TINJAUAN TEORITIS
A.
kebutuhan ini berasal dari lapisan amnio, terutama dari bagian pada plasenta. Teori
lain mengemukakan kemungkinan berasal dari plasenta.
Air ketuban (liquor amni) makin banyak menarik perhatian untuk pembuatan
diagnosis mengenai kelaina atau keadaan janin, misalnya jenis kelamin janin,
golongan darah A, B, AB, dan O, janin dalam rhesus isoimunisasi , apakah janin
cukup bulan, adanya macam-macam kelainan genetic dan lain-lain. Untuk membuat
diagnosis umumnya dipakai sel-sel yang terdapat di dalam air ketuban dengan
melakuakan fungsi kedalam ruang ketuban Rahim melalui dinding depan perut
unutk memperoleh sampel cairan ketuban (amniocentesis). Dewasa ini lebih sering
dilaksanakan melalui perut (transabdominal). Umumnya pada kehamilan minggu
ke-14 hingga 16 dengan ultra sonografi ditentukan sebelum letak plasenta, untuk
menghindari plasenta ditembus. Fungsi melaluui plasenta dapat menimbulkan
perdarahan dan pencemaran liquir amnii oleh darah, mengadakan analisis kimiawi
dan sitotrauma pada janin. Plasenta pencampuran darah antara lain antara janin dan
ibu dengan kemungkinan sensitive (sensitization), dan abortus,meskipun ini jarang
diterjadi, maka dari hal itu, amnioncentesis hendaknya hanyaa dikerjakan bila ada
indikasi yang tepat.
Air ketuban mempunyai fungsi yaitu :
1) Melindungi janin terhadap trauma luar
2) Memungkinkan janin bergerak dengan bebas
3) Melindungi suhu tubuh janin
4) Meratakan tekanan didalam uterus pada saaat partus, sehingga serviks
membuka.
5) Membersihkan jalan lahir jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan
mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi tidak mengalami infeksi.
6) Untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditlan/diminum yang
kemudian dikeluarkan melalui kencing.
membrane)
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis KPD adalah :
a. Perut ibu kelihatan kurang membesar.
b. Ibu merasa nyeri diperut pada setiap pergerakan anak.
c. Persalinan lebih lama dari biasanya.
d. Sewaktu HIS akan terasa sakit sekali.
5. Patofisiologi
Penyebab dari ketuban pecah dini belum diketabui. Tetapi kemungkinan
penyebab yaitu infeksi pada vagina seperti oleh gonorrhoe dan streptococcus yang
menyebabkan teinfeksinya selaput aminion sehingga memudahkan selaput tersebut
untuk pacah secara dini. Chorioamnionitis merupakan infeksi selaput ketuban yang juga
akan merusak selaput amnion sehinga bisa pula pecah. Penyebab selanjutnya adalah
peningkatan tekana intracterine seperti pada kehamilan kembar dan polihidromion,
menyebabkan terjadinya intrumnion meningkat akhirnya selaput amnion pecah. Trauma
pada amniosintesis menyebabkan cairan ketuban bisa pecah. demikian juga halnya
dengan hipermotilitas uterus dimana kontraksi otot uterus rahim menjadi meningkat
yang menekan selaput amnion.
Semua hal diatas dapat menyebabkan ketuban pecah dini. Pada ibu dengan
ketuban pecah dini tetapi his (-) sehinga pembukaan akan terganggu dan terhambat
sementara janin mudah kekeringan karena pecahnya selaput amnion tersebut, maka
Janin harus segera untuk dilahirkan atau pengakhiran kehamilan harus segera dilakukan.
Tindakan yang dilakukan adalah menginduksi dengan oksitosin, jika gagal lakukan
persalinan dengan caecar yang komplikasinya akan dijelaskan pada WOC caecar.
Akibat ketuban pecah dini pada janin yang preterm yaitu melahirkan janin yang
premature dimana paru janin belumlah matur, akibatnya produksi surfaktan berkurang,
paru tidak mengembang sehingga beresiko terhadap RDS ( Rapirasi distiess syndrome ).
Ditandai dengan apgar score yang abnormal, aspixia, dan tachipnoe yang menyebabkan
kerusakan pertukaran gas pada janin.
Pada ibu dengan ketuban pecah dini dan hisnya adal (+) persalinan dapat segera
dilakukan. Apabila adanya pemeriksaan dalam yang terlalu sering dapat beresiko
terhadap infeksi. Ketuban yong telah pecah dapat menyebabkan persalinan menjadi
terganggu karena tidak ada untuk pelicin Jalan lahir. Sehingga persalinan menjadi
kering ( dry labor). Akibatnya terjadi persalinan yang lama.
Akibat persalinan yang lama terjadi pula penekanan yang lama pada janin
dijalan lahir, dan jika terjadi fetal distress menginkibatkan untuk melakukan persalinan
atau ekstraksi vacum dan cuna, atau terjadi asphyxia akibat penekanan yang lama pada
jalan lahir inipun mengakibatkan iskhcmia pada jalan lahir dan akhirnya terjadi nekrosis
jaringan. Hal ini beresiko terhadap cidera pada ibu dan janin, dan juga beresiko tinggi
terhadap infeksi
6. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Cairan yang bkeluar dari vagina perlu di periksa warna konsentrasi,baud
an PH nya.Cairan yang keluar dari vagina kecuali air ketuban mungkin juga urine
atu secret vagina,Sekret vagina ibu hamil pH :4,5 dengan kertas nitrazin tidak
berubah warna ,tetap kuning .1.a tes lakmus (tes nitrazin),jika kertas lakmus
merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).Ph air
ketuban 7-7,5 darah dan infeksi vagina dapat menghaslkan tes yang positif
palsu.1b. mikroskop (tes pakis ),dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek
dan dibiarkan kering.Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun
psikis.
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban
dalam kavum uteri pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang
sedikit
.Namun
sering
terjadi
kesalahan
pada
penderita
dan
pemeriksaan
sederhana.(buku
asuhan
patologi
kebidanan,sujiyatini,2009,hal:16-17)
2) Rasio lestin terhadap spingomielin (rasio US):menentukan maturitas janin
3) Tes ferning dan kertas nitrazine:memastikan pecah ketuban
4) Pelvimetri ;identifikasi posisi janin
7. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
1) Obati infeksi gonokokus, klamidi, dan vaginosis bacterial
2) Diskusikan pengaruh merokok selama kehamilan dan dukung untuk mngurangi
atau berhenti.
3) Motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil
4) Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trisemester akhir bila ada
faktor predisposisi.
b. Panduan mengantisipasi : jelaskan pasien yang memiliki riwayat berikut ini saat
prenatal bahwa mereka harus segera melapor bila ketuban peccah.
1) Kondisi yang menyebabkan ketuban pecah dapat mengakibatkan prolaps tali
pusat
a) Letak kepala selain vertex
b) Polihdramnion
2) Herpes aktif
3) Riwayat infeksi streptokus beta hemolitiukus sebelumnya
c. Bila ketuban telah pecah
Infeksi intrauterine
Tali pusat menumbung
Prematuritas
Distosia (buku asuhan patologi kebidanan,sujiyatini,2009,hal:17)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan ketuban pecah dini
adalah :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit,
penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot
rahim.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi tentang
penyakit.
4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan
HIS.
5. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik (Dangoes:2000)