Anda di halaman 1dari 18

REFLEKSI KASUS

PLACENTA PREVIA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
RSI Sultan Agung Semarang

Pembimbing :
dr. Rini Aryani, Sp.OG

Disusun oleh :
Nauvaldi Sasongkojati
30101206698

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2018

1
A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. K
2. Umur : 30 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. No CM : 01058xxx
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Alamat : Sayung, Demak
8. Pendidikan : SMA
9. Status : Kawin
10. Nama suami : Tn. N.
11. Tanggal Masuk : 25 Desember 2017
12. Ruang : VK
13. Kelas : JKN Non-PBI

B. ANAMNESIS
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 25 Desember
2017 pukul 08.00 WIB di kamar bersalin Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang.
1. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien G3P2A0 hamil 31 minggu datang ke IGD RSISA dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 8 jam yang lalu sebelum masuk
rumah sakit, keluhan pasien dirasakan tiba-tiba, awalnya hanya berupa
bercak-bercak pada celana dalam pasien, namun lama-kelamaan pasien
merasa mengeluarkan darah cukup banyak dari jalan lahir, darah berwarna
merah segar, tidak disertai lendir dan pasien tidak merasa nyeri. Pasien
juga mengeluh kenceng-kenceng namun tidak sering. Sebelumnya pasien
tidak mengalami trauma atau jatuh, tidak minum jamu, tidak dipijat dan
tidak melakukan hubungan suami istri. Pada kehamilan sebelumnya,
pasien tidak mengalami hal seperti ini.

2
3. Riwayat Haid
 Menarche : 14 tahun
 Siklus haid : Teratur (28 hari)
 Lama haid : 7 hari
 Disminore : (-)
 HPHT : 22/05/2017
 HPL : 26/02/2018
 UK : 31 minggu
4. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pertama kali dengan suami sekarang. Usia
pernikahan ± 10 tahun.
5. Riwayat Obstetri
Pasien terakhir haid tanggal 22/05/2017, sekitar 2 minggu setelah
terlambat haid pasien melakukan tes kehamilan dengan tes pack kehamilan
dan hasilnya positif. Kemudian pasien periksa ke bidan dan oleh bidan
dinyatakan hamil.
G3P2A0
 I : Laki-laki, BBL 3000 gram, dokter, kelahiran vakum, usia sekarang
9 tahun, sehat.
 II :Perempuan, BBL 3200 gram, bidan, kelahiran spontan, usia
sekarang 6 tahun, sehat.
 III : Hamil ini
6. Riwayat Ante Natal Care (ANC)
ANC dilakukan rutin tiap bulan di bidan
7. Riwayat KB
 KB dengan suntik 3 bulan
8. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien seorang ibu rumah tangga, suami pasien bekerja sebagai
pegawai swasta. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh BPJS.
Kesan ekonomi : Cukup

3
9. Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat Asma : disangkal
 Riwayat Alergi : disangkal
 Riwayat keluhan sama : diakui pada usia kehamilan 27
minggu
10. Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
 Riwayat Penyakit Paru : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat Asma : disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
Keadaan Umum : Tampak Lemah
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
o Tensi : 100/60 mmHg
o Nadi : 80 x/menit
o RR : 20 x/menit
o Suhu : 36,5 0C
Tinggi Badan : 154 cm
Berat Badan : 48 kg
IMT : 20,25 kg/m2
2. Status Internus
- Kepala : Mesocephale
- Mata : Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik(-/-)
- Hidung : Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping
hidung (-)

4
- Telinga : Discharge (-)
- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
- Tenggorokan: Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, benjolan abnormal (-/-)

- Jantung :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Redup
Batas atas : ICS II linea sternalis sinistra
Batas pinggang : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS V linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V 2 cm medial linea midclavicularis
sinistra
 Auskultasi: suara jantung I dan II murni, reguler, suara
tambahan (-)

- Paru :
 Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris
 Palpasi : Stem fremitus +/+ , nyeri tekan (-)
 Perkusi : sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

- Abdomen
 Inspeksi : cembung, striae gravidarum (+), bundle of ring (-)
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Nyeri tekan (-), terasa pembesaran uterus dengan
bagian-bagian janin
 Auskultasi : Bising usus (+)

5
- Extremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-

3. Status Ginekologi
- Abdomen
 Inspeksi : membesar sesuai usia kehamilan (+), striae
gravidarum (+), linea nigra (+), bekas operasi (-)
 Palpasi : bentuk memanjang,kontraksi(-),TFU 26 cm
Leopold I : TFU setinggi pertengahan pusat dengan
proc xyphoideus, pada fundus teraba massa
bulat besar lunak
Leopold II : teraba bagian memanjang di sebelah kanan
dan teraba bagian kecil-kecil di sebelah kiri.
Leopold III : teraba bagian bulat besar keras
Leopold IV : konfigurasi kedua tangan konvergen.
Kepala turun/ masuk PAP (-)
 Taksiran berat janin : (TFU-12) x 155
(26-12) x 155 = 2170 gram
 Perkusi : Timpani, Pekak sisi (-), Pekak alih (-)
 Auskultasi : DJJ = 12 – 12 – 12, 144x/menit, reguler
Genitalia
 Externa : air ketuban (-), lendir darah (-), darah
segar (+), vulva oedem (-), pus (-), ulcus (-)
 Interna : VT tidak dilakukan
 Inspikulo : Tidak dilakukan

6
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah (tgl 25 Desember 2017 Pukul
05.31 WIB)
Hematology Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 11,1 L 11,7- 15,5 g/dL
Hematokrit 33,4 33-45 %
Leukosit 16,43 H 3,6 – 11,0 ribu/uL
Trombosit 168 150-440 ribu/uL
Gol Darah/Rh A/ positif
APTT/PTTK 24,0 21,8-28,0 detik
Kontrol 25,2 21,5-29,1 detik
PPT 8,7 L 9,3-11,4 detik
Kontrol 11,0 9,2-12,4 detik
Imunoserologi
HbsAg Kualitatif Non Reaktif
Kimia
GDS 72 L 75-110 mg/dL
Ureum 12 10-50 mg/dl
Creatinin 0,62 0,6-1,1 mg/dl
Natrium 136,8 135-147 mmol/L
Kalium 4,15 3,5-5 mmol/L
Chloride 109,2 H 95-105 mmol/L
Urine
Warna Merah
Kejernihan Agak Keruh
Protein 100 H <30 (Negatif) mg/dl
Reduksi Negatif <15 (Negatif) mg/dl
Bilirubin Negatif <1 (Negatif) mg/dl
Reaksi/pH 7,0 4,8-7,4
Urobilinogen 0,2 <2 mg/dl
Benda Keton 5H <5 (Negatif) mg/dl
Nitrit Negatif Negatif
Berat Jenis 1.030 H 1.015-1.025
Blood 200 <5 (Negatif) Eri/uL

7
Leukosit 70 <10 (Negatif) Leu/uL
Mikroskopis
Epitel Sel 10-12 5-15/LPK
Eritrosit >100 0-1/LPB
Leukosit 6-8 3.5 /LPB
Silinder 1.1 (Hialin) 0-1 (Hialin)/LPK
Parasit Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif
Kristal Negatif
Benang Mukus Negatif

2. Pemeriksaan Laboratorium Darah (tgl 28 Desember 2017 Pukul


12.32 WIB)
Hematology Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 8,3 L 11,7- 15,5 g/dL
Hematokrit 24,7 L 33-45 %
Leukosit 10,27 3,6 – 11,0 ribu/uL
Trombosit 167 150-440 ribu/uL

E. DASAR DIAGNOSIS

 Anamnesis :
Pasien multigravida G3P2A0 ,usia kehamilan 31 minggu mengalami
perdarahan dari jalan lahir tidak disertai nyeri, darah berwarna merah
segar.

 Pemeriksaan fisik :
o Status ginekologi :
Abdomen:

8
 Leopold I : TFU setinggi pertengahan pusat dengan proc
xyphoideus, pada fundus teraba massa bulat besar lunak
 Leopold II : teraba bagian memanjang di sebelah kanan dan
teraba bagian kecil-kecil di sebelah kiri
 Leopold III : teraba bagian bulat,besar,keras. Floating (+)
 Leopold IV : konfigurasi kedua tangan konvergen Belum
masuk PAP
Genitalia:
 Externa : darah segar (+)
 Inspikulo : perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum

 Pemeriksaan penunjang:
o Pemeriksaan Laboratorium darah
Hemoglobin = 8,3 g/dL (L)
Hematokrit = 24,7 % (L)

F. RESUME
Pasien G3P2A0 usia 30 tahun hamil 31 minggu datang dengan keluhan PPV
(+), lendir (-) sejak 8 Jam SMRS (Senin, 25 Desember 2017). Darah yang
keluar darah segar dan tidak terasa nyeri, darah keluar sedikit demi sedikit.
Lama-kelamaan darah yang keluar semakin banyak. Keluhan serupa diakui
pasien saat usia kehamilan 27 minggu.
Status Present :
Keadaan Umum : baik
Tanda vital : dbn
Indeks Masa Tubuh : normoweight
Status internus : dbn
Status Obstetri : G3P2A0 hamil 31 minggu
 HPHT : 22/05/2017
 HPL : 26/02/2018

9
 UK : 31 minggu
 Inspeksi : perut membesar sesuai usia kehamilan (+), striae
gravidarum (+), linea nigra (+)
 Palpasi : bentuk memanjang, TFU 26 cm, kontraksi (-), letak
kepala, punggung kanan, kepala belum masuk PAP
 TBJ : 2170 gram
 Auskultasi: DJJ = 12 – 12 – 12, 144x/menit, reguler
Status Ginekologi :
- Genitalia
 Externa : Darah segar (+)
 Interna : VT tidak dilakukan
 Inspikulo : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Laboratorium :
 Pemeriksaan Laboratorium darah
Hemoglobin = 8,3 g/dL (L)
Hematokrit = 24,7 % (L)

G. DIAGNOSA
Pasien usia 30 tahun G3P2A0 hamil 31 minggu, janin tunggal, hidup intra
uterin, letak kepala, PUKA, belum inpartu dengan PPV e.c plasenta previa.

H. SIKAP
1. Pengawasan
a. KU dan vital sign
b. DJJ
c. Evaluasi His
d. Evaluasi Perdarahan pervaginam
2. Initial Plan Therapy
a. Rawat inap
b. Bed rest total
c. Pemasangan infus RL 32 tpm
d. Transfusi PRC 2 kolf

10
e. Inj Kalnex 3 x 500mg IV
3. Pertahankan kehamilan sampai aterm dan pengawasan perdarahan
yang keluar

I. PROGNOSA
Kehamilan : dubia ad bonam
Persalinan : dubia ad bonam

J. EDUKASI
1. Memberitahu kondisi pasien kepada keluaga.
2. Memberitahu kondisi bayi kepada keluarga.
3. Memberitahu tujuan terapi yang diberikan.
4. Memberi edukasi mengenai pengawasan perdarahan.

PLASENTA PREVIA

11
A. DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang
ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa
adanya rasa nyeri (Chalik, 2008).
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen bawah
rahim yang dapat memberikan dampak yang sangat merugikan ibu maupun
janin berupa perdarahan, prematuritas, dan peningkatan angka kesakitan dan
kematian perinatal (Romundstad et al, 2006).

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi pasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
1. Plasenta previa totalis :
apabila seluruh ostium uteri internum tertutup oleh jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis :
apabila sebagian ostium uteri internum tertutup oleh jaringan plasenta.
3. Plasenta previa marginalis :
apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah :
apabila plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian
rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari
ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak
normal.

C. ETIOLOGI

12
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum
diketahui dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa
desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain yang
mungkin. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah:
 Vaskularisasi desidua yang tidak memadai mungkin sebagai akibat
proses radang atau atrofi.
 Usia lebih dari 35 tahun.
 Multiparitas.
 Riwayat operasi / pembedahan uterus sebelumnya misalnya bekas
bedah sesar, kuretase, miomektomi.
 Jarak antar kehamilan yang pendek.
 Plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dapat
menyebabkan plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh OUI.
 Perempuan perokok.
Hipoksemia akibat karbonmonoksida hasil pembakaran rokok
menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi.

D. PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan lanjut yang pada umumnya pada trimester ketiga
telah mulai terbentuk segmen bawah rahim. Dengan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di daerah
tersebut akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua. Pada tempat
laserasi tersebut akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal,
yaitu ruang intervillus plasenta. Elemen otot pada segmen bawah rahim dan
servik sangat minimal sehingga perdarahan akan lebih mudah terjadi dan sulit
berhenti. Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri. Pada
plasenta yang menutupi OUI, perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan
karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah
yaitu OUI. Sebaliknya pada plasenta parsialis atau letak rendah, perdarahan
baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan. Oleh karena tempat
perdarahan dekat dengan OUI, maka perdarahan lebih mudah mengalir keluar

13
rahim dan tidak membentuk hematom retroplasenta yang mampu merusak
jaringan lebih luas.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim
yang tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan villi dari trofoblas, akibatnya
plasenta melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta
akreta dan inkreta, bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan villinya
sampai menembus buli-buli dan ke rektum bersama plasenta previa.

E. GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS


 Gejala klinis
1. Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab, tanpa rasa
nyeri dan biasanya berulang. Darah biasanya berwarna merah segar.
2. Bagian terdepan janin tinggi (floating). Sering dijumpai kelainan letak
janin.
3. Pendarahan pertama biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila
tidak dilakukan pemeriksaan dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat
dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya biasanya lebih
banyak.

 Diagnosis
1. Anamnesis: perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 28 minggu
berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multi gravida.
Banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari
pemeriksaan hematokrit.
2. Pemeriksaan luar: bagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas
panggul.
3. Pemeriksaan inspekulo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan cervix
dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum,
adanya plasenta harus dicurigai.
4. Penentuan letak plasenta tidak langsung: Dapat dilakukan dengan
radiografi, radioisotop dan ultrasonografi. Akan tetapi pada pemeriksaan

14
radiografi dan radioisotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi
sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan
bahaya radiasi dan rasa nyeri sehingga cara ini dianggap sangat tepat untuk
menentukan letak plasenta.
5. Penentuan letak plasenta secara langsung:untuk menegakkan diagnosis
yang tepat tentang adanya dan jenis plasenta previa adalah secara langsung
meraba plasenta melalui kanalis cervicalis. Akan tetapi pemeriksaan ini
sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak. Oleh
karena itu pemeriksaan melalui kanalis servikalis hanya dilakukan
apabilapenanganan pasif ditinggalkan, dan ditempuh penanganan aktif.
Pemeriksaannya harus dilakukan dalam keadaan siap operasi.

F. DIAGNOSIS BANDING
1. Placenta previa
2. Solusio placenta
3. Ruptura uteri.

No. Klinis Plasenta Previa Solusio Placenta Ruptura Uteri


1 Terjadinya Sewaktu hamil Sewaktu hamil & In partu
inpartu
2 Cara Mulainya Perlahan-lahan Tiba-tiba Dimulai RUI
3 Perdarahan Recurrent Non-recurrent Bergantung pada
pembuluh darah
yang pecah
4 Warna Darah Darah baru Darah tua + darah Darah baru
beku
5 Anemia Sesuai dengan Tak sebanding Perdarahan keluar
darah yang keluar dengan darah dan di dalam
yang keluar
6 Toksemia - Bisa ada -
Gravidarum
7 Nyeri Perut Tidak ada Ada + di SBR
8 Palpasi Biasa dan floating Uteri in bois Defans muskuler,
bagian-bagian meteorismus
anak sulit diraba

15
9 His Biasa Kuat Hilang
10 DJJ (+) (-) (-)
11 Periksa Dalam Jaringan plasenta Ketuban tegang, Robekan
menonjol

G. KOMPLIKASI
1. Karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka
pelepasan plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan
semakin banyak, dan perdarahan yang terjadi tidak dapat dicegah
sehingga penderita menjadi anemia bahkan syok.

2. Karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat
segmen ini yang tipis, maka jaringan trofoblas dengan kemampuan
invasinya menerobos ke dalam miometrium bahkan sampai ke
perimetrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta inkreta dan
bahkan plasenta perkreta.

3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai perdarahan yang banyak. Oleh
karena itu, harus sangat berhati-hatipada semua tindakan manual di
tempat ini misalnya pada waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada
segmen bawah rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan
tangan pada retensio plasenta.

4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini
memaksa lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala
konsekuensinya.

5. Kelahiran premature dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian


oleh karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan
dalam kehamilan belum aterm.

6. Berisiko tinggi untuk solusio plasenta (risiko  relative 13,8), seksio


sesarea (risiko relative 1,7), kematian maternal akibat perdarahan (50
%), dandisseminated intravascular coagulation (DIC) 15,9 %.

H. PROGNOSIS

16
1. Lima puluh persen wanita dengan plasenta previa memiliki
kehamilanpreterm.
2. Kasus-kasus tersebut dipersulit dengan perdarahan vagina dan extreme
prematurity yangdapatmeningkatkanrisikokematian  perinatal.
3. Insiden malformasi janin (fetal malformation) yang lebih besar dan
hambatan pertumbuhan (growth restriction) haruslah diwaspadai pada
kasusplasenta previa.

I. PENANGANAN
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan
syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaikikeadaan
umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
• Keadaan umum pasien, kadar hb.
• Jumlah perdarahan yang terjadi.
• Umur kehamilan/taksiran BB janin.
• Jenis plasenta previa.
• Paritas dan kemajuan persalinan.

 Penangan Ekspektif
Kriteria:
 Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
 Perdarahan sedikit
 Belum ada tanda-tanda persalinan
 Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
Rencana penanganan:
 Istirahat baring mutlak
 Infuse D 5% dan elektrolit
 Periksa Hb, Ht, golongan darah
Pemeriksaan USG

17
 Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut
jantung janin
 Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien,
ditunggu sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara
aktif

 Penanganan aktif
Kriteria
 Umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
 Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
 Ada tanda-tanda persalinan.
 Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemis Hb < 8 gr%.
Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginam,
dilakukanpemeriksaan dalam kamar operasi, infus transfusi darah terpasang.

Indikasi Sectio Caesarea :


1. Plasenta previa totalis.
2. Plasenta previa pada primigravida.
3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang.
4. Anak berharga dan fetal distres .
5. Plasenta previa lateralis jika :
• Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
• Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
• Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
6. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.
Partus pervaginam :
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan
anak sudah meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah
(amniotomi).Jika his lemah, diberikan oksitosin drips.
2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.

18

Anda mungkin juga menyukai