Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, banyak jenis penyakit yang menyerang
manusia, khususnya pada wanita selama daur kehidupannya mulai dari pada
bayi, balita, anak-anak, remaja, WUS, klimakterium serta menopause.
Khususnya pada wanita usia subur banyak sekali berbagai jenis penyakit
serta gangguan-gangguan pada organ reproduksi salah satunya adalah
Penyakit Radang Panggul atau Pelvic Inflamatory Diseases (PID). Pelvic
Inflamatory Diseases merupakan suatu kumpulan radang pada saluran genital
bagian atas oleh berbagai organisme, yang dapat menyerang endometrium,
tuba fallopi, ovarium, miometrium, dan parametrium.
Oleh karena itu diharapkan mahasiswa mampu memahami apa itu
peradangan pada alat genitalia wanita. Terkhususnya sesuai dengan
pembahasan kami yaitu mengenai endometritis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan endometritis ?
2. Apa etiologi dari endometritis ?
3. Apa patofisiologi dari endometritis ?
4. Apa gejala klinis dari endometritis ?
5. Bagaimana cara bidan dalam menangani endometritis ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang endometritis
2. Untuk mengetahui tentang etiologi dari endometritis
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari endometritis
4. Untuk mengetahui gejala klinis dari endometritis
5. Untuk mengetahui cara bidan dalam menangani endometritis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu
lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.

Terdapat berbagai tipe endometritis, yaitu endometritis post partum (radang


dinding rahim sesudah melahirkan), endometritis sinsitial (peradangan
dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel sintitial dan trofoblas yang
banyak), serta endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim
endometrium dan tuba fallopi, biasanya akibat Mycobacterium tuberculosis).

Endometritis dapat diklasifikasikan menjadi dua, antara lain :


1.

Endometritis Akut
Pada Endometritis akut endometrium mengalami edema dan
hiperemi. Endometritis ini biasanya terjadi sesudah melahirkan atau
abortus (terutama abortus provokatus), yang dapat meluas sampai ke
miometrium, dan berakhir sampai sepsis puerperalis.
Abortus yang dilakukan tanpa alasan yang layak dengan cara
memasukkan berbagai macam alat yang jauh dari standar steril, maka
akan membawa kuman masuk ke dalam cavum uteri. Endometritis akut
ditandai

oleh

kehadiran

microabscesses

atau

neutrofil

dalam

endometrium kelenjar. Endometritis akut dicirikan dengan adanya


infeksi. Agen penyebab yang paling utama adalah staphylococcus aureus
dan strepthococcuss.
Gejala klinis umumnya adalah demam tinggi dan lochea berbau,
lochea lama berdarah kemungkinan menjadi metrorhagia, jika terjadi
radang tidak menjalar ke perimetrium atau perimetrium tidak nyeri.
2.

Endometritis Kronis
Radang ini jarang dijumpai. Endometritis kronik ditandai oleh
adanya sel-sel plasma pada stroma. Penyebab yang paling umum adalah
Penyakit Radang Panggul (PID), TBC, dan klamidia. Pasien yang
menderita endometritis kronis sebelumnya mereka telah memiliki riwayat

kanker leher rahim atau kanker endometrium. Gejala endometritis kronis


berupa noda darah yang kotor dan keluhan sakit perut bagian bawah,
leukorea serta kelainan haid seperti menorhagia dan metrorhagia.
B. Etiologi
Menurut Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi
pada wanita adalah :
1. Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.
2. Pecahnya ketuban berlangsung lama.
3. Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya
4.
5.
6.
7.
8.

ketuban.
Teknik aseptik tidak dipatuhi.
Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).
Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
Kelahiran secara bedah.
Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
Dan endometritis dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti

Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus.


Diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium
pyogenes, Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum. Organisme
penyebab biasanya mencapai vagina pada saat perkawinan, kelahiran,
sesudah melahirkan atau melalui sirkulasi darah.
Selain itu, terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan endometritis,
yaitu :
1. Aborsi
2. Kelahiran kembar
3. Kerusakan jalan lahir pasca persalinan
4. Retensio plasenta yang mengakibatkan involusi uterus pada periode
pasca melahirkan menurun
5. Seksio sesarea

C. Patofisiologi
Kuman-kuman masuk endometrium, biasanya pada luka bekas insersio
plasenta, dan waktu singkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada
infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada
endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi

nekrosis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah
sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosit-leukosit. Pada infeksi yang lebih
berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
D. Gejala Klinis
Gambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan virulensi
kuman, daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. Gejala klinis
endometritis yaitu :
1. Demam
2. Nyeri abdomen bagian bawah
3. Mengeluarkan keputihan (leukorea) yang berbau dan purulen
4. Perdarahan pervaginam
5. Dapat terjadi penyebaran sehingga menyebabkan miometritis,
parametritis, salpingitis, ooforitis, dan pembentukan penahanan sehingga
terjadi abses
E. Penatalaksanaan
Jika ditemukan pasien dengan gejala klinis yang mengarah ke
endometritis, dapat dilakukan pemeriksaan yang bertujuan untuk menegakkan
diagnosisnya, antara lain pemeriksaan vaginal dengan menggunakan
vaginoskop dengan melihat adanya lendir, lubang leher rahim (serviks) agak
terbuka dan kemerahan di daerah vagina dan leher rahim. Pada palpasi per
rektal akan teraba dinding rahim agak kaku dan di dalam rahim ada, tetapi
tidak dirasakan sebagai fluktuasi (tergantung derajat infeksi). Kemudian agar
infeksi endometritis tidak makin menjadi sepsis atau pelveperitonitis, maka
lakukan konsultasi dan rujuk penderita untuk mendapatkan pelayanan medis
selanjutnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium
2. Endometritis dapat disebabkan oleh mikroorganisme. Selain itu, terdapat
3.

banyak faktor juga yang berkaitan dengan terjadinya endometritis.


Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas
pada endometrium. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium

4.

dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.


Gambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan virulensi

5.

kuman, daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir.
Jika ditemukan pasien dengan gejala klinis yang mengarah ke
endometritis, dapat dilakukan pemeriksaan yang bertujuan untuk
menegakkan diagnosisnya, antara lain pemeriksaan vaginal dan palpasi
per rektal.

B. Saran
Diharapkan para pembaca lebih memahami dan mendalami isi makalah
yang telah tertera di dalam makalah tersebut agar bisa diterapkan di
lingkungan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Nasar, I Made.,dkk.2010.Buku Ajar Patologi II (Khusus) Edisi ke-1.


Jakarta:Sagung Seto.
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kandungan.Jakarta:YBP-SP.
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta:EGC.
Wikipedia.2014.Endometritis. https://id.wikipedia.org/wiki/Endometritis
(diakses tanggal 31 Maret 2016).
Sortania, Winda.2013.Endometritis baru.
https://id.scribd.com/doc/139960330/ENDOMETRITIS-baru (diakses
tanggal 31 Maret 2016).

Anda mungkin juga menyukai