Anda di halaman 1dari 27

BAB l

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,
dimana dengan adanya proses ini akan menyebabkan perubahan pada ibu
tersebut, yang meliputi perubahan fisik, mental, dan sosialnya. Dalam
perubahan-perubahan tersebut tertentunya tak lepas dari adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi nya, yaitu factor fisik, psikologis, lingkungan, sosial,
budaya, serta ekonomi.
Setiap faktor tersebut saling berpengaruh karena mereka saling terkait satu
sama lain dan merupakan suatu hubungan sebab akibat. Sebagai contoh : gizi
merupakan salah satu faktor fisik yang memangaruhi kehamilan. Pengaruh
faktor fisik yang di alami seorang wanita dalam kehamilan seperti keadaan
kesehatannya sepanjang hidupnya serta gizi dan bagaimana gaya hidupnya,
faktor psikologi wanita hamil dapat berasal dari dalam atau luar dirinya seperti
dari pasangan dan keluarga.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya
adalah Apa saja faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan ibu?
C. Tujuan
Tujuan dari hal ini adalah untuk mengetahui faktor fisik yang
mempengaruhi kehamilan ibu.

BAB ll
PEMBAHASAN

Faktor Fisik
A. Status Kesehatan
Selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan secara fisik
seperti uterus akan membesar karena didalam nya telah tumbuh janin, tentu
nya dengan ada perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan berubah pula
karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung perkembangan dari
kehidupan yang baru dan untuk menyiapkan janin hidup diluar kandungan.
Keadaan ini dapat di perberat dengan adanya status yang buruk atau penyakit
yang di derita klien seperti penyakit jantung, asma, dan diabetes. Status
kesehatan dapat di ketahui dengan memeriksakan kehamilannya ke pelayanan
kesehatan terdekat. Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama
kehamilannya, dimana perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap
pertumbuhan janin dalam rahim dan dapat juga dipengaruhi oleh hal-hal yang
berhubungan dengan fisik ibu sebelum dan selama hamil.
1. Faktor Usia
a. Segi negatif kehamilan di usia tua
1) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Hal ini turut memengaruhi
kondisi janin.
2) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia ini
telah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan
dengan usia reproduksi sehat (25-30 tahun)
3) Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan perkemihan dan perkembangan
buah kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya
Inta Uterine Growth Retardation (IUGR) yang berakibat bayi berat
lahir rendah (BBLR).
4) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu.
Jika ibu mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua
(hamil pertama dengan usia lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus
benar-benar diwaspadai.
b. Segi positif hamil di usia tua
2

1) Kepuasan peran sebagai ibu


2) Merasa lebih siap
3) Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
4) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
5) Mampu mengambuil keputusan
6) Karir baik, status ekonomi lebih baik
7) Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
8) Periode menyusui lebih lama
9) Toleransi pada kelahiran lebih besar
2. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi kehamilannya.
Sebagai contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan
adanya kehamilan adalah :
a. Hipertensi
Merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosis hipertensi
dalam kehamilan. Tekanan disatolik menggambarkan resistensi perifer,
sedangkan tekanan sistolik, menggambarkan besaran curah jantung.
Dan dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan
morbiditas ibu bersalin. Atau disebut juga kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada
permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah ini
hanya hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini
ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria,
edema, convulsi, kejang, koma, nyeri kepala, gangguan penglihatan,
hiperrefleksia, penyakit ginjal hipertensif atau gejala-gejala lain. Yang
diklasifikasikan menjadi beberapa hipertensi dalam kehamilan seperti :
hipertensi kronik (malaria serebral, tetanus, epilepsi dalam kehamilan),
pre- eklampsia berat dan ringan, eklampsia, hipertensi kronik dengan
superimposed pre- eklampsia, hipertensi gestasional, hipertensi
esensial ringan dan sedang.
3

b. Penyakit Jantung
Penyakit jantung dapat memperberat kehamilannya karena jantung
yang tidak normal tidak dapat menyesuaikan kerjanya terhadap
perubahan fisiologis seperti hipervolemia serta terdesaknya jantung
dan diafragma karena pembesaran rahim. Oleh karena itu, dapat di
pahami bahwa kehamilan dapat membesar atau memperberat penyakit
jantung bahkan menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).
Pengaruh penyakit jantung pada kehamilan adalah dapat menyebabkan
terjadi nya abortus, prematuritas, dismaturitas, lahir mati, dan IUFD.
c. Diabetes Mellitus
Ibu hamil rawan mengalami kenaikan kadar gula darah yang tidak
pernah di alami sebelum hamil. Gangguan ini juga bisa di alami ibu
hamil yang sebelumnya tidak punya riwayat diabetes. Gejala diabetes
terhadap kehamilan dapat menyebabkan janin mengalami kelainan
kongenital, partus prematurus, hidramnion, preeklamsia, kelainan letak
janinn dan insufisiensi plasenta.
d. Asma
Penyakit asma sering merupakan penyakit keturunan, diagnosis
biasanya mudah di dapat karena ibu tersebut telah sering berobat
kepada dokter atau pengobatan nonmedis. Asma dapat berkurang atau
bertambah dalam kehamilan, kehamilan akan berlangsung tanpa
gangguan kecuali apabila sering kambuh. Jika ibu sering mengalami
sesak nafas, janin akan kekurangan oksigen hingga menghambat
proses tumbuh kembangnya. Oleh karena itulah ibu hamil harus
berupaya agar asmanya tidak kambuh dan apabila kambuh dapat di
berikan obat-obatan atau oksigen setelah berkonsultasi dengan dokter.
e. Penyakit Menular Seksual
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan
menjadi

sangat

rentan

terhadap

penularan

selama

proses

kehamilannya. Virus HIV kemungkina besar akan ditransfer melalui


plasenta ke dalam tubuh bayi.
f. Kehamilan ganda (Multiple)
4

Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu


janin, biasanya kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban
ganda yang harus ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen
dan lain-lain. Biasanya kehamilan multiple mengindikasikan adanya
beberapa penyulit pada proses persalinannya, sehingga persalinan
operatif (sectio caesaria) lebih dipertimbangkan. Dengan demikian
jika dilihat dari segi biaya, proses persalinan dari kehamilan multiple
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kehamilan tunggal
mengingat adanya kemungkinan terjadinya persalinan secara SC.
Selain

itu

risiko

adanya

kematian

dan

cacat

juga

harus

dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat
bayi akan terjadi karena itu harus berkonsentrasi dua kali lipat dari
pada bayi tunggal, namun adanya keunikan-keunikan akan membawa
kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
B. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan.
Banyaknya wanita yang tidak mengetahui manfaat gizi bagi ibu hamil (diet
ibu hamil). Masalah inilah yang menjadi tugas kita sebagai seorang bidan
untuk menerangkannya di setiap kunjungan ibu. Meskipun bukan merupakan
jaminan, dengan mengikuti anjuran diet atau makanan yang terbaik bagi
wanita hamil akan sangat membantu mendapatkan kehamilan yang nyaman,
tidak saja iya akan membantu menghindari atau mengurangi rasa mual di pagi
hari dan gangguan pada pencernaan. Diet ini juga membantu ibu mengurangi
rasa letih, mencegah susah buang air besar dan ambien/hemoroid, mencegah
infeksi pada sistem kemih, anemia, dan kejang pada kaki.
Kebutuhan ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi dibandingkan saat sebelum
hamil dan kebutuhan tersebut semakin bertambah pada saat ibu mempunyai
bayinya. Kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat
diukur berdasarkan kenaikkan berat badannya. Untuk memenuhi kebutuhan
akan nutrisi, maka ibu harus makan makanan yang banyak mengandung gizi
karena makanan tersebut diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta, buah
5

dada, dan kenaikkan metabolisme. Apa bila kekurangan dapat menyebabkan


terjadinya abortus (pada kehamilan trimester l) atau terjadinya partus
prematurus.
Ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum kopi atau pun the karena
kopi dan the mengandung kavein yang dapat meningkatkan denyut jantung
dan tekanan darah, serta dapat menyebabkan iritasi lambung. Kavein bersifat
diuretik sehingga ibu menjadi sering BAK. Keadaan ini mengakibat kurang
nya jumlah mineral penting seperti : kalsium, kalium, dan magnesium dalam
tubuh. Kondisi ini menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit tubuh padahal
keseimbangan elektrolit tubuh berfungsi untuk menjaga kerja jantung dan alatalat tubuh lain dengan baik.
Mual dan muntah sering dialami wanita hamil pada awal-awal kehamilan
yang sering disebut dengan morning sickness. Penyebab dari morning sickness
tidak diketahui dengan jelas meskipun sejumlah pendapat telah dikemukakan
antara lain karena ada perubahan kadar hormon, kadar gula darah yang rendah
(mungkin disebabkan karena polah makan tidak teratur) kelebihan asam
gastric, peristaltik lambat, perubahan uterus, dan factor emosional. Sebenarnya
mual muntah tersebut normalnya terjadi hanya pada kehamilan trimester
pertama.
1. Prinsip Gizi untuk Wanita Hamil
Makanan merupakan salah satu kunci utama untuk mendapatkan
sebuah kehamilan yang sehat. Dengan melakukan cara makan yang sehat,
bukan hanya akan membuat ibu hamil fit dan sehat, tapi juga akan
membantu perkembangan yang sehat bagi bayi dalam kandungannya.
Ingat bahwa perkembangan bayi dalam kandungan sangat tergantung dari
apa yang anda berikan dan lakukan baginya. Dalam masa kehamilan salah
satu bagian yang penting dalam membantu perkembangan janin dalam
kandungan adalah apa yang anda makan dan bagaimana cara makan anda
selama kehamilan itu.
Untuk itu, perlu mempelajari dan mempertahankan tentang prinsipprinsip yang baik selama kehamilan . Beberapa prinsip makan yang baik
selama kehamilan:
a. Ubah Pola makan
Ubahlah cara makan anda meskipun anda sudah merasa makan
dangan baik. Ingat, anda sekarang sedang hamil maka diet makanan
6

anda harus mengikuti diet makan untuk ibu hamil. Pada kehamilan
Anda membutuhkan lebih banyak konsumsi protein ,kalori (untuk
energi),vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk
perkembangan bayi anda juga. Ingat, anda membutuhkan tambahan
300 kalori perhari.
b. Menghindari makanan yang membahayakan
Diantara makanan yang harus dihindari adalah daging dan telur
mentah, keju lunak ,susu yang tidak di pasteurisasi, alkohol, juga
kafein. Untuk lebih lengkapnya mengenai makanan yang harus
dihindari, silahkan baca artikel: Makanan Yang Harus Dihindari
Selama Kehamilan
c. Jangan diet selama kehamilan
Kehamilan bukan masa yang tepat untuk diet karena hanya akan
membahayakan ibu dan bayi diet selama hamil akan menyebabkan
kurang vitamin, mineral

dan lain-lain yang

penting selama

kehamilan. pertambahan berat badan pada kehamilan merupakan salah


satu tanda yang baik pada kehamilan yang sehat. Ibu hamil yang
makan dengan baik akan bertambah berat badannya secara bertahap,
umumnya akan melahirkan bayi yang sehat.
d. Makan dengan Porsi Kecil tapi Sering
Pada trimester pertama biasanya terdapat keluhan mual muntah,
cobalah atasi dengan makan dengan porsi kecil tapi sering, hindari
makanan pedas dan berminyak. Makan dengan porsi yang kecil

tapi

di lakukan beberapa kali dianjurkan setiap empat jam.Ingat, meskipun


anda tidak lapar tapi bayi anda membutuhkan makanan secara teratur.
e. Minum Vitamin Kehamilan Secara Teratur
Makanan yang anda makan adalah sumber vitamin yang paling
baik, tetapi apakah anda yakin diet makanan anda cukup mengandung
vitamin yang dibutuhkan selama kehamilan, yang terutama

zat besi

dan asam folat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi sehat ?
Untuk itu, anda sebaiknya meminum vitamin secara teratur.
f. Minum Air yang Cukup
Usahakan minum air 8 gelas sehari.Karena anda butuh cairan yang
cukup bagi anda dan juga bayi anda. 33% pertambahan berat badan
pada kehamilan adalah cairan. Cairan di butuhkan untuk membangun
sel darah merah bayi untuk sistim sirkulasinya cairan ketuban. Tubuh
7

anda juga perlu air selama kehamilan untuk mengatasi konstipasi dan
mengatur suhu tubuh.
g. Makanan Berserat, Buah-buahan dan Sayuran
Perbanyaklah makan-makanan yang berserat tinggi. Buah-buahan
dan sayuran dapat membantu mengatasi konstipasi anda selama
kehamilan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil
a. Suhu Lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37 derajat
Celsius untuk mempertahankan metabolisme yang optimum. Adanya
perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan, maka mau tidak mau
tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya yaitu
tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil
metabolisme tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan
lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang akan
dilepaskan. (Kristiyanasari, 2010).
Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya,
maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan
hasil metabolisme tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu berarti
lebih besar masukan energi yang diperlukan. (Paath,dkk., 20045 )
b. Status Ekonomi dan Sosial
Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang
wanita dalam memilih makanannya. ( Paath, 2005 ).
Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah
garis kemiskinan ( keluarga prasejahtera ), berguna untuk pemastian
ibu mampu membeli dan memilih bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. ( Arisman, 2009 )
c. Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku
dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998). Wanita yang sedang hamil dan
telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota
keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan
perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur

dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan


perkembangan. (Kristiyanasari, 2010)
d. Usia
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi
yang akan diberikan. Usia akan mempengaruhi kemampuan atau
pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak
balita (Nursalam, 2001).
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu hamil, akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan
untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ
yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan
yang sedang berlangsung. (Kristiyanasari, 2010 ).
Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang
di butuhkan. Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun 5 kali
lebih besar dari mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang
berumur 15-19 tahun menunjukkan angka kematian 2 kali lebi besar.
( Soejoenoes,1992 ). Ini berhubungan dengan status gizi remaja yang
perkembangan fisik dan mentalnya masih membutuhkan energi lebih
banyak ( Paath,dkk. 2005 ).
Masalah yang mempengaruhi reproduksi yang mencakup gizi
untuk menjamin pertumbuhan sempurna salah satunya ialah umur saat
hamil terlalu muda ( kurang 20 tahn ) atau umur terlalu tua ( diatas 35
tahun ). ( Manuaba, dkk., 2009 )
e. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti
dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang
dari individu, kelompok atau masyarakat. ( Notoadmodjo, 2007)
Bagi masyarakat yang berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai
gizi

lebih

banyak

menggunakan

pertimbangan

rasional

dan

pengetahuan tentang nilai gizi makanan atau pertimbangan fisiologik

lebih

menonjol

dibandingkan

dengan

kebutuhan

psikis.

(Paath,dkk.,2005 ).
Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat 11
menyebutkan sebagai berikut : Pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
f. Status Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Status ialah keadaan
kedudukan seseorang. Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat
berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan
sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu
yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus ingat, bahwa gizi yang
dapat ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk
dirinya. (Kristiyanasari, 2010)
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil
dianjurkan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau
makanan yang nebgandung zat besi seperti bayan, hati dan sebagainya.
( Paath, 2005 )
Menurut Reverlly, Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara
lingkungan dengan individu. ( Effendy, Nasrul, 1998 ).
Menurut white tahun 1977, sehat adalah suatu keadaan dimana
seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun
tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan. Sedangkan
menurut UU RI No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan BAB I Pasal I
menyebutkan, kesehatan ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
3. Menu Seimbang untuk Wanita Hamil
Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan
lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,
serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan
meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional.
Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan
selama hamil, antara lain:
10

a. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang


b.
c.
d.
e.
f.

berlebihan, susu berlemak dan makanan yang sudah tidak segar.


Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.
Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.
Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti

sawi, kool, kubis dan lain-lain.


g. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.
h. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.
Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda
dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan
dalam pengaturan menu selama hamil.
Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi dalam sehari, antara lain:
Kelompok Bahan Makanan
Roti, serealia, nasi dan mie
Sayuran
Buah
Susu, yoghurt dan atau keju
Daging, ayam, ikan, telur dan kacang-

Porsi
6 piring/porsi
3 mangkuk
4 potong
2 gelas
3 potong

kacangan
Lemak, minyak
Gula

5 sendok teh
2 sendok makan

Kebutuhan makanan ibu hamil per hari (sumber: Widya Karya Pangan
dan Zat Gizi Indonesia)
Jenis Makanan
Sumber zat tenaga

Jumlah yang Dibutuhkan


10 porsi nasi/pengganti

(karbohidrat)

2 sdm gula

4 sdm minyak goreng


Sumber zat pembangun 7 porsi terdiri dari:
dan mineral

Jenis Zat Gizi


Karbohidrat

Protein, Mineral

2 ptg ikan/daging, @ 50 gr
3 ptg tempe/tahu, @50-75 gr

Sumber zat pengatur

1 porsi kacang hijau/merah


7 porsi terdiri dari :
11

Vitamin dan amineral

4 porsi sayuran berwarna @ 100


gr
3 porsi buah2an @ 100 gr
2-3 gelas

Susu

Karbohidrat, Lemak,
Protein, Vitamin, dan
Mineral

Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil :


Bahan Makanan

Porsi Hidangan

Nasi
Sayuran
Buah

Sehari
5 + 1 porsi
3 mangkuk
4 potong

Jenis Hidangan
Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150
gram) dengan ikan/daging 1 potong
sedang (40 gram), tempe 2 potong
sedang (50 gram), sayur 1 mangkok

Tempe
Daging
Susu
Minyak
Gula

dan buah 1 potong sedang


Makan selingan: susu 1 gelas dan

3 potong
3 potong

buah 1 potong sedang


Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram),

2 gelas
2 gelas
dengan lauk, sayur dan buah sama
2 sendok makan
dengan pagi

Selingan: susu 1 gelas dan buah 1


potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250
gram) dengan lauk, sayur dan buah
sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas
Menu di atas dapat divariasikan dengan bahan makanan penggantinya,
sebagai berikut:
Jenis
1 porsi nasi (100 gram)

Bahan Makanan Pengganti


Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji
sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50
gram), mie basah 2 gelas (200 gram), singkong 1
12

potong besar (210 gram), jagung biji 1 piring


(125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi
1 biji sedang (135 gram)
1 potong sedang ikan (40 gram) 1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok
makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang
ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati
ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55
gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji
bakso sedang (170 gram) dan lainnya
1 mangkuk (100 gram) sayuran Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel,
1 potong buah

labu siam, sawi, terong dan lainnya.


1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang
(50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1
potong besar melon (190 gram), 1 potong besar
semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1
buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas
sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125
gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu
biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang
(110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah
sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram),

2 potong sedang tempe (50


gram)

1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.


Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom
kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau
(20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25
gram), 2 sendok makan kacang merah segar (20
gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram),
1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan

1 gelas susu sapi (20 cc)

lainnya.
4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas
yogurt non fat (120 gram), 1 potong kecil keju

(35 gram), dan lainnya.


Minyak kelapa 1 sendok the (5 avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil
13

gram)

kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut


(15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan

lainnya.
Gula pasir 1 sendok makan (13 1 sendok makan madu (15 gram)
gram)

4. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena tu
kebutuhan energi dan zat gizi lain nya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan,
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan
zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin
tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,
namun yang sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan
beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk
kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama
masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak
kurang lebih 300 kalori setipa hari selama hamil (Nasution, 1988).
Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal,
dan lemak 36.337 kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan
tambahan energi sebanyak 26.244 kkal, yang digunakan untuk mengubah
energi terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa di metabolisir.
Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama
kehamilan adalah 74.537 kkal, dibulatkan menjadi 80.000 kkal. Untuk
memperoleh besaran energi perhari hasil pejumlahan ini dibagi dengan
angka 250 (perkiraan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh
angka 300 kkal.
Kebutuhan energi pada trimester l meningkat secara minimal.
Kemudian sepanjang trimester ll dan lll kebutuhan energi terus meningkat
sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester ll diperlukan
untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama
14

trimester lll energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan


plasenta.
Karena banyak perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO
menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester l,
350 kkal sehari pada trimester ll dan lll. Di Kanada, penambahan untuk
trimester l sebesar 100 kkal dan 300 kkal untuk trimester ll dan lll.
Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi Vl tahun 1998 ditentukan angka 285 kkal perhari selama kehamilan.
Angka ini tentu nya tidak termasuk penambahan akibat perubahan
temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku
bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil.
Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga
meningkat, bahkan mencapai 68 persen dari sebelum hamil. Jumlah
protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan di perkirakan
sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.
Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Vl tahun
1998 menganjurkan penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan.
Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g
(sekitar 12% dari jumlah total kalori) atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida
mature), 1,5 g/kgBB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kgBB/hari (di
bawah 15 tahun).
Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian)
pangan bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur,
susu dan hasil olahan. Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai
biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.
Kenaikkan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan
kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300
mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemi akibat
meningkat nya volume darah adalah 500 mg. selama kehamilan seorang
ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk
keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan Widya
Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998, seorang ibu hamil perluh
tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari. Sedangkan kebutuhan sebelum

15

hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg perhari (umur 20-45


tahun).
Tabel kebutuhan ibu hamil akan zat makanan :
Kebutuhan penambahan
untuk wanita hamil (dari
Zat Gizi

kebutuhan wanita dewasa)

Energi
Protein

Vitamin A

Contoh jenis makanan

285 k kal

Nasi,

12 gram

jagung, tepung, dll


Daging, ikan telur, ayam,

200 RE/u.i

roti,

mie,

ubi,

kacang-kacangan,

tahu,

tempe
Kuning

hati,

telur,

sayuran dan buah hijau


Kalsium

500 mg

dan kuning, kemerahan


Susu, ikan teri, sayuran
hijau,

kacang-kacangan

Vitamin B1

0,2 mg

kering
Biji-bijan,

Vitamin B2

0,2 mg

kacang-kacangan, daging
hati,
telur,
sayuran,

1 mg

kacang
Hati, daging, ikan biji-

Vitamin C

10 mg

bijian, kacang-kacangan
Sayur-sayuran,
buah-

Zat besi

30 mg

buahan
Daging,

Niasin

padi-padian,

hati,

sayuran

hijau, bayam, kangkung,


daun papaya, daun katuk

5. Status Gizi Ibu Hamil


Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa
kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status

16

kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan


janin.
Tambahan asupan gizi pada ibu hamil diperlukan untuk ibu maupun
janinnya. Asupan gizi bagi janin diperlukan untuk pematangan organ janin,
pembentukan plasenta, menambah volume darah dan cairan amnion.
Sedangkan untuk ibu dibuat sebagai cadangan (baik dalam bentuk protein
maupun lemak) untuk keperluan sewaktu melahirkan maupun pada masa
menyusui.
Penilaian status gizi ibu hamil dapat ditentukan dari :
a. Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass index (Index Masa
Tubuh = IMT)
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan
dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan
berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam
kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan
dalam persalinan. Penilaian index masa tubuh diperoleh dengan
memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi
tinggi badan dalam meter kuadrat. Indikator penilaian untuk IMT
adalah sebagai berikut :
Nilai IMT
Kurang dari 20
20-24,9
25-29,9

Kategori
Underweight/dibawah normal
Desirable/normal
Moderate obesity/gemuk/lebih dari
normal

Over 30
b.

Severe obesity/sangat gemuk

Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)


Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita
dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang
dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis

(KEK).
c. Kadar hemoglobin (HB)
Pengukuran kadar Hb dilakukan untuk mengetahui kondisi ibu
apakah menderita anemai gizi.

17

6. Pengaruh Status Gizi Ibu Hamil yang Kurang Terhadap Pertumbuhan


Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
7. Prinsip Diit Ibu Hamil dengan Komplikasi
a. Hyperemesis
1) Tujuan diet
a) Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
b) Secara berangsur memberi makanan berenergi dan zat gizi yg
cukup.
2) Syarat diet
a) Hidrat arang tinggi, rendah lemak
b) Cukup cairan
c) Makanan diberikan dalam bentuk kering, disesuaikan dengan
keadaan penderita
d) Makanan muah cerna, tidak merangsang, diberikan dalam porsi
kecil, tapi sering
e) Menurut keadaan penderita, secara berangsur diberikan
makanan yang memenuhi syarat gizi
3) Macam diet
a) Diet hiperemesis I
Untuk penderita hiperemesis berat. Roti kering, & buahbuahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan, 1-2 jam
sesudahnya.
b) Diet hiperemesis II
Bila

rasa

mual

&

muntah

sudah

Minuman tidak diberikan bersama makanan.


c) Diet hiperemesis II
18

berkurang

Untuk penderita hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan


penderita, minuman boleh diberikan bersama makanan.
b. Pre eklamsi & eklamsi
1) Tujuan Diet
a) Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
b) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
c) Mencegah atau mengurangi tekanan darah normal
d) Mencapai keseimbangan nitrogen
e) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
f) Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau
penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan
2) Syarat Diet
Syarat-syarat diet preeklampsia adalah :
a) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat,
makanan diberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan
kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan energi
tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
b) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi
garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3
kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.
c) Protein tinggi (1 g/kg berat badan).
d) Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh
tunggal

dan

lemak

tidak

jenuh

ganda

5) Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih


tinggi
e) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
f) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan
pasien
g) Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan
dibatasi dan disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin,
muntah, keringat, dan pernafasan.
3) Macam diet dan indikasi pemberian
19

a) Diet preeklampsia I
Diet preeclampsia I diberikan pada pasien preeclampsia
berat. Diet preeklampsia I diberikan sebagai makanan
perpindahan

dari

preeklampsia

atau

kepada

pasien

preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan


berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah
garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
b) Diet preeklampsia II
Diet

preeklampsia

perpindahan

dari

II

diberikan

preeklampsia

sebagai

atau

makanan

kepada

pasien

preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan


berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah
garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
c) Diet preeklampsia III
Diet

preeklampsia

perpindahan

dari

III

diberikan

preeklampsia

II

sebagai

atau

makanan

kepada

pasien

preeklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi


dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus
disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari
1 kg tiap bulan.
c. Konstipasi
Konstipasi : pergerakan feces (kotoran) yang lambat dalam kolon
sehingga feces tertahan dalam kolon melebihi waktu atau sukar
melakukan defekasi (BAB).
Penyebabnya :
1) Tidak dialami oleh semua ibu hamil
2) Kemungkinan hormon2 plasenta mempengaruhi otot saluran cerna
3) Adanya tekanan di usus bagian bawah karena terjadi pembesaran
uterus (rahim)
4) Waktu makan tidak teratur
5) Kurang bergerak
20

6) Makanan kurang memenuhi kebutuhan


7) Kecemasan
8) Makanan kurang serat
9) Kurang cairan, kurang vitamin B komplek
Dietnya :
1) Minum lebih banyak
2) Makan tinggi serat
3) Banyak bergerak
4) Hindari penggunaan perangsang defekasi
d. Diabetes Melitus
1) Tujuan diet
a) Memperbaiki keadaan umum
b) Memperhankan BB normal
c) Mempertahankan kadar glukosa darah sekitar normal
2) Pengaruh DM
a) Selama hamil : abortus & prematur, preeklampsi, kesakitan
janin karena hipoglikemi, kelainan letak janin.
b) Dalam persalinan : distosia bahu, bayi besar, kelahiran mati,
mudah terjadi infeksi, melahirkan dengan tindakan berlebihan.
3) Prinsip diet DM
a) Tepat jumlah kalori yang diberikan
b) Tepat jadwal/waktu makan
c) Tepat jenis makanan
d) Jenis makanan yang dihindari : gula, sirop, cace, dodol, dll
(semua yang mengandung gula)
e) Jenis bahan yang dibatasi : bahan makanan sumber karbohidrat.
f) Kenaikan BB selama kehamilan : 10-11 kg
g) Bila gemuk, tapi taksiran berat janin terlalu kecil untuk umur
kehamilan maka kalori ditambah
h) Bila taksiran berat janin terlalu besar, meskipun ibunya kurus
maka kalori dikurangi.
e. Anemia
21

Ibu mempunyai cadangan FE tidak mencukupi untuk masa hamil


karena bertambahnya volume darah & adanya kebutuhan janin.
FE berfungsi untuk mencegah anemia. Efek sampingnya : BAB
warna hitam atau abu-abu dan terjadi mual, konstipasi, atau diare.
Dietnya :
1) Makan bahan makanan sumber FE : hati, daging, kuning telur,
udang, serealia, kacang-kacangan & sayuran hijau.
2) Bila sumber FE dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi
vitamin C.
3) Penggunaan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan
4) FE diinum kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan
cukup cairan atau jus jeruk.
5) Hindari minum FE dengan susu.
f. Obesitas
Adapun untuk memperkecil risiko obesitas, usaha diet untuk
pengurangan berat badan dapat ditempuh. Diet ketat yang ada pun
bukan sembarang diet. Bukan berarti pengurangan porsi makan secara
drastis. Namun penekanan makna diet kesehatan disini adalah
menggantikan asupan nutrisi yang biasa dikonsumsi menjadi lebih
berkualitas dalam aspek gizi.
Diet rendah karbohidrat (carbo diet) lebih efektif untuk
mengurangi berat badan. Perlu disiplin ketat dalam menjalaninya.
Dalam sebuah studi yang dilakukan, responden diberikan penerapan
diet rendah karbohidrat selama 12 minggu, hasilnya, sebagian besar
para responden berhasil menurunkan berat tubuhnya sebanyak 4,9 kg.
Dibandingkan dengan responden yang diberikan program diet rendah
lemak, mereka hanya berhasil menurunkan 2,5 kg.
8. Masalah-Masalah Gizi dalam Kehamilan
a. Anemia pada Ibu Hamil
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb
berada di bawah normal. Di Indonesia Anemia umumnya disebabkan
22

oleh kekurangan Zat Besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah


Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu
gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit
besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar
hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi
dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus,
cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia
berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan
bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih
besar.
b. Abortus
Keguguran adalah kehilangan kandungan pada saat janin berusia di
bawah 20 minggu. (Bila lebih maka dikatakan sebagai kelahiran
prematur). Sekitar satu dari enam kehamilan berakhir dengan
keguguran, sebagian besar terjadi sebelum minggu ke-16 kehamilan.
Satu dari 200 wanita mengalami keguguran berulang, bahkan lebih
dari tiga kali berturut-turut.
Keguguran dapat menjadi musibah yang menyedihkan, terutama
bagi pasangan yang sedang mendambakan anak. Namun, pada
umumnya wanita bisa kembali hidup normal pasca keguguran. Asalkan
terjadi dengan sempurna, keguguran tidak membahayakan. Calon ibu
dapat kembali hamil setelah melewati satu periode menstruasi.
c. Resiko BBLR pada Ibu Hamil
Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5
cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan
23

melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang,
gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk
mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia
subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA
tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang
dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak
beresiko melahirkan BBLR.
Hasil penelitian Edwi Saraswati, dkk. di Jawa Barat (1998)
menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm belum merupakan
resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resiko relatifnya cukup
tinggi. Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm
mempunyai resiko 2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan
dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23 cm.
Sebagaimana disebutkan di atas, berat bayi yang dilahirkan dapat
dipengaruhi oleh status gizi ibu baik sebelum hamil maupun saat
hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam
pencapaian

gizi

ibu

saat

hamil.

Penelitian

Rosmeri

(2000)

menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai


pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status
gizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
status gizi baik (normal).
C. Gaya Hidup
Cara hidup yang serbah sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak
dijalani oleh para wanita pada masa kini dapat memperbesar kemungkinan
bahkan kadang-kadang langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan
yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari, keletihan, sakit punggung, dan
gangguan pencernaan.
1. Substance abuse (konsumsi alkohol)

24

Pada hakikatnya semua wanita mengetahui akibat dari minum alkohol,


resiko dari minum alkohol yang terus-menerus tentunya juga berhubungan
dengan dosis yang akan menyebabkan berbagai masalah yang serius,
seperti meningkatkan resiko keguguran, lahir premature, berat lahir yang
rendah, komplikasi selama masa persiapan kelahiran, persalinan, dan fatel
alkohol effect (FAE). Di amerika serikat, penggunaan alkohol selama
kehamilan merupakan penyebab terbesar dari keterbelakangan mental dan
cacat lahir. Makin cepat seorang peminum menghentikan kebiasaannya
selama kehamilan akan lebih kecil resiko nya pada bayi.
2. Merokok
Terdapat bukti kuat bahwa ibu hamil yang merokok dapat langsung
mempengaruhi dan merusak perkembangan janin dalam lahir seperti
BBLR, apneu, dan kemungkinan meninggal karena sudden infant death
syndrome (SIDS) atau kematian diranjang bayi (crib death) asap rokok
dapat menyebabkan suplai oksigen dari nutrisi kepada janin melalui
plasenta berkurang.
3. Hamil Diluar Nikah/Kehamilan Tidak Diharapkan
Hamil yang tidak diharapkan adalah kehamilan karena suatu sebab,
maka keberadaan nya tidak diinginkan oleh salah satu pihak atau
keduanya. Najman etal (1991) menemukan bahwa kecemasan postpartum
dan depresi lebih banyak terjadi pada kehamilan yang tidak direncanakan
atau tidak diharapkan. Ryan dan dunn (1988) melakukan penelitian tentang
bagaimanakah penyelesaian terhadap kehamilan diluar nikah.
Penelitian dilakukan terhadap beberapa sampel mahasiswa. Secara
garis besar hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Adanya pernikahan
b. Melakukan aborsi
c. Diadopsi orang lain
d. Menjadi single parent
e. Dirawat oleh orang tua wanita tersebut
Kerugian dari kehamilan yang tidak diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Tidak mengurus atau merawat kehamilannya dengan baik.
b. Tidak tulus merawat bayinya sehingga masa depan anak bisa terlantar.
c. Abortus

25

Tindakan abortus yang tidak bertanggung jawab akan menyebabkan


hal-hal berikut ini :
a. Kematian ibu hamil
b. Perdarahan
c. Infeksi
d. Perasaan bersalah menghantui pelaku abortus sepanjang hidupnya
sehingga dapat mengakibatkan gangguan jiwa.
e. Perbuatan abortus tanpa alasan yang dapat diterima adalah perbuatan
dosa besar sama dengan membunuh manusia.

BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan secara fisik
seperti uterus akan membesar karena didalam nya telah tumbuh janin, tentu
nya dengan ada perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan berubah pula
karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung perkembangan dari
kehidupan yang baru dan untuk menyiapkan janin hidup diluar kandungan.
Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan.
Banyaknya wanita yang tidak mengetahui manfaat gizi bagi ibu hamil (diet
ibu hamil). Masalah inilah yang menjadi tugas kita sebagai seorang bidan
untuk menerangkannya di setiap kunjungan ibu.
Cara hidup yang serbah sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak
dijalani oleh para wanita pada masa kini dapat memperbesar kemungkinan
bahkan kadang-kadang langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan
yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari, keletihan, sakit punggung, dan
gangguan pencernaan.
B. Saran
Sebagai seorang tenaga medis khususnya bidan harus mampu membentuk
suatu manajemen yang baik agar permasalahan permasalahan kesehatan
26

pada pasien yang terkhusus pada ibu hamil dapat diatasi dengan baik.
Sehingga menciptakan kenyamanan dan memberikan kesejahteraan bagi
pasien atau klien. Dengan menerapkan tindakan-tindakan yang seharusnya
dilakukan bagi klien khususnya ibu hamil dengan melihat lebih luas arti dan
maksud dari faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, seperti yang
dibahas dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Sukarni, Icesmi.2013.Kehamilan Persalinan dan Nifas.Yogyakarta:Nuha Medika.
Diah. 2012. Faktor Fisik dan Psikologis yang Mempengaruhi Kehamilan.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/11/faktor-fisik-dan-psikologisyang.html#ixzz3q8rmwmzS (diakses 31 Oktober 2015 pukul 19 : 24 WITA).
Aprillyta,

Riezch.

2012.

Prinsip

Gizi

untuk

Wanita

Hamil.

http://

riezchyaprillyta.blogspot.co.id/p/prinsip-prinsip-gizi-untuk-wanita-hamil.
html (diakses 31 Oktober 2015 pukul 19:24 WITA).
Aprillyta, Riezch. 2012.http://riezchyaprillyta.blogspot.co.id/p/menu-siembangumtuk-wanita-hamil.html(diakses 31 Oktober 2015 pukul 19:24 WITA).
Aprillyta, Riezch. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil.
http://riezchyaprillyta.blogspot.co.id/p/faktor-faktor-yang-mempe-ngaruhistatus.html(diakses 31 Oktober 2015 pukul 19:24 WITA)
Handayani, Lutfi. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan.
http://fielutfihandayani.blogspot.co.id/ (diakses 31 Oktober 2015 pukul
19:24 WITA)
Nursalamah,

Siti.2011.Gizi

dalam

Kespro.

http://cityyhuse.blogspot.co.id/

(diakses 31 Oktober 2015 pukul 22 :12 WITA)

27

Anda mungkin juga menyukai