Anda di halaman 1dari 66

20

22
Laporan Kasus
Siti Syarifah Jasmin Vivienka, S. Ked ( 712019073)

Pembimbing : dr. Septiani Nadra Indawaty, Sp. M


Identitas Pasien

Nama Lengkap : Ny. Marti


Tempat & Tanggal Lahir : 7 Mei 1968
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Palembang
Jenis Kelamin : Perempuan
Anamnesis
Autoanamnesis 09 Mei 2022, pukul 13.15 WIB

Keluhan Utama :
Nyeri kepala kanan sejak 3 hari
Keluhan Tambahan :
Pandangan mata seperti berbayang, mata kanan nyeri,
dan mual
Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien perempuan datang ke IGD RSUD Palembang


BARI dengan keluhan nyeri kepala kanan sejak 3 hari
yang lalu, pandangan mata seperti berbayang dan mata
kanan nyeri, penurunan penglihatan ada, mual ada,
mata merah tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat penggunaan kacamata
ada
• Riwayat penyakit yang sama di
Menggunakan kacamata baca saat keluarga tidak ada
pasien membaca • Riwayat penyakit mata di
• Riwayat operasi mata tidak ada keluarga tidak ada
• Riwayat penyakit hipertensi (+),
diabetes melitus (-), TBC (-)
• Riwayat alergi tidak ada
Pemeriksaan Fisik

● Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


● Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
● Tekanan darah : 210/107 mmHg
● Nadi : 70 x/menit
● Pernapasan : 20 x/menit
● Suhu : 36,8 oC
Status Oftalmologikus
OD OS
Visus 20/50 20/40
TIO - -
Kedudukan Bola Mata
Posisi Ortoforia Ortoforia
Eksoftalmus - -
Enoftalmus - -
Status Oftalmologikus
Status Oftalmologikus
Pergerakan Bola Mata
Atas Baik Baik
Bawah Baik Baik
Temporal Baik Baik
Temporal Atas Baik Baik
Temporal Bawah Baik Baik
Nasal Baik Baik
Nasal Atas Baik Baik
Nasal Bawah Baik Baik
Nistagmus (-) (-)
Status Oftalmologikus
Palpebrae
Hematom (-) (-)
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Ulkus (-) (-)
Fistel (-) (-)
Hordeolum (-) (-)
Kalazion (-) (-)
Ptosis (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Entropion (-) (-)
Sekret (-) (-)
Trikiasis (-) (-)
Madarosis (-) (-)
Status Oftalmologikus
Punctum Lakrimalis
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Fistel (-) (-)
Konjungtiva Tarsal Superior
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Sekret (-) (-)
Epikantus (-) (-)
Konjungtiva Tarsalis Inferior
Kemosis (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Anemis (-) (-)
Folikel (-) (-)
Papil (-) (-)
Lithiasis (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
Status Oftalmologikus
Konjungtiva Bulbi
Kemosis (-) (-)
Pterigium (-) (-)
Pinguekula (-) (-)
Flikten (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
Injeksi konjungtiva (-) (-)
Injeksi siliar (-) (-)
Injeksi episklera (-) (-)
Perdarahan
(-) (-)
subkonjungtiva
Status Oftalmologikus
Kornea
Kejernihan Keruh Jernih
Edema (-) (-)
Ulkus (-) (-)
Erosi (-) (-)
Infiltrat (-) (-)
Flikten (-) (-)
Keratik presipitat (-) (-)
Macula (-) (-)
Nebula (-) (-)
Leukoma (-) (-)
Leukoma adherens (-) (-)
Stafiloma (-) (-)
Neovaskularisasi (-) (-)
Imbibisi (-) (-)
Pigmen iris (-) (-)
Bekas jahitan (-) (-)
Tidak
Tes sensibilitas Tidak Diperiksa
Diperiksa
Status Oftalmologikus
Limbus kornea
Arkus senilis (-) (-)
Bekas jahitan (-) (-)

Sklera
Sklera biru (-) (-)
Episkleritis (-) (-)
Skleritis (-) (-)

