Anda di halaman 1dari 214

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

T
DI WILAYAH KERJA KLINIK DHARMA BAKTI
RANOMEETO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH :

JAMILAH
NIM : P00324018022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI D-III KEBIDANAN
2021
i

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. T


DI WILAYAH KERJA KLINIK DHARMA BAKTI
RANOMEETO

Diajukan Oleh :

JAMILAH
NIM. P00324018022

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam Ujian Laporan Tugas Akhir


Dihadapan Tim Penguji Program Studi D-III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
ii
iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

Nama : Jamilah

Tempat, tanggal lahir : Wolasi, 18 Desember 1999

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Tolaki, Bugis / Indonesia

Alamat : Ds. Mata Wolasi, Kec. Wolasi, Kab. Konawe

Selatan

B. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 2 Konawe Selatan Tamat Tahun 2011

2. SMP 24 Konawe Selatan Tamat Tahun 2014.

3. SMA 13 Konawe Selatan Tamat Tahun 2017

4. Polttekkes Kemenkes Kendari Prodi D-III Kebidanan Tahun 2018

sampai sekarang.
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunianya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.‟‟T‟‟ di
Wilayah Kerja klinik dharma bakti” dari bulan Februaris.d April 2021.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan banyak
kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun atas bimbingan dan
kerjasama dari semua pihak penulis mampu menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini.Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Sitti Aisa, S.Pd,M.Pd, selaku pembimbing I dan ibu
Nasrawati, S.Si.T,MPH, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
selalu memberikan semangat serta senantiasa mendoakan penulis agar
mampu menyelesaikan pendidikan dengan baik. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Ibu Hasmiana Naningsi, S.Si.T, M.Keb. selaku penguji I, ibu Hj, Sitti
Zaenab SKM., S.ST, M.Keb. selaku penguji II, dan ibu Dr, Kartini,
S.Si.T, M.Kes., selaku penguji III yang telah memberikan saran dan
kritikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Kendari.
5. Kepala Ruangan klinik dharma bakti beserta bidan di ruang bersalin
yang telah memberi izin untuk melakukan praktik kebidanan
komprehensif.
6. Teristimewa kepada Ayah handa Junaid, Ibunda tercinta Emi
rahmawati, yang telah mengasuh dan membesarkan dengan penuh
kasih sayang, serta memberikan dukungan moril, material dan spiritual
v

kepada saya akhirnya sampe di titik ini, serta seluruh keluarga besar
dari pihak ayah maupun ibu yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu yang telah memberikan dukungan, semangat, dan suport
kepada penulis selama pendidikan.
7. Sahabatku Kuswinda, Mimi, Putri Fajar, Fitriyana, Arlian, Nining, Pira,
Satna dan nilda yang selalu memberi dukungan dan menemani disaat
suka maupun duka selama pendidikan.
8. Teman-teman Angkatan 2018 Prodi D-III Kebidanan terimakasih atas
dukungan dan kerja sama selama perkuliahan.
9. Nyonya ”T” dan keluarga sebagai subjek penulisan Laporan Tugas
Akhir yang telah sangat kooperatif selama asuhan komprehensif yang
diberikan, Mulai dari ke tahap Asuhan ANC, INC, PNC,dan BBL.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini
dapat memberikan menambah khasanah ilmu pengetahuan serta dapat
bermanfaat bagi kita semua aamiin.

Kendari , 2021
Penulis
JAMILAH
vi

ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. T


DI WILAYAH KERJA KLINIK DHARMA BAKTI
RANOMETO

Jamilah1, Sitti Aisa2, Nasrawati2

Pelayanan antenatal dilakukan dengan memberikan pelayanan yang


berkualitas dimulai sejak kehamilan, persalinan, nifas termasuk perawatan
bayi baru lahir.Asuhan yang diberikan mengutamakan asuhan
komprehensif dengan pelayanan terpusat pada wanita (women centered)
dan keluarga(family centered) dengan memperhatikan hak ibu dalam
kehamilan. Laporan Tugas Akhir dilakukan dengan tujuan memberikan
asuhan kebidanan komprehensif dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan.
Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus
dalam melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan menggunakan
manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan pendokumentasian
SOAP. Subjek penelitian adalah Ny.T GVPIVA0 usia 30 tahun di wilayah
kerja klinik dharma bakti. Asuhan kebidanan dilakukan sejak tanggal 2
Februari sampai 30 April 2021.
Asuhan yang diberikan pada Ny.T pada masa kehamilan dengan
mengkaji semua aspek kesehatan ibu dan janin termasuk riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik umum, pemeriksa fisik kepala sampai kaki,
pemeriksaan penunjang dan pemberian konseling, informasi dan edukasi
(KIE).Asuhan kebidanan yang dilakukan pada masa persalinan
menerapkan asuhan dengan prinsip sayang ibu sesuai standar asuhan
persalinan. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dilakukan dengan
melakukan pemantauan tanda-tanda vital, proses involusi uterus (TFU
dankontraksi), pengeluaran lochea, persiapan laktasi, informasi kesehatan
termasuk konseling kontrasepsi. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
mencakup pemantauan tanda-tanda vital, mempertahankan suhu tubuh,
perawatan tali pusat termasuk pemberian ASI.
Hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.T, 28 tahun sejak
bulan Februari sampai April tahun 2021 berjalan dengan baik dan tidak
ada komplikasi yang menyertai.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Komprehensif, Kehamilan, Persalinan,


Nifas dan Bayi Baru Lahir

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan


2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Ruang Lingkup ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan............................................................................. 7

B. Persalinan............................................................................. 27

C. Nifas ..................................................................................... 53

D. Bayi Baru Lahir ..................................................................... 67

E. Manajemen Asuhan Kebidanan Varney ............................. 70

F. Pendokumentasian SOAP .................................................. 74

BAB III. METODE PENULISAN

A. Jenis Laporan Kasus ............................................................ 78


viii

B. Waktu dan Tempat Laporan Kasus ...................................... 78

C. Subjek Laporan Kasus.......................................................... 78

D. Instrumen Laporan Kasus..................................................... 78

E. Tehnik Pengumpulan Data .................................................. 79

F. Trianggulasi Data ................................................................. 83

BAB IV. TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan .......................... 84

1. Kunjungan Pertama......................................................... 84

2. Kunjungan Kedua ............................................................ 102

B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan .......................... 107

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas ................................... 143

1. Kunjungan Pertama......................................................... 143

2. Kunjungan Kedua ............................................................ 159

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir............................. 162

1. Kunjungan Pertama......................................................... 162

2. Kunjungan Kedua ............................................................ 174

E. Pembahasan ........................................................................ 177

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 193

B. Saran ................................................................................... 194

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 196


ix

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 Pemberian vaksin TT yang sudah pernah imunisasi. 21


Tabel 2.2 Ukuran uterus masa nifas……………….................... 55
Tabel 2.3 Pengeluaran lochea pada masa nifas….................... 56
Tabel 2.4 Penilaian APGAR SCORE……………………………. 66
Tabel 4.1 Observasi His, DJJ, dan Nadi ibu…………………… 124
Table 4.2 Observasi 2 jam Postpartum …………………………. 137
x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Patograf

2. Surat persetujuan klien

3. Surat keterangan dari PBM Ketut Andriyani, S.ST., M.Kes..

4. Surat keterangan bebas pustaka


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat

dari indicator Angka Kematian Ibu (AKI).Indikator ini tidak hanya

mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai

derajat kesehatan masyarakat. Data World Health Organization

(WHO) mengenai status kesehatan nasional pada capaian target

Sustainable Development Goals (SDG) menyatakan secara global

sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama

kehamilan dan persalinan dengan tingkat AKI sebanyak 216 per

100.000 kelahiran hidup, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah

kehamilan, persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara

berkembang. Rasio AKI masih dirasa cukup tinggi sebagaimana

ditargetkan menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.

WHO. (2018).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

menunjukkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi

(AKB) di Indonesia masih tinggi. Angka kematian ibu (AKI) tahun 2007

sebesar 228/100.000 kelahiran dan meningkat kembali pada tahun

2012 sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Data SUPAS tahun 2015

AKI di Indonesia sebesar 305/100.000 kelahiran hidup dan AKB 23

per 1.000 kelahiran hidup Kemenkes. (2018).


2

Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara pada 5

tahun terakhir (2013-2017) berada di kisaran 65-75 orang setiap

tahun, ada kecenderungan meningkat dalam 4 tahun terakhir. Jumlah

kasus berkisar 1-7, dengan rata-rata 4 kasus per kabupaten. Catatan

kematian ibu tertinggi dilaporkan di Kabupaten Konawe Selatan.

Tingginya jumlah kematian ibu disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain keterlambatan penanganan pada kasus komplikasi,

rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk

memeriksakan kehamilan ketenaga kesehatan dan kecenderungan

enggan melahirkan di fasilitas kesehatan yang tersedia dan lebih

memilih kedukun ketika melahirkan. Data tersebut berkaitan dengan

cakupan kunjungan K4 yang relative rendah. Selama periode tahun

2013-2017 Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2017 sebesar 3/1.000

kelahiran hidup dan AKABA berkisar 5/1.000 kelahiran hidup (Dinkes

Sultra, 2017).

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan

banyak faktor, diantaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak

memanfaatkan ANC (Antenatal Care) pada pelayanan kesehatan.

Disamping factor geografis dan maupun ekonomi, pengetahuan ibu

yang minim tentang kehamilannya menjadi masalah tersendiri bagi

tenaga medis dalam memberikan pelayanan yang menjadi kurang

sempurna. Rendahnya pada kunjungan ANC dapat meningkatkan

komplikasi maternal dan neonatal serta kematian ibu dan anak karena
3

adanya kehamilan beresiko yang tidak segera ditangani (Wulandari.

2016).

Untuk menurunkan AKI dan AKB diperlukan upaya untuk

meningkatkan kelangsungan dan kualitas ibu dan anak dilakukan

dengan pendekatan continuity of care. Jika pendekatan intervensi

continuity of care ini dilaksanakan maka akan memberi dampak yang

signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak

Kemenkes. (2014).

Keberhasilan pelayananan kesehatan di Indonesia tolak

ukurnya adalah jumlah AKI dan AKB. Kenyataannya persalinan yang

mengalami komplikasi yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi

(Maryuani, 2011). Komplikasi persalinan dengan kasus riwayat SC,

ibu dengan resiko tinggi (primitua), perlangsungan kala II lama akibat

panggul sempit, KPD, hipertensi dan sungsang. Penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia masih didominasi perdarahan 42%,

eklampsia 13%, abortus 11%, infeksi 10%, partus lama/persalinan

macet 9%, penyebab lain 15% dan factor tidak langsung kematian ibu

seperti kurangnya pengetahuan, social ekonomi, social budaya yang

masih rendah dan factor pendukung “4 Terlalu” terlalu muda, terlalu

tua, terlalu banyak anak dan terlalu sering hamil WHO.(2015).

Upaya meminimalkan risiko dan komplikasi yang terjadi maka

bidan sebagai salah satu yang memberikan pelayanan antenatal

diharapkan mampu memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas


4

dan dilakukan secara komprehesif. Asuhan kebidanan secara

komprehensif (berkesinambungan) dimulai sejak masa kehamilan,

persalinan, nifas termasuk pengawasan pada bayi baru lahir. Asuhan

antenatal yang optimal dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi

pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Tenaga

kesehatan yang memberikan pelayanan anatenatal harus mampu

memantau kondisi ibu dan janin sehingga apabila ada penyimpangan

dapat dilakukan segera (Marmi. 2013).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengambil judul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir, nifas, terhadap Ny “T“ umur 30 tahun GVPIVA0 di klinik

dharma bakti tahun 2021”. Penulis berharap dengan penyusunan

Laporan Tugas Akhir (LTA) ini mampu memberikan asuhan

komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan,nifas dan bayi baru

lahir terhadap Ny “T” di klinik dharma bakti.

B. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Asuhan kebidanan diajukan kepada ibu hamil TM III, bersalin

nifas dan bayi baru lahir secara continuity of care.

2. Tempat

Asuhan kebidanan dilakukan di klinik dharma bakti, ranomeeto


5

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan

komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa

nifas dan perencanaan keluarga berencana dengan menggunakan

pendekatan manajemen SOAP dengan pola pikir Varney secara

tepat dan benar.

2. Tujuan khusus

a. Memberikan asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada Ny

“T”.

b. Memberikan asuhan kebidanan pada persalinanNy “T”.

c. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas Ny “T”.

d. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny “T”.

e. Memberikan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny “T”.

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Untuk perkembangan ilmu dan penerapan pelayanan

kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir

2. Manfaat praktis

a. Bagi mahasiswa.

Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan

dalam melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu


6

hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas baik secara mandiri,

kolaborasi dengan petugas kesehatan yang lain dan rujukan

serta mampu mendokumentasikan hasil asuhan dengan metode

SOAP dan Varney.

b. Bagi tempat pelayanan

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tenaga

kesehatan, khususnya bidan dalam menangani asuhan

kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru

lahir, dan nifas baik secara mandiri kolaborasi dan rujukan

sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.

c. Bagi institusi pendidikaan

Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para

mahasiswa memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan

tentang asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir, dan nifas yanng telah diberikan oleh

institusi pendidikan selama proses pembelajaran serta

menambah bahan bacaan ilmu pengetahuan. Serta sebagai

dokumentasi dan bahan perbandingan untuk penelitian

selanjutnya.

d. Bagi masyarakat

Klien mendapat pelayanan asuhan kebidanan secara

komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Definisi kehamilan

Kehamilan adalah proses bertemunya sel telur dan sel

sperma (konsepsi) berkembang menjadi fetus sampai aterm

(Guyton. 2015). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin dengan lama kehamilan normal 280 hari dihitung dari

hari pertama haid terakhir (Wiknjosastro, H.2014). Kehamilan

adalah peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma hasil

berlanjut nidasi dalam rahim dalam kurun waktu tertentu (Manuaba,

I. 2015).

2. Tanda-tanda kehamilan

Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan

melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala

kehamilan.

Menurut (Walyani, E.S. 2015) tanda tidak pasti kehamilan

(presumptif) meliputi :

a. Amenorhoe

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel degraaf dan ovulasi. Dengan mengetahui

hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle,

dapat di tentukan perkiraan persalinan.


8

b. Mual dan muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah

terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas

yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual muntah,

nafsu makan berkurang.

c. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam.

d. Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang

setelah usia kehamilan 16 minggu.

e. Payudara tegang

Pengaruh hormone estrogen, progesteron dan

somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam

pada payudara. Payudara membesar dan tegang.Ujung saraf

tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

f. Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi.


9

g. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus,

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

h. Pigmentasi kulit

Keluarnya melanophorehipofisis anterior menyebabkan

pigmentasi kulit di sekitar pipi pada dinding perut alba makin

menghitam menonjol, kelenjar montgomery menonjol,

pembuluh darah manifes sekitar payudara

i. Epulis

Hipertrofi gusi yang disebut epulis dapat terjadi bila hamil.

j. Varises

Pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena, terutama bagi wanita yang mempunyai

bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar

genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.Penampakan

pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.

3. Menentukan Usia Kehamilan

a. Berdasarkan tinggi fundus uteri (menurut leopold)

1) 12 minggu 1-2 jari atas symphysis-pusat

2) 16 minggu pertengahan antara symphysis-pusat

3) 20 minggu fundus uteri 3 jari bawah pusat

4) 24 minggu setinggi pusat

5) 28 minggu 3 jari atas pusat


10

6) 32 minggu pertengahan px-pusat

7) 36 minggu 3 jari di bsawah px

8) 40 minggu pertenghana px dan pusat

b. Berdasarkan tinggi fundus uteri dalam cm (menurut Mc-donald)

Rumus:

1) Ukuran tinggi fundus (cm) x 2/7= (durasi kehamilan dalam

bulan)

2) Tinggi fundus (cm) x 8/7= (durasi kehamilan dalam minggu)

3) Tinggi fundus uteri dalam sentimeter (cm), yang normal

harus sama dengan umur kehamilan dalam minggu yang di

tentukan berdasarkan hari prtama haid terakhir (Sulistyawati,

A. 2016).

Menurut Cunningham. (2012). dan Anggrita. (2015). tanda

kemungkinan kehamilan (probability) meliputi :

1) Adanya pembesaran perut

2) Tanda hegar adanya pelunakan pada bagian isthmus uteri.

3) Tanda goodel pada wanita yang tidak hamil bagian serviks

lunak seperti ujung hidung sedangkan pada wanita hamil

melunak seperti bibir.

4) Tanda chadwicks, perubahan warna menjadi keunguan pada

vulva dan mukosa vagina termasuk porsio dan serviks.

5) Tanda piscaseck, pembesaran uterus tidak simetris

disebabkan ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan


11

kornu sehingga daerah tersebut yang berkembang lebih

dulu.

6) Kontraksi braxton hicks, peregangan sel-sel otot uterus,

akibat meningkatnya actomys in dalam otot uterus. Kontraksi

tidak beritmik, sporadit, tidak nyeri biasanya timbul pada

kehamilam delapan minggu, dapat diamati pada

pemeriksaan abdominal trimester ketiga. Frekuensi kontraksi

akan terus meningkat lama dan kekuatanya sampai

mendekati persalinan.

7) Teraba ballotement, pada perabaan terdapat fenomena

bandul atau ada pantulan balik sebagai tanda adanya janin

dalam uterus, dilakukan dengan menekan dinding abdomen

sehingga akan teraba pantulan balik pada dinding abdomen

atau tangan pemeriksa. Pemeriksaan kehamilan dengan

metode tersebut belum cukup untuk menegakkan diagnosa

kehamilan, butuh pemeriksaan lanjutan karena dapat

merupakan mioma uteri.

8) Pemeriksaan urin positif

Pada pemeriksaan urin dengan menggunakan

testpack (alat uji kehamilan berbentuk stik) untuk mengetahui

apakah dalam urin mengandung hormon hCG (human

chorionic gonadotropin). Hormon hCG diproduksi setelah sel

telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Pada


12

masa kehamilan produksi hCG melonjak tajam, meningkat

dua kali lipat tiap dua atau tiga hari. Umumnya terjadi sekitar

enam hari setelah pembuahan.

Menurut Cunningham. (2012). dan Anggrita. (2015). tanda

pasti (positif) kehamilan meliputi :

1) Adanya gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.

Gerakan janin dapat mulai dirasakan pada usia kehamilan

sekitar 20 minggu.

2) Denyut jantung janin

Terdengarnya DJJ sejak usia kehamilan 12 minggu

dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya

dopler) dan menggunakan stetoskop Laenec, DJJ dapat

terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

3) Teraba bagian-bagian janin

Teraba bagian terbesar dari janin yaitu kepala dan

bokong dan bagian kecil janin (lengan dan kaki), teraba jelas

pada usia kehamilan trimester akhir. Bagin janin dapat dilihat

lebih sempurna menggunakan USG.

4) Kerangka Janin

Kerangka janin dapat dilihat melalui foto rontgen atau USG.


13

4. Perubahan Fisik Ibu Hamil

a. Trimester pertama

Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron

pada masa kehamilan memunculkan berbagai

ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu seperti mual dan

muntah, mudah merasa lelah, pusing, mudah mengalami

muntah bila ada aroma yang tidak naman dan pembesaran

pada payudara. Kondisi ini mempengaruhi psikologi ibu ada

yang menjadi membenci kehamilan, merasa kekecewaan,

penolakan, cemas dan kesedihan. Beberapa ibu secara aktif

mencari tahu kebenaran akan kehamilannya dengan

memperhatikan perubahan pada tubuh (Wiknjosastro, H. 2014).

b. Trimester kedua

Pada trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan

sudah bisa beradaptasi dengan ketidaknyamanan yang

dirasakan, keluhan sudah mulai berkurang. Ibu sudah mulai

merasakan pergerakan janin dan merasakan kehadiran

janinnya (Wiknjosastro, H. 2014).

c. Trimester tiga

Pada trimester tiga ibu merasakan perubahan yang lain

dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, perut semakin

membesar sehingga menimbulkan beberapa keluhan baru

seperti sakit punggung disebabkan meningkatnya beban berat.


14

Pernapasan ibu pada usia kehamilan 33-36 minggu banyak

yang mengeluh sesak atau susah bernapas disebabkan adanya

tekanan bayi pada diafragma namun keluhan ini akan hilang

setelah kepala turun ke rongga panggul, biasanya terjadi pada

2-3 minggu sebelum persalinan maka akan merasa lega dan

bernafas lebih mudah. Lebih sering buang air kecil karena

pembesaran rahim menekan kandung kemih dan penurunan

janin ke PAP membuat tekanan pada kandung kemih.

Timbulnya kontraksi perut, brackton-hicks kontraksi palsi

berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang

saat beristirahat. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan

adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan

biasanya kental dan pada persalinan lebih cair (Suririnah.

2011).

5. Perubahan Fisiologi Kehamilan

a. Uterus

Pada masa kehamilan uterusakan bertambah besar dari

berat 30 gram menjadi1000 gram dengan ukuran panjang 32

cm, lebar 24 cm danukuran muka belakang 22 cm.

Pembesaran ini disebabkan oleh hipertrofi otot-otot rahim.Pada

bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif

karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan

pengaruh hormonestrogen pada otot-otot rahim. Pada bulan


15

keempat pertumbuhan rahim diregang oleh isi, disebut

pertumbuhan pasif.

b. Ovarium

Salah satu ovarium ditemukan corpus luteum graviditas

tetapi setelah bulan ke IV corpus luteum menyusut.

c. Vagina

Pembuluh darah pada dinding vagina bertambah sehingga

warna selaput lendir membiru (tanda Chadwick). Kekenyalan

(elastisitas) vagina bertambah, artinya daya regang bertambah

sebagai persiapan persalinan. PH cairan dalam vagina

bertambah dalam kehamilan dengan reaksi asam pH 3,5-6,0.

d. Dinding Perut

Pada kehamilan lanjut primigravida sering timbul garis-garis

memanjang atau serong pada perut yang disebut dengan striae

gravidarum, kadang-kadang terdapat pada buah dada dan

paha. Pada seorang primigravida warnanya membiru dan

disebut striae livide.Pada seorang multigravida disamping striae

yang biru terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat parut

(cicatrix) dari striae pada kehamilan lalu. Striae putih disebut

striae albicans.

e. Payudara

Payudara dan puting susu membesar dan tegang pengaruh

estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli.


16

Daerah areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen

berlebihan. Terdapat kolostrum pada kehamilan >12 minggu.

f. Kulit

Pigmentasi kulit terjadi kira-kira minggu ke 12 atau

lebih,timbul dipipi, hidung dan dahi, dikenal sebagai

cloasmagravidum. Terjadi karena pengaruh hormon plasenta

yang merangsang melanophor kulit.

g. Darah

Volume darah bertambah baik plasma maupun eritrosit.

Namun penambahan volume plasma disebabkan oleh hydremia

lebih menonjol hingga kadar Hb menurun.

h. Sistem Metabolisme

Metabolisme meningkat sehingga kebutuhan akan kalsium

dan fosfor bertambah untuk pembentukan tulang dan janin,

begitu pula dengan ferrum untuk pembentukan hemoglobin.

i. Penambahan Berat Badan

Penimbangan berat badan saatpemeriksaan kehamilan

sangat penting karena kenaikan berat badan yang terlalu

banyak menandakan retensi air berlebih yang merupakan

gejala dini dari tokxemia gravidarum atau menandakan

pertumbuhan janin yang besar seperti pada ibu dengan

penyakit diabetes mellitus atau kemungkinan bayi kembar.


17

Hasil konsepsi, berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air

ketuban(1 kg), berat rahim (1 kg), penimbunan lemak seperti di

buah dada dan pantat (1,5 kg), penimbunan zat putih telur (2

kg), retensi air (1,5 kg).

6. Tanda bahaya dalam kehamilan

a. Perdarahan pervaginam

Pada awal sekali kehamilan ibu mungkin akan mengalami

perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama

haid terlambat. Pada waktu yang lain dalam kehamilan

perdarahan kecil mungkin pertanda dari friable cervix.

Perdarahan pada awal kehamilan yang tidak normal ditandai

dengan perdarahan yang banyak, berwarna merah segar dan

dapat disertai rasa sakit. Komplikasi yang dapat timbul pada

kehamilan muda antara lain abortus, kehamilan mola atau

khamilan ektopik (Mochtar, R. 2015).

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala pada masa kehamilan sering terjadi dan dapat

memberi rasa tidak nyaman. Sakitkepalayang menunjukkan

suatu masalah yang serius adalah sakit kepalayang hebat,

menetap dan tidak hilang dengan istirahat.Terkadang sakit

kepala yang hebat menjadikan pandangan mata ibu menjadi

kabur atau terbayang. Sakit kepala jenis ini menandakan gejala

preeklamsi (Anggrita, S. 2015).


18

c. Gangguan penglihatan

Pandangan kabur akibat pengaruh hormon dalam

kehamilan, Masalah penglihatan yang mengindikasikan

keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual

secara mendadak, misalnya pandangan kabur,atau terbayang

dan berbintik-bintik, perubahan penglihatan mungkin disertai

dengan sakit kepalayang hebat (Anggrita, S. 2015).

d. Bengkak pada muka dan tangan

Sebagian besar ibu akan mengalami bengkak yang normal

pada kaki yang biasanya muncul pada sore haridan biasanya

hilang setelah beristirahat atau saat diletakkan lebih

tinggi.Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika

muncul ada permukaan muka dan tangan,tidak hilang setelah

beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain.Hal ini

bisa merupakan pertanda anemia,gagal jantung, atau

preeklamsia (Anggrita, S. 2015).

e. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri perut akut (acute abdomen) merupakan keluhan yang

sering didapatkan pada ibu hamil. Nyeri perut akut adalah

setiap keadaan ku tintra abdomen ditandai dengan rasa nyeri,

otot perut tegang, nyeri tekan serta memerlukan tindakan

bedah emergensi (Wiknjosastro, H. 2014).


19

f. Gerakan janin tidak terasa

Ibu mulai merasakan gerakan janin pada bulan ke 5 atau ke

6. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode

jam,gerakan janin lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan

baik.Tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai berkurang

bahkan tidak ada sama sekali (Aswar, S. 2015).

g. Demam

Demam menunjukkan adanya infeksi,hal ini berbahaya bagi

ibu maupun janin,oleh karena itu harus segera mendapatkan

pertolongan dari bidan maupun dokter (Cunningham, F.G.,

2012).

h. Keluar cairan pervaginam secara tiba-tiba

Keluar cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22

minggu, ketuban pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat

terjadi pada sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan

aterm (Aswar, S. 2015).

7. Faktor yang mempengaruhi kehamilan

a. Faktor fisik

1) Status kesehatan

2) Status gizi

3) Perokok/alkoholik
20

4) Hamil di luar nikah/kehamilan yang tidak di inginkan

(Sulistyawati, A. 2016).

b. Faktor psikologis

1) Tresor internal meliputi faktor faktor pemicu stres ibu hamil

yang berasal dari ibu sendiri.

2) Stresor eksternal yaitu pemicu stres dari luar, seperti

masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan

suami, dan masih banyak kasus yang lain

3) Dukungan keluarga

4) Kekerasan yang dilakukang oleh pasangan (patner abuse)

(Sulistyawati, A. 2016).

c. Faktor linkungan, sosial, dan budaya.

1) Kebersihan adat istiadat

2) Fasilitas kesehatan

3) ekonomi

4) kekerasan dalam kehamilan

5) tingkat pendidikan

6) pekerjaan (Sulistyawati, A. 2016).

8. Asuhan Antenatal Care

Menurut Aswar, S. (2015). tujuan asuhan antenatal care adalah :

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.


21

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan sosial ibu juga bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dan menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Menurut Walyani, E.S. (2015). standar asuhan kehamilan yaitu :

a. Trimester I : Satu kali kunjungan

b. Trimester II : Satu kali kunjungan

c. Trimester III : Dua kali kunjungan

Kunjungan yang ideal adalah :

a. Awal kehamilan – 28 minggu: 1 x 1 bulan

b. 28 minggu – 36 minggu : 1 x 2 minggu

c. 36 minggu – lahir : 1 x 1 minggu


22

9. Standar asuhan pelayanan antenatal

Menurut Kemenkes (2012) tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan antenatal harus memberikan pelayanan

yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1)

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang

dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram

setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan

janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan

dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil.

Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm menigkatkan risiko

terjadinya CPD (Cephal Pelvic Disproportion).

b. Ukur Tekanan Darah (T2)

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

(tekanan darah ≥140/90 mmHg) pada kehamilan dan

preeklampsia (hipertensi disertai odema wajah dan atau

tungkai bawah dan atau ptoteinuria).

c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Pengukuran tinggi fundus uteri ada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin


23

sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus

tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan ada

gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran

menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan 24 minggu.

d. Beri tablet tambah darah (tablet besi) (T4)

Mencegah anemia gizi besi pada masa kehamilan setiap

ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi)

dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan

sejak kontak pertama. World Health Organization

menganjurkan pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan

60 mg zat besi) 2 kali sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 9 %

atau kurang dari salah satu kunjungan tingkatan tablet zat besi

menjadi 3 kali sehari sampai akhir masa kehamilannya.

e. Imunisasi tetanus Toxoid (T5)

Mencegah tetanus neonatorum ibu hamil harus mendapat

imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining

status imunisasi TT-nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu

hamil disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini.Ibu

hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan

perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status


24

imunisasi T5 tidak perlu diberi imunisasi TT .

Tabel 2.1Pemberian vaksin TT yang sudah pernah imunisasi

Pernah Pemberian dan selang waktu minimal

1 Kali TT 2, 4 minggu setelah TT 1 (pada kehamilan)

2 kali TT 3, 6 bulan setelah TT 2 (pada kehamilan)

3 kali TT 4, 1 tahun setelah TT 3

4 kali TT 5, 1 tahun setelah TT 4

5 kali Tidak perlu lagi

f. Tentukan Status Gizi (T6)

Pengukuran LILA merupakan salah satu cara untuk

mendeteksi dini adanya kekurangan gizi saat hamil.

Kekurangan nutrisi pada ibu hamil maka penyaluran gizi ke

janin akan berkurang sehingga dapat mengakibatkan

pertumbuhan terhambat dan potensi bayi lahir dengan berat

rendah. Cara pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita

ukur dengan mengukur jarak pangkal bahu ke ujung siku dan

lingkar legan atas (LILA).

g. Pemeriksaan laboratorium (T7)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil

adalah pemeriksaan pemeriksaan laboratorium yang harus

dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu pemeriksaan golongan

darah, pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan protein


25

urin, pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria,

IMS, HIV, dll). Pemeriksaan laboratorium khusus adalah

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan atas indikasi.

1) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan kehamilan

pertama kali dan periksa ulang menjelang

persalinan.Pemeriksaan Hb bertujuan mendeteksi anemia

ibu hamil.

2) Pemeriksaan protein urin

Pemeriksaan bertujuan untuk mendeteksi salah satu

gejala kemungkinan preeklamsi pada ibu hamil

3) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory

(VDRL) untuk mengetahui adanya trepomena

pallidum/penyakit menular seksual antara lainsifilis.

h. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (T8)

Pemeriksaan bertujuan memantau dan mendeteksi,faktor

risiko kematian prenatal. Pemeriksaan denyut jantung dapat

dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu.

i. Tatalaksana Kasus (T9)

Fasilitas kesehatan harus memiliki tenaga kesehatan yang

kompeten serta perlengkapan yang memadai untuk

penanganan lebih lanjut (rujukan) di rumah sakit. Apabila


26

terjadi sesuatu hal yang membahayakan kehamilan, maka ibu

diberikan penjelasan untuk segera mendapatkan tatalaksana

kasus.

j. Temu wicara (konseling) persiapan rujukan (T10)

Melakukan konseling pada ibu dan keluarga untuk

memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya untuk

memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang

dihadapi. Prinsip konseling keterbukaan, empati, dukungan,

sikap dan respon positif dan setingkat atau sama derajat.

Tujuan konseling pada antenatal care adalah membantu ibu

hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya preventif

terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Membantu ibu hamil

menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong

persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang

mungkin diperlukan.

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal yangmeliputi :

1) Kesehatan ibu dan perilaku hidup bersih dan sehat

2) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

3) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi


27

4) Asupan gizi seimbang serta gejala penyakit menular dan

tidak menular

5) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di

daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil

dengan IMS dan TB daerah epidemic rendah.

6) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif

7) KB pasca persalinan dan imunisasi

8) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Tesno,

Fat. 2006).

B. Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin dan plasenta

dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses persalinan dimulai saat

adanya dilatasi serviks sampai pembukaan lengkap. Dilatasi terjadi

akibat adanya kontraksi uterus yang mula-mula kecil kemudian

terus meningkat sampai pembukaan serviks lengkap sehingga siap

untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan normal adalah

proses kelahiran bayi dengan letak belakang kepala, tenaga ibu

sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi.

Umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan normal jika

proses terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Kuswanti, I. 2014).


28

Menurut Wiknjosastro, H. (2014). mulai dan berlangsungnya

persalinan, antara lain:

a. Teori kerenggangan : otot rahim mempunyai kemampuan

meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas

tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dimulai

b. Teori penurunan progesteron: Progesteron menurun

menjadikan otot rahim sensitif sehingga menimbulkan his atau

kontraksi

c. Teori oksitosin: Pada akhir kehamilan kadar oksitosin

bertambah sehingga dapat mengakibatkan his

d. Teori pengaruh prostaglandin: Pemberian prostaglandin saat

hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil

konsepsi dikeluarkan.

e. Teori plasenta menjadi tua: dengan bertambahnya usia

kehamilan, plasenta menjadi tua dan menyebabkan villi corialis

mengalami perubahan sehingga kadar esterogen dan

progesteron turun. Hal ini menimbulkan kekejangan pembuluh

darah dan menyebabkan kontraksi Rahim

f. Teori distensi rahim: keadaan uterus yang terus membesar dan

menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus

sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter


29

g. Teori berkurangnya nutrisi: bila nutrisi pada janin berkurang,

maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan

2. Pembagian tahap persalinan

a. Persalinan kala I

Persalinan Kala I dimulai dari munculnya kontraksi

persalinan yangditandai dengan perubahan serviks secara

progresif dan diakhiri denganpembukaan serviks lengkap

(Wiknjosastro, H. 2016).

Menurut Wiknjosastro, H. (2016). persalinan kala I adalah

pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai

pembukaan lengkap.ditandai dengan :

1) Penipisan dan pembukaan serviks.

2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada

serviks (frekuensiminimal 2 kali dalam 10 menit).

3) Keluarnya lendir bercampur darah.

Menurut Tesno, Fat. 2006. kala pembukaan di bagi atas 2

fase yaitu :

1) Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, di mulai dari

pembukaan 0sampai pembukaan 3 cm, berlangsung kira-

kira 8 jam.

2) Fase aktif
30

Dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm,

belangsung kira – kira 6 jam.Di bagi atas :

a) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm.

b) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cmmenjadi

9 cm

c) Fase deselarasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan jadi 10 cm.Kontraksi menjadi lebih kuat dan

sering pada fase aktif. Keadaan tersebutdapat dijumpai

pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada

multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi

terjadi lebih pendek.

b. Kala II (pengeluaran)

Menurut Wiknjosastro, H. (2016), di mulai dari

pembukaan lengkap (10 cm)sampai bayi lahir. Pada

primigravida berlangsung 2 jam dan pada multigravida

berlangsung 1 jam.Pada kala pengluaran, his terkoordinir,

kuat, cepat dan lebih lama, kira - kira 2 -3 menit sekali.

Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga

terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara

reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan


31

pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar,

dengan tanda anus terbuka.

Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva

membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan

maksimal kepala janin di lahir kan dengan suboksiput di

bawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati

perineum.Setelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai

lagi untuk meneluarkan anggota badan bayi.

Menurut Kuswanti, I. dan Melina, F. 2013. perubahan

fisiologis pada kala IImeliputi :

1) Kontraksi, dorongan otot-otot dinding

Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifat

tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan

satu-satunya kontraksi normal muskulus.Kontraksi ini

dikendalikan oleh saraf intrinsik, tidak disadari, tidak

dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun

lama kontraksi.

Pada awal persalinan, kontraksi uterus terjadi

selama 15-20 detik, saat memasuki fase aktif kontraksi

terjadi selama 45-90 detik (rata-rata 60 detik).Dalam satu

kali kontraksi terjadi 3 fase naik, puncak dan turun.

Pemeriksaan kontraksi uterus meliputi :


32

a) Frekuensi

Frekuensi dihitung dari awal timbulnya kontraksi

sampai muncul kontraksi berikutnya

b) Durasi/lama

Pada saat memeriksa durasi perlu diperhatikan

bahwa cara pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan

dengan palpasi perut.

c) Intensitas/kuat lemah

Hasil pemeriksaaan yang disimpulkan tidak dapat

diambil dari seberapa reaksi nyeri ibu bersalin pada

saat kontraksi. Intensitas dapat diperiksa dengan cara

jari-jari tangan ditekan pada perut, bisa atautidak

uterus ditekan. Pada kontraksi yang lemah akan

mudah sekali dilakukan tetapi pada kontraksi yang

kuat hal itu tidak mudah dilakukan. Kontraksi uterus

yang paling kuat pada fase konntraksi puncak tidak

akan melebihi 40 mmHg.

2) Uterus

Terjadi perbedaan pada bagian uterus, yaitu :

a) Segmen atas: bagian yang berkontraksi, bila

dilakukan palpasi akan teraba keras saat kontraksi

b) Segmen bawah: terdiri atas uterus dan serviks,

merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal


33

ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah

uterus

c) Batas antara segman atas dan segmen bawah uterus

membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis. Pada

keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan

membentuk cincin retraksi patologis yang dinamakan

cincin bandl.

d) Perubahan bentuk: bentuk uterus menjadi oval yang

disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang

semula membungkuk menjadi tegap,sehingga uterus

bertambah panjang 5-10 cm (Tesno, Fat. 2006).

c. Kala III (pelepasan uri)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan

pengluaran uri .Di mulai segera setelah bayi baru lahir

samapi lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari

30 menit (Aswar, S.2010)

Menurut Aswar, S. (2010), tanda dan gejala kala III

adalah: perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri, tali pusat

memanjang, semburan darah tiba-tiba. Adapun fase - fase

dalam pengluaran uri (kala III) yaitu:

1) Fase pelepasan uri

Setelah bayi lahir, uterus masih mengadakan kontraksi

yang mengakibatkan penciutan kavum uteri, tempat


34

implantasi plasenta. Hal ini mengakibatkan plasenta

lepas dari tempat implantasinya.Tanda-tanda pelepasan

plasenta :

a) Perubahan bentuk uterus

Bentuk uterus yang semula discoid menjadi globuler

(bundar) akibat dari kontraksi uterus.

b) Semburan darah tiba-tiba

Semburan darah ini disebabkan karena penyumbat

retro plasenter pecah saat plasenta lepas.

c) Tali pusat memanjang

Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke segmen

uterus yang lebih bawah atau rongga vagina.

d) Perubahan posisi uterus

Setelah plasenta lepas dan menempati segmen

bawah rahim, maka uterus muncul pada rongga

abdomen (uterus naik di dalam abdomen).

2) Fase pengeluaran uri

Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen

bawah rahim, kemudian melalui servik, vagina dan

dikeluarkan ke introitus vagina.


35

d. Kala IV ( observasi )

Menurut Aswar, S. (2010). kala IV dimulai dari saat

lahirnya plasena sampai 2 jam pertama post

partum.Observasi yang di lakukan pada kala IV adalah :

1) Tingkat kesadaran

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi dan

pernafasan

3) Kontraksi uterus

4) Perdarahan : dikatakan normal jika tidak melebihi 500 cc.

3. Tujuan Asuhan Persalinan

Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan

aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Faktor utama asuhan

persalinan normal telah mengalami pergeseran paradigma dari

menunggu terjadinya komplikasi berubah menangani komplikasi,

menjadi pencegahan komplikasi dan selama pasca persalinan

terbukti mengurangi kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Tujuan

asuhan persalinan normal menurut Johariyah, dkk. (2012). adalah :

a. Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam

upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,

dengan memberikan espek sayang ibu dan sayang bayi

b. Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat

kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai

upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervesi minimal.


36

c. Lima Benang Merah

Lima aspek dasar atau lima benang merah dalam asuhan

persalinan baik normal maupun patologis pada ibu dan bayi

baru lahir adalah membuat keputusan klinik, pencegahan

infeksi, pencataan (rekam medik) asuhan persalinan dan

rujukan.

4. Jenis-Jenis Persalinan

Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan menurut

(Cunningham, F.G., 2012). adalah :

a. Persalinan normal (spontan)

Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi pada Letak

Belakang Kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri tanpa

bantuan alat serta tidak melukai ibu dan bayi dan berlangsung

kurang dari 24 jam

b. Persalinan buatan

Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan

dari tenaga luar

c. Persalinan Anjuran

Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan

(Johariyah, dkk. 2012).


37

5. Tanda-Tanda Persalinan

a. Lightening

Pada minggu ke-36 pada primig sravida terjadi penurunan

fundus karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul

yang disebabkan oleh kontraksi braxton hicks. ketegangan otot

perut, ketegangan ligamentum rotundum dan gaya berat janin

kepala kearah bawah

b. Terjadinya his permulaan

Makin tua usia kehamilan, pengeluaran progesteron dan

estrogen semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi, yang lebih sering disebut his palsu.Sifat

His palsu yaitu rasa nyeri ringan di bagian bawah, datangnya

tidak teratur, tidak ada perubahan serviks, durasi pendek dan

tidak bertambah jika beraktivitas.

c. Terjadinya his persalinan

Tanda his persalinan mempunyai sifat yaitu pinggang

terasa sakit sampai menjalar ke depan, sifatnya teratur dengan

interval makin pendek dan kekuatannya semakin besar.

Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus, makin

beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah, bloody show

(pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina). His

permulaan menyebabkan perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat


38

di kanalis servik alis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang

menjadikan perdarahan sedikit.

d. Pengeluaran cairan

Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban

robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang

pembukaan lengkap tetapi kadang pecah pada pembukaan

kecil (Nurasiah. 2012).

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

a. Faktor power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin

keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut,

kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama

yang baik dan sempurna dan tenaga mengejan.

b. Faktor passager

Faktor janin yang meliputi sikap janin, letak, presentasi,

bagian terbawah, dan posisi janin.

c. Faktor passage (jalan lahir), dibagi menjadi:

1) Bagian keras: tulang-tulang panggul (rangka panggul)

2) Bagian lunak: otot-otot, jaringanjaringan dan ligamen-

ligamen

.
39

d. Faktor psikologi ibu

Kondisi psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan.

Dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu,

yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

e. Faktor penolong

Pengetahuan dan kompetensi yang baik yang dimiliki

penolong, diharapkan tidak terjadi kesalahan atau malpraktik

dalam memberikan asuhan (Wiknjosastro, H. 2014).

7. Asuhan Persalinan

Asuhan persalinan adalah asuhan yang diberikan selama

persalinan, dalamupaya mencapai pertolongan persalinan yang

bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan

sayang bayi (Kuswati, I. dan Melina, F. 2013).

a. Asuhan persalinan kala I

Menurut Wiknjosastro, H. (2016). asuhan persalinan kala I

yaitu :

1) Beri dukungan dan dengarkan keluhan ibu

2) Jika ibu tampak gelisah/kesakitan :

a) Biarkan ia berganti posisi sesuai keinginan, tapi jika di

tempat tidursarankan untuk miring kiri.

b) Biarkan ia berjalan atau beraktivitas ringan sesuai

kesanggupannya.
40

c) Anjurkan suami atau keluarga memijat punggung atau

membasuh muka ibu.

d) Ajari teknik bernapas.

3) Jaga privasi ibu. Gunakan tirai penutup dan tidak

menghadirkan orang lain tanpa seizin ibu.

4) Izinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluannya

setelah buang airkecil/besar.

5) Jaga kondisi ruangan sejuk. Untuk mencegah kehilangan

panas pada bayibaru lahir, suhu ruangan minimal 250C dan

semua pintu serta jendela harustetap tertutup.

6) Beri minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.

7) Sarankan ibu berkemih sesering mungkin.

8) Pantau kondisi ibu secara rutin dengan menggunakan

partograf.

b. Asuhan persalinan kala II, III, dan IV

Asuhan persalinan kala II, III, dan IV merupakan kelanjutan

data yang dikumpulkan dan di evaluasi selama kala I yang

dijadikan data dasar untuk menentukan kesejahteraan ibu dan

janin selama kala II, III, dan IV persalinan.Kala II persalinan

dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir

dari keluarnya bayi, kala III dari bayi lahir hingga plasenta lahir

dankala IV dimulai dari lahirnya plasenta hingga 2 jam

postpartum.
41

Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan asuhan yang

diberikansecara bersih dan aman selama persalinan

berlangsung. Menurut (Wiknjosastro, H. 2016). APN terdiri dari

60 langkah yaitu :

Melihat Tanda dan gejala Kala Dua

1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum

danvaginanya.

c) Perineum menonjol.

d) Vulva - vagina dan spingter ani membuka

Menyiapkan pertolongan persalinan

2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial

siapdigunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkantabung suntik steril sekali pakai di dalam partus

set.

3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku,

mencucikedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/ pribadi yang bersih.

5) Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk

semuapermeriksaan dalam.
42

6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik ( dengan

memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril ) dan

meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi

atau steril tanpa mengotaminasi tabung suntik).

Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau

kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut

vagina, perineum,atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,

membersihkannya dengan cara seksama dengan cara

menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa

yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti

sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung

tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi).

8) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan

dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah

lengkap. Bilaselaput ketuban belum pecah, sedangkan

pembukaan sudah lengkap,lakukan amniotomi.

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan

(seperti diatas).
43

10) Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi

berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal

(100-180 x/menit).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ,

dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada

partograf.

Menyiapkan Ibu dan keluarga untuk membantu proses

pimpinan meneran

11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik.Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman

sesuai dengankeinginannya.

a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk

meneran.Melanjutkan pemantauan kesehatan dan

kenyamanan ibu sertajanin sesuai dengan pedoman

persalinan aktip dan pendokumentasikan temuan-temuan

b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka

dapat mendukung dan member semangat kepada ibu saat

ibu mulai meneran.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisiibu untuk

meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan ibu merasa nyaman)


44

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran:

a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai

keinginan untuk meneran.

b) Mendukung dan member semangat atas usaha ibu untuk

meneran.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

dengan pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)

d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.

f) Mengajurkan asupan per oral.

g) Menilai DJJ setiap 30 menit.

h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu

primipara atau60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk

segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.

i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau

mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran

dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada

puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara

kontraksi.
45

j) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan

segera.

Persiapan pertolongan kelahiran bayi

14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6

cm,letakkan handuk bersih di atas perutibu untuk

mengeringkan bayi

15) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah

bokong ibu.

16) Membuka partus set

17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua

tanganMenolong kelahiran bayi lahirnya kepala

18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapasi dengan

kain tadi, letakkantangan yang lain di kepala bayi dan lakukan

tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Meganjurkan

ibu meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala

lahir.

19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi

dengan kain atau kassa yang bersih


46

20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang

sesuai jikahal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera

proses kelahiran bayi:

a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar , lepaskan

lewatbagian atas kepala bayi

b) Jika tali pusat melilit leher dengan erat, mengklemnya di

duatempat dan memotongnya

21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan lahir bahu

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan

kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan

ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut

menariknya ke arah bawahdan ke arah luar hingga bahu

anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan

lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk

melahirkan bahu posterior

23) Setelah kedua bahu dilahir kan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,

membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan

tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat

melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk

menyangga tubuh bayi saat dilahirkan menggunakan tangan


47

anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan

anterior bayi saat keduanya lahir

24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang

ada di atas(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangga saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua

mata kaki dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

Penanganan bayi baru lahir

25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian

meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi

sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu

pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan). Bila

bayi asfiksia, lakukan resusitasi

26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk

dan biarkan kontak kulit ibu dan bayi. Lakukan penyuntikan

oksitoksin (lihat keterangan di bawah).

27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi.Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem

ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem

pertama (ke arah ibu)

28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi

darigunting dan memotong tali pusat di antara dua klem

tersebut.
48

29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan dengan kain atau selimut yang

bersih dan kering,menutupi bagian kepala bayi membiarkan

tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas.

Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang

sesuai.

30) Membiarkan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

Oksitosin

31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua

32) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit secara IM di gluteus atau 1/3 atas paha

kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih

dahulu.

Penegangan tali pusat terkendali

34) Memindahkan klem pada tali pusat

35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,

tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk


49

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klemdengan tangan yang lain

36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Menegeluarkan plasenta

37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus.

a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjaraksekitar 5-10 cm dari vulva

b) Jika tali pusat tidak lepas setelah melakukan penegangan tali

pusat selama 15 menit :

(1) Mengulangi pemberian oksitoksin 10 unit secaraIM

(2) Menilai kandung kemih dan dilakukan katerisasi kandung

kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu

(3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan

(4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit

berikutnya.

(5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30

menitsejak kelahiran bayi

38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang


50

plasenta dengan dua tangan dengan hati-hati memutar

plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut

perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. Jika selaput

ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi

atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan

seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atauforseps

disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian

selaput yang tertinggal

Pemijatan uterus

39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus,meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi(fundus menjadi keras).

Menilai perdarahan

40) Memeriksa kedua plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta

dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di

dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak

berkontraksi setelah melakukan masase selam 15 detik

mengambil tindakan yang sesuai

41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif

Melakukan prosedur paska persalinan


51

42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik

43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang masih

bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi

dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril

atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul

mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama.

46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

klorin0,5%.

47) Menyelimuti kembali bayi atau menutupi bagian

kepalanya.Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48) Menganjurkan ibu untuk melakukan pemberian ASI

49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

vagina.

(1) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan

(2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan

(3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan

(4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri


52

(5) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukukan penjahitan dengan anestesia lokal dan

menggunakan teknik yangsesuai

50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase

uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

51) Mengevaluasi kehilangan darah.

52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih

setiap 15menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan

setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.

(1) Memeriksa temperatur suhu tubuh sekali setiap jam selama

dua jam pertama pascapersalinan.

(2) Melakukan tindakan yang sesuai dengan temuan yang tidak

normal

Kebersihan dan keamanan

53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas

pakaian setelah dekontaminasi.

54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air disenfeksi tingkat

tinggi.Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah .

Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.


53

56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI.Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman

dan makanan yang diinginkan

57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan dengan larutan

klorin 0,5%dan membilas dengan air bersih

58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%,membalikkan bagian dalam ke luar untuk merendamnya

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

Dokumentasi

60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

C. Nifas

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2

jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)

setelah itu (Manuaba, 2014). Masa nifas adalah 2 jam setelah

lahirnya plasenta sampai 6 minggu berikutnya. Waktu yang tepat

disebut postpartum adalah 2-6 jam, 2 jam sampai 6 hari, 2 jam

sampai 6 minggu (sering disebut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu) pasca

melahirkan (Marmi. 2012). Masa nifas dibagi dalam tiga periode

yaitu :
54

a. Puerperium dini yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan.

b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genital.

c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna seperti sebelum hamil

2. Tujuan asuhan masa nifas

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik secara fisik maupun

psikologis.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi dan

mencegah infeksi pada ibu maupun bayinya.

c. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan

memungkinkan melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga

dan budaya yang khusus.

d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, tehnik menyusui,

pemberian imunisasi dasar dan perawatan bayi sehat.

e. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

f. Mempercepat involusi alat kandungan.

g. Melancarkan fungsi gastrointestinal atau perkemihan.

h. Melancarkan pengeluaran lokia.


55

i. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga

mempercepat fungsi hati dan pengeluaran sisa metabolisme.

3. Tahapan Masa Nifas

a. Periode Taking In (hari ke 1-2 post partum)

1) Ibu masih pasif dan bergantung pada orang lain.

2) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan

tubuhnya.

3) Ibu akan mengulangi pengalaman waktu melahirkan.

4) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan

keadaan tubuh ke kondisi normal.

5) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga

membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan

menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak

berlangsung normal.

b. Periode Taking On/Taking Hold (hari ke 2-4 post partum)

1) Ibu memperhatikan kamampuan menjadi orang tua dan

meningkatkan tanggung jawab bagi bayinya.

2) Ibu fokus pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan

daya tahan tubuh.

3) Ibu mulai belajar dan berlatih menguasai keterampilan

merawat bayi seperti menggendong, menyusui,

memandikan dan mengganti popok.


56

4) Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan

pribadi.

5) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena

merasa tidak mampu membesarkan bayinya.

c. Periode Letting Go

1) Setelah ibu pulang ke rumah dan kondisi ini sangat

dipengaruhi pendidikan serta perhatian keluarga.

2) Ibu mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan

memahami kebutuhan bayi sehingga mengurangi banyak

mengurangi kebebasan dan hubungan sosial.

3) Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini.

4. Perubahan Masa Nifas

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Uterus akan mengalami proses involusi (pengerutan),

proses kembalinya uterus seperti kondisi sebelum hamil.

Proses involusi uterus:

a) iskemia miometrium disebabkan kontraksi dan retraksi

yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran

plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif

anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

b) atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian

hormon esterogen saat pelepasan plasenta.


57

c) Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri

yang terjadi dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan

memendekkan jaringan otot yang telah mengendur

hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan

lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi

selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena

penurunan hormon estrogen dan progesteron.

d) efek Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan

retraksi otot uterus sehingga akan menekan pembuluh

darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah

ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs

atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi

perdarahan. Ukuran uterus pada masa nifas akan

mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan

normal pada uterus selama postpartum:

Tabel 2.2 Ukuran uterus pada masa nifas

Berat Diameter
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri
Uterus Uterus

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

7 hari (minggu 1) ½ pusat dan simpisis 500 gram 7,5 cm

14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm

6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm


58

2) Lochea

Akibat involusi uteri lapisan luar desidua yang

mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua

yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.

Percampuran antara darah dan desidua inilah yang

dinamakan lokia. Lokia adalah ekskresi cairan rahim

selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis

yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari

pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.Lokia

mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu

menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap

wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.

Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra,

sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-masing

lokia dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.3 Pengeluaran lochea masa nifas

Lokia Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel desidua,

kehitaman verniks caseosa, rambut

lanugo, sisa mekoneum dan

sisa darah

Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur

merah lendir
59

Serosa 7-14 Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan

hari kecoklatan lebih banyak serum, juga

terdiri dari leukosit dan

robekan laserasi plasenta

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit,

selaput lendir serviks dan

serabut jaringan yang mati.

3) Vagina dan perineum

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami

penekanan serta peregangan. Beberapa hari setelah

persalinan organ tersebut kembali dalam keadaan kendor.

Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Himen tampak

sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan

berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi

wanita multipara. Ukuran vagina akan lebih besar

dibandingkan keadaan sebelum persalinan pertama. Bila

perineum mengalami robekan (dapat terjadi secara spontan

atau episiotomi), maka pasca melahirkan akan mengalami

perubahan mengalami robekan.

b. Perubahan Sistem Pencernaan

Selama kehamilan kadar progesteron meningkat sehingga

dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan


60

kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.

Perubahan yang terjadi pasca melahirkan :

1) Nafsu makan

Pengeluaran energi selama persalinan membuat Ibu

merasa lapar sehingga segera setelah persalinan ibu

diperbolehkan mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu

makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum fungsi usus

kembali normal.

2) Motilitas

Penurunan tonus dan motilitas otot traktus pencernaan

selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan

analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian

tonus dan motilitas kembali pada keadaan normal.

3) Konstipasi

Pasca melahirkan ibu sering mengalami konstipasi hal

ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses

persalinan dan awal masa post partum.

c. Perubahan Sistem Perkemihan

Pada masa kehamilan (kadar steroid tinggi) menyebabkan

peningkatan fungsi ginjal. Setelah persalinan kadar steroid

menurun sehingga fungsi ginjal akan kembali normal dalam

waktu satu bulan setelah melahirkan. Glikosaria ginjal selama

kehamilan menghilang.Laktosuria positif pada ibu menyusui


61

merupakan hal normal.Blood Urea Nitrogen (BUN) yang

meningkat selama postpartum merupakan akibat autolisis

uterus yang berinvolusi. Diuresis postpartum dalam 12 jam

setelah melahirkan, ibu membuang kelebihan cairan yang

tertimbun dalam jaringan selama hamil. Salah satu mekanisme

untuk mengurangi cairan retensi selama masa hamil adalah

diaphoresis terutama malam hari, selama 2-3 hari pertama

setelah melahirkan. Diuresis postpartum disebabkan oleh

penurunan kadar esterogen, hilangnya peningkatan tekanan

vena pada tingkat bawah dan hilangnya peningkatan volume

darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk

mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui keringat

dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat

badan sekitar 2,5 kg selama masa postpartum. Pengeluaran

kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang

disebut kebalikan metabolisme air pada masa hamil (reversal of

the water metabolism of pregnancy).

d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan

Pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus

akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah

placenta dilahirkan. Ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang

meregang pada waktu persalinan berangsur-angsur menjadi


62

kecil dan pulih kembali sehingga sering uterus jatuh kebelakang

dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum menjadi

kendor. Beberapa wanita mengeluh “kandungannya turun”

setelah melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan penunjang

alat genitalia menjadi kendor. Stabilitas secara sempurna terjadi

pada 6-8 minggu setelah persalinan.

e. Perubahan Tanda-Tanda Vital

1) Suhu Badan

Saat persalinan suhu badan tidak lebih dari 37,2 derajat

celcius dan setelah persalinan dapat naik lebih 0,5 dari

keadaan normal namun tidak melebihi 0,8 derajat celcius.

Setelah 2 jam pertama melahirkan suhu badan akan kembali

normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat celcius kemungkinan

terjadi infeksi.

2) Nadi

Denyut nadi normal orang dewasa 60-80 kali per menit.

Pasca melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi

maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per

menit harus diwaspadai, kemungkinan infeksi atau

perdarahan postpartum.
63

3) Tekanan Darah

Tekanan darah pada pembuluh arteri ketika darah

dipompa oleh jantung. Tekanan darah harus dalam keadaan

stabil.

f. Perubahan Sistem Integumen

Melanin menurun secara bertahap setelah melahirkan,

menyebabkan penurunan hiperpigmentasi (warna kulit tidak

akan kembali seperti sebelum hamil). Perubahan vascular

kehamilan yang tampak akan hilang dengan penurunan kadar

esterogen. (Bobak, dkk. 2005).

5. Perawatan Pada Masa Nifas

a. Aktivitas yang cukup sangat dianjurkan dan tidur siang harus

dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.

b. Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi

dengan melakukan mandi setiap hari. Hygiene personal

dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu,

dengan rain mengganti pembalut.

c. Hubungan seksual tidak boleh dilakukan karena involusi uteri

belum kembali normal dan kemungkinan luka episiotomi belum

pulih. Hubungan seksual 70% dilakukan pada minggu ke 8

postpartum. Ibu dianjurkan untuk menyusui bayi karena dengan

menyusui akan menekan produksi estrogen yang memberi

pengaruh pada pemulihan alat-alat kandungan.


64

d. Setelah kelahiran bayi kebanyakan wanita sangat emosional

dan merasa letih. Ibu beristirahat di tempat tidur selama 24 jam

pertama, setelah itu sebaiknya bangkit dan berjalan untuk

meningkatkan otot-otot, meningkatkan aliran darah dan

mempercepat pengeluaran lokia.

e. Perineum yang robek atau adanya tindakan episiotomi saat

persalinan dapat menimbulkan nyeri sehingga ibu akan merasa

sakit di bagian perineum selama beberapa minggu atau

beberapa bulan.

f. Kurun waktu 24 jam pertama setelah persalinan, kadang-

kadang ibu merasa susah berkemih karena robekan selama

melahirkan pada jaringan vagina dan jaringan sekeliling

kandung kemih.

g. Ke tidak mampuan wanita dalam menyesuaikan peran sebagai

orang tua sekitar 8-122% wanita mengalami depresi postpartum

dan menjadi sangat tertekan. Depresi yang terdeteksi secara

klinis biasanya muncul pada 6-12 minggu pertama setelah

kelahiran. Saat kunjungan ke dokter setelah persalinan

biasanya ibu diminta untuk mengisi kuesioner pendek (skala

depresi postpartum Edinburg).

6. Kunjungan Masa Nifas

a. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


65

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk

bila perdarahan berlanjut

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri

4) Pemberian ASI awal

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal :uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada

perdarahan abnormal dan tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan dan cairan serta

istirahat.

4) Pemberian ASI awal (Nirwana, A.B. 2014).

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

Asuhan yang diberikan sama dengan asuhan 6 hari setelah

persalinan.
66

d. Kunjungan III (6 minggu setelah persalinan

1) Menanyakan pada ibu tentang penyuli-penyulit yang ia

alami atau bayinya

2) Memberikan konseling KB secara dini

3) Menganjurkan/mengajak ibu membawa bayi ke posyandu

atau puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi.

7. Komplikasi lain dalam masa nifas

a. Perdarahan pervagiman

Perdarahan lebih dari 500-600ml dalam 24jam setelah anak

lahir.Perdarahan postpartum primer (earlypostpartum

hemorhagae) terjadi pada 24 jam pertama dan perdarahan

postpartum sekunder (latepost partum hemorrhagae) terjadi

setelah 24 jam.Penyebab perdarahan postpartum primer adalah

atonia uteri,retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir

dan inversio uteri. Penyebab perdarahan postpartum sekunder

adalah subinvolusi,retensi sisa plasenta dan infeksi nifas

(Ambarwati, E,R, Diah, W. 2010).

b. Robekan jalan lahir

Robekan atau laserasi bisa disebabkan oleh robekan

spontan atau memang sengaja dilakukan episiotomy,robekan

jalan lahir dapat terjadi di tempat seperti robekan serviks,

perlukaan pervagina, robekan perineum. Faktor resiko

robekan jalan lahiryaitu persalinan pervaginam dengan


67

tindakan,makrosomia janin,tidakan episiotomy.Gejala pada

robekan jalan lahir adalah darah segar yang mengalir segera

setelah bayi lahir, uterus berkontraksi keras,dan plasenta

lengkap. Penyulit robekan jalan lahir yaitu pucat, lemah dan

menggigil.

c. Sub involusi uteri

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi

rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin,

menjadi 40-60 gram 6minggu kemudian. Pada beberapa

keadaan terjadi proses involusi rahim tidak berjalan

sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan

terlamabat.Keadaan demikian disebut subinvolusi uteri

D. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia

kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang

kepala atau letak sungsang s yang melewati vagina tanpa memakai

alat. Neonatus adalah bayi baru lahir yang menyesuaikan diri dari

kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Tando, NM.

2016).

2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir

Menurut Tando, NM. (2016), ciri-ciri bayi baru lahir :

a. Berat badan 2.500-4.000 gram.


68

b. Panjang badan 48-52 cm.

c. Lingkar dada 30-38 cm.

d. Lingkar kepala 33-35 cm.

e. Frekuensi jantung 120-160 x/menit.

f. Pernapasan ± 40-60 x/menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup.

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas.

j. Genitalia pada perempuan, labia mayora sudah menutupi labia

minora. Pada laki-laki, testis sudah turun, skrotum sudah ada.

k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l. Refleks moro atau gerak memeluk jika di kagetkan sudah baik.

m. Refleks grasp atau menggenggam sudah baik.

n. Eiminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecokelatan.

3. Penilaian APGAR SCORE

Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan

angka 0,1 dan 2, nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat

ditentukan keadaan bayi sebagai berikut: Nilai 7-10 menunjukan

bahwa bayi dalam keadaan baik (vigrous baby).Nilai 4 - 6

menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan


69

tindakan resusitasi.Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi

serius dan membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.

Tabel 2.4 Penilaian APGAR

Tanda 0 1 2

Biru, pucat tungkai


Appearance Badan pucat,muda
Semuanya merah
biru

Pulse Tidak teraba <100 >100

Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat


Gerakan sedikit/fleksi Aktif/fleksi tungkai
Activity Lemas/lumpuh
tungkai baik/reaksi melawan

Respiratory Lambat, tidakteratur


Tidak ada Baik, menangis kuat

Sumber: (Tesno, Fat. 2006).

4. Kunjungan Neonatus

a. Kunjungan I (6-48 jam)

Menjaga kehangatan bayi, memastikan bayi menyusu

sesering mungkin, memastikan bayi sudah buang air besar

BAB) dan buang air kecil BAK), memastikan bayi cukup tidur,

menjaga kebersihan kulit bayi, perawatan tali pusat untuk

mencegah infeksi dan mengamati tanda-tanda infeksi.

b. Kunjungan II (3-7 hari)

Mengigatkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi,

menanyakan pada ibu apakah bayi menyusu kuat, menanyakan

pada ibu apakah BAB dan BAK bayi normal, menanyakan

apakah bayi tidur lelap atau rewel, menjaga kekeringan tali


70

pusat, menanyakan pada ibu apakah terdapat tanda-tanda

infeksi.

c. Kunjungan III (8-28 hari)

Mengigatkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi,

menanyakan pada ibu apakah bayi menyusu kuat,

menganjurkan ibu untuk menyusu hanya asi saja tanpa

makanan tambahan selama 6 bulan, memastikan bayi sudah

mendapatkan imunisasi dasar (BCG, polio dan hepatitis),

mengigatkan ibu untuk menjaga tali pusat tetap bersih dan

kering, mengigatkan ibu untuk mengamati tanda-tanda infeksi.

E. Asuhan Kebidanan Manajemen 7 Langkah Varney

1. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan data dasar

untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan guna

mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Data terdiri atas data

subjektif dan data objektif. Data subjektif dapat diperoleh melalui

anamnesa langsung, maupun meninjau catatan dokumentasi

asuhan sebelumnya, dan data objektif didapatkan dari pemeriksaan

langsung pada pasien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan

semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien (Walyani, E.S. 2015).

2. Langkah II: Interpretasi Data Dasar


71

Pada langkah ini, data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga ditemukan diagnosis yang sfesifik

(sesuai dengan nomenklatur standar diagnosa) dan atau masalah

yang menyertai. Dapat juga di rumuskan kebutuhan klien

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Masalah dan diagnosis keduanya digunakan karena

beberapa masalah tidak dapat diselesaiakan seperti diagnosis,

tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam

sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan

dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan. Masalah

ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh diperoleh diagnosa

“kemungkinan wanita hamil”, dan masalah yang berhubungan

dengan diagnosa ini adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak

menginginkan kehamilannya.

3. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan ragkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien,

bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah

potensial ini benar-benar terjadi.Pada langkah ini penting sekali

melakukan asuhan yang aman. Contoh: seorang wanita yang hamil

pertama kali, tetapi letak janinnya tidak normal (misalnya: bayi letak
72

sungsang), yang harus diantisipasi adalah terhadap kemungkinan

kelahiran bayi tersebut apabila ingin dilahirkan pervaginam, maka

bidan harus dipertimbangkan besarnya janin dan ukuran panggul

ibu, juga harus dapat mengantisipasi terjadinya persalinan macet

(aftercoming head) pada waktu melahirkan kepala.

4. Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang

Memerlukan Penanganan Segera

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya tindakan

segera oleh bidan untuk di konsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin akan memerlukan

konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan

lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan

klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu

mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa

konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen

asuhan kebidanan (Varney, H. 2010).

5. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau

masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, dan pada

langkah ini reformasi/data dasar yang tidak lengkap dapat


73

dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap

masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan

akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,

dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang

berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural atau masalah

psikologis.Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut

sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek

asuhan. Setiap rencana haruslah disetujui oleh kedua belah pihak,

yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksankan dengan efektif

karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut.

Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan

rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana

bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum

melaksankannya (Varney, H. 2010).

6. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diurakan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien

dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau

sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau

anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukannya

sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan


74

pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah

tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan

dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab

terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh

tersebut. Manajemen yang efisien akan mengurangi waktu dan

biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien (Varney, H.

2010).

7. Langkah VII: Evaluasi

Pada langkah ke-tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan

sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang sesuai

dengan masalah dan diagnosis klien, juga benar dalam

pelaksanaannya. Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil

asuhan yang telah diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi

terhadap proses asuhan yang telah diberikan. Dengan harapan,

hasil evaluasi proes sama dengan hasil evaluasi secara

keseluruhan (Varney, H. 2010).

F. Pendokumentasian Soap

1. S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data

klien melalui anamnese ( Apa yang dikatakan klien).Tanda gejala


75

subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami atau

keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riiwayat

perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB,

penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan,

riwayat psikososial, pola hidup). Catatan ini berhubungan dengan

masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai

kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung

atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang

yang bisu, dibagian data dibelakang ”S” diberi tanda”0” atau ”X” ini

menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa

yang akan dibuat (Asrinah, dkk. 2010).

2. O: Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik

klien, hasil laboratorium, dan test diagnostic lain yang dirumuskan

dalam data focus untuk mendukung assessment (Apa yang dilihat

dan dirasakan oleh bidan setelah melakukan pemeriksaan).Tanda

gejala objektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan (tanda KU,

vital sign, Fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam,

laboratorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.Data ini memberi bukti

gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa.

Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi

(hasil Laboratorium, sinar X, rekaman CTG, dan lain-lain) dan


76

informasi dari keluarga atau orang lain dapat dapat dimasukkan

dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi

komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan

(Asrinah, dkk. 2010).

3. A : Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau

informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau

disimpulkan (Kesimpulan apa yang telah dibuat dari data S dan O).

Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi

baru baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara

terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang

dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam

mengikuti perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan

baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil

tindakan yang tepat (Asrinah, dkk. 2010).

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi

a. Diagnosa dan masalah

1) Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai

kondisi klien: hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

Berdasarkan hasil analisa data yang didapat.


77

2) Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga

kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu

kehamilan/kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.

b. Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial.

4. P: Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan

evalusi berdasarkan Assesment (rencana apa yang akan dilakukan

berdasarkan hasil evaluasi tersebut). SOAP untuk perencanaan,

implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam ”P“ sedangkan

Perencanaan membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan

datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang

sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya.

Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien

yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang

diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam

kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter.

Didalam Planning dapat berisikan tentang :

a. Konsul

b. Tes diagnostic / laboratorium

c. Rujukan

d. Pendidikan konseling

e. Follow Up

f. Pendokumentasian asuhan kebidanan.


78

BAB III

METODE PENULISAN LAPORAN

A. Jenis Laporan Kasus

Jenis laporan adalah deskriptif kualitatif untuk mengetahui

bagaimana asuhan secara komprehensif dengan menganalisa

masalah pada kasus tersebut.Penulis menggunakan teori untuk

menangani atau memecahkan kasus permasalahan melalui laporan

kasus yang di ambil darikasus Countinuity of Care (CoC).

B. Lokasi dan Waktu

Studi kasus dilakukan di klinik dharma bakti mulai kontak saat

hamil trimester III bulan Februari sampai masa nifas bulan April 2020.

C. Subjek Laporan Kasus

Subjek dalam studi kasus yang dilakukan adalah Ny “T”

GVVIVA0,Umur 30 tahun, suku tolaki, agama islam, pendidikan terakhir

SMP, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, tinggal di Desa onewila,

kec ranometo, Kab konawe selatan.

D. Instrumen Laporan Kasus

Instrumen yang digunakan dalam LTA antara lain catatan

perkembangan kebidanan (SOAP), format pengkajian, buku KIA/KMS

ibu, dan rekam medik di klinik dharma bakti.


79

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peniliti

untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantatif dari responden

sesuai lingkup penelitian (Sujarweni, V.W. 2014).

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil oleh

objek penelitian oleh penulis perorangan maupun organisasi

(Notoatmojo. 2012).

a. Wawancara (Anamneses)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan

cara mewawancarai langung responden yang diteliti, sehingga

metode ini memberikan hasil secara langsung (Hidayat, A.A..

2014).

Wawancara atau anamnese yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi lengkap dan aku rattentang identitas ibu

dan data subjektif yang terjadi padaibu.

b. Pemeriksaan fisik (Head to toe)

Pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan untuk

mengumpulkan informasi secara sistematis dan continue

tentang status kesehatan klien untuk menentukan masalah-

masalah dan kebutuhan kebidanan klien dengan 4 teknik yaitu

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.


