Anda di halaman 1dari 45

Ulkus Kornea Cum Hipopion Okuli Dextra

Retno Indah Kumalasari, S.Ked


71 2017 045
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian
jaringan kornea, yang ditandai dengan infiltrat supuratif disertai defek kornea
bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai
stroma.

Ulkus kornea salah satu penyebab kebutaan terbesar


di dunia, terutama di daerah ekuator dan tropis. Sejumlah
45 juta orang menderita kebutaan di dunia. Sekitar 10%
kasus kebutaan tersebut disebabkan ulkus kornea.
- Bab II

Tinjauan Pustaka
Anatomi kornea
Definisi
Ulkus kornea adalah keadaan patologik pada kornea yang
ditandai dengan infiltrat supuratif disertai defek kornea
bergaung dan diskontinuitas jaringan yang terjadi dari epitel
sampai stroma. Ulkus ini menunjukkan gambaran hilangnya
sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan tersebut
Epidemiologi
• Tergantung pada kondisi populasi, lokasi geografis, dan
iklim.
• Kelompok usia produktif (21-60 tahun)
• Insidensi pada kelompok dengan sosioekonomi rendah
87%
• predisposisi : trauma, pemakaian lensa kontak, dan
kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya
Etiologi
• Bakteri kelompok Stapylococcus sp., Streptococcus sp dan Moraxella sp.
• Jamur disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergillus, penicillium,
Cephalosporin dan spesies mycosis fungoides.
• Kausa virus, Herpes simplex virus
Patofisiologi
• defek atau trauma  badan kornea, wandering cells (sebagai
makrofag) dilatasi pembuluh darah infiltrasi Sel MN dan PMN
kerusakan epitel  ulkus kornea

• Ulkus menyebar  toksin menyebar sampai ke COA melalui descement


 hipopion
Klasifikasi Ulkus Kornea
1. Ulkus Kornea Sentral
a. Ulkus Kornea Bakterialis
b. Ulkus Kornea Fungi
c. Ulkus Kornea Virus
d. Ulkus Acanthamoeba
2. Ulkus Kornea Perifer
a. Ulkus Marginal
b. Ulkus Mooren
Gejala Klinis

Gejala Subjektif Gejala Objektif


• Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva • Injeksi siliar.
• Sekret mukopurulen • Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan
• Merasa ada benda asing di mata adanya infiltrat.
• Pandangan kabur • Hipopion.
• Mata berair
• Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
• Silau
• Nyeri
Diagnosis

Anamnesis
• adanya gejala subjektif
• Yang juga harus digali ialah adanya riwayat
trauma, kemasukan benda asing, pemakaian lensa
kontak, adanya penyakit vaskulitis atau autoimun,
dan penggunaan kortikosteroid jangka panjang
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
- Visus: Adanya penurunan visus karena adanya defek
pada kornea  menghalangi refleksi cahaya yang
masuk
- Slit Lamp: Seringkali iris, pupil, dan lensa sulit
dinilai oleh karena adanya kekeruhan pada kornea
Hiperemis didapatkan oleh karena adanya injeksi
konjungtiva ataupun perikornea
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Fluoresein
Untuk melihat adanya defek kornea. (warna hijau
menunjukkan daerah yang defek pada kornea,
sedangkan warna biru menunjukkan daerah yang
intak).
2. Pewarnaan gram dan KOH Untuk menentukan
penyebab ulkus, oleh jamur.
3. Kultur Kadangkala dibutuhkan untuk mengisolasi
organisme kausatif pada beberapa kasus.
Tatalaksana
Non Medikamentosa
• Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
• Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
• Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan
mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
Tatalaksana
Medikamentosa
• Terapi non spesifik yang dapat diberikan adalah
• agen siklopegik
• Analgesik
• anti inflamasi,
• vitamin
Komplikasi
1. Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
2. Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan
panopthalmitis
3. Prolaps iris
4. Sikatrik kornea
5. Katarak
6. Glaukoma sekunder
Prognosis
Tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan
ada tidaknya komplikasi yang timbul.

Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama,


karena jaringan kornea bersifat avaskular
Hipopion
Hipopion adalah pus steril yang terdapat pada bilik mata depan.
Hipopion dapat terlihat sebagai lapisan putih yang mengendap di bagian
bawah bilik mata depan karena adanya gravitasi

Penyebab Hipopion:
1. Ulkus Kornea
2. Uveitis Anterior
3. Rifabutin
4. Trauma
- Bab III
LAPORAN KASUS
• Nama Lengkap : Mia Kurnia
• Tempat dan Tanggal Lahir:Palembang, 6 Oktober 2002
• Umur : 17 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan: Pegawai Rumah Makan
• Alamat :Lrg. Terusan I, Kertapati
• Jenis Kelamin :Perempuan
• Pendidikan: SMP
• Keluhan Utama : Mata kanan merah dan
kabur sejak 1hari SMRS

• Keluhan Tambahan : Mata perih, banyak


kotoran dan gatal
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke Poli Mata RSUD Palembang BARI dengan keluhan mata merah dan
kabur pada mata kanannya sejak 1 hari SMRS. Pasien menyatakan matanya diawali
dengan merah yang terasa gatal sehingga pasien menggosok matanya. Mata kanannya
dirasakan perih dan semakin gatal. Pada pagi hari berikutnya, pasien menyatakan saat
bangun tidur sulit untuk membuka mata karena banyak kotoran yang lengket. Setelah
itu, mata kanannya terasa kabur saat melihat dan pasien juga menyatakan terdapat
lingkaran putih di mata kanannya. Sebelum timbul keluhan, pasien mengatakan
menggunakan softlens ±8 jam. Setelah menggunakan softlens tersebut, tiba-tiba timbul
keluhan mata merah, kabur, terasa gatal, dan banyak kotoran mata. Lalu pasien berobat
ke RSUD Palembang BARI.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat diabetes melitus disangkal
• Riwayat asma bronkiale disangkal
• Riwayat alergi disangkal
• Riwayat operasi mata disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat diabetes melitus disangkal
• Riwayat hipertensi ibu pasien
• Riwayat asma bronkiale disangkal
• Riwayat penyakit mata lainnya disangkal
• Status Generalis
• Keadaan Umum :Baik
• Kesadaran :Compos mentis (GCS 15, E: 4; V: 5, M:6)
• Tanda Vital
• Tekanan Darah : 110/60 mmHg
• Nadi :79 x/menit
• Laju Napas : 19 x/menit
• Suhu : 36, 8ºC
No. Pemeriksaan OD OS
1. Visus 1/300 6/7,5
2. Tekanan Intra Okuler P (N) P (N)
3. Kedudukan Bola Mata
Posisi Ortoforia Ortoforia
Eksoftalmus (-) (-)
Enoftalmus (-) (-)
4. Pergerakan Bola Mata
Atas Tidak terhambat Tidak terhambat
Bawah Tidak terhambat Tidak terhambat
Temporal Tidak terhambat Tidak terhambat
Temporal atas Tidak terhambat Tidak terhambat
Temporal bawah Tidak terhambat Tidak terhambat
Nasal Tidak terhambat Tidak terhambat
Nasal atas Tidak terhambat Tidak terhambat
Nasal bawah Tidak terhambat Tidak terhambat
Nistagmus (-) (-)
5. Palpebrae
Hematom (-) (-)
Edema (+) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Ulkus (-) (-)
Fistel (-) (-)
Hordeolum (-) (-)
Kalazion (-) (-)
Ptosis (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Entropion (-) (-)
Sekret (-) (-)
Trikiasis (-) (-)
Madarosis (-) (-)
6. Punctum Lakrimalis
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Fistel (-) (-)
7. Konjungtiva Tarsal Superior
Edema (-) (-)
Hiperemis (+) (-)
Sekret (-) (-)
Epikantus (-) (-)
8. Konjungtiva Tarsalis Inferior
Kemosis (-) (-)
Hiperemis (+) (-)
Anemis (-) (-)
Folikel (-) (-)
Papil (-) (-)
Lithiasis (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
9. Konjungtiva Bulbi
Kemosis (+) (-)
Pterigium (-) (-)
Pinguekula (-) (-)
Flikten (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
Injeksi konjungtiva (+) (-)
Injeksi siliar (-) (-)
Injeksi episklera (-) (-)
Perdarahan subkonjungtiva (-) (-)
10. Kornea
Kejernihan Keruh Jernih
Edema (-) (-)
Ulkus (+) (-)
Erosi (-) (-)
Infiltrat (-) (-)
Flikten (-) (-)
Keratik presipitat (-) (-)
Macula (-) (-)
Nebula (-) (-)
Leukoma (+) (-)
Leukoma adherens (-) (-)
Stafiloma (-) (-)
Neovaskularisasi (-) (-)
Imbibisi (-) (-)
Pigmen iris (-) (-)
Bekas jahitan (-) (-)
Tes sensibilitas
11. Limbus kornea
Arkus senilis (-) (-)
Bekas jahitan (-) (-)
12. Sklera
Sklera biru (-) (-)
Episkleritis (-) (-)
Skleritis (-) (-)
13. Kamera Okuli Anterior
Kedalaman Sulit dinilai Cukup
Kejernihan Sulit dinilai Jernih
Flare (-) (-)
Sel (-) (-)
Hipopion (+) (-)
Hifema (-) (-)
14. Iris
Warna Cokelat Coklat
Gambaran radier Sulit dinilai Jelas
Eksudat Sulit dinilai (-)
Atrofi Sulit dinilai (-)
Sinekia posterior Sulit dinilai (-)
Sinekia anterior Sulit dinilai (-)
Iris bombe Sulit dinilai (-)
Iris tremulans Sulit dinilai (-)
15. Pupil
Bentuk Sulit dinilai Bulat
Besar Sulit dinilai 3 mm
Regularitas Sulit dinilai Ragular
Isokoria Sulit dinilai Isokor
Letak Sulit dinilai Sentral
Refleks cahaya langsung Sulit dinilai (+)
Seklusio pupil Sulit dinilai (-)
Oklusi pupil Sulit dinilai (-)
Leukokoria Sulit dinilai (-)
16. Lensa
Kejernihan Sulit dinilai Jernih
Shadow test Sulit dinilai (-)
Refleks kaca Sulit dinilai (-)
Luksasi Sulit dinilai (-)
Subluksasi Sulit dinilai (-)
Pseudofakia Sulit dinilai (-)
Afakia Sulit dinilai (-)
Daftar Masalah:
• Mata kabur
• Merah
• Perih
• Gatal
• Banyak kotoran
• Diagnosis:
• Ulkus Kornea dan Hipopion OD

• Diagnosis Banding:
1. Glaukoma Akut
2. Endoftalmitis
3. keratitis
Rencana Pengelolaan
Medikamentosa:
1. Sulfas Atropin 0,5% eye drops 2x1 gtt OD
2. Moxifloxacin 0,5% eye drops 2x1 gtt OD
3. IV Ceftriaxone 2x1 gr
4. IV Ketorolac 3x1 amp
Non medikamentosa:
• Edukasi tentang penyakit yang diderita pasien dan pencegahan terhadap ulkus kornea dapat
dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada dokter spesialis mata setiap ada keluhan pada
mata. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu:
• Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
• Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
• Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
• Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan mengeringkannya
dengan handuk atau kain yang bersih
PEMBAHASAN
Ulkus kornea

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Ophthalmologi Penunjang
• Pada anamnesa didapatkan mata merah dan kabur pada mata kanannya sejak 1 hari SMRS,
diawali dengan merah yang terasa gatal sehingga pasien menggosok matanya, pasien
menyatakan saat bangun tidur sulit untuk membuka mata karena banyak kotoran yang
lengket dan mata kanannya terasa kabur saat melihat dan pasien juga menyatakan terdapat
lingkaran putih di mata kanannya. Sebelum timbul keluhan, pasien mengatakan menggunakan
softlens ±8 jam.

• Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus OD 1/300, pada palpebra edema, konjungtiva
bulbi terdapat injeksi konjungtiva, pada kornea terdapat ulkus dan hipopion pada camera oculi
anterior pada mata kanan penderita.
• Berdasarkan anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, dan
adanya riwayat penyakit kornea.
• Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan gejala berupa adanya mixed
injeksi, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea disertai adanya jaringan
nekrotik.
(-) penurunan penglihatan tiba‐tiba,
Glaukoma nyeri kepala hebat, mual dan
muntah,(-) adanya penglihatan pelangi
atau halo ketika melihat lampu

Endofthalmitis Segmen posterior tidak dapat


dinilai

kekeruhan pada kornea


Keratitis terdapat juga gambaran tukak
atau bergaung pada kornea
Pengobatan
• Antibiotik topikal dan sistemik
• analgetik sistemik
• sikloplegik

Prognosis
• quo ad vitam adalah bonam karena tidak dapat
menyebabkan kematian,
• quo ad fungtionam dan sanationam adalah ad malam
karena ulkus kornea yang dialami pasien embuat pasien
kehilangan fungsi penglihatan pada mata kanannya.
KESIMPULAN
• Dilaporkan suatu laporan kasus dengan judul “Ulkus Kornea Cum Hipopion Okulus Dextra”, dari
seorang penderita perempuan, berusia 17 tahun, yang datang berobat ke RSUD Palembang Bari
• Diagnosis ulkus kornea pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan status
oftalmikus dan pemeriksaan penunjang.
• Tujuan pengobatan ulkus kornea adalah mengeliminasi penyebab dasarnya dan mengurangi
nyeri. pemberian antibiotika spectrum luas topikal maupun sistemik, anti viral, anti fungal
topikal maupun sistemik, sikloplegik.
• Prognosis pada kasus ini quo ad vitam adalah bonam, quo ad fungtionam dan sanationam
adalah ad malam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai