinilai oleh karena adanya kekeruhan pada kornea
Hiperemis didapatkan oleh karena adanya injeksi
konjungtiva ataupun perikornea
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Fluoresein
Untuk melihat adanya defek kornea. (warna hijau
menunjukkan daerah yang defek pada kornea,
sedangkan warna biru menunjukkan daerah yang
intak).
2. Pewarnaan gram dan KOH Untuk menentukan
penyebab ulkus, oleh jamur.
3. Kultur Kadangkala dibutuhkan untuk mengisolasi
organisme kausatif pada beberapa kasus.
Tatalaksana
Non Medikamentosa
• Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
• Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
• Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan
mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
Tatalaksana
Medikamentosa
• Terapi non spesifik yang dapat diberikan adalah
• agen siklopegik
• Analgesik
• anti inflamasi,
• vitamin
Komplikasi
1. Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
2. Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan
panopthalmitis
3. Prolaps iris
4. Sikatrik kornea
5. Katarak
6. Glaukoma sekunder
Prognosis
Tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan
ada tidaknya komplikasi yang timbul.
Penyebab Hipopion:
1. Ulkus Kornea
2. Uveitis Anterior
3. Rifabutin
4. Trauma
- Bab III
LAPORAN KASUS
• Nama Lengkap : Mia Kurnia
• Tempat dan Tanggal Lahir:Palembang, 6 Oktober 2002
• Umur : 17 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan: Pegawai Rumah Makan
• Alamat :Lrg. Terusan I, Kertapati
• Jenis Kelamin :Perempuan
• Pendidikan: SMP
• Keluhan Utama : Mata kanan merah dan
kabur sejak 1hari SMRS
• Diagnosis Banding:
1. Glaukoma Akut
2. Endoftalmitis
3. keratitis
Rencana Pengelolaan
Medikamentosa:
1. Sulfas Atropin 0,5% eye drops 2x1 gtt OD
2. Moxifloxacin 0,5% eye drops 2x1 gtt OD
3. IV Ceftriaxone 2x1 gr
4. IV Ketorolac 3x1 amp
Non medikamentosa:
• Edukasi tentang penyakit yang diderita pasien dan pencegahan terhadap ulkus kornea dapat
dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada dokter spesialis mata setiap ada keluhan pada
mata. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu:
• Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
• Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
• Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
• Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan mengeringkannya
dengan handuk atau kain yang bersih
PEMBAHASAN
Ulkus kornea
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Ophthalmologi Penunjang
• Pada anamnesa didapatkan mata merah dan kabur pada mata kanannya sejak 1 hari SMRS,
diawali dengan merah yang terasa gatal sehingga pasien menggosok matanya, pasien
menyatakan saat bangun tidur sulit untuk membuka mata karena banyak kotoran yang
lengket dan mata kanannya terasa kabur saat melihat dan pasien juga menyatakan terdapat
lingkaran putih di mata kanannya. Sebelum timbul keluhan, pasien mengatakan menggunakan
softlens ±8 jam.
• Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus OD 1/300, pada palpebra edema, konjungtiva
bulbi terdapat injeksi konjungtiva, pada kornea terdapat ulkus dan hipopion pada camera oculi
anterior pada mata kanan penderita.
• Berdasarkan anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, dan
adanya riwayat penyakit kornea.
• Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan gejala berupa adanya mixed
injeksi, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea disertai adanya jaringan
nekrotik.
(-) penurunan penglihatan tiba‐tiba,
Glaukoma nyeri kepala hebat, mual dan
muntah,(-) adanya penglihatan pelangi
atau halo ketika melihat lampu
Prognosis
• quo ad vitam adalah bonam karena tidak dapat
menyebabkan kematian,
• quo ad fungtionam dan sanationam adalah ad malam
karena ulkus kornea yang dialami pasien embuat pasien
kehilangan fungsi penglihatan pada mata kanannya.
KESIMPULAN
• Dilaporkan suatu laporan kasus dengan judul “Ulkus Kornea Cum Hipopion Okulus Dextra”, dari
seorang penderita perempuan, berusia 17 tahun, yang datang berobat ke RSUD Palembang Bari
• Diagnosis ulkus kornea pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan status
oftalmikus dan pemeriksaan penunjang.
• Tujuan pengobatan ulkus kornea adalah mengeliminasi penyebab dasarnya dan mengurangi
nyeri. pemberian antibiotika spectrum luas topikal maupun sistemik, anti viral, anti fungal
topikal maupun sistemik, sikloplegik.
• Prognosis pada kasus ini quo ad vitam adalah bonam, quo ad fungtionam dan sanationam
adalah ad malam
Terima Kasih