Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

OLEH :

NAMA : ASMITA SUARNI

NIM : P07120119009

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
berkat rahmat-Nya dan Hidayah-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Dokumentasi Keperawatan” oleh ibu
NI putu sumartini M,kep

saya mengucakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

2
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................2

Daftar Isi...........................................................................................................3

BAB I................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan....................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................6

PEMBAHASAN...............................................................................................6

1.1 TEKNIK DOKUMENTASI DAN PELAPORAN DALAM


TATARAN KLINIK.....................................................................................6

A. Sejarah Perkembangan Computer Keperawatan 7

B. IMPLEMENTASI SYSTEM INFORMASI KEPERAWATAN DI


RS. 12

1.2 CARA MENDOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN..........15

A. DOKUMENTASI KEPERAWATAN SECARA MANUAL..........15

B. DOKUMENTASI KEPERAWATAN SECARA ELEKTRONIK. .17

BAB III...........................................................................................................19

PENUTUP.......................................................................................................19

A. Kesimpulan..........................................................................................19

Daftar Pustaka.................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas
(Kozier, 1995
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari
dokumentasi  klinis. Namun pada  realitanya dilapangan, asuhan
keperawatan  yang dilakukan masih bersifat manual dan
konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi
yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan
keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi
yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka
sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan yang lebih canggih  dengan memanfaatkan
perkembangan tehnologi informasi. Pendokumentasian keperawatan
dengan menggunakan  komputer diharapkan akan membantu
meningkatkan dokumentasi keperawatan yang  berkwalitas.
Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan
meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping
akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa
efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan, termasuk
dalam dokumentasi proses keperawatan. Dari yang sebelumnya
manual, bergeser kearah komputerisasi.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman sejarah perkembangan computer dalam dunia
keperawatan ?
2. Bagaimana cara menerapkan sisitem informasi di rumah sakit ?
3. Apa perbedaan dari dokumentasi keperawatan secara manual dan
elektronik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah berkembangnya computer di dunia
keperawatan
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan system informasi
di rumah sakit
3. Untuk mengetahui perbedaan dokumentasi keperawata secara
manual dan elektronik

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 TEKNIK DOKUMENTASI DAN PELAPORAN DALAM


TATARAN KLINIK
Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan

perilaku atau kinerja perawat pelaksanaan dalam memberikan proses

asuhan keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat di rumah

sakit. Kualitas pendokumentasian keperawatan dapat dilihat dari

kelengkapan dan keakuratan menuliskan proses asuhan keperawatan

yang diberikan kepada pasien, yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi.

Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna untuk

memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman

praktik pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan.

Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi

keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai

pengguna jasa, maka dokumentasi proses asuhan keperawatan

diperlukan, dima na dokumentasi tersebut dapat dipergunakan

sebagai barang bukti di pengadilan (Berman Snyder, Kozier, B. Erb,

2008).

6
A. Sejarah Perkembangan Computer Keperawatan
Pada zaman penjajahan belanda, pada masa ini perawat berasal
dari penduduk pribumi yang disebut VELPLEGEK dengan sebutan
zieken oppaser sebagai penjaga rumah sakit. usaha pemerintahan
Belanda dibidang kesehatan adalah :
1. Mendirikan rumah sakit I Binnen Hospital di Jakarta pada tahun
1799.
2. Mendirikan rumah sakit II Butten Hospital.
3. Membentuk dinas kesehatan tentara (military gezond herds
dients).
4. Membentu Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke gezandherds
dienst).

Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi


perawatan kesehatan karena banyaknya bagian/departemen yang terlibat
dalam proses perawatan pasien. Pelayanan dan manajer keperawatan
harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari
saat masuk hingga pasien pulang. Saat ini komputer secara absolut
penting untuk mengatur:
1. Makin kompleksnya masalah keuangan.
2. Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen.
3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda.
4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta
penelitian, dan dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi
masyarakat yang besar merupakan sejarah baru dalam perubahan
teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan
pekerjaan selama beberapa dekade.
Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah
sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir
setiap rumah sakit menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk
manajemen keuangan. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari

7
komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat
pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan
perawatan pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk
analisa kecenderungan masa depan staf. Pada pertengahan tahun
1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan
perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen.
Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang
berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk pengetahuan
keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan
(SIMK)
1. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)
Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain sistem
komputer yang komplek untuk menolong komunikasi dan mengatur
informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit. Sebuah SIR akan
diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor,
perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali,
mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji. Jumlah aplikasi-aplikasi
lain dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan untuk
beberapa tujuan yang praktikal. Manajer-manajer perawat perlu
mengenal komputer, yang mencakup mengenal istilah umum yang
digunakan komputer. Pada masa depan dapat diharapkan bahwa
semua pekerjaan perawat akan dipengaruhi oleh komputer, dan
beberapa posisi baru akan dikembangkan bagi perawat-perawat di
bidang komputer.
2. sistem Informasi keperawatan di Puskesmas
Puskesmas sebagai salah satu institusi pelayanan umum, dapat
dipastikan membutuhkan keberadaan sistem informasi yang akurat
dan handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanan
puskesmas kepada para pengguna (pasien) dan lingkungan terkait.

8
Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali
permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di
puskesmas. Banyaknya variabel di puskemas turut menentukan
kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan
lingkungan puskesmas. Selama ini banyak puskesmas yang masih
mengelola data-data kunjungan
Sistem Informasi Puskesmas (Simpus), sesuai namanya,
adalah sebuah sistem informasi rekam medis yang secara khusus
dirancang untuk digunakan di Puskesmas. Puskesmas sebagai institusi
pelayanan kesehatan, memiliki kebutuhan-kebutuhan yang unik,
berbeda dengan unit pelayanan kesehatan lainnya.
Simpus merekam data rekam medis pasien-pasien yang
berkunjung di Puskesmas. Tidak hanya itu, Simpus juga membantu
Puskesmas dalam menyusun laporan-laporan rutin bulanan, baik
untuk keperluan internal Puskesmas, ataupun untuk pelaporan ke
Dinas Kesehatan.
SIMPUS dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi
yang secara umum banyak dijumpai di puskesmas. SIMPUS mempunyai
tunjuan pengembangan yang jelas, antara lain :
 Terbangunnya suatu perangkat lunak yang dapat digunakan dengan
mudah oleh puskesmas, dengan persyaratan yang seminimal mungkin dari
segi perangkat keras maupun dari segi sumber daya manusia yang akan
menggunakan perangkat lunak tersebut.
 Membantu dalam mengolah data puskesmas dan dalam pembuatan
berbagai pelaporan yang diperlukan.
 Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat kabupaten, dengan
memanfaatkan data-data kiriman dari puskesmas.
 Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga
dapat dilakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian.
 Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten yang
mendukung terselenggaranya proses administrasi yang dapat

9
meningkatkan kwalitas pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan
yang lebih bermanfaat untuk masyarakat.
Kendala-kendala yang secara umum sering dijumpai di puskesmas antara
lain:
1. Kendala di bidang Infrastruktur
Banyak puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua komputer,
dan biasanya untuk pemakaian sehari-hari di puskesmas sudah
kurang mencukupi. Sudah mulai banyak pelaporan-pelaporan yang
harus ditulis dengan komputer. Komputer lebih berfungsi sebagai
pengganti mesin ketik semata. Selain itu kendala dari sisi sumber
daya listrik juga sering menjadi masalah.
2. Kendala di bidang Manajemen
Hal ini dapat dijumpai dari tingkat puskesmas ataupun tingkat dinas
kesehatan di kabupaten/kota. Pada kondisi seperti ini nantinya akan
menjadi masalah untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab
atas data-data yang akan ada, baik dari segi pengolahan dan
pemeliharaan data, maupun dari segi koordinasi antar bagian.
3. Kendala di bidang Sumber Daya Manusia
Kendala di bidang SDM ini yang paling sering ditemui di puskesmas.
Banyak staf puskesmas yang belum maksimal dalam mengoperasikan
komputer. Biasanya kemampuan operasional komputer didapat secara
belajar mandiri, sehingga tidak maksimal. Belum lagi dengan
pemakaian komputer oleh staf yang kadang-kadang tidak pada fungsi
yang sebenarnya.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada Riset Keperwatan
Perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu
perkembangan peradaban manusia mengenai penyampaian informasi.
Perkembangan ini dimulai sejak zaman pra sejarah sampai sekarang.
Salah satu peran perawat adalah sebagai peneliti. Untuk itu, perawat
perlu melakukan riset yang berhubungan isu-isu keperawatan, antara
lain: praktik keperawtan, pendidikan keperawatan, dan administrasi

10
keperawatan guna meningkatkan kemampuannya. Untuk
memudahkan riset yang dilakukan maka perawat perlu memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi yang sudah ada baik dalam hal
pengolahan data, penulisan, penyimpanan, atau pun publikasi hasil
riset yang telah perawat lakukan.
4. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer

Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi,


pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. 
Perkembangan pengetahuan masyarakat membuat masyarakat lebih
menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan. 
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi
besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.  Dalam upaya peningkatan
mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya. 
Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum
melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan
keperawatan.  Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai
pendokumentasian  yang lengkap.( Hariyati, RT., th 1999) 

11
B. IMPLEMENTASI SYSTEM INFORMASI KEPERAWATAN DI
RS.
Pelayanan keperawatan di dalam lingkungan rumah sakit
merupakan salah satu pelayanan di bidang kesehatan yang mempunyai
peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan
di rumah sakit. Dengan jumlah tenaganya yang paling besar di lingkungan
rumah sakit, keberadaan pelayanan keperawatan harus mampu dimanej
dengan baik untuk menghasilkan kualitas mutu pelayanan keperawatan
yang diberikan. Peningkatan kualitas sistem informasi keperawatan
merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan. Tidak dipungkiri bahwa selama ini perkembangan sistem
informasi keperawatan di negeri ini belum berjalan dengan baik.
Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan
rumah sakit salah satunya adalah membantu perawat dalam melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Dengan memanfaatkan sistem
informasi keperawatan tersebut perawat dapat menghemat waktu untuk
melakukan pencatatan dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara
manual. Di samping itu, data yang tercatat dengan menggunakan sistem
informasi keperawatan akan lebih terjamin keberadaannya. Resiko data
yang dicatat akan hilang sangat kecil. Berbeda dengan pencatatan yang
berdasarkan paper base, dimana kemungkinan untuk hilangnya data sangat
mungkin untuk terjadi. Selain itu keberadaan sistem informasi
keperawatan juga akan meningkatkan keefektifan dan efisien kerja dari
tenaga keperawatan (Cheryl, 2007).
Pendapat diatas didukung juga oleh hasil penelitian Laurie (2008)
yang mengatakan penerapan sistem informasi manajemen
terkomputerisasi atau ORMIS (of an or management information system)
memerlukan signifikan komitmen sumber daya manusia. Kemampuan
perawat dituntut untuk bisa menggunakan keahliannya secara efektif untuk
menggunakan teknologi dimana mengubah bentuk data informasi ke dalam
pengetahuan untuk praktek klinis, riset, dan pendidikan. Keinginan dalam

12
membuat sistem informasi di rumah sakit sangat diharapkan oleh tenaga
profesional untuk membantu pemecahan masalah yang ada.
Pelaksanaan sistem informasi keperawatan di rumah sakit, yakni
mengkombinasikan ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan
yang didesain untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan
data, informasi, dan pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan (Davis, 2002). Sistem informasi keperawatan sedang
dikembangkan secara terus menerus dimasa depan ilmu keperawatan akan
bersandar pada kemampuan sistem informasi untuk memudahkan hasil
diagnosa, manajemen, riset, pendidikan, pertukaran informasi, dan kerja
sama/kolaborasi.
Banyak masyarakat mengeluh dengan pelayanan kesehatan yang
diterimanya dari perawat. Untuk itu kinerja perawat perlu ditingkatkan
sehingga kualitas pelayanan asuhan keperawatan bisa diberikan dengan
baik. Salah satu ukuran berkualitas atau tidaknya suatu pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat adalah tingkat kepuasan bagi
masyarakat penerima jasa pelayanan itu sendiri (Maria, 2009).
Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem informasi
keperawatan, yaitu:
1. manajemen lebih efisien.
2. penggunaan sumber biaya lebih efektif.
3. meningkatkan program perencanaan.
4. meningkatkan pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007).
Menurut American Association of Nurse Executive (1993) dalam Saba &
McCormick (2001) mengemukakan manfaat penting dalam penggunaan
informasi teknologi, yaitu:
1. meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat.
2. meningkatkan pelayanan dalam memonitoring pasien.
3. meningkatkan dokumentasi.
4. meningkatkan komunikasi.
5. meningkatkan perencanaan.