80

1) Inspeksi

Inspeksi adalah penggunaan penglihatan untuk

mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik tertentu dari

bagian fungsi tubuh.Inspeksi dilakukan untuk mengamati

keadaan ibu pada saat pemeriksaan kehamilan dimulai dari

kepala sampai kaki, persalinan, nifas dan bayi baru lahir ada

atau tidaknya komplikasi (Anggrita, S, 2017).

2) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan meraba atau

menyentuh tubuh pasien dengan menggunakan jari – jari

tubuh tangan dengan penekanan ringan pada permukaan

tubuh dengan tujuan menentukan kondisi bagian - bagian

yang ada dibawah permukaan tersebut (Anggrita, S. 2017).

Palpasi pada kasus dilakukan pemeriksaan head to toe

saat hamil, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

3) Auskultasi

Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk

dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari normal

(Anggrita, S. 2017).

Auskultasi pada kasus dilakukan saat pemeriksaan

kehamilan rutin untuk mengetahui kesejahteraan janin,

persalinan, nifas dan bayi barulahir.


81

4) Perkusi

Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara

mengetuk bagian permukaan lutut tertentu untuk

membandingkan dengan bagian tubuhl ainnya (Anggrita, S.

2017). perkusi pada kasus dilakukan saat pemeriksaan

reflek patella.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan

sumberi nformasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk

mengidentifikasi masalah untuk menegakkan diagnose,

merencanakan tindakan kebidanan dan memonitor respon pasien

terhadap tindakan (Notoadmojo. 2012). data sekunder meliputi :

a. Studi dokumentasi

Studi dokumen merupakan kajian dari bahan documenter

yang tertulis, bisa berupa buku teks, artikel, surat kabar,

majalah, surat, film, catatan harian, naskah dan sejenisnya.

bahan juga dapat berasal dari pemikiran seseorang yang

tertuang di dalam buku atau naskah yang terpublikasikan

(Sujarweni. 2014).

Pengambilan studi kasus ini menggunakan catatan informasi

dan catatan medik yang ada diwilayah kerja klinik dharma bakti

berupa buku periksa pasien dan buku KIA.


82

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk mengidentifikasi

kepustakaan yang relevan dengan masalah penelitian ,lalu

melakukan sintesis informasi atau konsep (Lapau, B. 2015).

Studi kasus ini diambil dari buku-buku referensi tentang ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir tahun 2006-2017.

c. Alat bahan yang di butuhkan dengan teknik pengumpulan data

antara lain :

1) Alat dan bahan yang di gunakan untuk melakukan observasi

pemeriksaan fisik meliputi: tensimeter, stetoskop, dopler,

timbangan berat badan, pita senti, pita pengukur LILA,

thermometer, harmer, jam, partus set, partograf dan

handscoon.

2) Alat dan bahan yang di gunakan untuk melakukan

wawancara meliputi : format pengkajian asuhan keidanan

pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, lembar

observasi, ball point, dan bukutulis.

3) Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi

dokumentasi meliputi :catatan medis atau status pasien dan

buku KIA.

3. Jadwal

Jadwal studi kasus merupakan rencana tentang jadwal yang

akan digunakan oleh penelitian dalam melaksanakan penelitiannya.


83

dalam pembuatan jadwal penelitian merupakan sesuatu yang harus

dilakukan karena dapat memberikan rencana secara jelas dalam

proses pelaksaan peneltian (Hidayat, A.A. 2014).

F. Triangulasi Data

Keabsahan data dalam LTA ini menggunakan teknik triangulasi

data dan triangulasi pengamat.

1. Trianggulasi data menggunakan berbagai sumber data seperti

dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau

wawawancara lebih dari status objek yang dianggap memiliki sudut

pandang yang berbeda.

2. Trianggulasi pengamat, yaitu dengan adanya pengamat diluar

penulis yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam hal

ini dilakukan oleh dosen pembimbing studi kasus yang melakukan

hal tersebut. Sebagai pengamat (expert judgement) yang

memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.


84

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan Trimester III

1. Kunjungan ANC Pertama

Tgl masuk : 08-03-2021 (09:00 wita)

Tgl pengkajian : 08-03-2021 (09:00 wita)

Langkah I. Pengumpulan Data Dasar

a. Identitas Istri/Suami

Nama : Ny. “T”/Tn.”E”

Umur : 30 tahun/ 37 tahun

Pendidikan : SMP/SMA

Pekerjaan : IRT/Wiraswasta

Agama : Islam/Islam

Suku/Bangsa : Tolaki/Tolaki

Alamat : Ds onewila,Ranomeeto

Lama Menikah : ± 13 tahun

b. Data Biologis

1) Alasan kunjungan : Ibu datang ke klinik dharma bakti dengan

alasan ingin melakukan pemeriksaan kehamilan

2) Keluhan utama : Ibu merasakan nyeri panggul


85

3) Riwayat Obstetri

a) Riwayat kehamilan sekarang

- Ibu mengatakan kehamilan sekarang adalah kehamilan

kelima.

- Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran

- HPHT : 03-07-2020

- TP : 10-04-2021

- Gerakan janin mulai dirasakan sejak usia kehamilan 20

minggu

- Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT1

pada umur kehamilan 20 minggu dan TT2 pada umur

kehamilan 2 - 4 minggu.

- Saat ini ibu mengkonsumsi tablet Fe, vitamin B complex

dan kalsium yang diberikan oleh bidan.

b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Penyulit Bayi Nifas


Hamil Tgl Usia kehamilan
Penolong J BB PB Pen
Ke Partus Kehamilan & ASI
K (gr) (cm) yulit
persalinan
1 2008 Aterm Bidan - L 3.200 47 + -
2 2009 Aterm Bidan - P 3.800 49 + -
3 2015 Aterm Bidan - L 3.800 49 + -
4 2019 Aterm Bidan - P 3.900 49 + -
86

4) Riwayat haid

Menarche umur 14 tahun, siklus menstruasi 28-30 hari, lama

haid 5-6 hari, mengganti pembalut 3-4x/hari, tidak ada keluhan

selama hamil.

5) Riwayat ginekologi

1) Ibu mengatakan tidak ada riwayat infertilitas

2) Ibu mengatakan tidak ada riwayat PMS (HIV/AIDS, sifilis,

gonorhoea)

3) Ibu mengatakan tidak ada riwayat neoplasma/tumor

6) Riwayat KB

Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB.

a) Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang

(1) Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular

dalam keluarga seperti TBC, PMS atau hepatitis.

(2) Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan

seperti DM, jantung, hipertensi dan asma.

(3) Ibu tidak pernah di opname atau operasi.

b) Pola nutrisi

(1) Kebiasaan

Frekuensi makan 3x/hari

Frekuensi minum 6-8 gelas/hari

Tidak ada makanan pantang.

(2) Selama hamil : tidak ada perubahan


87

c) Pola eliminasi

(1) Kebiasaan

BAK (frekuensi 3-5x/hari, warna kuning jernih, aroma

khas amoniak). Kebiasaan BAB (frekuensi 1x/hari,

konsistensi lembek).

(2) Selama hamil

Eliminasi BAK (frekuensi meningkat 5-7x/hari, warna

kuning jernih, aroma khas amoniak). Eliminasi BAB

tidak ada perubahan saat hamil.

d) Pola Istirahat/Tidur

(1) Kebiasaan : siang hari ber istirahat ± 2 jam (13:00-

15:00) dan tidur malam ± 7 jam (22:00-05:00) wita.

(2) Tidak ada perubahan selama hamil.

e) Pola kebersihan diri (personal hygiene)

(1) Kebiasaan

Kebersihan rambut keramas 3x seminggu

menggunakan shampoo, mandi 2x sehari, sikat gigi

setiap kali mandi dan sebelum tidur malam

menggunakan pasta gigi, kuku tangan/kaki dipotong

setiap kali panjang, genetalia/anus dibersihkan setiap

BAB/BAK, pakaian diganti setiap kali kotor dan sesudah

mandi.

(2) Tidak ada perubahan pola kebersihan selama hamil


88

(3) Pengetahuan Ibu

(a) Ibu mengetahui cara menjaga kebersihan diri

selama hamil.

(b) Ibu mengerti pentingnya pemeriksaan kehamilan

pada fasilitas kesehatan.

(4) Data Sosial

(a) Suami dan keluarga mendukung kehamilan ibu saat

ini.

(b) Suami selalu mendampingi pada saat ibu

memeriksakan kehamilan di klinik Posyandu atau

Puskesmas.

(c) Keluarga sering memberikan informasi mengenai

kehamilan.

(d) Hubungan ibu dengan keluarga baik.

(5) Pemeriksaan Fisik umum

(a) Keadaan umum ibu baik

(b) Kesadaran composmentis.

(c) Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg

S : 36,50C

Nadi : 81x/menit

Pernafasan : 20x/menit

(d) Berat badan 55 kg, Tinggi badan 153 cm


89

(e) LILA 25 cm

7) Pemeriksaan Khusus

a) Rambut/kepala

Rambut berwarna hitam, pendek, tidak ada ketombe, kulit

kepala bersih dan hasil palpasi tidak ada massa/benjolan

pada kepala.

b) Wajah

Ekspresi wajah tenang, tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum dan tidak ada tanda oedema pada wajah.

c) Mata

Simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterus dan konjungtiva

tidak anemis dan penglihatan dalam batas normal

d) Hidung

Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret dan

tidak ada polip.

e) Mulut/gigi

Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan dan tidak ada

masalah gigi.

f) Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran sekret,

pendengaran dalam batas normal

.
90

g) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

pembesaran limfe dan tidak ada pembengkakan vena

jugularis

h) Payudara

Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol,

hiperpigmentasi areola mammae, tidak ada nyeri tekan,

tidak ada benjolan, tidak ada colostrum jika ditekan

i) Abdomen

(1) Tidak ada luka bekas operasi, tampak linea nigra,

tampak striae albicans

(2) Palpasi abdomen tonus otot perut kendor, nyeri tekan (-

), pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

(3) Palpasi Leopold :

Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, teraba kepala

pada fundus

Leopold II : Kuadran kiri teraba punggung dan

kuadran kanan teraba bagian kecil janin

Leopold III : Presentase kepala

Leopold IV : Kepala belum masuk PAP/ konvergen

(4) Auskultasi DJJ terdengar (+), jelas, kuat dan irama

teratur dengan frekuensi 140x/menit.

TBJ : (TFU – 13) x 155 = ( 29 – 13) x 155 = 2.480


91

j) Pemeriksaan Panggul Luar

(1) Distansia spinarum : 22 cm

(2) Distansia kristarum : 25 cm

(3) Konjugata eksterna : 16 cm

k) Tidak dilakukan pemeriksaan anus dan genetalia

l) Ekstremitas

(1) Ekstremitas atas (simetris kiri dan kanan, warna kuku

merah muda, tidak ada oedema)

(2) Ekstremitas bawah (simetris kiri dan kanan, warna kuku

merah muda, tidak ada oedema) dan reflex patella

(+)/(+)

8) Data Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

a) Pemeriksaan darah : HB 11,5 gr%

b) Pemeriksaan USG : Ibu sudah melakukan pemeriksaan

USG, hasil kepala belum masuk PAP dan keadaan janin

baik.

Langkah II. Interpretasi Data Dasar

GVPIVA0, umur kehamilan 35 minggu 3 hari, intra uterin, janin

tunggal, janin hidup, punggung kiri, presentase kepala, kepala

belum masuk PAP, keadaan ibu baik, keadaan janin baik, dengan

masalah nyeri pada punggung.


92

a. GVPIVA0

Data Dasar

DS : Ibu mengatakan kehamilan sekarang adalah kehamilan

keenam

DO : Tampak linea nigra

Tampak striae albicans

Tonus otot kendor

Analisis dan Interpretasi

1) Pengaruh Melanophore Stimulating Hormon (MSH)

menyebabkan warna kulit berubah menjadi hiperemis,

pembuluh darah bawah kulit mudah pecah sehingga

memunculnya striae albicans serta munculnya garis

kehitaman dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus

digaris tengah perut disebut linea nigra (Wiknjosastro, H.

2014).

2) Ibu primigravida perut tampak tegang,menonjol, terdapat

striae livide sedangkan pada multigravida perut tampak

lembek dan menggantung, tampak striae albicans (Marmi.

2013).

b. Umur kehamilan 35 minggu 3 hari

Data Dasar

DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 03-07-2020

DO : Tanggal kunjungan 08 - 03 - 2021, TP : 10 - 04 - 2021


93

Analisis dan Interpretasi

Berdasarkan perhitungan rumus Neagle dengan patokan

HPHT (03-07-2020) sampai tanggal kunjungan (01-03-2021)

maka diperoleh masa gestasi 35 minggu 3 hari (Wiknjosastro, H.

2014).

HPHT : 03-07-2021

Juli = 28 hari : 4 mgg

Agustus = 31 hari : 4 mgg 3 hr

September = 30 hari : 4 mgg 2 hr

Oktober = 31 hari : 4 mgg 3 hr

November = 30 hari : 4 mgg 2 hr

Desember = 31 hari : 4 mgg 3 hr

Januari = 31 hari : 4 mgg 3 hr

Februari = 28 hari : 4 mgg

Maret = 32 mgg + 3m 3 hr)

UK : 35 mgg 3 hr

c. Intra uterin

Data Dasar

DS : 1) Selama hamil ibu tidak pernah merasakan nyeri perut

2) Pergerakan janin mulai dirasakan pada umur kehamilan

20 minggu

DO : Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan


94

Analisis dan Interpretasi :

Tidak ada nyeri tekan pada bagian perut bawah dan

pembesaran uterus sesuai umur kehamilan, merupakan indikator

janin berada dalam kavum (Wiknjosastro, H. 2014).

d. Janin Tunggal

Data Dasar

DS : Ibu mengatakan pergerakan janin sering dirasakan sebelah

kanan perut ibu

DO : 1) Pembesaran perut sesuai usia kehamilan

2) Auskultasi DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan irama teratur

pada bagian perut sebelah kiri pada kuadran bawah

3) Frekuensi DJJ 140x/menit

Analisis dan Interpretasi :

Pada kehamilan tunggal DJJ hanya terdengar pada satu

bagian saja dan hanya akan teraba 1 kepala dan 1 bokong

(Wiknjosastro, H. 2014).

e. Janin Hidup

Data Dasar

DS : Ibu merasakan pergerakan janin sejak umur kehamilan 20

minggu

DO : 1) DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan irama teratur

2) Frekuensi DJJ 140x/menit


95

Analisis dan Interpretasi :

Ciri janin hidup ditandai dengan adanya pergerakan janin,

pembesaran perut sesuai umur kehamilan dan DJJ (+) terdengar

jelas dan teratur (Manuaba, I. 2012).

f. Punggung Kiri

Data Dasar

DS : Ibu merasakan ada pergerakan janin sejak kehamilan 20

minggu

DO : Palpasi Leopold II : punggung kiri

Analisis dan Interpretasi :

Palpasi Leopold II dilakukan untuk menentukan bagian janin

yang berada pada sisi kiri dan kanan perut ibu. Hasil palpasi

menunjukkan teraba bagian janin yang keras, datar dan

memanjang seperti papan pada perut ibu sebelah kiri dan teraba

bagian terkecil janin pada perut sebelah kanan (Wiknosastro, H.

2014).

g. Presentase Kepala

Data Dasar

DS : -

DO : Leopold III : bagian terendah kepala

Analisis dan Interpretasi :

Pemeriksaan palpasi Leopold III teraba keras, bundar dan

melenting pada bagian segmen bawah uterus menandakan


96

bahwa presentase janin adalah letak kepala (Wiknjosastro, H.

2014).

h. Kepala belum masuk PAP

Data Dasar

DS : ibu mengatakan merasakan semakin berat bagian bawah

perut dan ibu sering buang air kecil.

DO : Leopold IV : jari-jari tangan dapat bertemu/konvergen

Analisis dan Interpretasi :

Pemeriksaan palpasi Leopold IV kedua jari-jari tangan

pemeriksa masih dapat bertemu (konvergen) menandakan

kepala belum masuk PAP (Wiknjosastro, H. 2014).

i. Keadaan umum Ibu baik

Data Dasar

DS : 1) Ibu tidak pernah menderita penyakit menular

2) Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan

DO : 1) Kesadaran composmentis.

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital (TD 110/70 mmHg, Suhu

badan 36,50C, Nadi 81x/menit dan pernafasan

20x/menit).

3) Wajah tidak pucat, tidak ada oedema pada wajah.

4) Konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterus.


97

Analisis dan Interpretasi :

Hasil pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital ibu dalam

batas normal, tidak ada oedema pada wajah, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterus, menunjukan keadaan umum ibu

baik (Wiknjosastro, H. 2014).

j. Keadaan umum janin baik

Data Dasar

DS : ibu mengatakan gerakan janin aktif dirasakan

DO : 1) DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur.

2) Frekuensi 140x/menit

Analisis dan Interpretasi :

Adanya pergerakan janin dan DJJ dalam batas normal (120-

160x/menit), terdengar kuat dan teratur merupakan indikasi janin

dalam keadaan baik (Wiknjosastro, H. 2014).

k. Nyeri pada punggung

Data Dasar

DS : ibu mengatakan nyeri pada punggung

DO :

Analisis dan Interpretasi :

Nyeri punggung dirasakan pada TM III karena semakin

besar uterus semakin membuat lengkungan pada punggung,

juga karena hormone estrogen dan progesterone semakin

meningkat.
98

Nyeri punggung ini biasanya akan meningkat intensitasnya

seiring bertambahnya usia kehamilan karena nyeri ini merupakan

akibat pergeseran pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya,

(Sulistiyawati, A. 2009).

Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Tidak ada data pendukung untuk diagnosa/masalah potensial.

Langkah IV. Tindakan segera/kolaborasi

Tidak ada data pendukung untuk dilakukannya tindakan segera.

Langkah V. Rencana Asuhan

a. Tujuan

1) Kehamilan berlangsung normal

2) Keadaan umum ibu dan janin

3) Mendeteksi dini adanya kemungkinan terjadi komplikasi

b. Kriteria Keberhasilan :

1) Ku ibu dan janin baik

2) Memantau kemajuan peralianan

3) Meringankan nyeri pinggang pada ibu hamil

4) TTV dalam batas normal yaitu:

TD : 90/70-130/90 mmHg

N : 80-90x/menit

P : 16-20x/menit

S : 36,5-37,5 0C

DJJ : 120-160x/menit
99

c. Rencana Asuhan

Tanggal 08-03-2021,pukul 09.15 wita

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Rasional : ibu mengetahui kondisinya saat ini.

2) Beri health education pada ibu tentang:.

a) Pola nutrisi

Rasional: untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairan

kebutuhan ibu dan janin ibu selama hamil

b) Personal Hygiene

Rasional: keadaan bersih membuat ibu merasa nyaman

dan mencegah terjadinya infeksi

3) Menjelaskan pada ibu nyeri punggung yang dirasakan adalah

fisiologis

Rasional : agar ibu tidak memikirkan rasa nyeri punggung

yang dialaminya dengan cara meng elus elus, memposisikan

ibu dengan senyaman munkin, mengajari relaksasi nafas,

4) Kenalkan pada ibu 10 tanda bahaya dalam kehamilan

Rasional: dengan mengenalkan kepada ibu tentang 10 tanda

bahaya dalam kehamilan ibu akan mudah mengetahuIi

kemungkinan yang akan terjadi yang dapat mempengaruhi ibu

dan janin

5) Anjurkan kepada ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan

bidan
100

Rasional: agar dapat menunjang kesehatan ibu dan janin

6) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

Rasional : memantau perkembangan ibu dan janin

7) Lakukan pendokumentasian pada buku KIA

Rasional : sebagai bukti pertanggung jawaban atas tindakan

yang dilakukan pada pasien.

Langkah VI. Implementasi

Tanggal 08-03-2021, pukul 09.30 wita

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Hasil : keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas

normal, pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan,

pembesaran perut sesuai usia kehamilan dan kondisi janin

dalam keadaan baik. Pemeriksaan laboratorium Hb dalam

batas normal.

b. Memberikan health education pada ibu tentang :

1) Konsumsi makanan yang mengandung zat gizi (protein,

susu, sayur, buah, karbohidrat)

2) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan dengan mandi 2x

sehari, sikat gigi setelah makan, sesudah mandi dan

sebelum tidur, menjaga kebersihan genetalia dan rajin

mengganti pakaian dalam ketika lembab.

Hasil : ibu mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan..


101

c. Nyeri punggung dirasakan pada TM III karena semakin besar

uterus semakin membuat lengkungan pada punggung, juga

karena hormone estrogen dan progesterone semakin meningkat.

Nyeri punggung ini biasanya akan meningkat intensitasnya

seiring bertambahnya usia kehamilan karena nyeri ini merupakan

akibat pergeseran pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya

Hasil : ibu mengerti penjelasan yang diberikan

d. Tanda-tanda bahaya kehamilan seperti adanya perdarahan dari

jalan lahir, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, nyeri ulu

hati, ketuban pecah dini, tekanan darah tinggi, oedema pada

wajah dan ekstremitas, anemia, gerakan janin berkurang dan

mual/muntah yang berlebihan.

Hasil : ibu mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan.

e. Menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi tablet Fe 60mg

1x/hari setelah makan (malam hari) bertujuan untuk

pembentukan zat besi sehingga ibu tidak anemia. Vitamin B.

Compleks diminum 3x/hari setelah makan bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan vitamin ibu dan menambah nafsu makan.

Kalsium diminum setelah 1x/hari setelah makan siang bertujuan

untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.


102

f. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

Hasil : ibu dianjurkan datang pemeriksaan kehamilan pada

tanggal 22 maret 2021 atau bila ada keluhan.

g. Melakukan pendokumentasian pada buku KIA ibu

Hasil: telah dilakukan pendokumentasian

Langkah VII. Evaluasi

Tanggal 08-03-2021,pukul 09.40 wita

a. Usia kehamilan saat ini 34 minggu 3 hari, keadaan umum ibu

baik (hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal)

dan kondisi janin baik (DJJ terdengar jelas dan teratur dengan

frekuensi 140x/menit)

b. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tentang pola nutrisi dan

personal hygiene

c. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tentang nyeri punggung

yang dirasakan adalah fisiologis

d. Ibu mengerti mengenai tanda dan bahaya dalam kehamilan

e. Ibu bersedia minum obat sesuai anjuran yang diberikan

f. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal 22 maret

2021 atau bila ada keluhan

g. Telah dilakukan pendokumentasian.

2. Kunjungan ANC kedua

Tgl masuk : 22-03-2021 (09:00 wita)

Tgl pengkajian : 22-03-2021 (09:00 wita)s


103

Identitas Istri/Suami

Nama : Ny. “T”/Tn.”E”

Umur : 30 tahun/37 tahun

Pendidikan : SMP/SMA

Pekerjaan : IRT/Wiraswasta

Agama : Islam/Islam

Suku/Bangsa : Tolaki/Tolaki

Alamat : Ds. onewila

Lama Menikah : ± 13 tahun

Data Subyektif (S)

a. Ibu mengatakan kehamilan sekarang adalah kehamilan yang

ketiga

b. Ibu tidak pernah mengalami keguguran.

c. Ibu mengatakan HPHT : 03-07-2020

d. Ibu merasakan pergerakan janin mulai dirasakan sejak umur

kehamilan 20 minggu

e. Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT1 umur

kehamilan 20 minggu dan TT2 umur kehamilan 24 minggu

Data Obyektif (O)

a. Keadaan umum ibu dan janin baik

b. Kesadaran composmentis

c. TP : 10-04-2021
104

d. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Suhu badan : 36,50c

Nadi : 80x/menit

Pernafasan : 20x/menit

e. Berat badan 56 kg

f. Tinggi badan 153 cm

g. LILA 25 cm

h. Pemeriksaan Khusus

1) Wajah

Ekspresi wajah tenang, tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum dan tidak ada tanda oedema pada wajah.

2) Mata

Simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterus dan konjungtiva

tidak anemis

3) Payudara

a) Simetris kiri dan kanan

b) Puting susu menonjol

c) Ada hiperpigmentasi areola mamae.

d) Palpasi payudara tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,

belum ada pengeluaran ASI saat puting susu ditekan.

4) Abdomen

a) Tidak ada luka bekas operasi


105

b) Tampak linea nigra

c) Tampak striae albicans

d) Palpasi abdomen tonus otot perut kendor, nyeri tekan (-),

pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

e) Palpasi Leopold :

Leopold I : Pertengahan PX-pusat

Leopold II : Punggung kanan

Leopold III : Presentase kepala

Leopold IV : Kepala janin belum masuk PAP/konvergen

f) Auskultasi DJJ terdengar (+), jelas, kuat dan irama teratur

dengan frekuensi 140 x/menit.

TBJ : (TFU-13) x 155 = (31-13) x 155 = 2.790 gram

5) Ekstremitas

a) Ekstremitas atas : simetris kiri dan kanan, warna kuku

merah muda, oedema(-)

b) Ekstremitas bawah : simetris kiri dan kanan, warna kuku

merah muda, oedema (-) dan reflex patella (+)/(+)

Assesment (A)

GvPIVA0, umur kehamilan 37 minggu 3 hari, intra uterin, janin

tunggal, janin hidup, punggung kiri, presentase kepala, kepala

belum masuk PAP, keadaan ibu baik, keadaan janin baik.


106

Planning (P)

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

Hasil : keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas

normal, pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, pembesaran

perut sesuai usia kehamilan dan kondisi janin dalam keadaan

baik.

b. Memberitahu ibu tentang Health education tentang:

1) Istirahat yang cukup

Istirahat memiliki peran yang amat penting dalam menjaga

kesehatan tubuh khususnya bagi ibu hamil,karena dapat

membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh ibu dan

janin yang sehat

2) Pola nutrisi

Menjaga pola nutrisi selama kehamilan sangatlah perlu

karena dapat membantu dalam perkembangan janin yang

sehat selain itu dapat mencegah terjadinya komplikasi atau

gangguan selama kehamilan dan pada saat melahirkan.nutrisi

yang baik contohnya mengandung kalori,protein,asam

folat,kalsium,vitamin A,vitamin D,vitamin C,zat besi.

3) Personal hygiene

Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang

dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan


107

infeksi, karena badan yang kotor yang banyak mengandung

kuman-kuman.

Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran

c. Menjelaskan tanda-tanda persalinan yaitu adanya rasa

sakit/mules pada bagian perut dan menjalar sampai pada bagian

bawah dan pinggang bagian belakang, rasa sakit diawali

sesekali, tidak teratur dan semakin lama semakin sering dan

teratur disertai pengeluaran lendir campur darah dari vagina.

Hasil : ibu mengerti penjelasan yang disampaikan

d. Mengkaji persiapan persalinan ibu dan keluarga

Hasil : ibu berencana melahirkan di klinik dharma bakti, untuk

perlengkapan pakaian ibu dan bayi telah di siapkan termasuk

dana persalinan.

e. Menganjurkan ibu mengonsumsi obat secara teratur (tablet Fe

1x/hari, calcium 2x1/hari & B complex 3x/hari).

Hasil : ibu menyepakati anjuran yang disampaikan

f. Melakukan pendokumentasian pada buku KIA ibu

Hasil : telah dilakukan pendokumentasian

B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan

Tgl masuk : 15-04-2021 (13.40 wita)

Tgl pengkajian : 15-04-2021 (13.45 wita)


108

Langkah I. Pengumpulan Data Dasar

1. Identitas Istri/Suami

Nama : Ny. “T”/Tn.”E”

Umur : 30 tahun/37tahun

Pendidikan : SMP/SMA

Pekerjaan : IRT/Wiraswasta

Agama : Islam/ Islam

Suku/Bangsa : Tolaki/Tolaki

Alamat : Ds. onewila

Lama Menikah : ± 13 tahun

2. Data Biologis

a) Keluhan utama : nyeri perut tembus belakang disertai

pengeluaran lendir campur darah.

b) Riwayat keluhan utama :

1) Nyeri mulai dirasakan sejak tanggal 15-04-2021 pukul

08.00 wita

2) Lokasi nyeri dirasakan pada perut bagian bawah tembus

belakang

3) Sifat keluhan : nyeri hilang timbul

4) Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan mengelus

pada daerah nyeri.

3. Riwayat Obstetrik

a. Kehamilan sekarang :
109

1) Kehamilan sekarang adalah kehamilan ketiga

2) Ibu tidak pernah mengalami keguguran

3) HPHT : 03-07-2020

4) TP : 10-04-2021

5) Ibu merasakan pergerakan janinnya pertama kali pada

usia kehamilan 20 minggu

6) Ibu merasakan pergarakan janin kuat terutama pada

kuadran kanan bawah perut Ibu

7) Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat tanpa resep dokter

atau bidan

8) Ibu mendapat suntikan TT sebanyak 2 kali yaitu TT1

pada umur kehamilan 20 minggu dan TT2 pada umur

kehamilan 24 minggu.

9) Ibu tidak pernah mengalami mual muntah yang

berlebihan selama hamil

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Bayi Nifas
Penyulit
Hamil Tgl Usia
Penolong kehamilan & BB PB Pen
Ke Partus Kehamilan JK ASI
persalinan (gr) (cm) yulit

1 2008 Aterm Bidan - L 3.300 47 + -


2 2009 Aterm Bidan - P 3.800 49 + -
3 2015 Aterm Bidan - L 3.700 48 + -
4 2019 Aterm Bidan - P 3.900 49 + -
110

c. Riwayat haid

1) Menarche pada umur 14 tahun

2) Siklus menstruasi 28-30 hari

3) Lama haid 5-6 hari

4) Setiap hari mengganti pembalut 3-4x/hari

5) Selama haid tidak ada keluhan.

4. Riwayat Ginekologi

a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat infertilitas

b. Ibu mengatakan tidak ada riwayat PMS (HIV/AIDS, sifilis,

gonorhoea)

c. Ibu mengatakan tidak ada riwayat neoplasma/tumor.

5. Riwayat KB

Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB

6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang

a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular dalam

keluarga seperti TBC, PMS atau hepatitis.

b. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti

DM, jantung, hipertensi dan asma.

c. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan

7. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit menular atau penyakit keturunan.

8. Riwayat psikososial dan ekonomi

a. Keluarga bahagia dengan kehamilan ibu saat ini


111

b. Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik

9. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

a. Nutrisi

1) Kebiasaan

a) Frekuensi makan : 3 kali/hari

b) Frekuensi minum : 6-7 gelas/hari

2) Selama Inpartu : nafsu makan ibu berkurang karena

rasa nyeri yang dirasakan

b. Eliminasi

1) BAB

a) Kebiasaan

- Frekuensi : 1 kali/hari

- Konsistensi : lunak

- Warna : kuning kecoklatan

b) Selama Inpartu

Selama pengkajian Ibu tidak pernah BAB

2) BAK

a) Kebiasaan

- Frekuensi : 4-5 kali sehari

- Bau : amoniak

- Warna : kuning jernih

b) Selama inpartu

- Frekuensi : 3 kali/hari
112

- Bau : amoniak

- Warna : kuning jernih

c. Personal hygiene

1) Kebiasaan

a) Mandi : 2x sehari dengan sabun mandi

b) Keramas : 3x seminggu pakai shampoo

c) Sikat gigi : setiap mandi menggunakan pasta gigi

d) Kebersihan genetalia : mengganti pakaian dalam bila

lembab atau setiap selesai mandi.

2) Selama Inpartu

Ibu tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik

karena rasa nyeri yang dirasakan

d. Istirahat

1) Kebiasaan

a) Tidur siang : ±2 jam (13:00-15:00 wita)

b) Tidur malam : ±8 jam (21:00-05:00 wita)

2) Selama Inpartu

Ibu tidak dapat tidur sejak ada rasa nyeri yang dirasakan

10. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Kesadaran composmentis

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 80x/menit
113

SB : 36,50C

Pernafasan : 20x/menit).

c. Berat badan 59 kg

d. Tinggi badan 153 cm.

11. Pemeriksaan Fisik Khusus

a. Kepala dan rambut

Rambut bersih, hitam lurus, tidak rontok, tidak ada benjolan

dan nyeri tekan.

b. Wajah

Ekspresi wajah nyeri, tidak ada oedema, ada cloasma

gravidarum.

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera

tidak ikterus, penglihatan baik.

d. Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada epitaksis,

tidak ada pengeluaran sekret

e. Mulut

Mukosa bibir lembab dan tidak pecah-pecah, tidak ada

sariawan, tidak ada gigi tanggal, ada caries dan tidak ada

masalah
114

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pemgeluaran sekret dan

pendengaran baik

g. Leher

Tidak a da pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis,

tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

h. Payudara

Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tampak

hiperpigmentasi pada daerah areola mammae, tidak ada

benjolan dan nyeri tekan, ada pengeluaran ASI.

i. Abdomen

Inspeksi : tampak linea nigra dan striae albican, tonus otot

perut kendor, pembesaran perut sesuai dengan umur

kehamilan dan tidak ada luka bekas operasi

Palpasi Leopold

Leopold I : TFU 3 jari bawah PX

Leopold II : Punggung kiri

Leopold II I : Presentase kepala

Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP

Pinggir atas simpisis ke TFU : 34 cm

Lingkar Perut : 117 cm

TBJ : (TFU x 12) x 155 = (38–12)x 155 = 3,978 gram


115

Auskultasi: DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur pada

kuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 140x/m.

j. Genetalia Luar

Inspeksi : terdapat pengeluaran pervaginam lendir campur

darah, tidak ada varises, tidak ada oedema dan tidak ada

massa.

k. Pemeriksaan dalam (VT) pertama

Tanggal 15-04- 2021 (jam 14:00 wita)

1) Dinding vagina : elastis

2) Portio : Tipis

3) Pembukaan : 6 cm

4) Ketuban :+

5) Presentase : kepala

6) Posisi UUK : ubun ubun kecil kiri depan

7) Penurunan : hodge III (3/5)

8) Molase :0

9) Kesan panggul : normal

10) Pelepasan : lendir campur darah

l. Anus : Tidak ada hemoroid dan oedema

m. Ekstremitas atas dan bawah

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kuku tampak bersih

Palpasi : tidak ada oedema

Perkusi : refleks patella kiri dan kanan (+/+)


116

n. Memastikan kelengkapan pertolongan persalinan.

Hasil :

Partus Set

1) 2 buah klem kocher

2) 1 buah ½ kocher

3) 1 buah gunting tali pusat

4) 1 buah kateter nelaton

5) 1 buah penjepit tali pusat

6) 2 pasang handscoon steril

7) Kasa steril

8) Kapas DTT

Hecting set

1) 1 buah gunting episiotomy

2) Jarum otot

3) Benang catgut

4) 1 buah pinset anatomi

5) 1 buah pinset sirugis

6) 1 buah naldfuder

7) 1 buah gunting benang

8) 1 pasang handscoon steril

Alat di luar bak partus

1) Nierbeken

2) Comb
117

3) Cairan infus

4) Infus set

5) Abocath

6) Spuit 3 cc dan 1 cc

7) Tensimeter

8) Stetoskop

9) Leanec/ Doppler

10) Thermometer

11) Timbangan bayi

12) Pengukur panjang badan bayi

13) Pita centimeter

14) Tempat sampah basah

15) Tempat sampah kering

16) Tempat plasenta

17) Air DTT dalam wadah

18) Larutan klorin 0,5% dalam wadah

Obat – obatan

1) Salep matass

2) Betadin

3) Vitamin K

4) Vaksin Hepatitis B

5) Oksitosin
118

Persiapan diri

1) Celemek

2) Topi

3) Handuk pribadi

4) Kacamata

5) Masker

6) Sepatu bot

Persiapan kelengkapan ibu

1) 2 buah sarung tangan

2) 1 buah handuk

3) Alas bokong

4) Waslap

5) Pakaian ibu

6) Pakaian dalam

7) Pembalut

8) Gurita

Persiapan kelengkapan bayi

1) Baju bayi

2) Loyor

3) Topi bayi

4) Kaos tangan dan kaki

5) Sarung

6) Perlengkapan mandi : sabun, shampoo


119

7) Bedak

8) Minyak telon

Langkah II. Interpretasi Data Dasar

GVPIVA0, umur kehamilan 40 minggu 3 hari, intra uterin, janin

tunggal, janin hidup, punggung kiri, presentase kepala, kepala sudah

masuk PAP, keadaan ibu baik, keadaan janin baik. Inpartu Kala I Fase

aktif.

1. GvPIVA0

Data Dasar

DS : a. Ibu mengatakan hamil yang keenam

b. Ibu mengatakan pernah mengalami keguguran

DO : a. Tampak linea nigra

b. Tampak striae albicans

c. Tonus otot kendor

Analisis dan Interpretasi

a. Pengaruh Melanophore Stimulating Hormon (MSH)

menyebabkan warna kulit berubah menjadi hiperemis, pembuluh

darah bawah kulit mudah pecah sehingga memunculnya striae

albicans serta munculnya garis kehitaman dari simfisis pubis

sampai ke bagian atas fundus digaris tengah perut disebut linea

nigra (Wiknjosastro, H. 2014).


120

b. Pada pemeriksaan fisik tonus otot perut kendor, hal ini

disebabkan karena segmen bawah rahim sudah pernah

mengalami peregangan sebelumnya (Marmi. 2013).

2. Umur kehamilan 40 minggu 3 hari

Data Dasar

DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 03-07-2020

DO : Tanggal masuk ke Klinik 15-4-2021, TP : 10-04-2021

Analisis dan Interpretasi

Berdasarkan perhitungan rumus Neagle dengan patokan HPHT

(03-07-2020) sampai tanggal persalinan (15-04-2021) maka

diperoleh masa gestasi 40 minggu 3 hari (Wiknjosastro, H. 2014).

3. Intra uterin

Data Dasar

DS : a. Selama hamil ibu tidak pernah merasakan nyeri perut

b. Pergerakan janin mulai dirasakan pada umur kehamilan

20 minggu

DO : Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan

Analisis dan Interpretasi :

Tidak ada nyeri tekan pada bagian perut bawah dan pembesaran

uterus sesuai umur kehamilan, merupakan indikator janin berada

dalam kavum (Wiknjosastro, H. 2014).


121

4. Janin Tunggal

Data Dasar

DS : Ibu mengatakan pergerakan janin dirasakan sering dirasakan

sebelah kiri perut ibu

DO : a. Pembesaran perut sesuai usia kehamilan

b. Auskultasi DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan irama teratur

pada bagian perut sebelah kanan pada kuadran bawah

c. Frekuensi DJJ 140x/menit

Analisis dan Interpretasi :

Pada kehamilan tunggal DJJ hanya terdengar pada satu bagian

saja dan hanya akan teraba 1 kepala dan 1 bokong (Wiknjosastro,

H. 2014).

5. Janin Hidup

Data Dasar

DS : Ibu merasakan pergerakan janin sejak umur kehamilan 20

minggu

DO : a. DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan irama teratur

b. Frekuensi DJJ 140x/menit

Analisis dan Interpretasi :

Ciri janin hidup ditandai dengan adanya pergerakan janin,

pembesaran perut sesuai umur kehamilan dan DJJ (+) terdengar

jelas dan teratur (Manuaba, I. 2012).


122

6. Punggung Kiri

Data Dasar

DS : Ibu merasakan ada pergerakan janin sejak kehamilan 20

minggu

DO : Palpasi Leopold II : punggung kiri

Analisis dan Interpretasi :

Palpasi Leopold II dilakukan untuk menentukan bagian janin yang

berada pada sisi kiri dan kanan perut ibu. Hasil palpasi

menunjukkan teraba bagian janin yang keras, datar dan

memanjang seperti papan pada perut ibu sebelah kiri dan teraba

bagian terkecil janin pada perut sebelah kanan (Wiknjosastro, H.

2014).

7. Presentase Kepala

Data Dasar

DS : -

DO : Leopold III : bagian terendah kepala

Analisis dan Interpretasi :

Pemeriksaan palpasi Leopold III teraba keras, bundar dan

melenting pada bagian segmen bawah uterus menandakan bahwa

presentase janin adalah letak kepala (Wiknjosastro, H. 2014).

8. Kepala sudah masuk PAP

Data Dasar

DS : -
123

DO : Leopold IV : jari-jari tangan tidak bertemu/divergen

Analisis dan Interpretasi :

Pemeriksaan palpasi Leopold IV kedua jari-jari tangan pemeriksa

sudah tidak bertemu lagi (divergen) menandakan kepala sudah

masuk PAP (Wiknjosastro, H. 2014).

9. Keadaan Ibu baik

Data Dasar

DS : a. Ibu tidak pernah menderita penyakit menular

b. Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan

DO : a. Kesadaran composmentis.

b.Pemeriksaan tanda-tanda vital (TD 120/70 mmHg, Suhu

badan 36,50C, Nadi 80x/menit dan pernafasan 20x/menit).

c. Wajah tidak pucat, tidak ada oedema pada wajah

d. Konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterus.

Analisis dan Interpretasi :

Hasil pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital ibu dalam batas

normal, tidak ada oedema pada wajah, konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterus, menunjukan keadaan umum ibu baik

(Wiknjosastro, 2014).

10. Keadaan janin baik

Data Dasar

DS : ibu mengatakan gerakan janin aktif dirasakan

DO : a. DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur


124

b. Frekuensi 140x/menit

Analisis dan Interpretasi :

Adanya pergerakan janin dan DJJ dalam batas normal (120-

160x/menit), terdengar kuat dan teratur merupakan indikasi janin

dalam keadaan baik (Wiknjosastro, H. 2014).

11. Inpartu kala I Fase aktif

Data Dasar:

DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah tembus belakang

disertai pengeluaran lendir campur darah sejak tanggal 15-

04-2021 (05:00 wita)

DO : a. Ada pengeluaran lendir campur darah

b. Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit, durasi 40-45 detik,

kuat dan teratur

c. Pemeriksaan dalam jam 14.00 dengan hasil : dinding

vagina (elastis), portio (tipis), pembukaan (6cm), ketuban

(+), presentase (kepala), posisi (ubun-ubun kecil depan),

moulage (tidak ada), penurunan kepala (hodge III),

kesan panggul (normal).

Analisis dan Interpretasi :

a. Semakin bertambah usianya kehamilan terjadi insufisiensi

plasenta menyebabkan kadar progesteron turun dan estrogen

meningkat yang menyebabkan kekejangan pada pembuluh

darah sehingga memicu timbul his (Wiknjosastro, H. 2014).


125

b. Pengaruh hormon kehamilan menyebabkan peningkatan

lendir serviks dan lebih kental, saat serviks mulai menipis dan

membuka maka lendir serviks akan keluar melalui vagina

bercampur darah (Wiknjosastro, H. 2014).

Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Tidak ada data pendukung untuk diagnosa/masalah potensial.

Langkah IV. Tindakan segera/kolaborasi

Tidak ada data pendukung untuk dilakukannya tindakan segera.

Langkah V. Rencana Asuhan

Tanggal 15-04-2021,pukul 14.00 wita

Tujuan

1. Ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri karena kontraksi uterus

2. Memantau kemajuan persalinan

3. Kala I dapat berlangsung normal

Kriteria keberhasilan :

1. Ibu bisa menerima nyeri yang dirasakan, di tandai saat nyeri

wajah ibu tampak tidak terlalu meringis

2. Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal :

TD : 90/70-130/90 mmHg N : 80-90x/menit

S : 36,5oC-37,5° P : 16-24 x / menit

3. Kontraksi uterus kuat 4-5 kali dalam 10 menit, durasi >40 detik
126

4. Denyut jantung janin dalam batas normal (120-160 x/menit),

terdengar jelas, kuat dan teratur.

Rencana Tindakan :

1. Jelaskan pada ibu setiap tindakan yang akan dilakukan.

Rasional : informasi sangat penting bagi pasien.

2. Observasi tanda-tanda vital

Rasional : tanda-tanda vital merupakan salah satu indikator untuk

menilai kondisi pasien dan menentukan prosedur tindakan

selanjutnya.

3. Observasi kontraksi uterus dan denyut jantung janin

Rasional : pemantauan cermat penting untuk menetukan respon

klien/janin terhadap prosedur, untuk mengidentifikasi reaksi

merugikan dan menghasilkan persalinan efektif

4. Observasi kandung kemih

Rasional : kandung kemih yang penuh berpotensi untuk

memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan

persalinan seta menyebabkan ke tidaknyamanan pada ibu tidak,

meningkatkan risiko perdarahan pasca persalinan oleh atonia

uteri, mengganggu penatalaksanaan distosia bahu dan

meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.

Observasi pembukaan serviks dan penurunan kepala

Rasional : menunjukan kemajuan persalinan dan sejauh mana

bagian terendah janin telah masuk kedalam rongga panggul.


127

5. Observasi air ketuban dan adanya penyusupan atau moulage

Rasional: mengetahui keadaan air ketuban dan penyusupan atau

moulage yang menjadi indikator penting tentang seberapa jauh

kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras

(tulang) panggul ibu

6. Ajarkan cara relaksasi yang benar

Rasional : saat kontraksi terjadi tegangan kuat dan tegangan akan

berkurang dengan pengaturan nafas inspirasi melalui hidung dan

ekspirasi melalui mulut.

7. Anjurkan Ibu memilih posisi nyaman dengan berbaring ke kiri.

Rasional: berganti posisi selama proses persalinan dapat

membantu turunnya kepala bayi dan memperpendek waktu

persalinan. Ibu yang berbaring terlentang maka berat uterus dan

isinya (janin, cairan ketuban, plasenta dll ) akan menekan vena

cava inferior yang mengakibatkan turunnya aliran darah sirkulasi

ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan hipoksia

atau kekurangan pasokan oksigen pada janin. Posisi terlentang

berhubungan dengan gangguan terhadap proses kemajuan

persalinan sehingga ibu diarahkan untuk miring ke kiri

8. Beritahu Ibu untuk makan dan minum.

Rasional : asupan makanan dan cairan yang cukup selama

persalinan untuk memberi energi pada ibu dan mencegah


128

dehidrasi. Kondisi dehidrasi dapat memperlambat kontraksi atau

membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.

9. Beri dukungan pada Ibu

Rasional : dukungan yang baik dapat memberi semangat dan

optimisme pada ibu dalam menghadapi proses persalinan.

Menghargai keinginan ibu dengan menghadirkan teman atau

saudara untuk menemani selama proses persalinan.

10. Bantu Ibu mengusap punggung dan pinggang Ibu saat ada his.

Rasional : usapan pada punggung dan pinggang dapat memblokir

saraf sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan.

11. Pastikan kelengkapan pertolongan persalinan.

Rasional : kebutuhan ibu dan janin tersedia selama proses

persalinan.

Langkah VI. Implementasi

Tanggal 15-04-2020, pukul 16.55 wita

1. Menjelaskan pada Ibu setiap tindakan yang akan di lakukan

Hasil : Ibu mengetahui tindakan yang akan dilakukan.

2. Melakukan observasi his,denyut jantung janin, nadi, volume urine

ibu
129

Tabel 4.1 Observasi his, DJJ,Nadi,Suhu,Dan Volume urine ibu

Freku- Volume
Jam Durasi DJJ Nadi Suhu
ensi Urin

14.30 wita 4x 41‟42‟42‟42 140x/m 83x/m


36,5°C 100 cc

15.00 wita 4x 42‟43‟42‟43 145x/m 82x/m


36,5°C 100 cc

15.30 wita 4x 43‟43‟45‟45 148x/m 80x/m


36,5°C 100 cc

16.00 wita 5x 44‟45‟45‟46‟46 148x/m 82x/m


36,5°C 100 cc

16.30 wita 5x 45‟45‟45‟47‟48 149x/m 84x/m


36,5°C 100 cc

3. Melakukan pemantauan atau indikasi ketuban pecah spontan

4. Melakukan pemeriksaan pembukaan serviks dan penurunan

kepala.

