Step 1
-
Step 2
1. Perkembangan janin pada trimester 1?
2. Apa yg menyebabkan bisa keluar darah dari jalan lahir ?
3. Kenapa ada darah tapi tidak disertai gelembung cairan?
4. Apakah ada hub antara umur sama keluhan di skenario?
5. Apakah ada hub antara pasien melakukan hub dgn suami dgn keluhan?
6. Kenapa pernah melakukan tes urin kehamilan (+) (-) ?
7. Mengapa pada keluhan disertai keluarnya jaringan dan nyeri perut
bawah ?
8. Mengapa tampak konjungtiva palpebra anemis?
9. Mengapa di dapatkan TD 100/60 mmHg dan Hb 9gr/dl ?
10.Tujuan pemeriksaan dalam vagina USG dan indikasinya apa ?
11. Mengapa didapatkan amenore sebelumnya ?
12.DD
Step 3
1. Perkembangan janin pada trimester 1?
Ada pengeluaran ovum dari ovarium, leewat tuba falopi, bila sperma
datang msuk lalu bertemu ovum mengalami perkembangan di
Ada tahapan cleavage : di oviduk
Di endometrium saat masuk di tahapan blastula, zigot siap diimplantasi
di endometrium
Morula (pembelahan sel) -->Bastrula Gastrula
LENGKAPI !
Pada 1 bulan, tinggi fundus uteri seperti telur ayam
2 bulan : telur bebek
3 bulan : setinggi simpisis pubis.
4 bulan : 1-2 jri diatas simpisis pubis
5 bulan : antara simpisis pubis dan umbilicus
6 buln :setinggi umbilicus
7 bulan :2-3 jari diatas umbilicus
8 bulan : antara umbilicus dan proc. Xiphoideus
9 bulan : setinggi proc. xiphoideus
2. Apa yg menyebabkan bisa keluar darah dari jalan lahir ?
Perdarahan di desidua basalis (karena trauma, dsb) nekrosis jaringan
sekitar hasil konsepsi lepas benda asing oleh tubuh uterus
kontraksi hebat hasil konsepsi keluar.
Jika ada sisa plasenta kontraksi hebat
Hubungan : semkain tua umur kehamilan vili chorealis semakin
erat di endometrium pd saat lepas tdk lepas secara smpurna
kontraksi uterus kencang perdarahan hebat / sedikit (menurut duni
semkain tua lepasnya semakin sempurna)
Usia kehamilan 9 minggu 1 hari vili2 blm nembus desidua basalis
plasenta tdk keluar secara sempurna perdarahan hebat.
Jika menembus lebih dalam plasenta bisa keluar sempurna. (Dicari
yaaa)
>> 14 minggu janin dpt dikeluarkan dan plasenta dpt dikeluarkan scr
sempurna, perdrahan blm banyak.
Jika plasenta blm menempel dalam (pd usia kehamilan muda)
perdarahan sedikit
Penyebab perdarahan pd jalan lahir pd kehamilan:
a. Infeksi pada jalan lahir
b. Folip servix
c. Kehamilan ketopik kehamilan yg terjadiny tdk sesuai dgn tempat
yg semestinya
d. Mola hidatidosa hamil anggur, kehamilan abnorml hasil
pembuahan berisi glembung cairan
e. Plasenta menutupi jalan lahir baik sebgian atau seluruhnya
f. Plasenta lepas sebelum waktuya lepas
g. Vasa previa
5. Apakah ada hub antara pasien melakukan hub dgn suami dgn keluhan?
Ketika melakukan hub. Suami istri terjadi kontraksi endometrium (pd
saat orgsme oksitosin keluar pd wanita ada kontraksi ritmik) di
sisi lain endometrium blm siap menerima hasil implantasi dan terjadi
peningkatan kontraksi akibat hub suami istri, selain itu ada
prostaglandin dr sperma suami masuk dan menyebabkan peluruhan dr
hasil implantasi yg ada hasil implantasi mudah luruh.
Kerja prostaglandin :
a. prostaglandin masuk jumlah progesteron menurun peluruhan
mudah
b. Vasokontriksi pada Pembuluh darah, sementara nutrisi dr janin dr
PD, Jika ada kontriksi nekrosis menurunkan progesteron
peluruhan
Bolehkan wanita hamil melakukan hubungan sumi istri ? jika tdk boleh
sampai kapan ?
6. Kenapa pernah melakukan tes urin kehamilan (+) (-) ?
Bisa menjadi (-) karena adanya abortus pd janin, jd sinsiotroflobas sudah
tdk ada HCG (-)
7. Mengapa pada keluhan disertai keluarnya jaringan dan nyeri perut
bawah ?
Keluarnya jaringan karena abortus, jika keluar gelembung mola
hidatidosa
Nyeri perut bawah : peluruhan -->kontraksi uterus (persiapan
persalinan, mengeluarkan sisa-sisa jaringan, untuk menutup perdarahan
dgn cara spasme pd otot disana) dan adanya nekrosis PD.
8. Mengapa tampak konjungtiva palpebra anemis?
Karena adanya perdarahan yg banyak sejak 1 minggu yg lalu SDM
<< Hb turun pengikata O2 menurun Anemi
9. Mengapa di dapatkan TD 100/60 mmHg dan Hb 9gr/dl ?
Hb menurun karena adnya perdarahan
TD : Krena banyak drh yg keluar darah sedikit Cardiac Output
menurun Hipotensi
10.Tujuan pemeriksaan dalam vagina USG dan indikasinya apa ?
Pemeriksaan usg untuk mengetahui perbesaran uterus. Janin keluar
nant perberanb uterus tidak sesuai denga umur. Denyut jantung janin,
gerak janin dan plasenta sudah meluruh semua atau belum.
12.DD
a. Perdarahan pervagina pada trimester 1
-Patologis :
<20 minggu :Abortus, mola hidatidosa,Kehamilan Ektopik
terganggu
Fisologis : Perdarahan Fisiologis pada saat implantasi
ket : kehamilan yang pertumbhan sel telurnya tidak menmpel pada dinding
endometrium tetapi paling sering di tuba flopi. ada obstruksi, ovum sudah
berkembang terlebih dhulu sebelum menempel pada dinding endometrium.
Pertanyaan Tmbahan
Pembelahan
Kira-kira 24 jam setelah fertilisasi, oosit yang telah dibuahi mulai
pembelahan pertamanya (Anonimus, 2010). Setelah zigot mencapai
tingkat dua sel, ia menjalani serangkaian pembelahan mitosis yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel ini dikenal
sebagai blastomer yang akan berbentuk seperti gumpalan yang padat
(Langman, 1994).
Kira-kira setelah 3 hari setelah pembuahan, sel-sel embrio yang
termampatkan tersebut, membelah lagi membentuk morula (Langman,
1994).Morula adalah, kumpulan dari 16-30 sel blastomere. Karena sel-
sel ini muncul dari pembelahan (cleavage) dari zigot dan semua
terdapat pada zona pelusida yang tidak ias membesar, jadi
pertumbuhannya tidak banyak terlihat. Setiap sel yang baru besarnya
sama dengan sel awal dan nama morula berarti mulberry, karena mirip
seperti kumpulan sel-sel setengah bulat. Sel-sel bagian dari morula
merupakan massa sel dalam, sedangkan sel-sel di sekitar membentuk
massa sel luar. Massa sel dalam akan membentuk jaringan-jaringan
embrio yang sebenarnya, sementara massa sel luar akan membentuk
trofoblastt, yang kemudian ikut membentuk plasenta (Langman,1994).
Pembentukan blastokista,embrioblast, dan rongga amnion.
Pada hari ke-4 setelah inseminasi, sel terluar dari morula yang masih
diselubungi dengan zona pelucida mulai berkumpul membentuk suatu
pemadatan (Anonimus, 2010). Sebuah rongga terbentuk pada di
interior blastokista dan Kira-kira pada waktu morula memasuki rongga
rahim, cairan mulai menembus zona pelusida masuk ke dalam ruang
antar sel yang ada dimassa sel dalam (inner cell mass). Sel-sel embrio
berkembang dari inner cell mass yang sekarang disebut embrioblastt.
Sedangkan sel-sel di massa sel luar atau trofoblast, menipis dan
membentuk dinding epitel untuk blastokista. Zona pelusida kini
sekarang sudah menghilang, sehingga implantasi bisa dimulai
(Langman, 1994).
Pada akhir hari ke-5 embrio melepaskan diri dari zona pelusida yang
membungkusnya. Melalui serangkaian siklus pengembangan-kontraksi
embrio menembus selimut pelusida. Hal ini didukung oleh enzim yang
dapat melarutkan zona pelusida pada kutub embrionik. Pelepasan
embrio ini dinamakan hatching.
Polaritas dari embrio dapat terlihat pada waktu pembentukan kutub
embrionik dan kutub abemrioalik. Ha ini jelas terlihat ketika meneliti
blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk. Polaritas lebih
terfokus pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri
dari blastomer.
Pada perkembangan hari ke-8, blastokista sebagian terbenam di dalam
stroma endometrium.Pada daerah di atas embrioblast, trofoblast
berdiferensiasi menjadi 2 lapisan: (a) sitotrofoblast ,(b)
sinsitiotrofoblast. Trofoblast mempunyai kemampuan untuk
menghancurkan dan mencairkan jaringan permukaan endometrium
dalam masa sekresi, yaitu sel-sel decidua (Prawiroharjo, 2000).
Sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu
lapisan hipoblast dan epiblast. Sel-sel dari masing-masing lapisan
mudigah membentuk sebuah cakram datar dan keduanya dikenal
sebagai cakram mudigah bilaminer. Pada saat yang sama terdapat
rongga kecil muncul di dalam epiblast, dan rongga ini membesar
menjadi rongga amnion (Langman, 1994).
Pada hari ke-9, blastokista semakin terbenam di dalam endometrium,
dan luka berkas penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan
fibrin, pada masa ini terlihat proses lakunaris, dimana vakuola-vakuola
apa sinsitium trofoblast menyatu membentuk lakuna-lakuna yang
besar. Sementara pada kutub anembrional, sel-sel gepeng bersama
dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom (kantung kuning telur
primitif) (Langman, 1994).
Pada hari ke-11 dan 12, blastokista telah tertanam sepenuhnya di dalam
stroma endometrium. Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan
sinsitium akan membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan,
Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus lebih dalam ke stroma dan merusak
lapisan endotel pembuluh-pembuluh kapiler ibu.Pembuluh-pembuluh
rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai sinusoid. Lakuna
sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid, dan darah ibu mulai
mengalir melalui system trofoblast, sehingga terjadilah sirkulasi utero-
plasenta (Langman, 1994).
Semetara itu, sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam
sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal
dari kantong kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan
penyambung yang disebut mesoderm ekstraembrional; di mana pada
akhirnya akan mengisi semua ruang antara trofoblastt di sebelah luar
dan amnion beserta selaput eksoselom di sebelah dalam ( langman,
1994).
Segera setelah terbentuk rongga-ronga besar di dalam mesoderm
ekstraembrional, dan ketika rongga-rongga ini menyatu, terbentuklah
sebuah rongga baru, yang dikenal dengan nama rongga khorion.
Rongga khorion ini terbentuk dari sel-sel fibroblast mesodermal yang
tumbuh disekitar embrio dan yang melapisi trofoblast sebelah dalam
(Prawiroharjo, 1976). Rongga ini mengelilingi kantung kuning telur
primitive dan rongga amnion kecuali pada tempat cakram mudigah
berhubungan dengan trofoblast melalui tangkai peghubung
(Langman,1994).
Masa embrionik
Menurut Langman (1994), Selama perkembangan minggu ke-3 sampai
minggu ke-8, suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau
masa organogenesis, masing-masing lapisan dari ketiga lapisan
mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik.
Menjelang masa akhir embrionik ini, sistem-sistem organ telah
terbentuk. Karena pembentukan organ ini, bentuk mudigah banyak
berubah dan ciri-ciri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat
dikenali menjelang bulan kedua
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat
hingga kedelapan dan merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem
organ dari masing-masing lapisan mudigah. Sebagai akibat
pembentukan organ, ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas.
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur
yang memelihara hubungan dengan dunia luar: (a) susunan saraf pusat;
(b) sistem saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung dan mata; (d)
kulit, termasuk rambut dan kuku; dan (e) kelenjar hipofisis, kelenjar
mammae, dan kelenjar keringat serta email gigi.
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah
mesoderm para aksial, intermediat, dan lempeng lateral. Mesoderm
para aksial membentuk somitomer; yang membentuk mesenkim di
kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen oksipital dan
kaudal. Somit membentuk miotom (jaringan otot), skeletom (tulang
rawan dan sejati), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang
semuanya merupakan jaringan penunjang tubuh. Mesoderm juga
membentuk sistem pembuluh, yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh
getah bening, dan semua sel darah dan sel getah bening. Di samping
itu, ia membentuk sistem kemih-kelamin; ginjal, gonad, dan saluran-
salurannya (tetapi tidak termasuk kandung kemih). Akhirnya limpa dan
korteks adrenal juga merupakan turunan dari mesoderm.
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran
pencernaan, saluran pernafasan, dan kandung kemih. Lapisan ini juga
membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas.
Akhirnya, lapisan epitel kavum timpani dan tuba eustachius juga berasal
dari endoderm.
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan
pertumbuhan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat
yang cepat, cakram mudigah yang mula-mula datar melipat kearah
sefalokaudal, sehingga terbentuklah lipatan kepala dan ekor. Cakram ini
juga melipat dengan arah lintang, sehingga terdapat bentuk tubuh yang
bulat. Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta
dipertahankan masing-masing melalui duktus vitellinus dan tali pusat.
5. Apakah ada hub antara pasien melakukan hub dgn suami dgn keluhan?
Abortus Pasca Coitus:
abortus yang terjadi setelah pasangan melakukan coitus intercoure,
biasanya perdarahan terjadi kurang dari 24 jam setelelah intercourse.
Diduga perdarahan ini trjadi akibat prostaglandin yang terkandung
dalam sperma.
Pada dasarnya peristiwa ini sama dengan mekanisme timbulnya alergi
pada umumnya. Prostaglandin adalah salah satu jenis histamin yang di
lepas oleh Mastcell yang terdegranulasi, sehingga substrat ini
hematogen. Jaringan yang mempunyai reseptor akan berikatan dengan
prostagandin, sehingga menimbulkan manifestasi klinis. Dalam hal ini
myometrium juga mengikat prostaglandin membentuk suatu komplek.
Komplek ligand reseptor, menjadi pemicu proses cascade intraseluler
dengan hasil kontraksi uterus. sehingga mendorong isi uterus.
Sumber: Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Bolehkan wanita hamil melakukan hubungan sumi istri ? jika tdk boleh
sampai kapan ?
12.DD
- Patologis :
<20 minggu :Abortus, mola hidatidosa,Kehamilan Ektopik
terganggu
- Fisologis : Perdarahan Fisiologis pada saat implantasi
Abortus
Definisi
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 26 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
Etiologi
Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat disebabkan oleh hal-hal
berikut ini:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian
janin atau cacat kelainan berat biasanya menyebabkan kematian
mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan
kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut:
- Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi
X.
- Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
- Pengaruh dari luar akibat radiasi, virus, obat-obatan.
b. Kelainan pada plasenta misalnya endarteritis dapat terjadi dalam
villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu,
sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian
janin.
c. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, anemia
berat, dan keracunan.
d. Kelainan Traktus Genetalis
Mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.
Sebab lain abortus dalam trisemester ke 2 ialah servik inkompeten
yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks,
dilatari serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks
luar yang tidak dijahit.
Terapi: Berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus
dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi
dan kuretase. Dapat juga dilakukan histerotomia anterior.
Hendaknya pada penderita juga diberikan tonika dan antibiotika.
Etiologi:
1. Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi
pembuahan hasilnya adalah pembuahan yang patologis.
2. Kesalahan-kesalahan pada ibu, yaitu disfungsi tiroid, kesalahan
korpus luteum, kesalahan plasenta, yaitu tidak sanggupnya
plasenta menghasilkan progesteron sesudah korpus luteum
atrofis. Ini dapat dibuktikan dengan mengukur kadar pregnandiol
dalam urin. Selain itu juga bergantung kepada keadaan gizi si ibu
(malnutrisi), kelainan antomis dari rahim, febris undulands
(contagious abortion), hipertensi oleh karena kelainan pembuluh
darah sirkulasi pada plasenta/villi terganggu dan fetus jadi mati.
Dapat juga gangguan psikis, serviks inkompeten, atau rhesus
antagonisme.
Pemeriksaan:
1. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma
uterus submukosa dan anomali kongenital.
2. BMR dan kadar yodium darah diukur untuk mengetahui apakah
ada atau tidak gangguan glandula thyroidea.
3. Psiko analisis.
Diagnosis:
a. Adanya abortus: amenore, perdarahan, keluar jaringan yang
telah ditolong di luar rumah sakit
b. Pemeriksaan: kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan,
perdarahan dan sebagainya.
c. Tanda-tanda infeksi alat genital: demam, nadi cepat,
perdarahan, berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan,
lekositosis
d. Pada abortus septik: kelihatan sakit berat, panas tinggi,
menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai
syok. Perlu diobservasi apakah ada tanda perforasi atau akut
abdomen.
Terapi:
1. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan
yang cukup
2. Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan
pembiakan dan uji kepekaan obat):
- Berikan suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
Kehamilan ektopik
Definisi
Suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak
menempel didinding endometrium cavum uteri.>95% berada di tuba
fallopi
Etiologi
bila nidasi terjadi diluar cavum uteri atau diluar endometrium maka
terjadilah kehamilan ektopik.
Patologi
Apabila embrio tidak bisa mencapai endometrium untuk proses nidasi
maka embrio dapat tumbuh pada saluran tuba dan kemudian akan
mengalami beberapa proses seperti kehamilan pada umumnya.karna
tuba bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
embrio,maka pertumbuhan akan mengalamin perubahan dalam bentuk
berikut
1. hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
pada implantsi secara kolumner ,ovum yang dibuahi akan cepat
mati karna vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi
reabsorbsi total.dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa2
hanya haid yang terlambat bebrapa hari
2. Abortus kedalam lumen tuba
perdarahan yang terjadi karna pembukaan pembuluh2 darah oleh
vili kontrialis pada dinding tuba ditempat implantasi dapat
melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama sama dengan
robeknya pseudokapsularis.
3. Ruptur dinding tuba
terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada
kehamilan muda
Gambaran klinik
1. Gejala2 kehamilan muda, nyeri sedikit di perut bagian bawah
2. Pada VT: uterus membesar dan lembek walaupun tdk sebesar
tuanya kehamilan
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada KET
4. Ruptur tubaàsakit perut mendadakàsyok atau pingsan
Penatalaksanaan
1. Evakuasi
b. - Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap
e. Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari
30 tahun, Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu
setinggi pusat atau lebih.
2. Pengawasan Lanjutan
- Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai
kontrasepsi oral pil.
b. Pemeriksaan dalam :
- Keadaan Serviks
c. Laboratorium
- Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya
keganasan
3. Sitostatika Profilaksis
Metoreksat 3x 5mg selama 5 hari
Pertanyaan Tmbahan
a. Trimester pertama
• Abortus
• Missed Abortus
• Hiperemesis Gravidarum
• Kelainan Congenital
DD
PF
Px. Penunjng
Diagnosis Pasti