LAPORAN KASUS
Keluhan Utama :
Benda asing pada mata kanan dan kiri
Keluhan Tambahan :
Mata berair (+/+), gatal (+/+), kabur (+/+),
1
2
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
3
Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Laju Napas : 20 x/menit
- Suhu : 36,9 C
Status Oftalmologis
OD OS
No. Pemeriksaan OD OS
1. Visus 4/60 20/100
2. Tekanan Intra Okuler Tidak diperiksa Tidak diperiksa
3. Kedudukan Bola Mata
Posisi Ortoforia Ortoforia
Eksoftalmus (-) (-)
Enoftalmus (-) (-)
4. Pergerakan Bola Mata
Atas (+) Baik (+) Baik
Bawah (+) Baik (+) Baik
Temporal (+) Baik (+) Baik
Temporal atas (+) Baik (+) Baik
Temporal bawah (+) Baik (+) Baik
Nasal (+) Baik (+) Baik
Nasal atas (+) Baik (+) Baik
Nasal bawah (+) Baik (+) Baik
4
17. Funduskopi
Refleks fundus Tidak dinilai Tidak dinilai
Papil Tidak dinilai Tidak dinilai
- warna papil
- bentuk
- batas
Retina Tidak dinilai Tidak dinilai
- warna
- perdarahan
- eksudat
Makula lutea Tidak dinilai Tidak dinilai
Nama : Ny. OA Ruang : ibnu rasyd
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Umur : 49 tahun Kelas : 3B4
Anjuran Pemeriksaan:
1. Funduskopi
7
Daftar Masalah:
1. Mata merasa ada benda asing
2. Mata berair
3. Mata Kabur
4. Palpebrae
OD dan OS : entropion, trikiasis
8. Lensa :
OD dan OS: Keruh, Shadow test (+)
2. Non medikamentosa
Edukasi
a. Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang dialami pasien
b. Menjelaskan tujuan dilakukan reposisi entropion dan epilasi pada pasien
c. Mengikuti terapi antibiotik dengan tepat dan menjaga higien untuk
mencegah infeksi pasca bedah
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa yang
berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra
superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup
dan melindungi bola mata bagian inferior. Pada pelpebra terdapat rambut
halus, yang hanya tampak dengan pembesaran.1,2
Gambar 1. Kelopak mata dan anterior bola mata. 1. Pupil, 2. Plica semilunaris,
3. Lacrimal caruncle, 4. Kantus medial, 5. Konjunctiva, 6. Kelopak mata atas,
7. Bulu mata, 8. Kantus lateral, 9. Margin kelopak mata, 10. Iris, 11. Kelopak
mata bawah.
11
Lapisan kulit palpebra merupakan lapisan paling tipis pada tubuh, longgar,
elastik dan tanpa jaringan lemak subkutan.1,4
Gambar 3. M. orbicularis oculi dan m. frontalis (a) bagian pretarsal, (b) bagian
preseptal, (c) bagian orbital, (d) m. frontalis
- Septum orbita
- Lemak orbita
Lemak orbita terletak pada posterior dari septum orbita dan anterior dari
levator aponeurosis (palpebra superior) atau fascia kapsulopalpebra
(palpebra inferior). Pada palpebra superior, terdapat 2 kantong lemak; nasal
13
dan sentral. Pada palpebra inferior, terdapat 3 kantong lemak; nasal, sentral,
dan temporal. Kantong-kantong lemak ini dikelilingi oleh lapisan tipis
fibrosa yang merupakan kelanjutan dari anterior septum orbita.1,4
- Otot-otot retraktor
Otot retraktor palpebra superior adalah otot levator dengan aponeurosis dan
otot tarsal superior (M. Muller). Pada palpebra inferior adalah fascia
kapsulopalpebra dan otot tarsal inferior.1,4
- Tarsus
- Konjungtiva
Pada fase embryo, bulu mata tumbuh dari jaringan ektoderm pada
umur kehamilan 22 sampai 26 minggu. Bulu mata membutuhkan waktu 7
sampai 8 minggu untuk tumbuh kembali setelah dicabut tetapi
penyabutan bulu mata secara terus-menerus dan konstan dapat
menyebabkan kerusakan permanen. Warna bulu mata dapat berbeda dari
rambut pada umumnya, walaupun mereka dapat berwarna lebih gelap
pada seseorang dengan rambut warna gelap dan berwarna lebih terang
pada orang dengan rambut warna terang3,5.
2.3 Definisi
2.4. Epidemiologi
2.5. Etiologi
Entropion involusi pada kelopak mata atas juga dapat terjadi. Penelitian
Jorge GC et al disimpulkan bahwa karakteristik anatomi yang khas
kelopak mata atas pada populasi. Kelemahan horizontal dari kelopak mata
dapat diketahui dengan kekuatan kelopak mata yang lemah dan
menurunnya kemampuan menarik kelopak mata lebih dari 6 mm. Asia
merupakan predisposisi entropion involusi kelopak mata atas.7
Sikatrik
Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh
jaringan parut di konjungtiva atau tarsus. Patologi dasarnya yaitu
memendeknya lamella posterior akibat berbagai sebab. Gangguan ini
17
Idiopatik
Blefaritis kronik : Margo palpebra meradang, menebal, berkrusta,
erythem dengan secret ringan dan telangiektasis pembuluh darah
Sikatriks : Dapat diakibatkan oleh luka palpebra oleh trauma.
Epiblepharon, penyakit kongenital yang terjadi dimana jaringan
longgar di sekitar mata membentuk lipatan yang abnormal kulit
dan otot pretarsal, menyebabkan bulu mata mengarah ke dalam.
Trachoma, suatu konjunctivitis folikular kronik yang berkembang
hingga terbentuknya jaringan parut. Pada kasus yang berat,
trikiasis dapat terjadi akibat jaringan parut yang berat.
Penyakit-penyakit lainnya yang dapat mengenai kulit dan
membran mukosa seperti Steven Johnson Syndrome dan cicatrical
pemphigoid.
2.9. Penatalaksanaan
22
b. Jahitan quickert.14
Jika pasien yang menderita involusional entropion dan tidak mampu
maka teknik quickert, atau tiga jahitan, dapat digunakan. Kelemahannya
tingkat kekambuhan dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga
double-kromik 5-0 ditempatkan horizontal 3 mm melebar ke lateral,
tengah, dan medial kelopak mata bawah. Jahitan melewati forniks sampai
batas di bawah perbatasan inferior tarsal lalu keluar sampai kulit. Masing-
26
Gambar 6. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.
4. Entropion sikatrik.5
Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi
merginal (prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas
atau bawah. Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi
horizontal dibuat 4 mm dari kelopak sampai kulit dan orbikularis. Dibuat
atap marginal yang berada 2-4 mm dari garis tepi kelopak mata. Kelopak
kemudian diangkat, dan dalam hitungan detik dibuat insisi sampai
konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott atau Tenotomi digunakan untuk
memperluas blefarotomi ke medial dan lateral melewati tarsus. Lalu
dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus, ke atas tarsus
yang kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan diikat di atas
kapas untuk melindungi “pemasangan kawat”. Lalu dkoreksi untuk
pastinya. Kulit yang diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan
kasa penutup harus diangkat 10-14 hari.
27
Jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, trikiasis dapat diterapi
dengan mechanical epilation, yaitu membuang bulu mata yang tumbuh ke
dalam dengan forcep pada slit lamp. Karena pertumbuhan kembali dapat
terjadi, epilasi berulang diperlukan setelah 3-8 minggu.
2.10 . Komplikasi
Komplikasi entropion :
1. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang
transparan pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat
menyebabkan konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan
menimbulkan infeksi.
2. Keratitis
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi
kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan
parut akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
3. Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya
disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt
menyebabkan kehilangan penglihatan. Sangat penting utnuk segera
berobat ke dokter jika mata menjadi maerah, mata terasa sakit atau
seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
31
Komplikasi trikiasis
Apabila tidak ditangani dengan segera trikiasis dapat menyebabkan
komplikasi seperti iritasi pada permukaan bola mata yang kronik, abrasi
kornea, terjadi ulkus kornea, perforasi, sampai terjadinya infeksi bola
mata. Komplikasi lebih lanjut dapat menyebabkan kebutaan.
2.11 Prognosis
BAB III
ANALISA KASUS
Ny. OA mengeluh seperti ada benda asing pada mata kanan dan kiri, seperti
ditusuk, ini dikarenakan adanya trikiasis pada mata kanan dan kiri, keluhan lainnya
pasien merasa bulu mata mengarah kedalam sehingga mengganjal dan mengganggu
penglihatan, ini dikarenakan kelopak mata pasien yang mengarah ke dalam
(entropion) dan mengakibatkan bulu mata mengarah ke dalam (trikiasis). Pada
keadaan ini, dapat terjadi iritasi. Tidak ditemukan mata merah pada pasien ini,
menunjukkan tidak ada iritasi. Mata dirasakan berair, sebagai proteksi dari kelenjar
air mata untuk menyingkirkan benda asing yang mengganjal mata.
Pada pemeriksaan fisik mata, didapatkan visus mata kanan 4/60 dan kiri
20/100, entropion di mata kiri dan trikiasis pada mata kanan dan kiri. Pada limbus
kornea arkus senilis positif, lensa keruh, shadow test negatif yang berarti katarak
pada pasien ini immatur.
Mata kabur pada pasien dapat dikarenakan adanya trikiasis sehingga
menghalani penglihatan pasien, dapat juga dikarenakan katarak immatur yang
dialami pasien. Namun, karen pasien datang dengan keluhan utama tidak nyaman di
mata karena ada benda asing yang mengganjal di mata kanan dan kiri,
penatalaksanaan pasien ini diutamakan pada entropion dan trikiasisnya.
Penatalsanaan pada pasien ini dilakukan pencabutan bulu mata dengan teknik
mecanical epilasi dan reposisi palpebra dengan teknik refraktorplication. Pencabutan
bulu mata dengan teknik epilasi ini memiliki kekurangan, tergantung pada
pertumbuhan bulu mata kembali, yang artinya dapat terjadi rekuren pada pasien ini,
sedangkan reposisi palpebra dengan teknik refraktorplication sudah tepat, agar
kelopak mata tidak melipat ke dalam. Setelah operasi, diberikan terapi antibiotik tetes
mata 3x1 tetes, analgetik 3x500mg, antibiotik oral spektrum luas 2x500mg untuk
mencegah infeksi pasca bedah.
33
BAB IV
KESIMPULAN
1. Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam. Penatalaksanan entropion dengan reposisi
palpebrae, dapat dilakukan dengan teknik rfraktorplication, horizontal
shortening modified brick, jahitan quickert dan teknik weiss.
2. Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah bola
mata. Trikiasis dapat menyebabkan komplikasi seperti erosi kornea, iritasi
bola mata yang kronik, ulkus kornea, infeksi bola mata. Penatalaksanaan
trikiasis adalah dengan menghilangkan bulu mata dengan teknik epilasi
mekanik, elektrolisis, radiosurgery, cryotherapy, dan argon laser.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
2. Anonymous. Entropion-eyelids that turn it. American asociaty of Ophthalmic
and Reconstruction of Surger7, 2005.
3. Anonymous. Eye anatomy (online) available at
www.medicinestuffs.blogspot.com
4. Anonymous. Entropion. Crescent Veterinary Clinic, tanpa tahun.
5. Prabowo D. Entropion. Healt Care, 2011. (online) Availabe at
http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/entropion.html
6. Altieri A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques for repair
of involutional lower lid entropion: a three year follow up study.
Ophthalmologica 2003; 217: 265-272
7. Sullivan JH. Palpebra dan apparatus lakrimalis. Dalam: Vaughan D, Asbury
T. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas S. Edisi
14. Jakarta, Widya Medika: 2000
8. Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral
entropion of the upper eyelids. Arch. Ophthalmol 2002; 120: 1682-4
9. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with
anterior lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid entropion.
Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74
10. Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral
congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual?
Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51
11. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor
repair for involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220: 327-31.
12. Boboridis K, Bunce C. Interventions for involutional lower lid entropion.
Cochrane Batabase for Systematic Review, 2002.
13. Woo KI, Yi K, Kim YD. Surgical correction for lower lid epiblepharon in
Asians. Br J Ophthalmol 2000;84:1407–1410.
14. Shorr N et al. Three-suture technique addresses involutional entropion in the
office. Ocular Surgery News, 2004