13
6. meningkatkan standar praktik keperawatan.
7. kemampuan menetapkan masalah.
8. meningkatkan evaluasi keperawatan.
9. mendukung organisasi yang dinamik.

14
1.2 CARA MENDOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu fungsi yang paling
penting bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Proses
keperawatan di era modern saat ini menjadi tuntutan dari berbagai
aspek bagi para perawat. Perkembangan saat ini bahwa perawat harus
melakukan proses keperawatan berdasarkan standar asuhan
keperawatan.
Dokumentasi adalah rekaman tertulis dan hukum dari intervensi
yang menyangkut pasien dan itu mencakup serangkaian proses.
Dokumentasi dibuat dengan catatan pribadi pasien, yang merupakan
basis informasi tentang situasi kesehatannya. Pentingnya dokumentasi
keperawatan adalah neuralgik, asalkan tanpa itu, tidak akan ada
intervensi keperawatan kualitatif lengkap dan bahkan tidak ada
perawatan yang efektif untuk pasien.

A. DOKUMENTASI KEPERAWATAN SECARA MANUAL


Sedangkan pada perawat yang menggunakan pendokumentasian
asuhan keperawatan manual menunjukkan bahwa kepuasan perawat
berada pada kategori sangat puas sebesar 100%. Nilai p value pada uji
mann whitney sebesar 1,000 dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan kepuasan perawat dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan berbasis komputerisasi dan manual.
Berbeda dengan hasil dari penelitianyang telah dilakukan peneliti.
Salah satu factor yang mempengaruhi kepuasan perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan manual berada pada kategori
sangat puas karena pendokumentasian tersebut dinilai lebih
memudahkan dalam penggunaannya. Metode manual diyakini perawat
menjadi metode yang sangat mudah dipahami oleh semua lapisan
perawat baik laki-laki, perempuan, dan seluruh latar belakang tingkat
pendidikan perawat di RS Baladhika Husada kabupaten Jember.

15
1. Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan
tim kesehatan lain
2. Sebagai bagian yang permanen dari rekam medic.
3. Sebagai dokumen yang legal dan dapat diterima dipengadilan.
4. Untuk menghindari pemutarbalikan fakta.
5. Untuk mencegah kehilangan informasi.
6. Agar dapat di pelajari perawat lain
Prinsip-prinsip dokumentasi keperawatan manual :
1. Tersedia format untuk dokumentasi
2. Dokumentasi dilakukan oleh orang yang melakukan tindakan atau
memgobservasi langsung.
3. Dokumentasi dibuat segera setelah melakukan tindakan.
4. Catatan dinuat kronologis.
5. Penulisan singkat dilakukan secara umum.
6. Mencantumkan tanggal, waktu tanda tangan, dan inisial penulis.
7. Dokumentasi akurat, benar, komplit, jelas, dapat dibaca dan ditulis
dengan tinta.
8. Tidak dibenarkan menghapus tulisan menggunakan tip-ex \.
Menghapus tinta atau bahan lainnya.
System pencatatan keperawatan secara manual :
1. Lembar pengkajian
Lembar pengkajian dengan jelas menggambarkan data-data
yang perlu dikumpulkan, perawat tinggal mengisi data sesuai
dengan yang tercantum dalam lembar pengkajian.
2. Catatan perawat dalam bentuk narasi
Deskripsi informasi klien dalam bentuk naratif : catatan dalam
bentuk SOAP, catatan focus, grafik flow sheet.