Kamera Okuli Anterior


Kedalaman Normal Normal
Kejernihan Jernih Jernih
Flare (-) (-)
Sel (-) (-)
Hipopion (-) (-)
Hifema (-) (-)
Status Oftalmologikus

Iris
Warna Coklat Coklat
Gambaran radier Jelas Jelas
Eksudat (-) (-)
Atrofi (-) (-)
Sinekia posterior (-) (-)
Sinekia anterior (-) (-)
Iris bombe (-) (-)
Iris tremulans (-) (-)
Status Oftalmologikus
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Besar ± 3 mm ± 3 mm
Regularitas Reguler Reguler
Isokoria Isokor Isokor
Letak Central Central
Refleks cahaya
(+) (+)
langsung
Seklusio pupil (-) (-)
Oklusi pupil (-) (-)
Leukokoria (-) (-)
Status Oftalmologikus
Lensa
Kejernihan Jernih Jernih
Shadow test (-) (-)
Refleks kaca (-) (-)
Luksasi (-) (-)
Subluksasi (-) (-)
Pseudofakia (-) (-)
Afakia (-) (-)
Status Oftalmologikus
Lensa
Kejernihan Jernih Jernih
Shadow test (-) (-)
Refleks kaca (-) (-)
Luksasi (-) (-)
Subluksasi (-) (-)
Pseudofakia (-) (-)
Afakia (-) (-)
Resume

● Mata tenang visus turun


● Penglihatan ada berbayang
● Sering pusing dan sakit pada mata bagian kanan
● VOD = 6//15
● VOS = 6/21
● Pemeriksaan tonometri schiozt : TIOD : 12/75mmhg, TIOS : 11/75mmhg
● Iris warna hitam
● Pupil bulat, letak sentral, uk. 2-3mm, Isokor, Refleks cahaya (+)
● Riwayat trauma di sangkal
● Riwayat mata merah sebelumnya di sangkal
● Riwayat penggunaan kacamata (+) kacamata baca dipakai saat membaca
Status Oftalmologikus
Pemeriksaan
Penunjang

01 Tonometri 03

02 Funduskopi Indirek 04
Diagnosis Kerja

Retinopati Hipertensi + Anomali


Refraksi
Tatalaksana

Antihipertensi Modifikasi Gaya hidup


-Amlodipin 1x10mg
- Candesartan 1x 16 mg
0

Teori Pemeriksaan
Penunjang
Tonometri
Definis
Tonometer adalah alat yang mengeksploitasi sifat fisik mata untuk
mendapatkan tekanan intra okular tanpa perlu mengkanulasi mata.

Tonometer berguna untuk mengukur tekanan intra okuli.


Tekanan intra okuli tergantung dari kecepatan produksi aquos
humor, tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata dan
tekanan vena episklera.

Nilai normal tekanan intra okuli 11- 21 mmHg ( rata-rata 16 ± 2,5 mmHg ).
Klasifikasi Tonometer

Metode Langsung
dengan menggunakan kanul di insersikan kedalam bilik mata depan, dan salah satu
ujung yang lain dihubungkan dengan alat manometrik untuk mengukur tekanan yang
diberikan.

Metode Tak Langsung

Metode kontak (indentasi tonometer, applanasi tonometer)


Metode non kontak
Indentasi tonometer
 
Secara prinsip sebagai alat pengukur
 jumlah indentasi ( deformasi menjadi pipih ) pada
kornea terhadap tekanan yang diberikan. Contoh :
tonometer schiotz

Sumber : Clinical Ophthalmology hal 189


Applanasi tonometer
Secara prinsip diartikan sebagai alat pengukur besarnya
gaya yang dibutuhkan untuk memipihkan (mendatarkan)
kornea

Sumber : Clinical Ophthalmology hal 188


Teknik –Teknik Tonometri
1. Tonometri Digital Palpasi
Merupakan pengukuran bola mata dengan jari pemeriksa
 
Alat : Jari telunjuk kedua tangan
Tehnik :
• Menjelaskan apa saja yang akan kita lakukan pada saat pemeriksaan
• Pasien disuruh menutup mata
• Pandangan kedua mata seakan-akan menghadap ke bawah
• Jari-jari lainnya bersandar pada dahi dan pipi pasien
• Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang kornea bergantian
• Satu telunjuk mengimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan bola mata

 
Teknik –Teknik Tonometri
Sumber : Dasar tehnik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata hal 182

Penilaian :

Cara ini memerlukan pengalaman pemeriksa karena terdapat faktor


subjektif
Penilaian dapat dicatat, mata N+1, N+2 , N+3 , atau N-1, N-2, N-3
yang menyatakan tekanan lebih tinggi atau lebih rendah dari normal.
Teknik –Teknik Tonometri
2. Tonometri Schiozt
Merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea (bagian kornea yang
dipipihkan) dengan suatu beban yang dapat bergerak bebas pada sumbunya.

Alat :
Tonometer terdiri dari bagian :
•Frame : skala, penunjuk, pemegang,
tapak berbentuk konkaf
•Pencelup
•Beban : 5,5mg ; 7,5 mg ; 10 mg ; 15 mg
2. Tonometri Schiozt
2. Tonometri schiozt

Penilaian :
 
Hasil pembacaan skala dikonversikan dengan tabel yang telah ditentukan untuk
mengetahui tekanan bola mata dalam millimeter air raksa.
Teknik –Teknik Tonometri
3. Tonometri Goldmann
Merupakan alat untuk mengukur tekanan berdasarkan gaya ( jumlah tenaga yang diberikan )
dibagi luas penampang ( kornea ) yang ditekan alat

Alat :
 
Slit lamp dengan sinar biru
 
Tonometer applanasi
 
Fluorisen strip
 
Obat tetes anestesi lokal
Teknik –Teknik Tonometri
4. Tonometri Perkins

Merupakan tonometer applanasi yang hampir sama dengan tonometer


Goldmann hanya saja tonometer Perkins dapat digunakan dalam berbagai
posisi oleh karena bersifat portable , keakuratannya dapat disamakan baik
dalam posisi vertical atau horizontal, tonometri dapat dilakukan pada bayi,
anak, dan di kamar operasi serta pada kornea yang mengalami
astigmatisma
.Tekanan intra ocular dapat lebih akurat dari pengukuran dengan
menggunakan tonometer

Goldmann jika saat pemeriksaan pasien mau menahan nafas,


melonggarkan dasi, cemas terhadap pemeriksaan dengan memakai slit
lamp, dan dapat digunakan di dalam kamar operasi.
Teknik –Teknik Tonometri
4. Tonometri Perkins

Alat :
 
Bersifat portable
 
Pencahayaan pada prisma berasal dari baterai.
Tekanan yang diberikan secara manual.
Teknik –Teknik Tonometri
5. Tonometer Daeger

Merupakan tonometer applanasi, hampir sama dengan tonometer Goldmann


dan Perkins. Perbedaannya pada bentuk prisma yang digunakan serta
tekanan yang diberikan berasal dari motor elektrik. Bersifat portable.
Membutuhkan latihan untuk menggunakannya dan mempunyai tingkat
kesulitan yang sama dengan tonometer Goldmann.
.
6. Tonometer Mackay-Marg

Merupakan tonometer applanasi , dan cukup akurat untuk pengukuran tekanan intra
ocular pada mata yang mengalami sikatrik, odema atau irregular kornea dan pada
mata yang memakai lensa kontak lunak.
Funduskopi
Funduskopi

Tujuan
untuk melihat dan menilai kalainan dan keadaan pada fundus okuli.

Dasar
cahaya yang dimasukan kedalam fundus akan memberikan refleks fundus.
Gambaran fundus mata akan terlihat bila fundus diberi sinar.
Funduskopi

Alat
1.Oftalmoskop
2.Obat melebarkan pupil
- tropicamide 0.5-1% mydriatyl
-fenilefrin hidroklorida 2,5%
OBRAS LITERÁRIAS

MERCÚRIO
Mercúrio é o planeta mais
próximo do Sol
Perhatian:

Sebelum melebarkan pupil, diukur tekanan bola mata terlebih dahulu


Sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan pupil dilebarkan, kecuali bila:

-Bilik mata yang dangkal


-Trauma kepala
-Pasien pulang mengendarai kendaraan sendiri
-Pasien glukoma sudut sempit
Cara Pemeriksaan
Funduskopi

1. Pemeriksaan dilakukan di ruangan gelap atau setengah gelap


2. Aturlah alat oftalmoskop sehingga berada dalam posisi F
3. Sesuaikan ukuran lensa pada oftalmoskop kerang lebih sesuai keadaan
refraksi pasien (kalau diketahui). Misalnya pemeriksa adalah miop 2D dan
penderita adalah emetrop, pakailah lensa 0
4. Peganglah oftalmoskop dengan cara menggenggam bagian
pegangannya, jari telunjuk berada pada panel pengatur ukuran lensa, siap
untuk menyesuaikan ukuran lensa sehingga dapat diperoleh bayangan
yang paling tajam.
Cara Pemeriksaan
Funduskopi

5. Pada pemeriksaan, pemeriksa memegang oftalmoskop dengan tangan


kanan, dan melihat melalui oftalmoskop dengan mata kanan pula.
Demikian pula sebaliknya.
6. Mintalah penderita duduk dengan tangan tenang, pandangan difiksasi
pada satu titik jauh.
7. Dengan oftalmoskop berada pada jarak 15-30 cm di depan mata
penderita. Lihatlah melalui lensa oftalmoskop. Jatuhkan sinar pada pupil
sehingga tampak refleks cahaya bulat pada pupil. Dengan tetap
mengfokuskan sinar pada pupil, bergeraklah mendekat, sampai terlihat
fundus penderita.
Cara Pemeriksaan
Funduskopi

8. Apabila anda melihat pembuluh darah, ikutilah ke


arah proksimal sehingga akan terlihat papil N II.
perhatikan warna, bentuk dan tegas atau tidaknya
batas papil tersebut.
9. Mintalah penderita melihat kearah sinar, untuk
melihat makula dan refleks fovea.
Oftalmoskopi indirek
• Pemeriksa menggunakan kedua mata
• Alat diletakkan tepat didepan kedua mata dengan bantuan pengikat di sekeliling
kepala
• Pada celah oftalmoskop dipasang lensa konveks +4D yang menghasilkan
bayangan jernih bila akomodasi diistirahatkan
• Jarak dengan penderita kurang lebih 40cm
• Pemeriksaan juga membutuhkan suatu lensa tambahan , disebut lensa objektif
yang berkekuatan S +13 D, ditempatkan 7-10 cm didepan mata penderita
• Bila belum memproleh bayangan yang baik, lensa objektif ini digeser mendekat
dan menjauh.
 Arteri
 lurus, berwarna merah terang, dan lebih kecil
 Vena
 lebih berkelok, warna lebih tua, dan lebih besar
 Makula lutea
 Terlihat sebagai bercak yang berwarna lebih merah dari sekitarnya
 Makula lutea segera terlihat bila penderita disuruh melihat pada oftalmoskop
 Fovea sentralis
 Ditengah-tengah makula lutea
 Terlihat seolah-olah ada cahaya pada tempat itu, karena itu disebut refleks fovea (+)
 Apabila refleks fovea tidak terlihat mungkin didaerah ini ada edema atau radang
Midriatil
Untuk mendapatkan pupil yang berdilatasi dapat kita peroleh dengan 2
golongan obat yaitu midriatik dan sikloplegik

Sikloplegik menghambat efek asetilkolin pada reseptor muskarinik sistem saraf


otonom. Obat-obatan sikloplegik disebut juga antikolinergik, antimuskarinik atau
antagonis kolinergik.
autorefraction
Autorefraction
Merupakan alat elektronik yang mengolah data hasil
pemeriksaan secara digital dengan menggunakan komputer.
Alat ini memiliki dua fungsi pemeriksaan sesuai dengan
namanya yaitu refrakto dan keratometer
Refractometer merupakan salah satu metode pengukuran kelainan refraksi
(kelainan mata yang memerlukan bantuan penggunaan kacamata) secara obyektif
tidak mengandalkan pasien secara penuh dalam proses perhitungannya. Informasi
yang diperoleh dari pemeriksaan menggunakan refractometer berupa kekuatan
lensa koreksi kelainan refraksi pasien. Kekuatan lensa ini bisa berupa lensa minus,
lensa plus, maupun lensa silinder beserta keterangan axis lensanya.

Keratometer adalah salah satu alat pemeriksaan mata yang berguna


untuk mengetahui kelengkungan kornea pasien secara detail karena
mencangkup kekuatan refraksi dan axis pada kelengkungan kornea
pada area tertentu. Informasi tersebut sangat penting dan diperlukan
dalam pemeriksaan dan evaluasi pasien sebelum dan sesudah operasi
refraktif, penegakan diagnosa dan evaluasi pasien dengan kelainan
kelengkungan kornea, serta masih banyak lagi.
Fungsi

Salah satu proses pemeriksaan pasien di Klinik Mata Utama


(KMU) adalah menggunakan alat yang bernama Auto Refrakto
Keratometer (ARK). Alat ini berfungsi untuk :

Mengukur kelengkungan kornea.


Mengukur kekuatan refraksi kornea secara otomatis. Pengukuran
ini diperuntukkan pemakaian kaca mata atau lensa kontak.
Prosedur Pemeriksaan
• Pasien duduk di kursi yang sudah disiapkan di depan alat ARK
• Pasien diminta meletakkan dagu dan menempatkan dahi di tempat
yang sudah disediakan. {Perhatikan marka garis di alat}
• Pasien diminta melihat ke depan dan menahan mata terbuka tanpa
berkedip beberapa detik.
• Pemeriksaan selesai, otomatis hasil print out akan keluar dari alat /
hasil ditulis secara manual.
Bagian – Bagian ARK

Power
ON/O
FF

Feather-touch
sensor button
● Tombol sensor dengan sentuhan kulit
digunakan untuk berinteraksi dengan
layar memungkinkan Penggunaan
yang sensitif dan akurat.
Untuk Pemeriksaan Px :
● cek Kacamata
● Kontrol 1 minggu dan 1 bulan
● Cek kesehatan
● Katarak, Glaukoma,PTG dll

Untuk Pemeriksaan Px :
• Katarak :
(1x K) bila px belum dibio Non contac (Iol Master)
dan belum ditetesi midriatil
(3x K) bila px sudah ditetesi midriatil
 3X shoot
Untuk Pemeriksaan Px :
• Katarak :
(1x K) bila px belum dibio Non
contac (Iol Master) dan belum
ditetesi midriatil
(3x K) bila px sudah ditetesi midriatil
 6x Shoot
Improved side flaps,head rest and
chin rest
• Samping samping yang dipasang di • Alat ini menggunakan sensor
setiap sisi jendela pengukuran optik dan teknologi komputerisasi
memungkinkan untuk menghalangi untuk mengukur perbandingan
cahaya mewujudkan akurasi tinggi. dan kontras kornea terhadap nilai
Bentuk dahi yang dimodifikasi dan dagu yang telah ditentukan. Teknik
membantu meminimalkan stres pasien. refraksi dilakukan secara cepat,
sederhana dan tidak
menyakitkan.

New
Joystick
• Joystick yang sepenuhnya didesain ulang
dengan bentuk dan tombol atas
memungkinkan operator untuk
mengontrol unit dengan gerakan yang
lebih tepat.
Contoh Hasil Pemeriksaan dg K
Pemeriksaan dari ARK atau R/K
Kelebihan ARK
1. Menggabungkan pengukuran untuk diopter dan kelengkungan
kornea
2. Teknik pengukuran konsisten dan akurat gambar;
3. Teknik yang paling canggih, membuat grafik diukur dengan cepat dan
jelas.
4. Desain fokus untuk membuat pegang fokus lebih cepat.
5. Optometri auto refraktor. unit ini diproduksi dengan menggunakan
teknologi canggih dan bahan impor. terlihat baik dan sifat, aman dan
dapat diandalkan.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai