Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan RSI Sultan Agung Semarang
Disusun oleh:
Tiara Agustiana Loranthifolia
30101507572
Pembimbing :
dr. Gunawan Kuswondo.,Sp.OG
A. ANAMNESA
Dilakukan autoanamnesa tanggal 29 Juni 2020 Pukul 11.00 WIB
Keluhan Utama
Pasien mengeluh keluar air merembes dari jalan lahir sejak pukul 01.30 WIB
tanggal 29 Juni 2020
Riwayat Kehamilan dan Penyakit sekarang
Seorang wanita umur 24 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu datang ke IGD
RSI Sultan Agung Semarang dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir
merembes sejak pukul 01.30 WIB tanggal 29 Juni 2020. Cairan yang keluar
berwarna bening, lengket, berbau, dan terdapat lender bercak-bercak merah. Pasien
mengaku merasa kenceng-kenceng namun masih jarang. Keluhan adanya demam
disangkal oleh pasien. Pasien masih merasakan adanya gerakan janin.
Riwayat Menstruasi
- HPHT : 06 – 10 – 2019
- HPL : 13 – 07 – 2020
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : Teratur, 28 hari
- Dismenorrhea : (-)
- Leukorrhea : (-)
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang, usia pernikahan 1
tahun.
RiwayatObstetri
G1P0A0
- G1 : hamil ini
HPHT : 06 – 10 – 2019
HPL : 13 – 07 – 2020
UK : usia 38 minggu
Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1
bulan sekali dan diberikan vitamin dan suplemen besi. Tidak ada pesan khusus dari
bidan mengenai keadaan kehamilannya.
Riwayat KB
Disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat Hipertensi : disangkal
o Riwayat DM : disangkal
o Riwayat alergi : disangkal
o Riwayat asma : disangkal
o Riwayat operasi kandungan : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
o Riwayat Hipertensi : disangkal
o Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
o Riwayat Penyakit Paru : disangkal
o Riwayat DM : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah pegawai swasta, pekerjaan suami pegawai swasta, kesan ekonomi :
cukup, untuk biaya kesehatan ditanggung pemerintah (BPJS NON PBI kelas II).
.
Riwayat Gizi
Selama hamil pasien makan-makanan sudah mencukupi kebutuhan gizi. Nafsu
makan tidak ada keluhan.
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. STATUS PRESENT (29/06/2020)
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TB : 160 cm
BB : 75 kg
BMI : 29,2 (overweight)
Vital Sign
Tensi : 129/69 mmHg
Nadi : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 360C
Status Internus
- Kepala : Mesocephale
- Mata : Conjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
- Hidung : Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-)
- Telinga : Discharge (-)
- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor < 2 detik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, membesar, kencang (+), hiperpigmentasi aerola
mamae, papila mamae menonjol
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dapat ditentukan batas – batasnya karena
terhalang oleh mamae yang membesar
Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, reguler, suara tambahan (-)
- Paru
Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
- Abdomen
Inspeksi : Perut cembung membujur, striae gravidarum (+), linea
nigra (+) bekas operasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), hepar tidak teraba membesar,
lien tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
- Extremitas
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
b. Status Obstetri
Abdomen
o Inspeksi : Perut cembung, striae gravidarum (+), hiperpigmentasi
linea nigra (+), bekas operasi (-), gerakan janin (+)
o Palpasi
Leopold I : Teraba bagian janin besar, bulat dan lunak
Leopold II : Teraba tahanan keras memanjang di sebelah kanan (puka)
Loepold III : Teraba bagian janin bulat, besar dan keras
Leopold IV : Sudah masuk PAP
o Auskultasi : DJJ 12-11-11
o TFU : 29 cm
o TBJ : (29-12) x 155 = 2635 gram
o HIS : 3 kali/10 menit (30 detik), diantara kontraksi ada relaksasi
Genitalia
o Externa : air ketuban (+), Lendir darah (-), vulva oedem (-)
o Interna : portio tipis dan lembut, pembukaan 8cm , penipisan 80%,
KK(-), bagian terbawah janin kepala, penurunan H+2,
POD UUK kanan belakang
Bishop’s Score
Skor
Pendataran serviks 80% 3
Pembukaan serviks 8 cm 3
Penurunan kepala dari hodge III +2 3
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah :
Darah rutin (dilakukan pada tanggal 29/06/2020)
D. RESUME
Wanita berusia 24 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu, datang ke IGD RSI Sultan
Agung dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir merembes sejak pukul 01.30 WIB
tanggal 29 Juni 2020. Cairan yang keluar berwarna bening, lengket, berbau, dan
terdapat lender bercak-bercak merah. Pasien mengaku merasa kenceng-kenceng namun
masih jarang. Keluhan adanya demam disangkal oleh pasien. Pasien masih merasakan
adanya gerakan janin.
Riwayat Kehamilan
G1P0A0
HPHT : 06 – 10 – 2019
HPL : 13 – 07 – 2020
UK : 38 minggu
Status Present
Keadaan umum : Compos Mentis
Status Internus
Tekanan darah : 129/69 mmHg
Mata : conjungtiva palpebra anemis (-/-)
Jantung : dbn
Paru – paru : dbn
Extremitas : oedem (-/-)
Status Obstetri
- Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, striae gravidarum (+),hiperpigmentasi
linea nigra (+) bekas operasi (-)
Palpasi
Leopold I : Teraba bagian janin besar, bulat dan lunak
Leopold II : Teraba tahanan keras memanjang di sebelah kanan
(puka)
Loepold III : Teraba bagian janin bulat, besar dan keras
Leopold IV : Sudah masuk PAP
Auskultasi : DJJ 12-11-11
TFU : 29 cm
TBJ : (29-12) x 155 = 2635 gram
HIS : (+)
- Genitalia
Externa : air ketuban (+), Lendir darah (-), vulva oedem (-)
Interna : portio tipis dan lembut, pembukaan 8cm , penipisan 80%,
KK(-), bagian terbawah janin kepala, penurunan H+2,
POD UUK kanan belakang
E. DIAGNOSA AWAL
Wanita 24 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu, janin tunggal hidup intrauterin, letak
kepala, U, puka, inpartu kala I fase aktif, dengan KPD.
INITIAL PLAN
a. Segera masuk RS untuk rawat inap.
b. Infus RL 20 tpm
c. Cefotaxim I.V 2x1
d. Observasi sampai pembukaan lengkap
e. Dilakukan pengawasan dengan baik :
Keadaan umum
Tekanan darah
Pernapasan
Nadi
Suhu
His
DJJ
PPV
f. Rencana persalinan :
Evaluasi perjalanan persalinan.
SC dilakukan dengan indikasi, apabila syarat pervaginam tidak
memenuhi.
F. PROGNOSA
Kehamilan : dubia ad bonam
Persalinan : dubia ad bonam
G. EDUKASI
Memberitahu kepada pasien dan keluarga akan dilakukan pemberian
Cefotaxime sebagai antibiotik.
Memberitahu kondisi pasien kepada keluarga
Memberitahu pasien untuk istirahat total
H. DIAGNOSIS AKHIR
Pasien P1A0 post partus spontan lahir bayi hidup tunggal laki-laki, BBL 3500 gram, PB
49 cm, AS 8-9-10.
I. EDUKASI PULANG
1. Kontrol 1 minggu setelah pulang.
2. Makan makanan tinggi protein rendah lemak dan garam
3. Edukasi perawatan luka post episiotomi
J. FOLLOW UP
Tanggal 29/06/2020 jam 11.15
S Pasien mengatakan perut terasa kenceng
O - Kesadaran : Composmentis
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
- Suhu : 36,3oC
- His : 3x/10 menit, durasi 30 detik/kontraksi
- DJJ: 12-11-11 (136/menit)
- VT: pembukaan 8 cm, penipisan 80%, KK(-),bagian bawah Kepala, ↓ H+2,
UUK kanan belakang
A G1P0A0, 24 tahun, hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin,
presentasi kepala, U ,puka, inpartu kala I fase aktif dengan KPD.
P - RL 20 tpm
- Bedress, Pengawasan VK
- Cefotaxime 2 x 1 gram
- Observasi sampai pembukaan lengkap
I. Definisi
Ketuban pecah dini atau spontaneus/early/premature rupture of membrans
(PROM) merupakan pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum
menunjukkan tanda-tanda persalinan/inpartu (keadaan inpartu didefinisikan sebagai
kontraksi uterus teratur dan menimbulkan nyeri yang menyebabkan terjadinya efficement
atau dilatasi serviks) atau bila satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal persalinan
atau secara klinis bila ditemukan pembukaan kurang dari 3 cm pada primigravida dan
kurang dari 5 cm pada multigravida. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi kapan saja
baik pada kehamilan aterm maupun preterm. Saat aterm sering disebut dengan aterm
prematur rupture of membrans atau ketuban pecah dini aterm. Bila terjadi sebelum umur
kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini preterm / preterm prematur rupture of
membran (PPROM) dan bila terjadi lebih dari 12 jam maka disebut prolonged PROM.