Pemeriksaan dalam (VT) ke 2 pada tanggal 15-04-2021 (17:00

wita.

a. Dinding vagina : elastis

b. Portio : tidak teraba

c. Pembukaan : 10 cm

d. ketuban : (-)

e. Presentase : kepala

f. Posisi : ubun-ubun kecil depan

g. Moulage :0

h. Penurunan kepala : Hodge IV(0/5)

i. Kesan panggul : normal

j. Pelepasan : ketuban berwarna jernih


130

5. Memastikan kelengkapan pertolongan persalinan.

Hasil :

Partus Set

a. 2 buah klem kocher

b. 1 buah ½ kocher

c. 1 buah gunting tali pusat

d. 1 buah kateter nelaton

e. 1 buah penjepit tali pusat

f. 2 pasang handscoon steril

g. Kasa steril

h. Kapas DTT

Hecting set

a. 1 buah gunting episiotomy

b. Jarum otot

c. Benang catgut

d. 1 buah pinset anatomi

e. 1 buah pinset sirugis

f. 1 buah naldfuder

g. 1 buah gunting benang

h. 1 pasang handscoon steril

Alat di luar bak partus

a. Nierbeken

b. Comb
131

c. Cairan infus

d. Infus set

e. Abocath

f. Spuit 3 cc dan 1 cc

g. Tensimeter

h. Stetoskop

i. Leanec/ Doppler

j. Thermometer

k. Timbangan bayi

l. Pengukur panjang badan bayi

m. Pita centimeter

n. Tempat sampah basah

o. Tempat sampah kering

p. Tempat plasenta

q. Air DTT dalam wadah

r. Larutan klorin 0,5% dalam wadah

Obat – obatan

a. Salep matass

b. Betadin

c. Vitamin K

d. Vaksin Hepatitis B

e. Oksitosin
132

Persiapan diri

a. Celemek

b. Topi

c. Handuk pribadi

d. Kacamata

e. Masker

f. Sepatu bot

Persiapan kelengkapan ibu

a. 2 buah sarung tangan

b. 1 buah handuk

c. Alas bokong

d. Waslap

e. Pakaian ibu

f. Pakaian dalam

g. Pembalut

h. Gurita

Persiapan kelengkapan bayi

a. Baju bayi

b. Loyor

c. Topi bayi

d. Kaos tangan dan kaki

e. Sarung

f. Perlengkapan mandi : sabun, shampoo


133

g. Bedak

h. Minyak telon

Pemantauan kemajuan persalinan : Partograf

Langkah VII. Evaluasi

Tanggal 15-04-2021, pukul 17.00 wita

1. Ibu mengetahui tindakan yang dilakukan

2. Tekanan darah dalam batas normal yaitu 120/70 MmHG

3. Hasil pemeriksaan kontraksi dala batas normal dengan waktu

pemseriksaan tiap 30 menit.

4. Hasil pemeriksaan DJJ dalam batas normal dengan waktu

pemerikaan tiap 1 jam.

5. Hasil pemeriksaan nadi,suhu dan volume urine dalam batas normal

dengan waktu pemeriksaan tiap 2 jam.

Kala II (15-04-2021) jam 17.00 wita

Data Subyektif (S)

1. Ibu mengatakan ingin BAB

2. Ibu merasa ada tekanan pada anus

3. Ibu mengatakan nyeri perut bertambah

Data Obyektif (O)

1. Keadaan umum ibu dan bayi baik

2. TTV dalam batas normal :

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 82 x /menit
134

Suhu : 36,5

Pernapasan : 20x /menit

3. Pemeriksaan dalam pervaginam (VT) 15-04-2021 (17.00 wita)

a. Dinding vagina : elastis

b. Portio : tidak teraba

c. Pembukaan : 10 cm

d. Ketuban : (-)

e. Presentase : kepala

f. Posisi : ubun-ubun kecil depan

g. Moulage :0

h. Penurunan kepala : Hodge IV (1/5)

i. Kesan panggul : normal

j. Pengeluaran : lendir campur darah

4. Tanda dan gejala kala II:

a. Ibu ada dorongan untuk meneran

b. Ibu seperti ingin BAB

c. Perineum dan vulva menonjol

d. Sfingter ani membuka

Assesment (A)

GVPIVA0, Inpartu kala II, keadaan umum ibu dan janin baik.

Planning (P)

Tanggal 15-04-2021,pukul 17.05 wita


135

1. Pantau adanya tanda dan gejala kala II

Hasil: ibu mempunyai dorongan untuk meneran, ibu merasakan

tekanan yang semakin meningkat pada anus, vulva dan perineum

menonjol, sfingter ani membuka.

2. Pastikan kelengkapan alat dan obat-obatan

Hasil: peralatan siap digunakan

3. Siapkan alat APD (celemek, topi, kacamata, masker, sepatu boot).

Hasil: APD siap digunakan

4. Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir

Hasil: telah dilakukan cuci tangan dengan tehnik 7 langkah

5. Pakai sarung tangan

Hasil: memakai hanscoen pada tangan kanan

6. Hisap oksitosin dalam spuit

Hasil: menghisap oxitosin ke dalam tabung suntik

7. Lakukan vulva hygiene

Hasil : vulva hygiene dilakukan pada bagian terjauh dilanjutkan

dengan bagian terdekat dari penolong

8. Lakukan pemeriksaan dalam

Hasil: ketuban negatif dan pembukaan sudah lengkap

9. Dekontaminasi sarung tangan yang telah dipakai

Hasil: sarung tangan direndam dalam larutan clorin

10. Periksa DJJ

Hasil: DJJ dalam batas normal (150x/mnt)


136

11. Beritahu ibu pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

Hasil: ibu mengerti kondisinya saat ini

12. Anjurkan keluarga membantu ibu mengambil posisi ½ duduk

Hasil: suami membantu ibu melakukan posisi ½ duduk

13. Pimpin persalinan saat ada his dan istirahat diantara kontraksi

Hasil: telah dilakukan

14. Sarankan ibu bila ingin merubah posisi dengan miring ke kiri,

berjongkok dan merangkak

Hasil: Ibu tetap ingin posisi ½ duduk

15. Letakkan handuk bersih di atas perut ibu saat kepala nampak di

depan vulva 5-6 cm.

Hasil: handuk bersih dipasang di atas perut ibu

16. Pasang alas bokong

Hasil: alas bokong menggunakan kain dilipat 1/3 bagian

17. Buka alat partus dan memakai sarung tangan steril untuk menolong

persalinan

Hasil: penolong segera memakai sarung tangan steril

18. Pimpin persalinan, sokong perineum dan tahan puncak kepala

Hasil: penolong membantu kelahiran kepala

19. Periksa adanya lilitan tali pusat setelah kepala lahir

Hasil: tidak terdapat lilitan tali pusat

20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar

Hasil: bayi telah melakukan putaran paksi luar


137

21. Lahirkan bahu

Hasil: penolong memegang kepala bayi dengan posisi biparietal

kemudian menarik kepala arah bawah untuk melahirkan bahu

depan dan ke arah atas untuk melahirkan bahu belakang

22. Lahirkan badan bayi dengan sanggah susur

Hasil: penolong melahirkan seluruh badan bayi dengan prinsip

jempol tangan kanan berada di dada. Bayi lahir tanggal 15-04-2021

(17:20 wita) jenis kelamin laki-laki.

23. Nilai tangis, gerak dan warna kulit

Hasil: apgar score 8/9

24. Keringkan bayi

Hasil: bayi dikeringkan dengan menggunakan handuk kering

25. Pastikan kehamilan tunggal

Hasil: fundus uteri setinggi pusat, dipastikan janin tunggal

26. Jepit tali pusat dengan 2 buah klem, potong tali pusat, ikat dengan

2 simpul kunci

Hasil: tali pusat dipotong dengan posisi tangan kiri seperti mangkok

dan tangan kanan melakukan pemotongan tali pusat

27. Ganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih dan letakan

posisi tengkurap lebih rendah diantara kedua payudara ibu (IMD)

Hasil: bayi diletakkan di atas perut ibu, diantara payudara ibu dan

bayi skin to skin dengan ibu

Kala II berlangsung normal selama 20 menit (17:00-17:20wita)


138

Kala III (15-04-2021) jam 17.20 wita

Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan nyeri abdomen bagian bawah

Data Obyektif (O)

1. Bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala dengan jenis

kelamin laki-laki

2. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar

3. TFU setinggi pusat

4. Kandung kemih ibu kosong

5. Ada tanda pelepasan plasenta : uterus globuler, tali pusat

bertambah panjang, adanya semburan darah tiba-tiba

Assesment (A)

Inpartu kala III (pelepasan plasenta), keadaan umum ibu baik.

Planning (P)

1. Suntik oksitosin 1/3 paha bagian luar

Hasil: Oksitosin 10 IU disuntik pada paha kanan ibu

2. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm didepan vulva

Hasil: klem telah dipindahkan

3. Melakukan peregangan tali pusat terkendali

Hasil: PTT dilakukan dengan tangan kiri mendorong ke arah

dorsocranial dan tangan kanan meregangkan tali pusat


139

4. Melahirkan plasenta

Hasil: Ketika plasenta telah tampak di introitus vagina maka kedua

tangan memegang plasenta dan memutar serah jarum jam sampai

seluruh plasenta lahir. Plasenta lahir lengkap jam 17:30 wita

5. Melakukan masase uterus dan pastikan uterus berkontraksi dengan

baik.

Hasil : Massase dilakukan dan digerakkan secara memutar,

kontraksi uterus baik.

6. Memeriksa kelengkapan plasenta pada kedua sisi plasenta

Hasil: kotiledon plasenta lengkap

7. Memeriksa kembali adanya laserasi jalan lahir

Hasil: terdapat robekan jalan lahir ( derajat 2 )

8. Memantau kontraksi uterus d an mengajarkan Ibu /keluarga cara

massage fundus dan nilai kontraksi .

Hasil : kontraksi uterus baik, teraba bundar dan keras

9. Mengevaluasi jumlah perdarahan

Hasil : jumlah perdarahan ±150cc

Kala III berlangsung normal selama 10 menit (17:20-17:30 wita)

Kala IV (15-04-2021) jam 17.30 wita

Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan nyeri pada abdomen bagian bawah

Data Obyektif (O)

1. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar


140

2. TFU setinggi pusat

3. Kandung kemih ibu kosong

4. Tanda-tanda vital dalam batas normal

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x /menit

Suhu : 36,5

Pernapasan : 20x /menit

Assesment (A)

Inpartu kala IV (kala pengawasan)

Planning (P)

Memeriksa tekanan darah, denyut nadi, TFU, kandung kemih,

kontraksi dan perdarahan tiap 15 menit pada jam 1 dan tiap 30 menit

pada jam 2 jam pertama

Hasil:

Tabel 4.2 Observasi 2 jam postpartum

Tinggi
jam Tekanan Kandung Perdara
Waktu Nadi Suhu Fundus Kontrasi uterus
Ke Darah kemih han
Uterus

110/70
1. 80x/m 36,5ºC Keras dan bundar Kosong ± 50 cc
17.35 1Jb pst
mmHg

110/70
80x/m Keras dan bundar Kosong ± 30 cc
17.50 1Jb pst
mmHg

120/70 80x/m Keras dan bundar Kosong ± 20 cc


18.05 1Jb pst
141

mmHg

120/70
80x/m Keras dan bundar Kosong ± 10 cc
18.20 1Jb pst
mmHg

120/70
2. 80x/m 36,6ºC Keras dan bundar Kosong ± 10 cc
18 50 2Jb pst
mmHg

120/20
80x/m Keras dan bundar Kosong ± 5 cc
19.20 2Jb pst
mmHg

1. Memeriksa kondisi bayi.

Hasil : Bayi masih diatas perut ibu, terbungkus kain hangat dan

bernafas dengan baik.

2. Mendekontaminasi peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin

0,5 selama 10 menit.

Hasil : Peralatan bekas pakai direndam dalam larutan klorin 0,5%

3. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

Hasil : Bahan yang telah terkontaminasi dibuang.

4. Membersihkan dan mengganti pakaian ibu

Hasil: Ibu dibersihkan dengan air DTT dari lendir dan darah.

5. Mendekontaminasi tempat bersalin dangan larutan klorin 0,5%

Hasil : Tempat tidur telah dibersihkan

6. Mendekontaminasi sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit
142

Hasil : Sarung tangan telah direndam kedalam larutan klorin 0,5%.

7. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir.

Hasil : Kedua tangan penolong telah dicuci.

8. Memakai sarung tangan DTT.

Hasil: Penolong telah menggunakan sarung tangan DTT.

9. Memberikan salep mata pada bayi

Hasil : Salep mata diberikan pada kedua mata bayi.

10. Memberikan suntikan hepatitis B pada bayi

Hasil : Suntik hepatitis B diberikan pada paha kanan bayi secara IM

11. Melepas sarung tangan

Hasil: Sarung tangan penolong telah dilepas.

12. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan

dengan handuk bersih dan kering.

Hasil : Kedua tangan penolong telah dicuci.

13. Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan makan dan minum

pada ibu.

Hasil : Keluarga telah memberikan makan dan minum kepada ibu.

14. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi.

Hasil : Perawatan tali pusat dilakukan dengan membungkuskan tali

pusat menggunakan kasa steril yang bersih dan kering.

15. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi obat yang diberikan

Hasil : Ibu sudah minum obat yang telah diberikan oleh bidan.

16. Memberikan health education tentang personal hygiene.


143

Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

17. Melengkapi partograf

Hasil : Lembar partograf telah diisi.

18. Membantu memakaikan gurita, popok dan ganti pakaian ibu

dengan pakaian yang bersih dan kering sebelum dipindahkan

keruang nifas.

Hasil : Ibu telah mengenakan gurita, popok dan pakaian bersih

dan kering.

19. Memindahkan ibu ke ruang nifas setelah 2 jam postpartum.

Hasil : ibu dan bayinya telah dipindahkan keruang nifas

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Kunjungan Nifas Pertama

Tanggal persalinan : 15-04-2021 (17:20 wita)

Tanggal pengkajian : 15-04-2021 (22.40 wita)

Langkah I. Pengumpulan Data Dasar

a. Identitas Istri/Suami

Nama : Ny. “T”/Tn.”E”

Umur : 30 tahun/37 tahun

Pendidikan : SMP/SMA

Pekerjaan : IRT/Wiraswasta

Agama : Islam/Islam

Suku : Tolaki
144

Alamat : Ds. onewila

Lama Menikah : ± 13 tahun

b. Data Biologis

1) Keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan

2) Riwayat keluhan utama

a) Mulai timbul : setelah melahirkan

b) Sifat keluhan : hilang timbul

c) Lokasi tempat : perineum

d) Pengaruh terhadap aktifitas : mengganggu

e) Usaha untuk mengatasi keluhan : istirahat di tempat tidur

c. Riwayat Obstetrik

1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Bayi Nifas
Penyulit
Hamil Tgl Usia
Penolong kehamilan & BB PB Pen
Ke Partus Kehamilan JK ASI
persalinan (gr) (cm) yulit

1 2008 Aterm Bidan - L 3.300 47 + -


2 2009 Aterm Bidan - p 3.800 48 + -
3 2015 Aterm Bidan - L 3.700 49 + -
4 2019 Aterm Bidan - P 3.900 49 + -
5 2021 Aterm Bidan - L 3,900 49 + -

2) Riwayat haid

Menarche pada umur 14 tahun

a) Siklus menstruasi 28-30 hari

b) Lama haid 5-6 hari


145

c) Setiap hari mengganti pembalut 3-4x/hari

d) Selama haid tidak ada keluhan.

3) Riwayat Ginekologi

a) Ibu mengatakan tidak ada riwayat infertilitas

b) Ibu mengatakan tidak ada riwayat PMS (HIV/AIDS, sifilis,

gonorhoea)

c) Ibu mengatakan tidak ada riwayat neoplasma/tumor.

4) Riwayat KB

Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB

5) Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang

a) Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular dalam

keluarga seperti TBC, PMS atau hepatitis.

b) Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan

seperti DM, jantung, hipertensi dan asma.

c) Tidak ada riwayat alergi makanan atau obat-obatan

6) Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit menular atau penyakit keturunan

7) Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari hari

a) Pola nutrisi

Kebiasaan :

Frekuensi makan : 2 – 3 kali/hari

Frekuensi minum : 5 – 6 gelas/hari

Pantang makan : tidak ada


146

Setelah melahirkan (post partum) : ibu mengatakan tidak

ada perubahan selama post partum

b) Pola eliminasi

Kebiasaan :

- BAK

Frekuensi : 3 - 4 kali sehari

Warna : Kuning jernih

Bau : Khas amoniak

Masalah : Tidak ada

- BAB

Frekuensi : 1 - 2 x/hari

Konsistensi : lunak

Masalah : Tidak ada

Perubahan selama post partum (BAK : 4 kali, BAB :

belum pernah selama post partum).

c) Pola istirahat / tidur

Kebiasaan

Malam : ± 7 jam ( 22.00-05.00 wita )

Siang : ± 2 jam ( 13.00-15.00 wita )

Perubahan setelah melahirkan post partum

(Tidur / Istirahat ibu terganggu karena rasa nyeri pada

jalan lahir).

d) Pengetahuan Ibu Nifas


147

(1) Ibu mengetahui pentingnya memberikan ASI pada

bayi.

(2) Ibu mengetahui perawatan payudara untuk

melancarkan pengeluaran ASI.

e) Data Sosial

1) Suami memberikan support pada ibu selama

kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi.

2) Keluarga memberikan dukungan pada ibu.

3) Tidak ada masalah dalam keluarga

d. Pemeriksaan Fisik Umum

1) Kesadaran ibu composmentis

2) Berat Badan : 55 kg

3) Tinggi badan : 153 cm

4) LILA : 25 cm

5) Tanda-tanda vital :

TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5 C

P : 20 x/menit

e. Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Inspeksi: Rambut tampak bergelombang, hitam, bersih, tidak

rontok, dan tidak berketombe.


148

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.

2) Wajah

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, ekspresi wajah meringis

bila ada nyeri, tidak ada cloasma gravidarum.

Palpasi : Tidak ada oedema.

3) Mata

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterus, penglihatan normal.

4) Hidung

Inspeksi: Lubang hidung Simetris kiri dan kanan,tidak ada

epitaksis dan tidak ada pengeluaran secret.

5) Mulut

Inspeksi: Mukosa bibir tampak lembab, tidak ada sariawan,

tidak ada gigi tanggal dan caries.

6) Telinga

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, pengeluaran secret (-) dan

pendengaran baik.

7) Leher

Inspeksi : Tidak ada pembesaran vena jugularis

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

8) Payudara

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,

tidak ada benjolan pada payudara, ASI (+).


149

9) Abdomen

Inspeksi : Terpasang gurita, tidak ada luka bekas operasi,

tampak linea nigra, tampak striae albicans

Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik

teraba bundar dan keras.

10) Genitalia luar

Inspeksi: Pengeluaran lochea rubra, nampak luka jahitan

pada perineum dan vagina tampak bersih

Palpasi: Tidak ada oedema.

11) Anus

Tidak ada hemoroid

12) Ekstremitas atas

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, warna kuku merah muda.

Palpasi : Tidak ada oedema.

13) Ekstremitas bawah

Inspeksi : Sime tris kiri dan kanan, warna kuku merah muda,

tidak ada varises

Palpasi : Tidak ada oedema

Perkusi : Refleks patella (+/+)

Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

PVA0, post partum 14 jam dengan keluhan nyeri pada jalan lahir.

a. PVA0

Data dasar :
150

DS : - Ibu mengatakan melahirkan 15-04-2021,pukul 17.20 wita

- Persalinan saat ini adalah persalinan kelima

- Ibu tidak pernah mengalami abortus

DO : - Tampak striae albicans dan linea nigra

- TFU 2 jari bawah pusat

- Pengeluaran lochea rubra

Analisis dan Interpretasi

1) Pengaruh Melanophore Stimulating Hormon (MSH)

menyebabkan warna kulit berubah menjadi hiperemis,

pembuluh darah bawah kulit mudah pecah sehingga

nampak kebiruan (lipide), setelah partus striae livide

berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albican.

Munculnya garis kehitaman pada bagian tengah perut dari

fundus uteri sampai pinggir atas simfisis pubis disebut linea

nigra (Wiknjosastro, H. 2014).

2) Involusi uterus adalah proses kembalinya uterus kembali ke

kondisi sebelum hamil dimulai sejak plasenta lahir. Bekas

implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol

dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir dengan

cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 sebesar 3-4

cm dan pada akhir nias 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas

implantasi plasenta tidak menimbulkan jaringan parut

karena diikuti pertumbuhan endometrium baru dibawah


151

permukaan luka. Regenerasi endometrium sekitar 6

minggu. Pertumbuhan ini berlangsung didalam lapisan

desidua basalis sehingga mengikis pembuluh darah yang

membeku dan terkelupas dan tidak terpakai lagi dalam

bentuk lochia (Yanti, D. 2011).

3) Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanogo dan

mekonium yang keluar selama 2 hari pasca persalinan.

(Walyani, E.S, 2016).

b. Post partum 14 jam

Data dasar :

DS : - Ibu mengatakan melahirkan 15-04-2021,pukul 17.20

wita

- Ibu mengatakan pesalinan sekarang yang ketiga

- Ibu pernah mengalami keguguran

DO : - Pengkajian 16-04-2021(07.00) wita

- TFU 2 jari bawah pusat

- Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras.

- Pengeluaran lochea rubra

Analisa dan interprestasi :

Dari tanggal persalinan 15-04-2021, pukul 17.20 wita sampai

dengan tanggal 16-04-2021 pada pukul 22.40 wita saat

pengkajian, kurun waktu 14 jam postpartum. Pada


152

pemeriksaan fisik TFU teraba 2 jari dibawah pusat karena

involusi uteri jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses

penstaltik berangsur-angsur akan mengecil dan setiap hari

TFU akan turun setiap 1 cm setiap harinya.

Lochea rubra adalah secret luka plasenta yang keluar dari

vagina yang berwarna merah segar seperti darah haid karena

banyak mengandung darah segar dari sisa selaput ketuban,

sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, mekonium,

pengeluaran segera setelah persalinan sampai dua hari pasca

persalinan. (Heni, P.W, 2018).

c. Nyeri pada jalan lahir

Data Dasar

DS : Ibu mengatakan nyeri pada jahitan terutama saat

bergerak.

DO : - Ekspresi wajah meringis

- Ada luka jahitan perineum

Analisis dan Interpretasi :

Nyeri disebabkan terputusnya kontinuitas jaringan sehingga

tubuh mengeluarkan zat kimia (bradikin) untuk merangsang

reseptor nyeri di hipotalamus diteruskan ke syaraf perifer yang

akhirnya menimbulkan sensasi nyeri pada perineum

(Wiknjosastro, H. 2014)

.
153

Langkah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial

Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial

Langkah IV. indakan Segera / Kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera /

kolaborasi.

Langkah V. Rencana Asuhan

a. Tujuan

1) KU ibu baik dan TTV dalam batas normal

2) Nyeri luka perineum berkurang

3) Involusio uterus berlangsung normal

4) Memberi pemahaman kepada ibu tentang ASI dan manfaat

ASI serta teknik menyusui.

b. kriteria keberhasilan

1) TTV dalam batas normal

TD : 90/70-130/90 mmhg

N : 80-90 x/m

S : 36,5-37,5 0C

P : 18-20 x/m

2) Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan

3) Kontraksi baik, teraba keras bundar dan perdarahan dalam

batas normal
154

4) Ibu memberikan ASI kepada bayinya dengan teknik yang

benar

c. Rencana tindakan

Tanggal 16-04-2021, pukul 07.00 wita

1) Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan dan jelaskan

tujuan tindakan

Rasional : Dengan memberitahu tindakan yang akan

dilakukan maka akan terjalin kerjasama antara bidan dan lien

sehingga memperlancar tindakan atau asuhan yang

diberikan.

2) Observasi tanda-tanda vital ibu

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan salah satu indicator

untuk menilai kondisi pasien dan menentukan prosedur

tindakan yang akan dilakukan.

3) Observasi kontraksi dan TFU ibu

Rasional :TFU merupakan indicator untuk mengetahui

involusio uteri, TFU yang tidak sesuai menandakan

kemungkinan adanya masalah pada nifas, kontraksi uterus

yang baik menandakan bahwa proses involusio uteri berjalan

normal.

4) Observasi lochea dan kandung kemih ibu

Rasional : Lochea merupakan salah satu indicator untuk


155

mengetahui adanya infeksi ,kandung kemih merupakan

salah satu indicator dalam proses kontraksi uterus.

5) Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap dengan

cara miring kiri dan miring kanan.

Rasional : mobilisasi dini dapat memperlancar sirkulasi

darah,sehingga mempemperlancar dan mempercepat proses

involusi uterus dan proses penyembuhan.

6) Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang

bergizi tinggi,seimbang serta banyak mengandung zat besi.

Rasional : Makan makanan yang bergizi tinggi seimbang

serta banyak mengandung zat besi sangat dibutuhkan pada

masa post partum untuk memulihkan kondisi ibu juga

meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.

7) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Rasional : Memberi rasa nyaman dan mengembalikan

tenaga ibu.

8) Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiennya

Rasional : Memberi rasa nyaman dan mencegah infeksi.

9) Anjurkan ibu untuk ber-KB setelah masa nifas

Rasional : Kontrasepsi dapat menunda kehamilan sehingga

ibu dan keluarga mempunyai waktu yang cukup untuk

pemenuhan kesehatannya,serta dapat merawat bayinya

dengan baik.
156

10) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

Rasional : Semakin sering bayi menyusui dan semakin

banyak ASI yang di isap bayi,maka reflex pengel uaran ASI

akan terus berfungsi dan produksi ASI semakin

banyak,menyusu dapat mempercepat proses involusi uteri.

11) Anjurkan ibu untuk merawat luka jahitan perineum

Rasional : Perawatam luka jahitan perineum dapat

mempercepat penyembuhan luka.

12) Ajarkan pada ibu pendidikan perawatan payudara

Rasional : Dengan melakukan pendidikan perawatan

payudara dengan benar, payudara terawat dan

memperbanyak produksi ASI.

Langkah VI : Implementasi

Tanggal 16-04-2021, pukul 07.00 wita

a. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan dan

menjelaskan tujuan tindakan

Hasil : Ibu mengerti tindakan yang akan dilakukan

b. Mengobservasi tanda-tanda vital ibu

TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5 0c

P : 20x/menit

c. Mengobservasi TFU dan kontraksi ibu


157

Hasil : TFU 2 jari dibawah pusat,kontraksi ibu baik teraba

keras dan bundar

d. Mengobservasi pengeluaran lochea dan kandung kemih ibu

Hasil : Ada pengeluaran lochea rubra,kandung kemih kosong

e. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap Hasil :

Ibu bersedia untuk miring kiri dan kanan

f. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang

bergizi tinggi,seimbang serta banyak mengandung zat besi

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan

untuk mengkonsumsi makanan bergizi

g. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan

h. Memberitahu ibu untuk menjaga personal hygiennya

Hasil :Ibu mengerti dan bersedia menjaga personal hygiennya

i. Menganjurkan ibu untuk ber-KB setelah masa nifas

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan

j. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

Hasil : Ibu mengerti bahwa menyusui bayi sesering mungkin

dapat meningkatkan produksi ASI dan mempercepat involusi

uteri dan bersedia melakukannya.

k. Menganjurkan ibu untuk merawat luka jahitan perineum

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan luka

jahitan
158

l. Mengajarkan ibu tentang pendidikan perawatan payudara

Hasil : Ibu mengerti tentang perawatan payudara.

Langkah VII : Evaluasi

Tanggal 16-04-2021, pukul 07.10 wita

a. Ibu mengetahui tindakan yang akan dilakukan serta

mengetahui tujuan tindakan

b. TTV ibu dalam batas normal

c. Involusi uteri berlangsung normal,ditandai dengan TFU 2 jari

dibawah pusat teraba keras dan bundar

d. Nampak pengeluaran lochea rubra dan kandung kemih

kosong

e. Ibu telah mengerti tentang mobilisasi dini dan bersedia

melakukannya

f. Ibu telah mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan

bergizi tinggi serta banyak mengandung zat besi

g. Ibu telah istirahat yang cukup

h. Ibu telah melakukan personal hygiene

i. Ibu bersedia untuk ber-KB

j. Ibu telah menyusui bayinya sesering mungkin

k. Ibu merawat luka jahitan perineum dengan baik

l. Ibu telah mengerti tentang perawatan payudara


159

2. Kunjungan Nifas Kedua

Tanggal persalinan : 15-04-2021 (17.20 wita)

Tanggal pengkajian : 22-04-2021 (09.00 wita)

Identitas Istri/Suami

Nama : Ny. “T”/Tn.”E”

Umur : 30 tahun/37 tahun

Pendidikan : SMP/SMA

Pekerjaan : IRT/Wiraswasta

Agama : Islam/Islam

Suku : Tolaki

Alamat : Ds. onewila

Lama Menikah : ± 13 tahun

Data Subyektif (S)

a. Ibu mengatakan persalinan yang sekarang adalah yang

kelima kalinya

b. Ibu mengatakan tidak pernah keguguran

c. Ibu mengatakan tidak lagi merasakan nyeri pada perineum

d. Ibu mengatakan lancar BAB dan BAK

e. Ibu mengatakan ada pengeluaran pada jalan lahir

f. Ibu tidak pernah menderita tumor dan tidak pernah menjalani

operasi

g. Ibu mengatakan dalam diri dan keluarga tidak ada riwayat

penyakit asma, TBC, jantung, hipertensi, diabetes melitus


160

h. Ibu mengatakan sekarang tidak menggunakan KB

Data Obyektif (O)

a. KU ibu baik

b. Kesadaran composmentis

c. TTV ibu dalam batas normal

TD : 120/70 mmHg ,

S : 36,50c

N : 80 x/menit

P : 20 x/menit

d. Muka tidak pucat dan tidak ada oedema

e. Konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterus

f. Tidak ada pelebaran vena jugularis dan pembesaraan kelenjar

tyroid

g. Payudara simetris kiri dan kanan dan putting susu menonjol,

ASI (+)

h. TFU 2 jari diatas simpisis

i. Tampak linea nigra dan striate albicans

j. Tidak ada oedema dan varises pada tungkai

k. Tampak pengeluaran lochea sanguilenta

Asessment (A)

PVA0, post partum 6 hari.

Planning (P)

Tanggal 22-04-2021, pukul 09.00 WITA.


161

a. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan dan

menjelaskan tujuan tindakan

Hasil: ibu mengetahui tindakan yang akan dilakukan serta

mengetahui tujuan tindakan

b. Mengobservasi tanda-tanda vital ibu

Hasil : TTV ibu dalam batas normal

TD : 120/70mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50c

P : 20x/menit

c. Mengobservasi TFU dan pengerluaran lochea ibu

Hasil: TFU 2 jari diatas simpisis serta nampak pengeluaran

lochea sanguilenta

d. Memberitahu ibu agar mempertahankan asupan makanan

bergizi seimbang

Hasil: ibu bersedia mempertahankan asupan makan bergizi

seimbang

e. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif pada

bayinya

Hasil: Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya

f. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene

Hasil: ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene


162

g. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup untuk mencegah

kelelahan yang berlebihan.

Hasil: ibu bersedia untuk istrahat yang cukup

h. Menganjurkan ibu untuk meminum obat-obatan yang telah

diberikan secara teratur

Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan

i. Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan

Hasil: telah dilakukan pendokumentasian.

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

1. Kunjungan Neonatus Pertama

Tgl Lahir Bayi : 15-04-2021 (17:20 wita)

Tgl pengkajian : 15-04-2021 (22:40 wita)

Langkah I. Identifikasi Data Dasar

a. Identitas Orang Tua

Nama : Ny. “T”/Tn.”E”

Umur : 30tahun/37tahun

Pendidikan : SMK/SMA

Pekerjaan : IRT/Wiraswasta

Agama : Islam/Islam

Suku/Bangsa : Tolaki/Tolaki

Alamat : Ds. onewila

Lama Menikah : ± 13 tahun


163

b. Identitas Bayi

Nama : By. Ny ”T”

Tgl lahir : 15-04-2021 (17.20 wita)

Umur : 6 jam

Jenis kelamin : ♂ (laki-laki)

Anak ke : 6 (keenam)

c. Data Biologis

1) Keluhan utama :Tidak ada

2) Riwayat kesehatan :

Bayi lahir langsung menangis kuat, tidak mengalami asfiksia,

dan tidak kejang, tidak sianosis, apgar score 8/9.

3) Riwayat kelahiran

a) Bayi lahir : 15-04-2021 (17:20 wita)

b) Tempat bersalin : Klinik dharma bakti

c) Penolong persalinan : Bidan

d) Jenis persalinan : Spontan, LBK

e) Tidak terdapat lilitan tali pusat

f) BBL/PBL : 3.900 gram/ 49 cm

g) Jenis kelamin : ♂ (laki-laki)

h) Apgar score I/V : 8/9

i) Bayi telah diberi Vitamin K 0,1 cc/IM dan salep mata

j) Bayi diberi imunisasi HB0/IM


164

4) Kebutuhan Dasar Bayi

a) Pola Nutrisi

Jenis minum : ASI (IMD)

Frekuensi : ASI setiap saat diberikan

b) Pola Eliminasi

BAK : sejak lahir bayi telah BAK sebanyak 3x, warna

kuning muda dan bau khas amoniak

BAB : sejak lahir bayi telah BAB sebanyak 1x, warna

hitam bercampur mekoneum, konsistensi lunak

c) Pola Tidur : pola tidur belum dapat diidentifikasi sebab

bayi sering tertidur

d) Pola Kebersihan Diri : bayi dibungkus dengan pakaian

bersih belum dimandikan sampai dilakukan pengkajian.

5) Data Sosial

a) Ibu dan ayah sangat senang dengan kelahiran bayi

b) Keluarga sangat senang dengan kelahiran bayi

6) Pemeriksaan Fisik Umum

a) Keadaan umum bayi baik

b) Kesadaran composmentis

c) BBL : 3900 gram

d) PBL : 49 cm

e) Tanda-tanda Vital :

Nadi : 142x/menit
165

Suhu : 36,5˚C

Pernapasan : 47x/menit

7) Pemeriksaan fisik khusus

a) Kepala

Warna rambut hitam dan tipis, terdapat sisa ketuban

tidak ada caput succedenum dan tidak ada chepal

hematoma.

b) Mata

Simetris kiri dan kanan, kongjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterus, tidak ada secret

c) Hidung

Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip,

tidak ada pengeluaran secret

d) Bibir/mulut

Refleks mengisap dan menelan baik, bibir lembap tidak

pucat dan tidak ada kelainan

e) Telinga

Simetris kiri dan kanan, daun telinga terbentuk sempurna

dan tidak ada secret

f) Leher

Tidak ada pelebaran vena jugularis

g) Payudara

Simetris kiri dan kanan,puting susu normal


166

h) Abdomen

Bentuk normal, tali pusat basah dan terbungkus kasa

steril, tidak ada tanda infeksi

i) Genetalia

Terdapat lubang uretra, testis sudah masuk ke dalam

skrotum

j) Anus

Terdapat lubang anus

k) Ekstremitas atas

Simetris kiri dan kanan, warna kuku kemerahan jari-jari

lengkap, bergerak aktif, tidak ada kelainan.

l) Ekstremitas bawah

Simetris kiri dan kanan, warna kuku kemerahan, jari-jari

lengkap, bergerak aktif, tidak ada kelainan.

m) Kulit

tidak ada tanda lahir, warna kulit putih kemerahan

8) Penilaian reflex

a) Reflex morrow (terkejut) : Baik

b) Reflex sucking (menghisap) : Baik

c) Reflex rooting (mencari putting) : Baik

d) Reflex swallowing (menelan) : Baik

e) Reflex graps (menggenggam) : Baik

f) Reflex babinsky (gerakan kaki) : Baik


167

9) Pengukuran Antropometri

a) Lingkar kepala : 33 cm

b) Lingkar dada : 30 cm

c) Lingkar perut : 32 cm

d) LILA : 11 cm

Langkah II. Interpretasi Data Dasar

Bayi baru lahir normal, umur 6 jam, cukup bulan, sesuai masa

kehamilan keadaan umum bayi baik.

a. Bayi baru lahir normal

Dasar

Data subjektif :

Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 15-04-2021

Data objektif :

1) Bayi baru lahir pervaginam, spontan LBK

2) Bayi lahir jam 17.20 wita

3) BB/PB : 3900 gram / 49 cm.

Analisis dan interpertasi

Bayi baru lahir cukup bulan dengan BBL 2500-4500 gram,

panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar dada

30-38 cm, lingkar lengan 10-11 cm kulit kemerahan dan tanda-

tanda vital baik (Tando, NM. 2016).

b. Umur 6 jam

Dasar
168

Data subjektif :

Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 15-04-2021

Data objektif :

1) Bayi lahir jam 17.20 wita

2) Tanggal pengkajian 16-04-2021 pukul 07.00 wita

Analisis dan interpretasi data

Berdasarkan waktu kelahiran bayi pukul 17.20 wita sampai waktu

pengkajian 07.00 wita terhitung umur bayi 14 jam.

c. Cukup bulan

Dasar

Data subjektif :

Ibu mengatakan HPHT tanggal 03-07-2020

Data objektif :

1) Tanggal partus 15-04-2021

2) Masa gestasi 40 minggu 3 hari

3) BBL/PBL : 3900 gram /49 cm

4) Rambut lanugo sudah tidak terlihat dan rambut kepala sudah

muncul

5) Warna kulit dan berwarna kemerah-merahan dan licin

Analisis dan interpretasi

Bayi aterm/cukup bulan yaitu bayi baru lahir dengan umur

kehamilan 37 - 42 minggu dengan berat badan berkisar 2500-

4000 gram (Tando, NM. 2016).


169

d. Sesuai masa kehamilan

Dasar

Data subjektif :

HPHT tanggal 03-07-2020

Data objektif:

1) TP tanggal 10-04-2021

2) masa gestasi : 40 minggu 3 hari

3) BB/PB : 3900 gram/49 cm

Analisis dan interpretasi data

Sesuai masa kehamilan yaitu jika bayi lahir dengan berat badan

antara 2500-4000 gram dan sesuai dengan kurva pertumbuhan

janin (Tesno, Fat. 2006).

e. Keadaan bayi baru lahir baik

Dasar

Data subjektif : -

Data objektif :

1) Tanda-tanda dalam batas normal

S : 36,5

N : 142 x/ menit

P : 47 x/ menit

2) Tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik

Analisis dan interpretasi data


170

Tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu frekuensi jantung

120x-160x/menit, pernapasan 40-60x/menit, dan suhu 36,50C

- 370C menandakan keadaan umum bayi baik (Tando, 2016).

Langkah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah

potensial.

Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera.

Langkah V. Rencana Asuhan

a. Tujuan

1) Keadaan bayi baik

2) Nutrisi bayi cukup terpenuhi

b. Kriteria keberhasilan

1) Tanda-tanda vital dalam batas normal

N : 120-160 x/ menit

S : 36,5-37,5

P : 40-60 x/ menit

2) Tidak terjadi tanda-tanda infeksi tali pusat

a) Tali pusat kemerahan

b) Terjadi pembengkakan

c) Nyeri dan terasa panas

d) Terdapat jaringan yang mati


171

e) Keluar cairan bernanah dan berbau

3) Bayi tidak pucat dan tidak teraba dingin

c. Rencana asuhan

1) Beritahu ibu hasil tindakan yang telah dilakukan

Rasional: dengan memberitahu ibu hasil tindakan yang

telah dilakukan dapat memberikan pengetahuan pada ibu

mengenai kesehatannya dan janinnya.

2) Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi

Rasional: obsarvasi KU dan TTV bertujuan untuk

mengidentifikasi secara dini masalah kesehatan BBL serta

sebagai indikator untuk melakukan tindakan yang

selanjutnya.

3) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

tanpa jadwal.

Rasional: ASI mengandung zat-zat antibody terbaik yang

dapat memberikan kekebalan tubuh secara alamiah, dan

dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

4) Anjurkan ibu untuk selalu mengganti popok bayi setiap kali

basah

Rasional: tempat basah dan lembab merupakan tempat

perkembangan mokroorganisme yang dapat menyebabkan

timbulnya penyakit dan jamur yang dapat menyebabkan

ruam popok.
172

5) Beritahu ibu cara perawatan tali pusat secara steril

Rasional: mengganti pembungkus tali pusat setiap habis

mandi dengan kassa steril dan menjaga tali pusat tetap

kering dan jangan dibubuhi apapun untuk mencegah

terjadinya infeksi

6) Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayinya

Rasional: bayi pada awal kehidupan sangat mudah

kehilangan panas bila berada dilingkungan yang kurang

baik

7) Jelaskan pada ibu tanda-tanda hipotermi

Rasional: agar ibu dapat mengetahui tanda-tanda hipotermi

dan segera menghangatkan tubuh bayinya

8) Lakukan pendokumentasian

Rasional: sebagai bukti atas tindakan yang dilakukan

Langkah VI. Implementasi

Tanggal 16-04-2021, pukul 07.05

a. Memberitahu ibu hasil tindakan yang telah dilakukan

Hasil : ibu mengetahui hasil tindakan yang dilakukan

b. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi

S : 36,5

N : 142 x/ menit

P : 47x/ menit

Hasil : TTV bayi dalam batas normal


173

c. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

tanpa jadwal agar kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi

Hasil : ibu menyusui bayinya sesering mungkin

d. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mengganti popok bayi

setiap kali basah karena BAK/BAB, agar jamur tidak timbul

pada popok serta menghindari terjadinya ruam popok

Hasil : ibu dan keluarga mengganti popok bayi setiap kali

basah karena BAK/BAB

e. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat yaitu dengan cara

mengganti pembungkus tali pusat setiap habis mandi dengan

kasa dan menaga tali pusat tetap kering dan jangan bubuhi

apapun untuk mencegah infeksi

Hasil : ibu telah mengerti cara perawatan tali pusat

f. Memberitahu ibu menjaga kehangatan bayinya dengan cara

menyelimuti bayi setiap saat, memakai pakaian kering dan

lembut, ganti popok setiap kali basah dan tempatkan bayi

dilingkumagn yang hangat.

Hasil : ibu selalu menjaga kehangatan bayinya

g. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda hipotermi yaitu bayi

teraba dingin dan tampak pucat

Hasil : ibu mengerti tanda-tanda hipotermi pada bayi

h. Melakukan pendokumentasian.

Hasil : telah dilakukan pendokumentasian


174

Langkah VII. Evaluasi

Tanggal 15-04-2021, pukul 07.15 wita

a. Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan bahwa

keadaannya dan janinnya dalam keadaan baik

b. Keadaan bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal

c. Ibu menyusui bayinya sesering mungkin

d. Ibu dan keluarga mengganti popok bayi setiap kali basah

karena BAK/BAB

e. Bayi tidak mengalami infeksi tali pusat

f. Bayi tidak mengalami hipotermi

g. Ibu mengerti dan memahami serta mau melaksanakan yang

telah dianjurkan dan ibu senang mengetahui keadaan bayinya

normal

h. Telah melakukan pendokumentasian

2. Kunjungan Neonatus Kedua

Tgl Lahir Bayi : 15-04-2021 (17:20 wita)

Tgl pengkajian : 15-04-2021 (22:40 wita)

a. Identitas Orang Tua

Nama : Ny. “T”/Tn.”E”

Umur : 30 tahun/37 tahun

Pendidikan : SMP/SMA

Pekerjaan : IRT/Wiraswasta

Agama : Islam
175

Suku : Tolaki

Alamat : Ds. onewila

Lama Menikah : ± 13 tahun

b. Identitas Bayi

Nama : By. Ny ”T”

Tgl lahir : 15-04-2021 (17.20 wita)

Umur : 6 hari

Jenis kelamin : ♂ (laki-laki)

Anak ke : 6 (keenam)

Data Subyektif (S)

a. Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 15-04-2021 (17:20 wita)

b. Ibu mengatakan bayi lahir normal

c. Ibu mengatakan tali pusat sudah mengering dan belum puput

Data Objektif (O)

a. Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis

b. Berat badan 3900 gram dan panjang badan 49 cm

c. Lingkar kepala : 33 cm

d. Lingkar dada : 30 cm

e. Lingkar perut : 32 cm

f. Lingkar lengan : 11 cm

g. Jenis kelamin : ♂ (laki-laki)

h. Tanda – tanda vital

N : 145 x / menit
176

S : 36,5

P : 46 x/menit

i. Tidak ada kelainan pemeriksaan fisik

j. Bayi telah diberikan suntik Vit. K dan salep mata serta HB0 (+)

Assesment (A)

Bayi baru lahir normal, umur 6 hari, cukup bulan, sesuai masa

kehamilan keadaan umum bayi baik

Planning (P)

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

Hasil : tidak ditemukan kelainan pada bayi

b. Mengobservasi keadaan umum dan Tanda-tanda vital bayi

Hasil : Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis

N : 145x/menit S : 36,5˚C P : 46x/mnt

c. Menganjurkan untuk menyusui bayi sesering mungkin

Hasil : bayi disusui setiap bayi membutuhkan

d. Memberi bayi kehangatan dan membedong

Hasil : bayi diselimuti dengan baik, kehangatan tubuh bayi

terjaga

e. Perhatikan kebersihan tali pusat setiap hari

Hasil : tali pusat bersih,sudah kering dan belum puput

f. Ganti popok setiap kali basah

Hasil : setiap bayi BAK atau BAB popok selalu diganti


177

g. Mendiskusikan Health Education tentang ASI Ekslusif dengan

Ibu

Hasil : ibu paham dan bersedia memberi bayi ASI sampai bayi

berusia 6 bulan

h. Memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar

Hasil : ibu mengerti dan bayi telah disusui dengan baik dan

benar

E. Pembahasan

Manajemen asuhan kebidanan yang dilakukan pada kasus ini

menggunakan manajemen 7 langkah varney dan dengan catatan

perkembangan menggunakan metode SOAP. Pada pembahasan studi

kasus ini penulis mencoba menyajikan pembahasan yang

membandingkan antara teori dengan pelaksanaan asuhan kebidanan

pada ibu hamil, persalinan normal, bayi baru lahir dan nifas yang di

terapkan pada klien Ny “T” GvPvA0. Sehingga dapat menyimpulkan

apakah asuhan tersebut telah sesuai dengan teori atau tidak. Dalam

pembahasan juga dibahas mengapa kasus yang ada (diambil oleh

mahasiswa) sesuai atau tidak sesuai dengan teori, menurut

argumentasi penulis yang didukung oleh teori-teori yang ada.

1. Kehamilan

Asuhan yang diberikan pada ibu saat kehamilan, sebelum

memberikan asuhan pada ibu terlebih dahulu dilakukan informed


178

/consent pada ibu dalam bentuk komunikasi yang baik juga

dilakukan penulis terhadap keluarga sehingga saat pengumpulan

data ibu bersedia memberikan informasi penting tentang kondisi

kesehatannya. Cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi

bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya

hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal.

Pemantauan selama kehamilan sangat diperlukan karna menurut

teori setiap kehamilan dapat berkembang atau menjadi masalah

dan komplikasi setiap saat, itu sebabnya wanita hamil

memerlukan pemantauan selama kehamilannya, oleh karena itu

setiap kehamilan minimal memerlukan 4 kali kunjungan selama

periode antenatal/kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1

kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga (Aswar,

S. 2010).

Dari teori tersebut penulis mencoba menerapkannya pada

Ny “T” karena study kasus ini dimulai pada kehamilan 29 minggu 3

hari maka ibu hamil dianjurkan minimal 2 kali memeriksakan

kehamilannya, dan Ny “T” melakukan 2 kali periksa kehamilan, hal

ini bertujuan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat agar

dapat mendeteksi dini komplikasi yang terjadi dan mamantau


179

kemajuan serta pertumbuhan janin. Hal ini tidak bertentangan

dengan teori (Aswar, S. 2010).

Kehamilan ibu direncanakan, Ny “T” mengatakan tidak

mengharapkan jenis kelamin, ibu berharap kelak bayinya lahir

dalam keadaan sehat dan tidak cacat.

a. Data subjektif

Keluhan selama trimester III Pada usia kehamilan 40

minggu 3 hari, Ny “T” mengeluh nyeri punggung. Menurut

penulis selama kehamilan trimester III sering terjadi

ketidaknyamanan seperti nyeri pada punggung, nyeri

punggung dirasakan pada TM III karena semakin besar uterus

semakin membuat lengkungan pada punggung, juga karena

hormone estrogen dan progesterone semakin meningkat.

Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati, A. (2009).

Ketidaknyamanan yang sering terjadi selama masa kehamilan

trimester III adalah sering kencing, sakit kepala, bengkak pada

kaki, kram pada kaki dan nyeri punggung, nyeri punggung ini

biasanya akan meningkat intensitasnya seiring bertambahnya

usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran

pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Berdasarkan hal

di atas keadaan fisik Ny. „‟T‟‟ masih dalam keadaan normal.

Kehamilan berjalan dengan fisiologis.


180

b. Data objektif

1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi

Pada kunjungan pertama Ny “T” yaitu 55 kg, dan pada

kunjungan kedua berat badan Ny “T” 56 kg dan berat

badan Ny “T” sebelum hamil 47 kg, dan dihitung Ny “T”

Mengalami kenaikan berat badan sekitar 9 kg selama

hamil, kehamilan dianggap normal sesuai dengan teori

bahwa berat badan wanita hamil akan naik kira-kira

diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Tinggi badan NY

“T” 153 cm dan menurut teori itu termaksud tinggi badan

yang normal untuk ibu hamil (Walyani, E.S. 2015).

2) Ukur tekanan darah

Ukuran tekanan darah, hal ini juga dilakukan setiap

kali ibu melakukan kunjungan didapat hasil bahwa

tekanan darah Ny “T” adalah 110/70 mmHg kunjungan

pertama, sampai dengan 120/70 mmHg pada kunjungan

ke dua, dan dianggap normal, hal ini sesuai dengan teori

bahwa tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu 100/70

mmHg – 130/90 mmHg (Walyani, E.S. 2015).

3) Ukur tinggi fundus uteri

Pemeriksaan TFU dilakukan dengan palpasi,

dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan. Dan


181

didapatkan palpasi pertama hasil pada Ny. “T” 3 jari diatas

pusat , pada kunjungan kedua pertengahan PX-pusat

4) Presentasi janin dan dengarkan DJJ

Pemeriksan DJJ dilakukan rutin setiap kunjungan

dan di dapat kan hasil pada kunjungan pertama 143x/m,

kunjungan kedua 145x/m. Hal ini sesuai dengan teori yang

menjelaskan bahwa DJJ normal adalah 120-160x/m

(Wiknjosastro, H. 2014).

5) Tes laboratorium

Tes laoratorium sederhana yang dilakukan selama

perawatan antenatal adalah Hb pemeriksaan untuk

menilai status anemia pada wanita hamil. Dan

pemeriksaan Hb pada Ny “T” dilakukan pada kunjungan

pertama dengan hasil 11,5 gr%/dl, dan dikatakan normal.

Sesuai dengan teori bahwa Hb : 11 gr% tidak anemia, Hb:

9-10 gr% anemia ringan, Hb: 7-8 gr% anemia sedang , Hb

<7 gr% anemia berat (Wiknjosastro, H. 2010).

Antenatal Care 1

Kunjungan pertama pada tanggal 08-03-2021 jam 09.00,

usia kehamilan 35 minggu 3 hari, setelah dilakukan pemeriksaan,

didapatkan TD 110/70 mmHg, BB 55 kg, TFU 3 jari diatas pusat,

dilakukan palpasi didapatkan bagian terendah janin yaitu kepala,

belum masuk PAP, DJJ 140x/menit, pemeriksaan lab HB 11,5


182

gr%. Ibu mengatakan mengalami nyeri punggung, menjelaskan

kepada ibu bahwa nyeri punggung yang ibu alami saat ini adalah

normal hal ini sesuai dengan teori bahwa ketidaknyamanan yang

sering terjadi selama masa kehamilan trimester III adalah sering

kencing, sakit kepala, bengkak pada kaki, kram pada kaki dan

nyeri punggung, nyeri punggung ini biasanya akan meningkat

intensitasnya seiring bertambahnya usia kehamilan karena nyeri

ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita dan postur

tubuhnya, Sulistyawati, A. (2009).

Pertambahan berat badan Ny. T selama kehamilan

mengalami kenaikan 8 kg pada kunjungan ANC I. Ternyata Ny. T

mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal

dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan

selama kehamilan 6,5-16,5 kg.

Pada saat kunjungan ANC I memeriksakan Tinggi Fundus

Uteri pada Ny. T adalah 3 jari diatas pusat, DJJ pada ANC I yaitu

130x/menit, hal ini sesuai dengan teori bawah DJJ normal yaitu

120-160x/m (Wiknjosastro, H. 2016).

Antenatal Care II

Kunjungan ANC II pada tanggal 22-03-2021 jam 09.00 wita,

Pertambahan berat badan Ny. T selama kehamilan mengalami

kenaikan 9 kg pada kunjungan ANC II yaitu 56 kg. Ternyata Ny. T

mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal


183

dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan

selama kehamilan 6,5-16,5 kg. Periksa kehamilan tekanan darah

Ny. T adalah 120/70 mmHg, tekanan darah dalam batas normal

(Walyani, E.S. 2015).

Pada saat kunjungan ANC II memeriksakan Tinggi Fundus

Uteri pada Ny. T adalah pertengahan PX-pusat. DJJ pada ANC II

yaitu 145x/menit, hal ini sesuai dengan teori bahwa DJJ normal

120-160x/m. Berdasarkan data-data yang terkumpul dari

anamnesa, pemeriksaan fisik pemeriksaan khusus kebidanan

secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi tidak ditemukan

adanya masalah dengan demikian kehamilan Ny “T” adalah

kehamilan normal. Kehamilan normal adalah kehamilan dengan

ibu yang sehat, tidak ada riwayat obstetrik yang buruk serta

pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.

2. Masa persalinan

Menjelang akhir kehamilannya Ny. T mengalami proses

tanda-tanda persalinan seperti : mules-mules yang frekuensinya

semakin sering, durasinya semakin lama, keluar darah bercampur

lendir yang berjalan normal, sesuai dengan teori tanda-tanda

persalinan (Tesno, Fat. 2006).

Pada masa tersebut penolong berusaha memberikan

asuhan yang optimal, diantaranya dengan melibatkan keluarga,

berupa dukungan dan memberikan kesempatan pada ibu untuk


184

mendampingi selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu pada

saat persalinan diberikan sesuai kebutuhannya, diantaranya

mencoba memberikan posisi yang nyaman pada proses

persalinan serta memberikan nutrisi dan cairan sehingga ibu dapat

meneran dengan baik tanpa adanya hambatan. Mengosongkan

kandung kemih agar tidak menganggu kemajuan persalinan.

Pencegahan infeksi dalam menurunkan kesakitan ibu (Tesno, Fat.

2006).

Kala I

Kala I Ny.T dimulai sejak tanggal 15-04-2021, pukul 08.00

wita. Ibu datang dengan keluhan mules-mules yang sering sudah

keluar lendir darah dan belum keluar air-air, ibu datang ke kamar

bersalin klinik bersalin pukul 14.00 wita, dilakukan pemeriksaan

dengan hasil VT 6 cm dan pada pukul 17.00 ibu mengatakan

mules seperti ingin BAB dan kemudian dilakukan VT ulang

dengan hasil VT 10 cm (lengkap).

Jadi dapat dihitung kala I Ny. T yaitu ± 9 jam terhitung

dari`pembukaan 6 cm karena pemantauan atau pemeriksaan

dimulai dari pembukaan 6 cm, dikarenakan ibu segera keklinik

ketika merasakan mules dengan alasan mules yang semakin

sering. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek karena menurut teori Tesno, Fat. (2006).

kala 1 pada multigravida berlangsung ± 12 jam. Asuhan sayang


185

ibu yang diberikan, telah memberikan hasil yang cukup baik

selama proses persalinan.

Menurut teori APN, 2014. pada kala I diberikan asuhan yaitu:

mengobservasi TTV, pengeluaran pervaginam, kemajuan

persalinan 4 jam, mengobservasi his, nadi, DJJ setiap 30 menit,

memberikan nutrisi dan cairan yang cukup, menganjurkan ibu

untuk tidak menahan BAK, menghadirkan pendamping persalinan,

ibu kelihatan semangat, dapat memberikan rasa nyaman,

mobilisasi dan support mental. Semua asuhan ibu dilakukan oleh

penulis.

Kala II

Pada kala II, waktu yang diperlukan Ny. T dimulai dari

pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi yaitu 20 menit.

Melakukan asuhan sayang ibu pada kala II APN, 2014. seperti

mengosongkan kandung kemih, memposisikan ibu dan

membimbing ibu meneran. Setelah terlihat adanya tanda gejala

kala II, maka ibu dianjurkan untuk mengambil posisi yang nyaman,

ibu memilih berbaring terlentang, mengajarkan teknik - teknik yang

baik, dan pimpin persalinan.

Pada pukul 17.20 wita bayi lahir jenis kelamin laki-laki.

Langsung dilakukan penilaian bayi diantaranya bayi segera

menangis, kulit kemerahan, gerak aktif. Setelah itu bayi langsung

diletakkan di atas perut ibu untuk dikeringkan dan dilakukan


186

pemotongan tali pusat untuk kemudian diletakan diantar payudara

ibu guna dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Hal ini sesuai

dengan teori dalam 60 langkah persalinan normal (APN, 2014).

Kala III

Pada asuhan sayang ibu kala III, waktu yang diperlukan Ny.

“T” selama kala III yaitu dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya

plasenta selama 10 menit. Hal ini sesuai dengan teori yang

mengatakan bahwa lama kala III yaitu tidak lebih dari 30 menit

(Wiknjosastro, H. 2016).

Setelah bayi lahir dilakukan palpasi untuk memastikan tidak

ada janin kedua lalu dilakukan menejemen aktif kala III

diantaranya penulis memberikan suntikan oksitoksin 10 unit injeksi

IM dilakukan untuk membuat kontraksi uterus agar kuat dan

efektif, selanjutnya peregangan tali pusat terkendali dilakukan saat

kontraksi sampai plasenta lahir, kemudian melakukan massase

fundus uteri dengan mengajarkan pada ibu karena dapat

mengurangi pengeluaran darah dan mencegah pendarahan

postpartum. Penanganan dapat menghasilkan kontraksi yang

efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala III persalinan,

mengurangi kehilangan darah dibandingkan penatalaksanaan

fisiologis APN, 2014. Semua tindakan ini dilakukan pada Ny. T

dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Kala IV
187

Pada akhir kala IV melakukan asuhan sayang ibu kala IV

memeriksa perdarahan, kontraksi uterus baik, perineum robekan

derajat II, tanda-tanda post partum setelah plasenta lahir, tinggi

fundus uteri dalam batas normal, yaitu 1 jari dibawah pusat.

Menurut Wiknjosastro, H. (2016). Kala IV disebut juga

dengan kala pengawasan. Pengawasan yang dilakukan dimulai

dari lahirnya plasenta sampai sampai 2 jam pertama post partum.

Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan

setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Hal-hal yang perlu di observasi

yaitu keadaan umum ibu, tekanan darah, suhu, nadi, tinggi fundus

uteri, kontraksi rahim, kandung kemih, perdarahan. Hal tersebut

penulis lakukan pada Ny. T sampai 2 jam post partum, hasil

observasi pada 15 menit pertama diantaranya adalah keadaan

umum baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu

36,5 0C, pernapasan 20 x/menit, tinggi fundus uteri 1 jari dibawah

pusat, kontraksi uterus keras dan bundar, kandung kemih kosong,

perdarahan 50 cc. Pada 15 menit kedua hasil observasi juga baik,

keadaan umum baik, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80

x/menit, suhu 36,5 0C, pernapasan 20 x/menit, tinggi fundus uteri

1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras dan bundar, kandung

kemih kosong, perdarahan 30 cc. Pada 15 menit ketiga tekanan

darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, tinggi

fundus uteri 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras dan


188

bundar, kandung kemih kosong, perdarahan 20cc. Pada 15 menit

keempat tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 78 x/menit, respirasi

18 x/menit, tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus keras dan bundar, kandung kemih kosong, perdarahan 10

cc. Selanjutnya pada 30 menit pertama pada jam kedua hasil

observasi yang diperoleh keadaan umum baik, tekanan darah

120/70 m mHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,60C, pernapasan

20x/menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus keras dan bundar, kandung kemih kosong, perdarahan 10

cc. Pada 30 menit kedua masih dalam batas normal keadaan

umum ibu baik, TTV normal, kontraksi uterus baik dan bundar,

tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, perdarahan 5 cc.

Sesuai dengan hasil yang didapat terlihat kontraksi uterus

yang selalu dalam dalam kondisi baik, sehingga keadaan TFU

juga baik. Diperoleh dalam pemantauan jam kedua tinggi fundus

uteri 2 jari dibawah pusat, hal ini sesuai dengan teori. Yang

mengatakan setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri 2 jari

dibawah pusat dalam hal ini proses proses involusi uterus berjalan

dengan baik. Selain itu jumlah perdarahan dalam 2 jam post

partum ini juga masih dalam keadaan normal yaitu ± 125 cc, hal

ini sama dengan teori yang menyatakan perdarahan masih

dianggap normal jika jumlah perdarahan tidak melebihi 400-500 cc

(Aswar, S. 2010).
189

3. Masa Nifas

Menurut Aswar, S. (2010). dikatakan bahwa Selama masa

nifas kunjungan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu kunjungan I pada

6-8 jam, kunjungan II 6 hari setelah persalinan, kunjungan III 2

minggu setelah persalinan, kunjungan IV pada 6 minggu setelah

persalinan.

Proses masa nifas berjalan dengan normal tidak ditemui

tanda-tanda bahaya. Perencanaan dan pengawasan involusi

uterus dan pengeluaran lochea dimulai pada 6 jam post partum

hingga 40 hari masa nifas. Pada kasus Ny. T tidak ditemui tanda-

tanda bahaya dan keluhan yang mengganggu kondisi ibu dan

bayinya. Perencanaan dan pengawasan involusi uterus dan

pengeluaran lochea dimulai pada 6 jam postpartum hingga 40 hari

postpartum.

Pada masa nifas ini penulis melakukan kunjungan ke ruang

bersalin puskesmas kemar untuk memberikan asuhan selama

masa nifas sesuai kebutuhan ibu, selama pengawasan masa nifas

sejak 14 jam postpartum keadaan involusi uterus baik, tinggi

fundus uteri 2 jari dibawah pusat, ini adalah pengaruh oksitoksin

yang dikeluarkan kelenjar hipofisis posterior yang berpengaruh

pada otot uteri dan buah dada, dan sesuai dengan teori bahwa

setelah plasenta lahir TFU berkurang 2 jari dibawah pusat

(Ambarwati, E,R, Diah, W. 2010).


190

Asuhan kebidanan yang diberikan 14 jam post partum yaitu

diantaranya: mengajurkan ibu untuk mobilisasi, personal hygine

yang baik, tidak menahan BAK dan BAB, memberikan ASI

sesegera mungkin dan selalu menjaga kehangatan bayi. Hal ini

sejalan dengan teori bahwa salah satu program dan kebijakan

teknis yang dilakukan pada kunjungan pertama adalah pemberian

ASI awal dan menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermi (Aswar, S. 2010).

Kunjungan II nifas dilakukan 6 hari setelahnya pada tanggal -

22-04-2021. Penolong memberikan asuhan dengan menganjurkan

ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, mengingatkan ibu

memberikan ASI kepada bayinya serta memberikan pendidikan

kesehatan mengenai pola nutrisi, karena sesuai dengan teori

bahwa pada kunjungan 6 hari post partum hal yang harus dinilai

yaitu dengan memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, dan

cairan, meyakin kan ibu memberikan ASI untuk bayinya, dan

memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi

salah satunya yaitu menjaga bayi agar tetap hangat (Aswar, S.

2010).

Asuhan yang diberikan selama masa nifas tidak sesuai

dengan teori, karena penulis hanya melakukan asuhan pada Ny. T

selama masa nifas sebanyak 2 kali pada saat 14 jam post partum

dan nifas 6 hari. Sedangkan menurut teori asuhan nifas sebanyak


191

4 kali yaitu pada saat 6 jam setelah persalinan, 6 hari setelah

persalinan, 2 minggu setelah persalinan, dan 6 minggu setelah

persalinan (Aswar, S. 2010).

4. Bayi Baru Lahir (BBL)

Melakukan pengawasan pada bayi baru lahir sejak jam-jam

pertama kehidupan diluar rahim dan transisi sampai 14 jam usia

bayi. Dilakukan pemantauan mengenai penilaian awal dengan

jenis kelamin laki-laki, berat badan 3900 gram, panjang badan 49

cm, hal ini masih tergolong normal, karena berat badannya

diantara 2500-4000 gram dan tidak ditemukan adanya kelainan

bawaan, ketika bayi lahir segera menangis kuat dengan warna

kemerahan, ini sangat berpengaruh sebagai indikator kesehatan

bayi secara umum (Vivian, N. 2011).

Seorang bayi yang normal, menangis kuat, berat badan

menunjukan bahwa bayi lahir cukup bulan. Bayi diberikan injeksi

Vitamin K pada saat segera setelah bayi baru lahir secara IM di

paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dan profilaksis

tetes mata. Setelah 1 jam pemberian Vitamin K bayi diberikan

Imunisasi HB0 (Aswar, S. 2010).

Pada pengamatan selama satu jam pertama bayi baru lahir

sampai pada masa transisi berumur sekitar 14 jam, yang penulis

amati, bayi tampak dalam keadaan yang normal dan tidak

menunjukan perubahan. Pada pemeriksaan bayi 14 jam bayi


192

belum dimandikan. Dan peristaltik segera berfungsi dengan sudah

keluarnya mekoneum pada saat setelah bayi lahir, adanya

mekoneum menunjukan bahwa peristaltic sudah ada. Hal ini

menunjukan bahwa anus mempunyai lubang. Pada asuhan bayi

baru lahir Ny. T berjalan lancar dan tidak ditemukan adanya

kelainan-kelainan selama satu jam pertama sampai periode

transisi. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

Pada kunjungan II dilakukan pada hari ke-6 tali pusat bayi

belum puput dan sudah kering. Keadaan ini normal sesuai dengan

teori bahwa pelepasan tali pusat biasanya terjadi dalam 2 minggu

pertama. sehingga tidak ada kesenjangan teori dan praktek

(Aswar, S. 2010).
193

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny “T” 30 tahun

GVPIVA0 hamil 39 minggu 3 hari di klinik dharma bakti, ranomeeto,

konsel. didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kunjungan yang dilakukan Ny. T selama kehamilan adalah 2 kali

dan sudah memenuhi standar minimal kunjungan kehamilan

selama trimester 3. Asuhan dilakukan di klinik dharma bakti

ranomeeto, konsel. pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 01

maret 2021 usia kehamilan ibu 34 minggu 3 hari, ibu memiliki

keluhan dan sudah teratasi dengan baik. Kunjungan kedua tanggal

22 maret 2021 usia kehamilan 37 minggu 3 hari, kondisi ibu dan

janin dalam keadaan baik, tidak ditemukan komplikasi yang

menyertai.

2. Asuhan persalinan Ny. T dilakukan di Kamar Bersalin Puskesmas

Mekar Kota Kendari. Ibu masuk dan melahirkan pada tanggal 15

April 2021. Lama kala I sampai kala IV sudah sesuai dengan

asuhan persalinan normal. Persalinan berlangsung dengan baik

dimana pada Kala I terjadi selama 9 jam dan termaksud hal yang

fisiologis sesuai dengan teori, Kala II berlangsung selama 20

menit, kala III berlangsung selama 10 menit, dan pemantauan kala


194

IV selama 2 jam. Kondisi ibu baik selama proses persalinan (kala I-

kala IV). Bayi dalam keadaan sehat, plasenta lahir lengkap dan

tidak ada tanda komplikasi..

3. Asuhan nifas pertama Ny. T dilakukan di Kamar Bersalin Klinik

dharma bakti, ranomeeto, konsel. pada tanggal 16 April 2021.

Kunjungan masa nifas kedua dilakukan tanggal 22 MEI 2021 di

rumah ibu (kunjungan rumah). Kondisi ibu baik dan tidak ada

komplikasi yang menyertai.

4. Asuhan bayi baru lahir Ny.T pertama dilakukan bersamaan asuhan

masa nifas yaitu tanggal 16 April 2021 dan asuhan kedua pada

tanggal 22 april 2021 saat kunjungan rumah. Kondisi bayi baik dan

tidak ada komplikasi yang menyertai.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin

maju serta meningkatkan mutu asuhan kebidanan yang diberikan

kepada pasien langsung dalam asuhan kebidanan komprehensif.

2. Institusi pelayanan kesehatan

Diharapkan pada institusi pelayanan kesehatan khususnya

Puskesmas Mekar agar dapat meningkatkan mutu pelayanan

terutama dalam memberikan asuhan kebidanan secara

komprehensif khususnya pada ibu hamil, bersalin dan bayi baru


195

lahir, nifas sesuai dengan wewenang dan standar yang telah

ditetapkan untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia.

3. Bagi masyarakat

Diharapkan untuk masyarakat khususnya ibu hamil

hendaknya dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin dan

sedini mungkin, sehingga dapat mendeteksi dini kelainan

komplikasi pada kehamilan maupun persalinan yang mungkin dapat

terjadi sehingga dapat segera dilaksanakan tindakan.


196

DAFTAR PUSTAKA

Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. 2015. Asuhan Kebidanan


Pada Kehamilan. Bogor: In Media.

Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:


EGC.

Cunningham dan Garry F. 2012. Obstetri Williams Edisi 23. Jakarta: EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. 2018. Profil Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara. 2017.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Kualitas Pelayanan kesehatan Ibu di


Indonesia Tahun 2012. Jakarta : Kemenkes RI

_______.2015.Profil Kesehatan Indonesia.


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf (diunduh
pada tanggal 15 Mei 2020).

Kuswanti I. dan fitria M, 2013. Askeb II Persalinan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.


Jakarta: EGC

Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

_____2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar

Purwoastuti, E. dan Elisabeth, S. W. 2015. Panduan Materi Kesehatan


Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka baru.

Rohani, dkk, 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta:


Salemba Medika.

Romauli, S. 2014. Buku Ajar Askeb I:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika.
197

Saifuddin. 2013. Ilmu Kebidanan. Jilid III. Jakarta : Nusa Pustaka.

_______.2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Saifuddin, AB. 2015. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: EGC.

Sari, E.P dan Kurnia.D.R 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal


care). Jakarta: TIM.

Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba


Medika.

Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan bayi baru lahir.
Yogyakarta: Pustaka baru.

_______.2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga


Berencana. Yogyakarta: Pustaka baru.

Wiknjosastro, Hanifa. 2014. Ilmu Kebidanan. 2014. Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Renika Cipta

WHO. 2017. Maternal Mortality: 2018. http://www.who.int/new-room/fact-


sheet/detail/maternal-mortality) (di unduh pada tanggal 19 Mei
2021).
198

LAMPIRAN
199
200
201

KEMENTERIAN KESEHATAN R I
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl. Jend. A.H. Nasution No. G.14 Anduonohu, Kota Kendari
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail:
poltekkes_kendari@yahoo.com

Kendari 20 Januari
2021
Hal : Pernyataan Persetujuan Sebagai Klien Dalam Laporan Tugas Akhir (LTA)
Mahasiswa Program Diploma DIII Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
Yang terhomat klien,
Saya mahasiwi program studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari. Laporan ini dilakukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir diploma DIII Kebidanan. Saya mengharapkan
kesediaan anda sebagai klien dalam Asuhan Kebidanan yang akan saya lakukan
selama masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Dan Nifas. Informasi yang
anda berikan kepada saya hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu
kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain. Jika anda bersedia
menjadi klien saya, silahkan menandatangani pernyataan persetujuan sebagai klien.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Titin
umur : 30 Tahun
suku : Tolaki/Talaki
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Alamat : Ds. Onewila,Ranowila

Menyatakan bersedia menjadi klien dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir (LTA)
Nama : Jamilah
Nim : P00324018022
Mahasiswa Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari atas keinginan
saya sendiri dan tanpa paksaan dari pihak manapun
202

PRAKTEK MANDIRI BIDAN


Ketut Andriyani, S.ST., M.kes
Desa Langgea , Kec. Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Bidan Pembimbing di PBM Bidan Ketut
Andriyani, S,ST., M.Kes menerangkan bahwa :
Nama : Jamilah
NIM : P00324018022
Jurusan/Program Studi : DIII Kebidanan
Benar telah melakukan Asuhan Kehamilan,Persalinan,Nifas dan Bayi Baru Lahir
PBM Bidan sejak tanggal 08 Maret 2021 – 15 April 2021 sehubungan dengan
penyelesaian Laporan Tugas Akhir yang berjudul :
“MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”T” GVPIVA0
DI PBM BIDAN KETUT ANDRIYANI DALAM WILAYAH KERJA KLINIK
DHARMA BAKTI TAHUN 2021”
Sesuai dengan petunjuk Ketua Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari. Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
203

Anda mungkin juga menyukai