Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

OD Katarak Senilis Matur dan OS Katarak Senilis


Imatur

Mila Camelia
30101507491
Pembimbing :
dr. Tita Octavia, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2020
Identitas Pasien
Nama
• Ny. M
Jenis Kelamin
• Perempuan
Umur
• 42 Tahun
Alamat
• Jepara
Pekerjaan
• Tidak Bekerja
Nomor Rekam Medis
• 000722xxx
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Autoanamnesis

Hari, Tanggal
• Jumat, 10 Januari 2020

Waktu
• 11.14 WIB

Tempat
• Poliklinik Mata RSUD RA. Kartini Jepara
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Keluhan Utama

Pandangan Kabur
Riwayat Penyakit
Sekarang

Pasien datang ke poli mata RSUD RA Kartini Jepara diantar oleh


keluarganya dengan keluhan pandangan kabur pada mata kanan sejak 5
bulan yang lalu. Keluhan diawali dengan pandangan kabur saat melihat
jauh maupun dekat pada mata kanan dan lama kelamaan mata kiri juga
menjadi kabur. Keluhan dirasakan terus menerus dan mengganggu
aktivitas. Tidak ada faktor memperburuk maupun memperingan. Keluhan
lain yang dirasakan pasien adalah terasa seperti melihat ada kabut dan
ada rasa silau saat mata digunakan untuk melihat. Keluhan lain seperti
rasa mengganjal maupun nyeri disangkal. Riwayat alergi disangkal.
Riwayat Penyakit
Dahulu

Riwayat Keterangan
Riwayat DM, Hipertensi Disangkal

Riwayat penggunaan Disangkal


kacamata, lensa kontak
Riwayat trauma Disangkal
Riwayat operasi pada mata Disangkal
Riwayat Penyakit
Keluarga

Riwayat Keterangan
Riwayat keluhan serupa Disangkal

Riwayat penggunaan Disangkal


kacamata
Riwayat operasi mata Disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi

Kesan sosial ekonomi cukup


PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Status Present

• Keadaan Umum : Baik


• Kesadaran : Komposmentis
• Aktivitas : Normoaktif
• Kooperativitas : Kooperatif
• Status Gizi : Baik
Status Ophtalmologi

VOD : Visus jauh (lambaian tangan) : 1/300


VOS : Visus jauh (hitung jari tangan) : 2/60
PEMERIKSAAN RUTIN UMUM MATA
Pemeriksaan Lokalis DEKSTRA SINISTRA
Bulbus Gerak bola mata simetris, Gerak bola mata simetris,
Okuli Enoftalmus (-), Enoftalmus (-),
Eksoftalmus (-), Eksoftalmus (-),
Strabismus (-) Strabismus (-)
Supercilia Rontok (-), Rontok (-),
Rapat (+), Rapat (+),
Simetris (+) Simetris (+)
Palpebra Edema (-), Edema (-),
Hiperemis(-), Hiperemis(-),
Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),
Blefarospasme (-), Blefarospasme (-),
Lagoftalmus(-), Lagoftalmus(-),
Ptosis (-) Ptosis (-)
Ektropion (-), Ektropion (-),
Entropion (-) Entropion (-)
Pemeriksaan Lokalis
PEMERIKSAAN RUTIN UMUM MATA
DEKSTRA SINISTRA
Cilia Rapat (+), Rapat (+),
Rontok (-), Rontok (-),
Simetris (+), Simetris (+),
Sekret (-) Sekret (-)
Konjungtiv Konjungtiva Palpebra : Konjungtiva Palpebra :
a Injeksi (-), Edema (-), Papil Injeksi (-), Edema (-), Papil (-),
(-), Folikel (-), Sekret (-)
Folikel (-), Sekret (-) Konjungtiva Fornix :
Konjungtiva Fornix : Injeksi (-), Edem (-), Sekret (-)
Injeksi (-), Edem (-), Sekret (-) Konjungtiva Bulbi :
Konjungtiva Bulbi : Injeksi (-), Edema (-),
Injeksi (-), Edema (-), Jaringan fibrovaskuler (-), Nodul (-),
Jaringan fibrovaskuler (-), Sekret (-)
Nodul (-), Sekret (-)
PEMERIKSAAN RUTIN UMUM MATA
Pemeriksaan Lokalis DEKSTRA SINISTRA
Sklera Putih Putih
Kornea Bulat, jernih, Bulat, jernih,
Edema (-), Arkus senilis (-), Edema (-), Arkus senilis (-),
Keratik presipitat (-), Keratik presipitat (-),
Infiltrat (-), Infiltrat (-),
Sikatriks (-), Sikatriks (-),
Injeksi perikorneal (-) Injeksi perikorneal (-)
Camera Jernih, Dalam Jernih, Dalam
Oculi Flare (-), Flare (-),
Hipopion (-), Hipopion (-),
Anterior
Hifema (-) Hifema (-)
Iris Warna : Coklat Warna : Coklat
Atrofi (-), Atrofi (-),
Massa (-) Massa (-)
Sobekan (-) Sobekan (-)
Edema(-), Edema(-),
Synekia (-) Synekia (-)
Pemeriksaan Lokalis
PEMERIKSAAN RUTIN UMUM MATA
DEKSTRA SINISTRA
Pupil Bulat, d= ±3mm, Bulat, d= ±3mm,
letak : sentral letak : sentral
Refleks pupil direk (+), Refleks pupil direk (+),
Refleks pupil indirek (+) Refleks pupil indirek (+)
Lensa Kekeruhan (+) merata Kekeruhan (+) tidak merata
Letak : Sentral Letak : Sentral

Sistem Tidak dilakukan, epifora (-) Tidak dilakukan, epifora (-)


Lakrimasi
RESUME

Pemeriksaan Subjektif
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Sosial
Keluhan Utama
Sekarang Dahulu Keluarga Ekonomi
• Pandangan kabur • pandangan kabur • - • Kesan social
pada mata kanan • Riwayat ekonomi cukup
sejak 5 bulan yang penggunaan
lalu yang diikuti kacamata (-), lensa
mata kiri. kontak (-)
• Keluhan dirasakan • Riwayat operasi
terus menerus yang berhubungan
dan mengganggu dengan mata (-), VOD (lambaian tangan) : 1/300 dan
aktivitas trauma pada mata VOS (hitung jari tangan) : 2/60
• Keluhan lain yang (-) Pemeriksaan segmen anterior
dirasakan pasien
didapatkan kekeruhan merata pada
adalah terasa
seperti melihat lensa mata kanan dan kekeruhan
ada kabut dan ada sebagian pada lensa mata kiri.
rasa silau
Diagnosis

OD Katarak Senilis
Stadium Matur dan
OS katarak Senilis
Stadium Imatur

Diagnosis
Kerja

Diagnosis Banding


OD Katarak Senilis
Stadium Matur dan OS
katarak Senilis Stadium
Imatur

ODS Katarak Komplikata
Penatalaksanaan

Cendo Lyteers 4 x ODS


Edukasi

 Menjelaskan kepada pasien, bahwa


kekeruhan pada lensa di mata kanan dan kiri Menganjurkan kepada pasien untuk dilakakan
menyebabkan pandangan menjadi kabur, dan operasi katarak pada mata kanan dan kiri
dapat memburuk
Prognosis

Ad Vitam
Dubia ad
Ad bonam
Functionam
Dubia ad
Ad bonam
Sanationam
Dubia ad
Ad
bonam
Komestikan
Dubia ad
bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN HISTOLOGI
LENSA
Lensa adalah struktur kristalin berbentuk bikonveks
dan transparan. Lensa memiliki dua permukaan, yaitu
permukaan anterior dan posterior. Lensa memiliki ukuran
diameter 9-10 mm dengan ketebalan 3,5 mm – 5 mm.

Lensa terletak di bilik posterior bola mata, di antara permukaan posterior iris dan badan vitreus pada
lengkungan berbentuk cawan badan vitreus yang di sebut fossa hyaloid. Lensa bersama dengan iris
membentuk diafragma optikal yang memisahkan bilik anterior dan posterior bola mata. Lensa tidak memiliki
serabut saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat. Di belakang iris, lensa terfiksasi pada serat zonula
yang berasal dari badan siliar. Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior
dan posterior dari kapsul lensa. Kapsul merupakan membran dasar yang melindungi nukleus, korteks, dan
epitel lensa. Kapsul lensa yang bersifat elastic berfungsi untuk mengubah bentuk lensa pada proses
akomodasi
ANATOMI DAN HISTOLOGI
LENSA Secara histologis, lensa memiliki tiga komponen utama:
Kapsul Lensa
Lensa dibungkus oleh simpai tebal (10-20 µm), homogen, refraktil,
dan kaya akan karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel
epithel. Kapsul ini merupakan suatu membran basal yang sangat tebal
dan terutama terdiri atas kolagen tipe IV dan glikoprotein. Kapsul
lensa paling tebal berada di ekuator (14 µm) dan paling tipis pada
kutub posterior (3 µm). Kapsul lensa bersifat semipermeabel, artinya
sebagian zat dapat melewati lensa dan sebagian lagi tidak.
Epitel Subkapsular
Epitel subkapsular terdiri atas sel epitel kuboid yang hanya terdapat pada permukaan anterior lensa. Epitel subkapsular
yang berbentuk kuboid akan berubah menjadi kolumnar di bagian ekuator dan akan terus memanjang dan membentuk
serat lensa. Lensa bertambah besar dan tumbuh seumur hidup dengan terbentuknya serat lensa baru dari sel-sel yang
terdapat di ekuator lensa. Sel-sel epitel ini memiliki banyak interdigitasi dengan serat-serat lensa.
Serat Lensa
Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dan gepeng. Serat ini merupakan sel-sel yang sangat
terdiferensiasi dan berasal dari sel-sel subkapsular. Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organelnya dan menjadi
sangat panjang. Sel-sel ini berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin
ANATOMI DAN HISTOLOGI
LENSA
Lensa ditahan di tempatnya oleh sekelompok serat yang
tersusun radial yang disebut zonula, yang satu sisinya tertanam
di kapsul lensa dan sisi lainnya pada badan siliar. Serat zonula
serupa dengan miofibril serat elastin. Sistem ini penting untuk
proses akomodasi, yang dapat memfokuskan objek dekat dan
jauh dengan mengubah kecembungan lensa.
FISIOLOGI LENSA
Akomodasi lensa merupakan mekanisme yang
dilakukan oleh mata untuk mengubah fokus dari benda
jauh ke benda dekat yang bertujuan untuk
menempatkan bayangan yang terbentuk tepat jatuh di
retina. Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa oleh
badan silluar terhadap serat zonula. Saat m. cilliaris
berkontraksi, serat zonular akan mengalami relaksasi
sehingga lensa menjadi lebih cembung dan mengakibatkan
daya akomodasi semakin kuat. Terjadinya akomodasi
dipersarafi ole saraf simpatik cabang nervus III. Pada
penuaan, kemampuan akomodasi akan berkurang secara
klinis oleh karena terjadinya kekakuan pada nukelus.
KATARAK
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi
akibat kedua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
BERDASARKAN MORFOLOGI
Katarak kapsular, adalah katarak yang melibatkan kapsul Katarak nuklear, adalah katarak yang melibatkan bagian
lensa, dapat berupa katarak kapsular anterior dan katarak nukleus lensa. Katarak nuklear disebabkan oleh faktor
kapsular posterior. Katarak kapsular dapat disebabkan oleh usia. Katarak nuklear merupakan sklerosis normal yang
usia, uveitis yang berhubungan dengan sinekia posterior, berlebihan atau pengerasan dan penguningan nukleus pada
obat-obatan, radiasi, dan trauma. usia lanjut
Katarak subkapsular, adalah katarak yang melibatkan Katarak supranuklear, adalah katarak yang melibatkan
bagian superfisial korteks atau tepat di bawah kapsul lensa bagian korteks lensa yang paling dalam, tepat di atas
dapat berupa katarak subkapsular anterior dan katarak nukleus lensa.
subkapsular posterior. Katarak subkapsular posterior dapat
terjadi akibat usia, radiasi, konsumsi steroid, diabetes, Katarak polar, adalah katarak yang melibatkan kapsul
myopia berat dan degenerasi retina. Katarak subkapsular lensa dan superfisial korteks lensa hanya di regio polar,
posterior dapat terjadi bersamaan dengan katarak dapat berupa katarak polar anterior dan katarak polar
subkapsular posterior dan dapat disebabkan oleh jejas posterior. Katarak polar biasanya terdapat pada katarak
lokal, iritasi, uveitis dan radiasi. kongenital atau karena trauma sekunder.

Katarak kortikal, adalah katarak yang melibatkan korteks Katarak campuran, adalah keadaan di mana lebih dari satu
lensa dan merupakan katarak yang paling sering terjadi. tipe katarak muncul bersamaan. Pada awalnya katarak
Katarak kortikal disebabkan oleh usia dan diabetes. biasanya muncul sebagai satu tipe saja tetapi akan dapat
Lapisan kortikal kurang padat dibandingkan nukleus menjadi katarak gabungan ketika bagian lensa yang lain
sehingga lebih mudah menjadi sangat terhidrasi akibat juga mengalami degenerasi. Katarak gabungan
ketidakseimbangan elektrolit, yang secepatnya akan mengindikasikan katarak telah lanjut dan
mengarah ke kerusakan serat korteks lensa. perkembangannya harus lebih diperhatikan. Pasien dengan
katarak gabungan akan memiliki gejala penurunan visus
KATARAK SENILIS
STADIUM KATARAK SENILIS
STADIUM KATARAK SENILIS
  Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah (air masuk) Normal Berkurang (air keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam


depan
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test - + - Pseudops


Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma
GEJALA KLINIS
TATA LAKSANA
DAFTAR PUSTAKA
Riordan-eva P. 2011. Cunningham E. Vaughan & Asbury general ophthalmology.
18th ed. McGraw-Hill Professional.
Kanski JJ, Bowling B. 2012. Clinical ophthalmology: systemic approach. 7th ed.
Saunders.
HV Nema & Nitin Nema. 2008. Textbook of Ophtalmology 5th edition. Jaypee
Brothers Medical Publisher
Myron Yanoff & Jay S. Dunker. 2014. Ophtalmology 4th edition. Elsevier.
Renu Jogi & Jaypee. 2009. Basic of Ophtalmology 4th edition. Jaypee Brothers
Medical Publisher

Anda mungkin juga menyukai