Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penyakit kelamin adalah penyakit yang cara penularannya melalui
hubungan kelamin. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut, tidak semata-mata
pada alat kelamin saja, tetapi pada terjadi di berbagai tempat diluar kelamin.
Dulu penyakit ini dikenal dengan nama venereal diseases dalam arti
penyakit Dewi Cinta menurut versi Yunani. Yang tergolong penyakit ini adalah
sifilis, gonore, ulkus mola, limfogranuloma vebereum, granuloma inguinale.
Dalam penelitian lebih lanjut dijumpai bahwa makin bertambah penyakit
yang timbul akibat hubungan seksual sehingga nama penyakit kelamin
(venereal diseases) berubah menjadi sexually transmitted diseases (STD) yang
dalam bahasa Indonesia menjadi penyakit hubungan seksual (PHS). Dari sudut
epedimiologi ternyata penyakit hubungan seksual berkembang sangat cepat
berkaitan

dengan

pertambahan

dan

terjadinya

migrasi

penduduk,

bertambahnya kemakmuran, serta terjadi perubahan perilaku seksual yang


semakin bebas tanpa batas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sexually transmitted diseases (STD) ?
2. Apa saja penyebab penyakit menular seksual ?
3. Bagaimana gejala dari penyakit menular seksual ?
4. Bagaimana penanganan dari penyakit menular seksual ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan STD
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab penyakit menular seksual
3. Untuk mengetahui apa saja gejala dari penyakit menular seksual
4. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganannya dari penyakit menular
seksual
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sexually Transmitted Diseases (STD)

Penyakit kelamin adalah penyakit yang cara penularannya melalui


hubungan kelamin. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut, tidak semata-mata
pada alat kelamin saja, tetapi pada terjadi di berbagai tempat diluar kelamin.
Dulu penyakit ini dikenal dengan nama venereal diseases dalam arti
penyakit Dewi Cinta menurut versi Yunani. Yang tergolong penyakit ini adalah
sifilis, gonore, limfogranuloma vebereum, dsb.
Dalam penelitian lebih lanjut dijumpai bahwa makin bertambah penyakit
yang timbul akibat hubungan seksual sehingga nama penyakit kelamin
(venereal diseases) berubah menjadi sexually transmitted diseases (STD) yang
dalam bahasa Indonesia menjadi penyakit hubungan seksual (PHS). Dari sudut
epedimiologi ternyata penyakit hubungan seksual berkembang sangat cepat
berkaitan

dengan

pertambahan

dan

terjadinya

migrasi

penduduk,

bertambahnya kemakmuran, serta terjadi perubahan perilaku seksual yang


semakin bebas tanpa batas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran menyebabkan
diketahuinya bakteri, protozoa, jamur, virus, dan antrhopoda sebagai penyebab
penyakit hubungan seksual.
2.2 Infeksi Bakteri
1. Gonore
a) Definisi
Gonore atau raja singa adalah penyakit kelamin yang ditularkan
melalui

hubungan

seksual,

disebabkan oleh kuman Neisseria


gonorrhoeae. Penyakit ini tersebar
luas di seluruh dunia, lebih luas dari
pada penyebaran sifilis.
b) Tanda Gejala
Pada gonore genital penderita
mengeluh sakit jika kencing atau terjadi kencing nanah. Pada gonore
oral akibat sex oral, penderita mengalami nyeri telan.
c) Perjalanan Penyakit
Penularan gonore melalui hubungan seksual

merupakan

penyebaran utama penyakit ini. Penyebarannya sukar dihentikan


karena banyak strain kuman gonore telah kebal terhadap banyak
antibiotika yang digunakan sebelumnya. Karier gonore yang

meningkat jumlahnya menyebabkan pemberantasan dan pencegahan


penyakit kelamin ini sukar dilakukan.
d) Pengobatan
Terhadap kuman gonore yang masih peka dapat diobati dengan
berbagai jenis antibiotika yang diberikan sebagai dosis tunggal.
Meliputi penisilin, kuinolon, sefalosporin, dan aminoglikosid.
e) Pencegahan
Untuk mencegah penularan pada orang lain atau terinfeksi
kembali, penderita dan pasangan sebaiknya tidak berhubungan seks
hingga perawatan benar-benar tuntas dan pemeriksaan ulang telah
terbukti negatif.
Penderita bisa terkena penyakit gonore kembali jika tidak
melakukan hubungan seks yang sehat dan aman di kemudian hari.
Cara terbaik untuk mencegah infeksi menular seksual adalah dengan
tidak berganti-ganti pasangan, tidak melakukan hubungan seksual di
luar nikah, dan gunakan kondom jika melakukan hubungan seks.
2. Sifilis
a) Definisi
Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri
yang bernama Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi
menular seksual (IMS).
b) Tanda Gejala
Gejala pertama sifilis muncul sekitar 3 minggu setelah bakteri
memasuki tubuh. Infeksi sifilis terbagi menjadi empat tahapan utama,
antara lain :
1) Sifilis primer : Penderita sifilis mengalami gejala yang dimulai
dengan lesi atau luka pada alat kelamin atau di dalam dan sekitar di
mulut. Luka yang terjadi berbentuk seperti gigitan serangga tapi
tidak menimbulkan rasa sakit. Pada tahap ini, jika orang yang
terinfeksi berhubungan seksual dengan orang lain, penularan
sangat mudah terjadi. Luka ini bertahan selama 1-2 bulan. Pada
akhirnya, lesi ini akan sembuh tanpa meninggalkan bekas.
2) Sifilis sekunder : Penderita sifilis sekunder akan mengalami ruam
merah seukuran koin kecil dan biasanya ruam ini muncul pada
telapak tangan dan telapak kaki. Gejala lain yang mungkin muncul