II. Etiologi
Secara teoritis pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas yang
terjadi pada daerah tepi robekan selaput ketuban dengan perubahan yang besar. Hilangnya
elastisitas selaput ketuban ini sangat erat kaitannya dengan jaringan kolagen, yang dapat
terjadi karena penipisan oleh infeksi atau rendahnya kadar kolagen. Kolagen pada selaput
terdapat pada amnion di daerah lapisan kompakta, fibroblas serta pada korion di daerah
lapisan retikuler atau trofoblas, dimana sebagaian besar jaringan kolagen terdapat pada
lapisan penunjang (dari epitel amnion sampai dengan epitel basal korion).Sintesis maupun
degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas daninhibisi intrleukin-1 dan
prostaglandin. Adanya infeksi dan inflamasi menyebabkan bakteri penyebab infeksi
mengeluarkan enzim protease danmediator inflamasi interleukin-1 dan prostaglandin.
Mediator ini menghasilkan kolagenase jaringan sehingga terjadi depolimerisasi kolagen
pada selaput korion/amnion menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah
spontan. Selain itu mediator terebut membuat uterus berkontraksi sehingga membran
mudah ruptur akibat tarikan saat uterus berkontraksi.
Sampai saat ini penyebab KPD belum diketahui secara pasti, tetapi ditemukan
beberapa faktor predisposisi yang berperan pada terjadinya ketuban pecah dini, antara lain:
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bias menyebabkan terjadinya KPD.
Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh Karen
akelainan pada servik uteri (akibat persalinan, curetage).
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi
uterus) misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli
disepakati sebagai factor predisposisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang
di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis
menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi.
Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang
menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap
membrane bagian bawah.
Keadaan social ekonomi
Faktor lain
o Faktor golongan darah
Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan
kelemahan bawaan termasuk kelemahan jarinngan kulit ketuban.
o Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
o Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum.
o Defisiesnsi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C).
III. Insidensi
Insidensi KPD berkisarantara 8 - 10 % darisemuakehamilan. Hal yang
menguntungan dari angka kejadian KPD yang dilaporkan, bahwa lebih banyak terjadi
pada kehamilan yang cukup bulan dari pada yang kurang bulan, yaitu sekitar 95 %,
sedangkan pada kehamilan tida kcukup bulan atau KPD pada kehamilan preterm
terjadi sekitar 34 % semua kelahiran prematur.
KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurangbulan,
dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang
kurang bulan.Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat
komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas.
IV. Patofisiologi KPD
Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi cairan dan
janin selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
disebut amnion, terdapat di sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua, yang terdapat
disebelah luar disebut chorion.
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ketuban
initerdiri dari 98 persen air dan sisanya garam anorganik serta bahan organik. Cairan
inidihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air
kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus. Pada ibu hamil, jumlah cairan ketuban
iniberagam. Normalnya antara 1 liter sampai 1,5 liter. Namun bisa juga kurang dari jumlah
tersebut atau lebih hingga mencapai 3-5 liter. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-
10 cc air ketuban atau 1 persen dari seluruh volume dalam tiap jam.
Manfaat air ketuban pada ibu hamil, air ketuban ini berguna untuk
mempertahankan atau memberikan perlindungan terhadap bayi dari benturan yang
diakibatkan oleh‘lingkungannya’ di luar rahim. Selain itu air ketuban bisa membuat janin
bergerak dengan bebas ke segala arah. Tak hanya itu, manfaat lain dari air ketuban ini
adalah untuk mendeteksi jenis kelamin, memerikasa kematangan paru-paru janin,
golongan darah serta rhesus, dan kelainan kongenital, susunan genetiknya, dan sebagainya.
Caranya yaitu dengan mengambil cairan ketuban melalui alat yang dimasukkan melalui
dinding perut ibu.
Pecahnya selaput ketuban saat persalinan disebabkan oleh melemahnya selaput
ketuban karena kontraksi uterus dan peregangan yang berulang. Daya regang
inidipengaruhi oleh keseimbangan antara sintesis dan degradasi komponen matriks ekstra
seluler pada selaput ketuban.
Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4
kali.
Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri
jika :
a. Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi. Jika
tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
b. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
Tabel 2. Penatalaksanaan ketuban pecah dini.7
I. Komplikasi
Persalinan Prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode
laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi di dalam 24
jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah
ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24
jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu
terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis.
Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah
dini prematur, infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum, insiden infeksi
sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode
laten.
Hipoksia dan Asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat
hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat
janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin
gawat.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dan Rujukan, ed 1, WHO,
2013
Manuaba.I.B.G. Ketuban Pecah Dini dalam Kapita Selekta Penatalaksanaan Obstetri
Ginekologi dan KB, EGC, Jakarta, 2010, hal : 221-225
Sarwono Prawirohardjo, 2010, Ilmu Kebidanan, ed. 3, Bina Puataka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta