Koreksi S: C: as: S: C: as :
Add: S Add: S
Conjunctiva tarsal superior Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-) Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-)
folikel (-) nodul (-) folikel (-) nodul (-)
Massa (-) Flikten (-) Massa (-) Flikten (-)
Conjunctiva tarsal inferior Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-) Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-)
folikel (-) nodul (-) folikel (-) nodul (-)
Massa (-) Massa (-)
Conjunctiva bulbar kemosis (-) injeksi konjungtiva (-) injeksi siliar (-) kemosis (-) injeksi konjungtiva (-) injeksi siliar
selaput pterigium (+) membran(-) (-) selaput pterigium (-) membran(-)
pseudomembran (-) pseudomembran (-)
Corpus alineum (-) Corpus alineum (-)
PEMERIKSAAN EKSTERNAL
Okular Dekstra Okular Sinistra
Kornea Jernih, mikrokornea (-) megalokornea (-) Jernih, mikrokornea (-) megalokornea (-)
buftamous (-) keratoglobus (-) infiltrat(-) sikatrik (- buftamous (-) keratoglobus (-) infiltrat(-) sikatrik (-)
) abrasi (-) ulkus(-) perforasi (-) abrasi (-) ulkus(-) perforasi (-)
Anterior chamber Dangkal, kedalaman sedang, hipopion (-) hifema Dangkal, kedalaman sedang, hipopion (-) hifema
(-) koagulan (-) Flare (-) sel (-) (-) koagulan (-) Flare (-) sel (-)
Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor
Diameter Pupil ± 3 mm ± 4 mm
Reflex cahaya (+) (+)
Direct (+) (+)
Konsensuil
Iris Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia (-) Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia (-) nodul (-)
nodul (-)
Lensa Sedikit keruh jernih
Anterior chamber Dangkal, kedalaman sedang, hiponion Dangkal, kedalaman sedang, hiponion
(-) hifema (-) koagulan (-) Flare (-) sel (-) hifema (-) koagulan (-) Flare (-) sel
(-) (-)
Iris Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia
(-) nodul (-) (-) nodul (-)
Lensa Sedikit keruh Keruh, kapsul anterior ruptur
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
4. Tonometri
Ocular Dekstra Okular sinistra
Definisi Jaringan fibrovaskular Benjolan pada konjungtiva Perlengketan konjungtiba bulbi dengan kornea
konjungtiva bulbi berbentuk bulbi yang cacat
segitiga
Warna Putih kekuningan Putih-kuning keabu-abuan Putih kekuningan
Letak Celah kelopak bagian nasal atau Celah kelopak mata Pada daerah konjungtiva yang terdekat
temporal yang meluas ke arah terutama bagian nasal dengan proses kornea sebelumnya
kornea
♂:♀ ♂>♀ ♂=♀ ♂=♀
Sonde Tidak dapat diselipkan Tidak dapat diselipkan Dapat diselipkan di bawah lesi karena tidak
melekat pada limbus
Puncak Ada pulau-pulau Funchs (bercak Tidak ada Tidak ada (tidak ada head, cap, body)
kelabu)
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada pterygium, adalah :
Distorsi dan penglihatan berkurang
Mata merah
Iritasi
Scar (jaringan parut) kronis pada konjungtiva dan kornea
Pada pasien yang belum eksisi, scar pada otot rectus medial dapat menyebabkan
terjadinya diplopia.
Komplikasi post eksisi pterygium, adalah:
•Infeksi, reaksi bahan jahitan (benang), diplopia, scar cornea, conjungtiva graft
longgar dan komplikasi yang jarang termasuk perforasi bola mata, vitreous
hemorrhage atau retinal detachment.
•Penggunaan mytomicin C post operasi dapat menyebabkan ectasia atau melting
pada sclera dan kornea.
•Komplikasi yang terbanyak pada eksisi pterygium adalah rekuren pterygium post
operasi.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad funtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi baik, rasa tidak nyaman pada
hari pertama postoperasi dapat ditoleransi, kebanyakan pasien setelah 48 jam post
operasi dapat beraktivitas kembali
Anatomi lensa
Lensa merupakan struktur liar dan ekuator
lensa
Komposisi dari lensa terdiri atas 64% air,
35% protein, dan 1% lipid, karbohidrat, dan
elemen lain. Memiliki indeks refraktif 1,39.
Diameter = 8,8 – 9,2 mm. Ketebalan = 4
mm. Berat = 250 mg. Lensa memiliki dua
permukaan, yaitu permukaan anterior dan
posterior. Permukaan posterior lebih
cembung dibandingan anterior yang memiliki
radius kurvatura anterior 10mm dan radius
kurvatur posterior 6mm.
Bagian – bagian lensa
1. Capsul lens
Tipis, membrane transparan yang lebih tebal di anterior (14 mikrometer) dan
lebih tipis pada bagian posteriornya (4 micrometer
2. Korteks
Terdapat diantara kapsul lensa dan nukleus. Yang mengandung serat – serat
lensa.
3. Nucleus
Lensa memiliki 4 nuclei yang terbentuk pada 4 tahap yang berbeda, yaitu:
embryonic nucleus (1-3 bulan gestasi), fetal nucleus (dari 3 bulan masa gestasi
sampai lahir), infantile nucleus (dari lahir sampai pubertas), dan adult nucleus
(masa dewasa awal).
Histologi
1. Kapsul lensa
Lensa di bungkus oleh simpai tebal (10-20 μm), homogen, refraktil, dan kaya
akan kolagen tipe IV dan proteoglikan.
2. Epitel subkapsular
Epitel subkapsular terdiri atas sel epitel kuboid yang hanya terdapat pada
permukaan anterior lensa.
Epitel subkapsular yang berbentuk kuboid akan berubah menjadi kolumnar di
bagian ekuator dan akan terus memanjang dan membentuk serat lensa.
Histologi
3. Serat lensa
Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai
struktur tipis dan gepeng. Serat lensa yang
berdiferensiasi masih memiliki intinya, sangat
memanjang dan mengisi sitoplasma dengan protein
yang disebut kristalin. Serat lensa yang matur telah
kehilangan inti dan terkemas rapat membentuk struktur
transparan yang khas.
Serat lensa matur biasanya memiliki panjang 7 – 10
mm, lebar 8 – 10 mikrometer, dan tebal 2 mikrometer.
Serat tersebut terkemas rapat yang membentuk jaringan
transparan yang sangat terkhususkan untuk pembiasan
cahaya.
Lensa ditahan pada tempatnya oleh sekelompok serat
yang tersusun radial, yakni zonula ciliaris elastis, yang
terinsersi pada kapsul lensa dan pada badan siliar.
Sistem ini penting untuk proses yang dikenal sebagai
akomodasi, yang dapat memfokuskan objek dekat dan
jauh dengan mengubah kecembungan lensa.
Fungsi lensa
FUNGSI LENSA
•Untuk mentransmisikan cahaya
•Berperan dalam media refraksi cahaya ke retina
•Berguna sebagai akomodasi untuk penglihatan jarak
dekat
•Absorpsi sinar UV yang berbahaya
•Lensa mendapatkan nutrisi dari aqueous humor.
KATARAK
Katarak
Definisi : kekeruhan lensa (lens opacity) biasanya berkaitan dengan usia, kongenital, dan
trauma sehingga menimbulkan gejala penurunan kualitias fungsi penglihatan, berupa penurunan
sensitivitas kontras dan tajam penglihatan
Epidemiologi :
Katarak merupakan salah satu penyebab utama kebutaan setelah galukoma (WHO).
penyebab kebutaan no.1 di Indonesia dan negara negara berkembang
kebutaan di IND 1,5% dan 0,78% diantaranya penyebabnya adalah katarak
Klasifikasi katarak
Klasifikasi Katarak Berdasarkan 3. Metabolik
Etiologi: Diabetes (Snow Storm Cataract).
Hipoglikemi
1. Katarak Senil Galaktosemi (Oil drop Cataract)
2. Traumatik Defisiensi galaktokinase
Mannosidosis
•Penetrasi Penyakit Fabry
•Konkusi (Rosette cataract) Sindrom Lowe
Penyakit Wilson (Sunflower Cataract)
•Iradiasi sinar infra merah Hipokalsemia
•Electrocution
•Radiasi ionisasi
Klasifikasi katarak
6. Infeksi maternal
4. Toksik Rubella
Kortikosteroid
Toksoplasmosis
Klorpromazin Sitomegalovirus
Miotik
Busulfan 7. Obat yang dimakan pada kehamilan
Preparat emas Kortikosteroid
Amiodaron Talidomid
•Electrocution
•Radiasi ionisasi
Klasifikasi katarak (morfologi)
KAPSULA ANTERIOR
Kapsular Anterior
Gangguan terjadi pada saat kornea belum
seluruhnya melepaskan lensa dalam
perkembangan embrional. Hal ini juga
mengakibatkan terlambatnya pembentukan bilik
mata depan pada perkembangan embrional,
pada kelainan ini kadang didapatkan suatu bentuk
kekeruhan yang terdapat di dalam bilik mata
depan yang menuju kornea sehingga
memperlihatkan bentuk kekeruhan seperti piramid.
Tidak progresif.
Klasifikasi katarak
KAPSULA POSTERIOR
Kapsular Posterior
Katarak disebabkan menetapnya selubung
vaskuler lensa. Kadang-kadang terdapat
arteri hialoid yang menetap sehingga
mengakibatkan kekeruhan pada lensa.
Pengobatannya dengan melakukan
pembedahan iridektomi optik.
Klasifikasi katarak
SUBKAPSULAR DAN LAMELLAR
• Subkapsular
• Zonular atau lamelar
Biasanya segera terlihat setelah bayi lahir dan
bilateral. Kekeruhan berbatas tegas dengan
bagian perifer tetap bening. Kekeruhan dapat
menutupi seluruh celah pupil, bila tidak dilakukan
dilatasi pupil akan mengganggu penglihatan.
Tergantung kepada derajat kekeruhan lensa, bila
kekeruhan sangat tebal sehingga fundus tidak
dapat melihat maka perlu dilakukan insisi lensa.
Klasifikasi katarak
NUKLEAR
• Nuklear
Jarang dan termasuk di dalamnya adalah katarak
ujung tombak dan katarak bunga karang.
Kekeruhan terletak di daerah nukleus lensa.
Gangguan terjadi waktu 3 bulan pertama.
Biasanya bilateral dan tidak progresif, herediter
dan bersifat dominan. Sering hanya
merupakan kekeruhan berbentuk titik-titik. Tidak
mengganggu tajam penglihatan.
Klasifikasi katarak (derajat kematangan)
KATARAK INSIPIENS
• Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-
bercak yang membentuk gerigi dengan dasar
di perifer dan daerah jernih di antaranya.
Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior
atau posterior. Hanya tampak bila pupil
dilebarkan.
• Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia
oleh karena indeks refraksi yang tidak sama
pada semua bagian lensa. Shadow test (-).
Klasifikasi katarak
KAPSULA IMMATURE
Kekeruhan lebih tebal tetapi tidak atau belum
mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat
bagian yang jernih pada lensa. Terjadi hidrasi
korteks yang mengakibatkan lensa menjadi
bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan
memberikan perubahan indeks refraksi dimana
mata menjadi miopia. Kecembungan ini akan
mengakibatkan pendorongan iris ke depan
sehingga bilik mata depan dan sudut bilik mata
depan akan menjadi lebih sempit sehingga mudah
terjadi glaukoma sebagai penyulit. Shadow test (+).
Klasifikasi katarak
KAPSULA MATURE
• Bila proses degenerasi berjalan terus maka
akan terjadi pengeluaran air bersama-sama
hasil desintegritas melalui kapsul. Lensa
berukuran normal kembali sehingga iris tidak
terdorong ke depan dan bilik mata depan akan
mempunyai kedalaman yang normal kembali.
Kadang terlihat lensa berwarna sangat putih
akibat perkapuran menyeluruh karena deposit
kalsium.
Klasifikasi katarak
KATARAK HIPERMATURE
• Merupakan proses degenerasi lanjut lensa
sehingga korteks lensa mencair dan dapat
keluar melalui kapsul lensa. Lensa mengeriput
dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan
lensa dan mencairnya korteks nukleus lensa
tenggelam ke arah bawah (katarak Morgagni).
Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik
mata menjadi dalam. Shadow test pseudopositif.
Akbiat masa lensa yang keluar melalui kapsul
lensa dapat timbul penyulit berupa uveitis
fakotoksik atau glaukoma fakolitik.
Klasifikasi katarak (usia)
1. katarak kongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang terlihat pada usia di bawah satu tahun. (6) Kekeruhan
sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang
sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa
2, Katarak juvenil
Katarak juvenil adalah katarak yang terlihat pada usia di atas satu tahun dan di bawah empat
belas tahun.
3. Katarak presenil
Katarak presenil adalah katarak yang terjadi pada usia 13 – 35 tahun
4. Katarak senil
Terjadi pada orang tua berusia di atas 50 tahun. Wanita dan pria sama, biasanya bilateral, tapi
seringkali timbul pada satu mata terlebih dahulu dan diikuti oleh mata yang lain. Terdapat
pengaruh genetik dalam insidensinya.
Katarak senilis
Tipe katarak yang paling sering terjadi. Diketahui sebagai katarak yang berhubungan dengan
peningkatan usia.
Faktor risiko
•Genetik
•Usia
•Sinar matahari (terutama komponen UV-A dan UV-B)
•Malnutrisi
•Trauma
•Merokok
•Alkohol
•Penyakit Sistemik (Diabetes, Galaktosemia)
•Penggunaan Obat Steroid
•Penyakit mata sebelumnya
Klasifikasi katarak (usia)
Katarak disebabkan karena (etiologi) :
1.Degenerasi dan opasifikasi serat lensa yang terbentuk
2.Formasi dari serat lensa yang abnormal
3.Metaplasia fibrous pada serat-serat lensa
4.Produk metabolisme yang abnormal, obat-obatan dan metal dapat terdeposit
Klasifikasi
Secara morfologi, katarak senilis dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Katarak Senilis Kortikal
Katarak Cuneiform (70%)
Katarak Cupuliform (5%)
2. Katarak Senilis Nuklear (25%)
Sering kali katarak senilis kortikal dan nuklear ditemukan bersamaan dalam satu mata.
Klasifikasi katarak (usia)
Manifestasi klinis
Adanya penurunan ketajam penglihatan, tergantung dari keadaan dan derajat
kekeruhan.
Penurunan sensitivitas kontras, pasien mengeluhkan seulitnya meliha benda di cahaya
terang atau adanya sensasi silau
Uniocular polyopia (penglihatan ganda), merupakan salah satu gejala awal yang
diakibatkan oleh refraksi yang irreguler dari lensa.
Titik hitam di depan mata
Gambar buram
Kehilangan penglihatan
Diagnosis
Diagnosis
Anamnesis:
Adanya penurunan penglihatan secara perlahan
Penglihatan seperti berkabut atau berasap
Sering merasa silau saat di luar ruangan, lebih nyaman di dalam ruangan
Pemeriksaan Mata
Visual acuity bervariasi mulai dari 6/9 hingga persepsi cahaya, tergantung dari beratnya katarak.
Pemeriksaan segmen anterior dengan senter atau slit lamp: warna lensa bervariasi dari putih hingga abu-
abu (keruh).
Shadow test (+) pada katarak senile imature dan (-) pada katarak senile mature
Pemeriksaan refleks pupil langsung dan tidak langsung (+)
Komplikasi
1. lens – induced glaucoma
2. lens – induced uveitis
3. sublukasi dan dislokasi lensa
Terapi
Terapi pembedahan :
Indikasi medik
Katarak hipermatur
Lens-Induced Glaucoma
Lens-Induced Uveitis
Dislokasi atau subluksasi lensa
Benda asing intra-lentikuler
Diabetik retinopati untuk dilakukannya fotokoagulasi laser
Ablasio retina
Indikasi kosmetik
Terapi pembedahan
Beberapa cara pembedahan katarak yang dikenal antara lain:
•Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (ECCE) dengan implantasi Posterior Chamber Lens
(PCL)
Dilakukan dengan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior
sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Termasuk ke
dalam golongan ini ekstraksi linear, aspirasi, dan irigasi
•Ekstrasi katarak Intrakapsular
Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.
•Pars plana lansectomy
Suatu teknik khusus yang digunakan pada anak-anak yang masih sangat muda. Lensa dan
bagian anterior viterus dikeluarkan dengan menggunakan Vitrectomy Probe atau Vitreous
Irrigation Suction Cutting (VISC).
Terapi pembedahan
Fakoemulsifikasi
Nukleus diemulsifikasi dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi (40.000 MHz) dan
kemudian diisap keluar mata lewat insisi kecil. Setelah itu dimasukkan IOL yang dapat
dilipat.Merupakan operasi pilihan untuk katarak.