adalah demam, turunnya nafsu makan, radang tenggorokan dan


kutil kelamin. Fase ini bisa bertahan selama satu hingga tiga bulan.
3) Sifilis laten : Setelah fase sifilis sekunder, sifilis seakan-akan
menghilang dan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Masa laten
ini bisa bertahan sekitar dua tahun sebelum kemudian lanjut ke
masa yang paling berbahaya dalam infeksi sifilis yaitu sifilis
tersier.
4) Sifilis tersier : Jika infeksi tidak terobati, sifilis akan berkembang
ke tahapan akhir, yaitu sifilis tersier. Pada tahap ini, infeksi bisa
memberi efek yang serius pada tubuh. Beberapa akibat dari infeksi
pada tahapan ini adalah kelumpuhan, kebutaan, demensia, masalah
pendengaran, impotensi, dan bahkan kematian jika tetap tidak
ditangani. Sifilis paling mudah menular pada fase sifilis primer dan
sekunder. Jika Anda merasa terinfeksi sifilis, segera periksakan diri
ke dokter atau klinik spesialis penyakit kelamin untuk memastikan
diagnosis terhadap sifilis. Makin cepat sifilis diobati, maka makin
kecil kemungkinan sifilis berkembang menjadi penyakit yang
serius.
c) Perjalanan Penyakit
Penyebaran infeksi ini paling umum adalah melalui hubungan
seksual dengan orang yang terinfeksi. Selain
melalui hubungan intim, bakteri penyebab
sifilis juga bisa menyebar melalui pajanan
cairan tubuh penderitanya misalnya melalui
darah.
Pada umumnya kontak langsung terjadi
melalui hubungan seksual. Hubungan seksual ini bisa berbentuk seks
vagina, anal, maupun oral. Selain itu, berbagi jarum juga bisa
menularkan infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba suntik
maupun pada penyuka seni merajah tubuh misalnya tato dan menindik
telinga. Penularan sifilis bisa juga terjadi dari wanita yang hamil
kepada bayi yang dikandungnya. Kondisi ini dikenal sebagai
kongenital sifilis. Kematian bayi di dalam kandungan bisa terjadi
karena infeksi ini.

d) Pengobatan
Pengobatan sifilis sangat mudah dilakukan dengan memakai
antibiotik. Biasanya dengan menggunakan suntikan penisilin. Jika
tidak diobati, sifilis bisa menjadi penyakit yang berbahaya dan bisa
berujung kepada kematian.
Penderita yang sedang ditangani untuk sifilis harus menghindari
hubungan seksual hingga infeksi pada dirinya hilang. Pasangan seksual
dari penderita sifilis harus diuji dan ada kemungkinan besar juga perlu
diobati.
e) Pencegahan
Untuk mencegah penyebaran sifilis, semua penderita dan
pasangannya harus segera diubah dengan tuntas. Higiene seksual,
penggunaan kondom dan terapi pencegahan pasca hubungan seksual
tidak bisa menangkal penularan sifilis.

3. Limfogranuloma venereum
a) Definisi
Limfogranuloma venereum adalah penyakit anorektal (anus atau
rectum). Limfogranuloma venereum
(LGV) termasuk kelompok penyakit
kelamin

menular

(Sexually

Transmitted Disease , STD) yang


tersebar luas di seluruh dunia.
Penyakit

ini

disebabkan

oleh

Chlamyidia trachomatis yang menyerang organ reproduksi laki-laki


maupun perempuan.
b) Tanda Gejala
Sesudah masa inkubasi 3-30 hari, tanda awal LGV gejala pertama
yaitu infeksi atau primer ditandai dengan iritasi atau ulkus di tempat
masuknya kuman, berukuran kecil yang terdapat di alat genital atau di
daerah rektal terjadi dalam 3 12 hari setelah infeksi limfogranuloma
venereum (lgv), lesi sembuh dengan sendiri dalam beberapa hari. 2 6
minggu kemudian, tahap sekunder infeksi ditandai dengan penyebaran
infeksi limfogranuloma venereum (lgv) ke kelenjar getah bening akan

menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan


dan tender, perdarahan, nyeri atau keluarnya eksudat dari ulkus. Lesi
genital LGV sukar dibedakan dari ulkus yang terjadi pada sifilis,
herpesgenital atau chancroid.
Jika tidak diobati, LGV akan mengalami kompilkasi, misalnya
pembesaran dan ulserasi genital eksternal dan obstruksi limfatik yang
menimbulkan elephantiasis labia berhubungan dengan ulserasi vulva
dan rectum (genito-anorectal syndrome). Pada penderita laki-laki dapat
terjadi elephantiasis pada penis dan skroyum, dan striktura serta fistula
yang menimbulkan non-gonococcal urethritis.
c) Perjalanan Penyakit
LGV ditularkan dari orang ke orang secara kontak langsung
dengan lesi, ulkus atau daerah yang terdapat bakteri ini. Karena itu
penularan organisme ini terjadi melalui hubungan seksual (vaginal,
oral, maupun anal) dan juga terjadi melalui kontak kulit dengan kulit.
d) Pengobatan
LGV dapat diobati dengan doksisiklin selama 21 hari, eritromisin
atau azitromisin. Doksisiklin tidak boleh diberikan pada perempuan
hamil atau ibu yang menyusui anaknya. Pemberian doksisiklin,
eritromisin atau tetrasiklin per-oral (melalui mulut).
Tindakan pembedahan dapat dilakukan jika penderita sedang
mendapatkan

pengobatan

dengan

antibiotik,

misalnya

untuk

mengeluarkan nanah abses dengan aspirasi, eksisi striktura rectum,


vulvektomi jika terjadi elephantiasis genital.
e) Pencegahan
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini
adalah abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual dengan mitra
seksual yang diketahui menderita penyakit ini). Untuk mengurangi
resiko tertular oleh penyakit ini, sebaiknya menjalani perilaku seksual
yang aman (tidak berganti-ganti pasangan seksual atau menggunakan
kondom). Kondom digunakan sejak awal sampai akhir aktivitas
seksual.
2.3 Infeksi Protozoa
Trikomoniasis Vaginalis
a) Definisi

Trikomoniasis

yang

disebabkan

Trichomonas vaginalis penyebarannya luas


di seluruh dunia (kosmopolit) terutama
banyak dijumpai pada wanita, namun dapat
juga diderita orang laki-laki. Parasit ini
dapat ditemukan pada alat genetalia maupun
saluran kencing wanita dan laki-laki yang
menderita trikomoniasis.
b) Tanda Gejala
Trikomoniasis pada penderita perempuan dapat dijumpai dalam bentuk
vaginitis, uretritis, vulvitis, dan servisitis. Pada pria, infeksi dapat terjadi
pada prostat, vesikel seminal, dan uretra. Derajat infeksi trikomoniasis
umumnya ringan, berupa pelunakan, keradangan dan erosi permukaan
selaput lendir, yang tertutup cairan berwarna kuning dan berbuih.
Pada perempuan gejala klinis berupa terbentuknya cairan vagina
(Flour albus), gatal dan panas di dalam vagina dan daerah sekitarnya.
Pada penderita pria, keluhan sangat sedikit, dan hanya 10% yang
mengalami gejala klinis berupa keluarnya cairan putih dari uretra.
c) Perjalanan Penyakit
Penularan parasit ini terjadi melalui kontak langsung, misalnya
persetubuhan, atau melalui kontak tidak langsung, misalnya karena
menggunakan bersama handuk, alat-alat toilet atau barang lainnya.
penularan pada bayi dari ibu jalur lahir dapat terjadi pada waktu proses
persalinan.
d) Pengobatan
Metronidazol,

tinidazol,

seknidazol,

nimorazol,

dan

ornidazol

merupakan obat anti trikomoniasis yang diberikan sebagai dosis tunggal


dengan hasil yang memuaskan. Cara pemberian dan dosis obat-obat
tersebut adalah sebagai berikut.
Mengobati penderita dengan baik, menjaga kebersihan pribadi, dan
tidak memakai bersama alat-alat toilet, dapat mencegah penularan parasit.
e) Pencegahan
Karena trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual, cara
terbaik menghindarinya adalah tidak melakukan hubungan seks secara
vaginal dengan orang yang terinfeksi yang merupakan satu-satunya cara

pencegahan 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis. Kondom dan


berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi
tidak menghilangkan resiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan
seks. Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan
orang lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini.
2.4 Infeksi Jamur
Kandidiasis
a) Definisi
Kandidiasis vulvovagina disebabkan oleh Candida albicans. Penyebab
umum thrush termasuk kehamilan, haid,
pil, diabetes, penggunaan steroid atau
antibiotik. Setelah menopause ada risiko
tinggi infeksi candida. Orang-orang dengan
kekebalan lemah juga rentan terhadap
Kandidiasis vagina. Infeksi Candida mungkin juga terjadi dari orang ke
orang melalui hubungan seksual yang tidak dilindungi.
b) Tanda Gejala
Candidiasis pada vagina menyebabkan iritasi vagina atau vaginitis,
kemerahan dan peradangan disekitar vagina, rasa gatal, keluarnya cairan
putih yang berlebihan, sakit saat buang air seni serta bau menyengat pada
vagina.
c) Perjalanan Penyakit
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel
vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada Calbicans daripada
spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim
proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel
penjamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga
mengeluarkan

mikotoksin

diantaranya

gliotoksin

yang

mampu

menghambat aktivitas fagositosis dan menekan sistem imun. Terbentuknya


kolonisasi Candida sp. memudahkan proses invasi tersebut berlangsung
sehingga menimbulkan gejala pada penjamu.
d) Pengobatan
Candidiasis yang terjadi pada vagina dan menyebabkan infeksi dapat
diobati dengan obat antifungal seperti butoconazole, clotrimazole,
miconazole, Nistatin, tioconazole dan terconazole.

e) Pencegahan
Penggunaan kondom selama hubungan seksual bisa mencegah
sebagian besar infeksi menular seksual vagina. Anak-anak harus diajarkan
bagaimana cara benar membersihkan daerah genital saat memandikan atau
mandi. Tepat menyeka setelah menggunakan toilet juga akan membantu
(anak harus selalu menyeka dari depan ke belakang untuk menghindari
memperkenalkan bakteri dari anus ke vagina). tangan harus dicuci bersih
sebelum dan setelah menggunakan kamar mandi.
2.5 Infeksi Virus
1. Herpes Simplex Virus
a) Definisi
Herpes Simplex adalah infeksi pada alat kelamin yang bisa
menulari
Penyakit

pria
ini

dan
salah

wanita.
satu

dari

Infeksi Menular Seksual atau IMS


karena
melalui

umumnya
hubungan

ditularkan
seksual

(vagina, anal, dan oral).


b) Tanda Gejala
1) Luka yang terbuka dan terlihat
merah tanpa sensasi rasa sakit, gatal, atau geli.
2) Sensasi rasa sakit, gatal, atau geli di sekitar daerah genital atau
daerah anal.
3) Luka melepuh yang kemudian pecah dan terbuka di sekitar genital,
rektum, paha, dan bokong.
4) Merasakan sakit saat membuang air kecil.
5) Sakit punggung bawah.
6) Mengalami gejala-gejala flu seperti demam, kehilangan nafsu
makan, dan kelelahan.
7) Luka terbuka atau melepuh pada leher rahim.
8) Adanya cairan yang keluar dari vagina.
c) Perjalanan Penyakit
Infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus herpes simpleks atau
sering disebut sebagai HSV. Ketika aktif, virus ini akan berkembang
dan bergerak di antara sel-sel saraf. HSV dapat menular dan masuk ke
dalam tubuh melalui berbagai membran mukosa. Membran mukosa

adalah jaringan lunak basah yang melapisi bagian terbuka tubuh.


Membran mukosa berada di beberapa bagian tubuh dan bersinggungan
langsung dengan kulit, yaitu pada dinding mulut, bagian dalam
kelopak mata, di dalam telinga, dalam saluran urin, di dinding vagina
dan anus.
d) Pengobatan
Tidak ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan infeksi
HSV.

Obat-obatan

antivirus

yang

digunakan

hanya

dapat

mengendalikan gejala yang muncul akibat infeksi virus ini. Obatobatan antiherpes yang paling sering digunakan adalah : Asiklovir,
Famsiklovir, dan Valasiklovir.
e) Pencegahan
Virus herpes simpleks dapat menular dari penderita tanpa gejala
apa pun. Tapi tingkat penularan virus ini akan lebih tinggi jika infeksi
sedang kambuh. Penderita herpes simpleks disarankan untuk tidak
berhubungan seksual ketika sedang memiliki luka terbuka.
Jika terdapat luka terbuka atau melepuh pada mulut, jangan
mencium pasangan Anda. Berbagi mainan seksual juga bisa
menularkan virus ini. Jika ingin berbagi, pastikan untuk mencucinya
terlebih dahulu.
Walau tidak sepenuhnya menghilangkan risiko terkena herpes
genital,

kondom

dapat

membantu

menghambat

penularannya.

Penggunaan kondom dapat melindungi diri dan pasangan Anda. Tapi


perlu diingat bahwa kondom hanya menutupi penis saja. HSV dapat
menular melalui kontak dengan bagian tubuh lain seperti mulut saat
seks oral atau anus saat seks anal.
2. Human Papilloma Virus
a) Definisi
Human papillomavirus atau HPV merupakan virus yang dapat
menyebabkan kutil di berbagai bagian
tubuh. Infeksi HPV dapat terjadi jika
seseorang

bersentuhan

langsung

dengan kulit pengidap atau benda yang


terkontaminasi virus HPV. Hubungan
seksual juga dapat menjadi sarana

10

penularan virus HPV pada kelamin. Misalnya kontak langsung dengan


kulit kelamin, membran mukosa atau pertukaran cairan tubuh, dan seks
oral atau anal.
Meski jarang terjadi, seorang ibu sangat berpotensi menularkan
HPV pada bayinya saat menjalani persalinan.
Tidak semua HPV dapat menyebabkan kanker, tapi ada beberapa
jenis HPV kelamin yang dapat memicu kanker leher rahim atau
serviks, serta kanker pada anus dan penis. WHO (World Health
Organisation) memperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks
berhubungan dengan infeksi HPV pada genital.
b) Tanda Gejala
Jika infeksi HPV sampai pada tahap menimbulkan gejala, indikasi
utama adalah tumbuhnya kutil. Tekstur kulit yang ditumbuhi kutil akan
terasa kasar, keras, dan agak menonjol. Kutil kelamin umumnya tidak
terasa sakit. Kutil kelamin hanya terasa gatal.
c) Perjalanan Penyakit
Virus HPV yang menginfeksi organ Kelamin adalah termasuk
Penyakit Kelamin Menular Virus HPV ditularkan melalui kontak
vaginal sex, anal sex, oral sex, atau kontak antar organ-organ kelamin.
Banyak penderita yang sudah bertahun-tahun terjangkit HPV tanpa
menyadarinya dan menularkannya kepada partner sex lainnya.
Sangat jarang sekali terjadi, wanita hamil dengan penyakit kelamin
HPV dapat menularkan HPV pada bayi yang dilahirkan melalui
persalinan normal. Pada kasus seperti ini, sang anak dapat mengalami
pertumbuhan kutil pada tenggorokan atau kotak suaranya. Kondisi
tersebut disebut RRP (recurrent respiratory papillomatosis).
d) Pengobatan
Melalui obat umumnya menggunakan obat oles dan membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk menghilangkan kutil. Contoh obat oles
untuk mengatasi kutil adalah Imiquimod yang dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh terhadap HPV dan Podophyllotoxin yang
bekerja dengan menghancurkan jaringan pada kutil kelamin.
Selain obat oles, kutil juga dapat diatasi dengan langkah operasi
yang meliputi cryotherapy, bedah elektro, operasi pengangkatan, dan
bedah laser.

11

Jika tidak diobati, infeksi HPV dapat menyebabkan munculnya


luka pada mulut dan saluran pernapasan atas. Beberapa jenis HPV
bahkan dapat memicu perubahan abnormal pada sel-sel serviks.
Perubahan yang tidak segera terdeteksi dan ditangani ini bisa
berkembang menjadi kanker serviks. Kanker pada penis serta anus
juga termasuk komplikasi yang dapat ditimbulkan infeksi HPV.
e) Pencegahan
Setiap orang yang sudah melakukan aktivitas sex beresiko untuk
terinfeksi. Dengan melakukan hubungan sex aman, dengan tidak
berganti-ganti pasangan sex, dan setia pada pasangan akan mengurangi
resiko tersebut. Namun demikian sangat sulit untuk memastikan
apakah seseorang sudah pernah terinfeksi HPV bila seseorang itu
pernah aktif secara seksual sebelumnya.
Kondom bisa mengurangi resiko penularan HPV seperti kutil
kelamin dan kanker mulut rahim bila dipergunakan secara benar
(secara langsung dan sepanjang waktu). Tetapi kondom tidak dapat
melindungi bagian kulit lainnya yang tidak tertutupi oleh sebuah
kondom. Jadi Kondom tidak melindungi seseorang secara menyeluruh
dari virus HPV.
3. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
a) Definisi
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Acquired

Immunodeficiency

Syndrome

(AIDS),

singkatan

dari

Deficiency
bukan

adalah virus penyebab

Aquired

Syndrome,

suatu

merupakan

AIDS

adalah
Immune

sebenarnya

penyakit

kumpulan

tetapi

gejala-gejala

penyakit yang disebabkan oleh infeksi


berbagai macam mikroorganisme, serta keganasan lain akibat
menurunnya daya tahan/kekebalan tubuh penderita. HIV menyerang
dan merusak sel-sel limfosit T yang mempunyai peranan penting
dalam sistem kekebalan seluler. Dengan rusaknya sistem kekebalan,
penderita menjadi peka (rentan) terhadap infeksi termasuk infeksi
12

mikroorganisme yang sebenarnya tidak berbahaya dalam keadaan


normal (opportunistic infection). Pengidap HIV (carrier), mampu
menularkan virus seumur hidup dan hampir dapat dipastikan, suatu
saat akan berkembang menjadi AIDS.
b) Tanda Gejala
1) Stadium 1 : asimtomatis atau tanpa gejala, yang terjadi pada masa
inkubasi yang berlangsung antara 7 bulan 7 tahun lamanya.
2) Stadium 2 : BB menurun lebih dari 10%, ulkus atau jamur di
mulut, menderita herpes zoster 5 tahun terakhir, sinusitis rekuren.
3) Stadium 3 : BB menurun lebih dari 10%, diare kronis dengan sebab
tak jelas > 1 bulan.
4) Stadium 4 : BB menurun lebih dari 10%, gejala-gejala infeksi
pneumosistosis, TBC, herpes zoster dan infeksi lainnya sebagai
komplikasi turunnya sistem imun (AIDS).
c) Perjalanan Penyakit
Cara penularan HIV yang diketahui dan diakui hingga saat ini
adalah melalui hubungan seksual (homo maupun heteroseksual), darah
(termasuk penggunaan jarum suntik), dan transplasental/perinatal (dari
ibu ke anak yang akan lahir). Pada infeksi HIV AIDS, sumber infeksi
adalah penderita AIDS dan pengidap HIV. Tidak ada hewan perantara,
tetapi berbagai cairan tubuh dapat bertindak sebagai vehikulum,
misalnya semen (air mani), cairan vagina (serviks), air susu ibu, air
mata, saliva, dan sebagainya. Tempat keluar HIV dari sumber infeksi
adalah

alat

genital

(semen,

cairan

vagina/serviks),

melalui

kulit/mukosa yang luka (darah), dan masuk kedai mani tubuh hospes
baru melali kulit/mukosa yang luka, baik dengan perantaraan darah
atau semen.
d) Pengobatan
Sampai saat ini belum ada ditemukannya obat/vaksin yang dapat
membunuh HIV/AIDS atau melindungi penderita terhadap infeksi
HIV/AIDS.
e) Pencegahan
Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan menghindari kontak
dengan virus yang berasal dari penderita baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui barang-barang yang tercemar dengan bahan
infektif berasal dari penderita HIV/AIDS.

13

Serta melakukan upaya

merubah perilaku kelompok masyarakat yang dilakukan melalui


penyuluhan/pendidikan kesehatan/KIE dan konseling.
4. Virus Hepatitis B
a) Definisi
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong
berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan
oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang
menyerang
peradangan

hati
hati

dan
akut

menyebabkan
atau

menahun.

Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini


dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi
kanker hati. Proses penularan Penyakit Menular Seksual Hepatitis B
yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari
orang yang terinfeksi Penyakit Menular Seksual Hepatitis B.
Gen-gen dari virus hepatitis B mengandung kode-kode genetik
untuk membuat sejumlah produk-produk protein, termasuk hepatitis B
surface antigen (HBsAg), hepatitis B core antigen (HBcAg), hepatitis
B e antigen (HBeAg), dan DNA polymerase. Keempat protein-protein
ini adalah penting untuk diketahui karena mereka diukur dalam tes-tes
darah yang digunakan untuk mendiagnosis virus hepatitis B.
Penyakit Menular Seksual Hepatitis B terdiri hanya dari suatu
partikel

core

(bagian

pusat)

dan

suatu

bagian

luar

yang

mengelilinginya (surrounding envelope). Core terdiri dari HBcAg,


dimana bagian luar terdiri dari HBsAg. Partikel core mengandung
virus hepatitis B DNA (VHB-DNA), HBeAg, dan DNA polymerase.
HBeAg, seperti didiskusikan kemudian, melayani sebagai suatu
marker (penanda) dari kemampuan virus untuk menyebarkan infeksi.
DNA polymerase adalah suatu bagian penting dari proses reproduksi
virus yang unik dari virus. Apa yang relevan (bersangkut-paut) disini
adalah bahwa virus HIV (human immunodeficiency virus) juga berreproduksi menggunakan proses yang sama ini. Sebagai akibatnya,
banyak obat-obat yang telah dikembangkan untuk menghambat proses

14

reproduksi ini untuk merawat infeksi HIV mungkin juga adalah efektif
dalam merawat infeksi virus hepatitis B kronis.
b) Tanda Gejala
1) Kulit atau mata yang tampak kekuningan (jaundice)
Gejala hepatitis B yang paling umum adalah mata yang tampak
kekuningan, atau disebut juga dengan jaundice. Gejala ini
merupakan satu-satunya gejala yang paling mudah diketahui, sebab
mata kuning menandakan ada masalah pada hati. Berbeda dengan
mata merah, bisa diakibatkan karena kelilipan atau memang sedang
sakit mata.
2) Kelelahan
Kelelahan adalah gejala hepatitis B lainnya, hal ini dikarenakan
fungsi hati tidak bisa maksimal karena itu tubuh bekerja lebih
ektra.
3) Hilangnya nafsu makan atau merasa mual
Hilangnya nafsu makan merupakan tanda tubuh seseorang sedang
bermasalah, sebab tubuh yang baik, memerlukan makanan yang
nantinya akan digunakan sebagai energi dalam tubuh.
4) Urin yang berwarna gelap
Warna urin yang baik itu tidak terlalu gelap dan tidak terlalu
terang. Karena itu ketika warna urin kita berwarna gelap, hal itu
menandakan bahwa ada masalah dengan tubuh kita. Walaupun
masalahnya bisa bermacam-macam, namun jika dibarengi dengan
gejala hepatitis B lainnya, maka bisa dipastikan warna urin yang
gelap itu disebabkan karena liver yang bermasalah.
5) Perut membuncit
Selain penyakit hepatitis B, perut buncitpun bisa menjadi ciri atau
tanda penyakin dalam lainnya, seperti penyakit jantung koroner
dan penyakit diabetes melitus. Karena itu gaya hidup yang dapat
menyebabkan perut buncit harus dirubah, agar berbagai macam
penyakit berbahaya lainnya tidak menghinggapi.
6) Demam
Demam merupakan indikasi bahwa tubuh sedang diserang virus.
Virus yang masuk ke dalam tubuh, dilawan oleh imun tubuh,
perlawanan inilah yang biasanya menyebabkan demam pada tubuh.
Jika imun tubuh kuat, virus tidak akan masuk ke dalam tubuh, jika
imun tubuh jelek, maka tubuh akan sakit.
15

7) Nyeri sendi
Tidak semua nyeri sendi itu disebabkan oleh penyakit asam urat.
Banyak macam jenis nyeri sendi yang berbeda-beda bahkan
pengobatannya juga berbeda-beda. Nyeri sendi yang disebabkan
oleh virus biasanya disebut Viral Arthritis. Hal ini disebabkan oleh
virus yang menyerang kepada organ tubuh lain sehingga
menimbulkan gejala seperti nyeri sendi ini.
8) Muntah darah
9) Badan lemas
10) Kaki bengkak
c) Perjalanan Penyakit
Penyakit Menular Seksual Hepatitis B disebar atau didapat melalui
paparan pada darah yang terinfeksi atau pengeluaran-pengeluaran
(sekresi) tubuh. Konsentrasi-konsentrasi dari penyakit menular seksual
Hepatitis B yang paling tinggi ditemukan dalam darah, air mani
(semen), kotoran vagina, air susu ibu, dan air liur. Hanya ada
konsentrasi-konsentrasi virus hepatitis B yang rendah dalam urin dan
tidak ada dalam feces. Oleh karenanya, Penyakit Menular Seksual
Hepatitis B tidak disebar melalui makanan atau minuman atau kontak
yang sepintas lalu. Lebih jauh, virus hepatitis B tidak lagi ditulari oleh
transfusi-transfusi darah karena semua darah untuk transfusi disaring
(diperiksa) untuk meniadakan pencemaran atau kontaminasi dengan
virus hepatitis B.
Hepatitis B dapat ditularkan dari ibu-ibu yang terinfeksi kepada
bayi-bayi mereka pada waktu kelahiran (yang disebut penularan
vertikal). Ini adalah cara-cara penularan yang paling penting di
wilayah-wilayah dimana infeksi Penyakit Menular Seksual Hepatitis B
selalu hadir (endemik), seperti di Asia Tenggara dan Afrika SubSahara. Angka penularan Penyakit Menular Seksual Hepatitis B
kepada bayi-bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang sangat terinfeksi
adalah sangat tinggi, mendekati 100%. Lebih dari itu, seperti
diindikasikan lebih awal, hampir semua dari bayi-bayi ini akan
mengembangkan infeksi Penyakit Menular Seksual Hepatitis B kronis.
Penyakit Menular Seksual Hepatitis B sendiri tidak secara
langsung menyebabkan kerusakkan pada hati. Agaknya, respon imun

16

tubuh pada virus secara bertentangan menyebabkan kerusakkan. Jadi,


pada suatu infeksi virus hepatitis B, respon imun tubuh pada virus
bertanggung jawab untuk kedua-duanya, eliminasi (penghilangan)
virus hepatitis B dari tubuh dan kesembuhan dari infeksi. Namun, pada
saat yang bersamaan, luka pada sel-sel hati disebabkan oleh respon
imun yang sama itu pada Penyakit Menular Seksual Hepatitis B dalam
sel-sel hati.
Oleh karenanya, ada suatu keseimbangan antara efek-efek yang
melindungi dan yang merusak dari respon sistim imun pada Penyakit
Menular Seksual Hepatitis B. Bagaimana keseimbangan ini dicapai
menentukan hasil akhir pada seorang individu yang terinfeksi dengan
virus hepatitis. Makanya, suatu infeksi Penyakit Menular Seksual
Hepatitis B akut dapat menjurus pada kesembuhan (hasil yang umum),
pada gagal hati akut (jarang), dan adakalanya pada infeksi kronis.
Infeksi kronis dapat berakibat pada suatu keadaan pengidap sehat
(healthy carrier, dimana orang yang terpengaruhi mengandung virus
namun tetap sehat) atau berlanjut ke sirosis (luka parut yang berat, atau
fibrosis dari hati) dan komplikasi-komplikasinya, termasuk kanker
hati.
d) Pengobatan
Secara medis pengobatan penyakit menular seksual hepatitis B
belum bisa dilakukan, pemberian obat terhadap pasien hepatitis B
dilakukan hanya untuk memperkuat imun tubuh agar penyakit tidak
timbul. Walaupun begitu, virus hepatitis B masih di dalam tubuh dan
tidak mati.
e) Pencegahan
1) Perlindungan diri dari tindakan yang membuat kemungkinan
tertular semakin besar, misalnya berganti-ganti pasangan seksual,
memakai jarum suntik bergantian, dan kegiatan lain yang membuat
kita bersinggungan secara langsung dengan penderita dan/atau
berkontak langsung dengannya. Masalahnya, ketiga jenis Hepatitis
tidak dengan segera memunculkan gejala. Maka, berhati-hati
adalah tindakan pencegahan hepatitis B yang tepat.

17

2) Imunisasi

atau

disebut

dengan

Imunoprofilaksis

pasif.

Imunoprofilaksis pasif ini dilakukan dengan Imunoglobulin


hepatitis B (HBIG), yang merupakan larutan steril yang
mengandung antibodi yang dapat melawan hepatitis B. HBIG ini
diambil dari darah donor yang telah mempunyai antibodi terhadap
hepatitis B dan digunakan sebagai imunoprofilaksis pasif.
Imunoprofilaksis pasif ini digunakan dalam 4 keadaan, yaitu ketika
bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B; setelah terpapar
jarum

suntik;

setelah

berhubungan

seksual;

dan

setelah

transplantasi hepar. Imunoprofilaksis diwajibkan pada bayi yang


terlahir dari ibu yang positif HBsAg.
3) Pemberian vaksinasi. Sejak tahun 1982, vaksin hepatitis B
merupakan vaksin pertama untuk melawan kanker pada manusia.
Vaksin ini diperoleh dari plasma maupun melalui teknologi
rekombinasi DNA dan telah terbukti aman dan efektif. Sampai saat
ini telah lebih dari 1 triliun vaksin digunakan. Tidak terdapat efek
samping yang serius setelah pemberian imunisasi ini. Efek
samping yang sering terjadi berupa rasa nyeri ditempat suntikan
dan demam ringan yang dapat hilang dalam 1-2 hari.
2.6 Infeksi Antrhopoda
1. Skabies
a) Definisi
Kudis atau skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh
tungau Sarcoptes scabiei. Tungau yang
sulit terlihat oleh mata ini menggali dan
hidup di dalam kulit. Parasit ini bisa
ditularkan melalui kontak tubuh secara
langsung, melalui baju, peralatan tidur,
atau handuk yang terinfeksi.
b) Tanda Gejala
Gejala utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang hebat
terutama pada malam hari. Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian

18

jari, pergelangan tangan, kaki, tubuh, atau bisa juga di area kelamin.
Terkadang kudis juga bisa mengakibatkan munculnya ruam.
c) Perjalanan Penyakit
Secara umum, cara penularan scabies dibagi menjadi 2 yang
didalamnya dapat dibagi-bagi lagi, yaitu :
1) Penularan kontak langsung yaitu : penularan yang terjadi akibat
kontak langsung antara penderita scabies dengan orang sehat
seperti melalui hubungan seksual antara penderita dengan orang
sehat, kontak dengan hewan pembawa tungau seperti anjing, babi,
kambing, dan biri-biri, dan faktor fasilitas umum yang dipakai
secara bersama-sama dengan lingkungan padat penduduk, tidur
bersama, dan berjabat tangan.
2) Penularan tanpa kontak langsung yaitu : penularan yang terjadi
melalui kontak tidak langsung antara penderita dengan orang sehat
seperti penggunaan handuk secara bergantian, penggunaan pakaian
dan tempat tidur, sprei, dan bantal secara bersamaan.
d) Pengobatan
Kondisi ini bisa ditangani dengan memakai krim permetrin atau
dengan obat malation. Setelah pengobatan, terkadang rasa gatal masih
tetap ada selama beberapa lama.
e) Pencegahan
Penyakit scabies dapat dicegah melalui tindakan-tindakan :
1) Penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang
cara penularan
2) Diagnosis dini
3) Cara pengobatan penderita scabies dan orang-orang yang kontak
4) Pengobatan yang dilakukan secara massal jika sudah dikatakan
sebagai kejadian luar biasa (KLB)
5) Sediakan sabun, sarana pemandian, dan pencucian umum. Sabun
Tetmosol jika ada sangat membantu dalam pencegahan terjadinya
infeksi
6) Tidak berganti-ganti pasangan hubungan seksual
7) Tidak berganti-ganti pakaian, handuk, sprei, dan alat atau bendabenda yang menempel pada tubuh
8) Selalu menjaga kebersihan sanitasi dan hygiene personal dan
lingkungan

19

9) Jika ada salah satu orang terdekat yang mengalami gejala atau
tanda scabies segera lakukan pemeriksaaan dan pengobatan baik
secara individu maupun serentak
10) Berikan vaksin atau obat antiscabies pada hewan peliharaan yang
dekat dengan manusia, seperti anjing
2. Phtirus Pubis
a) Definisi
Phtirus Pubis atau kutu rambut kemaluan adalah serangga parasit
kecil yang hidup di antara rambut tubuh yang kasar, seperti rambut
kemaluan. Kutu ini bisa juga hidup dibulu ketiak, rambut tubuh,
jenggot, alis, dan bulu mata. Kutu ini hanya memangsa darah manusia.
Kutu ini hanya bisa merangkak dari rambut ke rambut, tidak bisa
melompat dari satu orang ke orang lainnya.
b) Tanda Gejala
Gejala utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian yang terinfeksi
dan terjadinya peradangan atau iritasi
akibat garukan penderita. Jika merasakan
gejala ini, Anda bisa lihat secara langsung
apakah ada kutu pada rambut kemaluan
atau pun rambut lain yang terasa gatal.
c) Perjalanan Penyakit
Kutu kelamin biasanya menular melalui hubungan seksual.
Penularan dari orang tua kepada anak lebih mungkin terjadi melalui
rute pemakaian handuk, pakaian, tempat tidur atau closets yang sama
secara bergantian. Orang dewasa lebih sering terkena daripada anakanak.
d) Pengobatan
Kutu ini bisa diatasi dengan menggunakan obat losio fenotrin atau
malation. Anda tidak perlu mencukur rambut pada kemaluan atau
rambut tubuh yang terinfeksi.
e) Pencegahan
Untuk mencegah adanya kutu kelamin ini, ada baiknya kita rajinrajin menjaga kesehatan kemaluan dan rambut di sekitarnya. Ada
baiknya juga mencukuri rambut di area tersebut agar tempat tinggal

20

dari kutu itu menjadi terbatas dan juga hindari aktivitas seksual yang
tidak sehat agar tidak tertular oleh penderita lainnya.

21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penyakit kelamin adalah penyakit yang cara penularannya melalui
hubungan kelamin. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut, tidak sematamata pada alat kelamin saja, tetapi pada terjadi di berbagai tempat diluar
kelamin. Nama penyakit kelamin (venereal diseases) berubah menjadi
sexualy transmitted diseases (STD) yang dalam bahasa Indonesia menjadi
penyakit hubungan seksual (PHS).
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran menyebabkan
diketahuinya bakteri (Gonore, sifilis, limfogranuloma venereum, dsb),
protozoa (Trikomoniasis), jamur (Kandidiasis), virus (Herpes simplex,
HPV, HIV, hepatitis B), dan antrhopoda (skabies dan ftiriasis) sebagai
penyebab penyakit hubungan seksual.
3.2 Saran
Diharapkan para pembaca lebih memahami dan mendalami isi makalah
yang telah tertera di dalam makalah tersebut agar bisa diterapkan di
lingkungan masyarakat.

22

DAFTAR PUSTAKA
Glasier, Anna dan Gebbie, Ailsa.2005.Keluarga Berencana & Kesehatan
Reproduksi, Edisi 4.Jakarta:EGC.
Soedarto.2009.Penyakit Menular di Indonesia Cacing Protozoa Bakteri Virus
Jamur.Surabaya:Sagung Seto.
Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra, dkk.2011.Buku Ajar
Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Bidan.Jakarta:EGC.
Manuaba,

Ida

Bagus

Gde.1999.Memahami

Kesehatan

Reproduksi

Wanita.Jakarta:Arcan.
Tim Dapur Naskah.2011.Penyakit AIDS.Bandung:Amalia Book.

Jessika Wibowo.2012.Penyakit Menular Seksual Hepatitis B.


http://www.penyakit-menularseksual.com/penyakit-menular-seksual-hepatitisb.html
(Diakses tanggal 7 Mei 2015).
Alo Dokter.2012.Penyakit Menular Seksual (PMS).
http://www.alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms/
(diakses tanggal 8 Mei 2015).

23

Anda mungkin juga menyukai