16
B. DOKUMENTASI KEPERAWATAN SECARA ELEKTRONIK
Berdasarkan uji mann whitney menunjukkan bahwa perawat
yang menggunakan pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis
komputerisasi berada pada kategori sangat puas sebesar 100%.
Hasil penelitian perbedaan kepuasan perawat dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan berbasis komputerisasi dan manual menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan.
Kepuasan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
berbasis komputerisasi dan manual berada pada kategori sangat puas.
Kepuasan perawat yang melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan berbasis komputerisasi bila ditinjau dari prosentase pada
tiap indikator tidak ada perawat yang mempunyai ketidakpuasan dalam
kecakapan, bentuk aktifitas, kemajuan dan perkembangan, kompensasi,
rekan kerja, tanggung jawab, perasaan sosial, dan bimbingan serta
bantuan teknis. Pada variabel total kepuasan terdapat 100% perawat
berada pada kategori sangat puas. Kepuasan perawat yang melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputerisasi bila
ditinjau dari prosentase pada tiap indikator tidak ada perawat yang
mempunyai ketidakpuasan dalam kecakapan, bentuk aktifitas, kemajuan
dan perkembangan, kompensasi, rekan kerja, tanggung jawab, perasaan
sosial, dan bimbingan serta bantuan teknis. Pada variabel total kepuasan
terdapat 100% perawat berada pada kategori sangat puas. Berdasarkan
hasil analisis di RS baladhika Husada didapatkan bahwa penggunaan
pendokumentasian asuhan keperawatan manual dirasa lebih
memudahkan terutama dalam hal teknis penggunaannya.
Kesimpulan penelitian bahwa dari kedelapan indikator kepuasan
perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis
komputerisasi dan manual yaitu kecakapan, bentuk aktifitas,
perkembangan dan kemajuan, bentuk kompensasi, rekan kerja,
tanggung jawab, perasaan sosial, dan bimbingan serta bantuan teknis
berada pada kategori sangat puas, hal tersebut ditunjukkan dari hasil

17
prosentase variabel kepuasan perawat bahwa terdapat 100% perawat
berada dalam kategori sangat puas. Hal ini ditunjang oleh terpenuhinya
harapan, kebutuhan, dan keinginan sehingga kepuasan kerja perawat
menjadi maksimal [10]. Hasil penelitian oleh Malini bahwa tingkat
kepuasan perawat terhadap aplikasi software dalam asuhan keperawatan
adalah sangat puas (64%) dan puas (36%) [8].
Perawat dengan system yang terkomputerisasi dapat melakukan akses
ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti
ahli gizi, di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat
pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Pencatatan dan
pelaporan menjadi lebih akurat dan perawat akan lebih seing berada di
samping pasien.
Maanfaat dokumentasi secara komputerisasi :
1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
2. Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimanan arsip
3. Penyimpanan data (record) pasien menjadi lebih lama.
4. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat
membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.
5. Meningkatkan produktivitas bekerja.
6. Mengurangi kesalahan dalam mengintrerprestasikan pencatatan.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan
perilaku atau kinerja perawat pelaksanaan dalam memberikan proses
asuhan keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat di rumah
sakit. Kualitas pendokumentasian keperawatan dapat dilihat dari
kelengkapan dan keakuratan menuliskan proses asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi.
Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna untuk memperkuat
pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik
pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan.

19
Daftar Pustaka

http://karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.com/2015/12/teknik-atau-
sistem-dokumentasi-dan.html

https://dinnisapabelo.wordpress.com/2010/01/04/sejarah-perkembangan-
komputer-dalam-keperawatan/

Yunita & dodi, 2018, jurnal Perbedaan Kepuasan Perawat dalam


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputerisasi dan Manual
Studi di RS, Fakultas Keperawatan, Universitas Jember, Indonesia

Sulastri, niken, 2018, Metode Pendokumentasian Elektronik dalam


Meningkatkan Kualitas Pelayanan Keperawatan, vol : 9, Jurusan
Keperawatan, Program Studi Ners, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang,
Sekolah Tinggi Kesehatan Mitra Lampung, Indonesia

20

Anda mungkin juga menyukai