Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ADAPTASI JANIN DI EKSTRAUTERIN

NAMA KELOMPOK :

NAILLA YASMINE EFENDI (21101053)

MELISA SILVIA PUTRI (21101033)

KHUSNUL KHOTIMAH (21101043)

LOLI DEWANTI (21101064)

WAHYU PUTRI HARFINI (21101050)

CINDY MAHARANI (21101032)

DUMA SARI (21101059)

ELSA MALINDA MALAU (21101040)

SURYA IRNAWATI (21101051)

NADILA FIJRIA MITA (21101049)

IRMA SANTI ERIKA (21101048)

ELZI MAI LENDRY (21101045)

GESTYA INDAH GAMELA (21101055)

NONG RIZKY OKTAVIANI (21101057)

FITRI YULIANA (21101052)

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN STIKES HANGTUAH PEKANBARU


TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat waktu yang berjudul : “Adaptasi
janin di estrauterin”.

Harapan kami sebagaimana penyusun yaitu agar pembaca dapat memahami tentang fertilitas
dan infertilitas.kami ingin mengucapkan rasa terimakasih kami kepada ibu Rina
Yulviana,SKM, M.Kes ,yang telah membimbing kami dalam Menyusun makalah ini menjadi
lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya dalam Menyusun makalah adaptasi janin di estrauterin ini masih
banyak terdapat kekurangan,baik dalam sistematika penulis maupun penggunaan Bahasa.kami
berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu wawasan kita mengenai
adaptasi janin di ekstrauterin.akhir kata saya mengucapkan terimakasih.

Pekanbaru,14 Novermber 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman judul ……………………………………………………………………………1

Kata pengantar………………………………………………………………………………2

Daftar isi………………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang…………………………………………………………………………4


1.2 rumusan masalah………………………………………………………………………….4
1.3 tujuan penulisan…………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian adaptasi…………………………………………………………………….5

B. jenis-jenis adaptasi………………………………………………………………………... 5

C. bagaimana adaptasi fisiologi fetus dan BBL dari intrauterine hingga ektrauterine………….6

BAB III PENUTUP

A .Kesimpulan……………………………………………………………………………….16

B. saran……………………………………………………………………………………..16

C. daftar Pustaka……………………………………………………………………………..17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam siklus kehidupan fetus mereka akan mengalami yang Namanya adaptasi dari dunia
dalam Rahim ( intrauterine ) menuju dunia diluar Rahim ( estrauterine ). Yang dimana
Ketika mereka telah keluar dari Rahim (uterus) sang ibu mereka akan mulai untuk
menyusaikan diri mereka dengan keadaan diluar Rahim.sebagai contoh mereka akan mulai
untuk menyesuaikan suhu tubuh mereka diluar Rahim.dalam makalah ini saya akan
menjelaskan bagaimana proses adaptasi fetus diluar Rahim ( estrauterine ).
1.2 Rumusan masalah
A. Apa yang dimaksud adaptasi ?
B. Apa saja jenis adaptasi ?
C. Bagaimana adaptasi fetus dari intrauterine hingga ke ekstrauterin ?
1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai adaptasi fetus dari intrauterine
hingga ke ekstrauterin
b. Tujuan khusus
• Agar pembaca dapat mengetahui pengertian dari adaptasi
• Agar pembaca dapat mengetahui jenis-jenis adaptasi
• Agar pembaca dapat megetahui bagaimana cara fetus dan BBL dalam
melakukan adaptasi mulai dari intrauterine hingga ekstrauterine.
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Apa yang dimaksud dengan adaptasi


Adaptasi adalah bagaimana cara organisme atau makhluk hidup dalam mengatasi
tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup.organisme yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk :
1. Memperoleh air,udara,dan nutrisi (makanan).
2. Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperature,cahaya,dan panas.
3. Mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
4. Bereproduksi
5. Merespon perubahan yang terjadi disekitarnya.

Organisme ini yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup,sedangkan yang tidak
mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.

B. Jenis-jenis adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu :
1. Adaptasi morfologi,,adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau alat-alat
tubuh makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya.

Contoh adaptasi morfologi pada manusia

o .kulit manusia akan menghitam jika berada ditempat panas.


o Rambut-rambut halus yang berada dikulit manusia akan berdiri jika suhu
udara rendah atau dalam kondisi dingin.
o Rambut manusia akan beruban jika sudah lansia.
2. Adaptasi fisiologi
Adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh.adaptasi ini bisa berupa enzim
yang dihasilkan suatu organisme atau makhluk hidup.contohnya : dihasilkannya
enzim selulase oleh hewan memamah biak.adaptasi fisiologi ada yang bersifat
reversible atau dapat Kembali kekondisi awal.
Contoh adaptasi fisiologi pada manusia :
• Jumlah sel darah merah orang yang hidup didaerah pantai lebih sedikit
dibandingkan orang yang tinggal didaerah pegunungan.hal ini disebabkan oleh
tekanan parsial oksigen didaerah pantai lebih besar dibandingkan daerah
pegunungan.jika tekanan persial oksigen rendan,maka dibutuhkan lebih banyak
sel darah merah untuk mnegikat oksigen.
• Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar daripada ukuran jantung orang
kebanyakan.
• Pada saat udara dingin,orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine.
3. Adaptasi tingkah laku
Adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku.misalnya : paus yang sesekali keluar
ke permukaan untuk membuang udara,bunglon mengubah warna kulit menyerupai
tempat yang dihinggapi.

C. Adaptasi fisiologi fetus dari intrauterine hingga ekstrauterine


Bebrapa saat dan beberapa jam pertama kehidupan diluar Rahim ( ekstrauterine ) adalah
salah satunya masa yang paling dinamis dari seluruh siklus kehidupan.pada saat
lahir,bayi baru lahir berpindah dan ketergantungan total dengan kemandirian
fisiologis.proses perubahan ini dikenal sebagai periode transisi.
1. PERUBAHAN PERNAPASAN
Sistem pernapasan adalah system yang plaing tertantang Ketika melakukan
perubahan dari lingkungan dalam Rahim ( interuterine ) menuju lingkungan luar
Rahim ( ekstrauterine ),bayi baru lahir harus segera mulai bernafas begitu lahir ke
dunia.organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi baru
lahir adalah plasenta.janin mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk
bernafas dan menunjukkan Gerakan bernafas sepanjang trisemester kedua dan
ketiga.alveoli berkembang sepanjang gestasi,begitu juga dengan kemampuan janin
untuk menghasilkan surfaktan,fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan
pada tempat pertemuan antara udara-alveoli.ruang interstitial sangat tipis sehingga
memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran
udara.janin cukup bulan mengalami penurunan cairan paru pada hari-hari sebelum
persalinan dan selama persalinan.itu terjadi sebagai respons terhadap peningkatan
hormone stress dan terhadap peningkatan protein plasma yang bersikulasi.pada saat
lahir hingga 35% cairan paru janin hilang.terdapat peristiwa-peristiwa
biokimia,seperti hipoksia relative diakhir persalinan dan stimulus fisik terhadap
neonates ( bayi yang berusia 4 minggu ) seperti udara dingin,nyeri,cahaya yang
menyebabkan perangsangan pusat pernafasan.
Upaya pengambilan nafas pertama dapat sedikit dibantu dengan penekanan toraks
yang terjadi pada menit-menit terakhir kehidupan janin.tekanan ynag tinggi pada
toraks Ketika janin melalui vagina tiba-tiba hilang Ketika bayi lahir.cairan yang
mengisi mulut dan trakea keluar Sebagian dan udara mulai mengisi saluran
trakea.beberapa perubahan fisiologi pada transisi fetal neonatal ( suatu keadaan
yang ada dalam kehidupan pertama pada bayi.kehidupan pertma yang dialami oleh
bayi tersebut biasanya pada usia 28 hari ), antara lain adalah :
a. Sebelum lahir,paru terisi cairan dan oksigen yang dipasok oleh
plasenta.pembuluh darah yang masuk dan mengaliri
paru,mengalami kontraksi sehingga Sebagian besar darah dari sisi
kanan jantung akan melewati paru dan mengalir melalui doktus
arteriosus menuju aorta.
b. Sesaat sebelum lahir dan selama persalinan,produksi cairan paru
keluar melalui trakea.
c. Selama menuruni jalan lahir,dada bayi tertekan dan sejumlah
cairan paru keluar melalui trakea.
d. Sejumlah rangsangan (stimulus) baik yang bersifat
termal,kimiawi,maupun taktill memulai terjadinya pernafasan.
e. Tarikan nafas pertama biasanya terjadi dalam beberapa detik
pascalahir.
f. Pengisian udara ke dalam paru disertai dengan peningkatan
tegangan oksigen arterial,aliran darah arteri pulmonalis meningkat
dan resistensi vaskuler pulmonal kemudian turun.
g. Penjepitan tali pusat menghilangkan sirkulasi plasenta yangf
memiliki resistensi rendah.keadaan ini menyebabkan peningkatan
resistensi vaskuler perifer dan peningkatan tekanan darah sistemik.
h. Terdapat penutupan fungsional duktus arteriosus akibat penurunan
resistensi vaskuler pulmonal dan peningkatan resistensi vaskuler
sistemik.
2. PERUBAHAN SIRKULASI
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem.tindakan ini
meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya serangkaian
reaksi selanjutnya.reaksi-reaksi ini dilengkapi dengan reaksi-reaksi yang terjadi
dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas pertama.sirkulasi janin memiliki
karakteristik berupa system bertekanan rendah.karena paru adalah organ tertutup
yang berisi cairan,paru memerlukan aliran darah yang minimal.sebagian besar
darah janin yang teroksigenasi melalui paru dan malah mengalir melalui lubang
antara atrium kanan dan kiri yang disebut foramen ovale.darah yang kaya oksigen
ini kemudian secara langsung mengalir keotak melalui dukus arteriosus.karena tali
pusat di klem,system bertekanan rendah yang ada pada unit janin plasenta
terputus,bertekanan tinggi,dan berdiri sendiri.efek yang segera terjadi setelah tali
pusat di kelm adalah peningkatan inii terjadi pada waktu yang bersamaan dengan
tarikan nafas pertama bayi baru lahir.oksigen dari nafas pertama tersebut
menyebabkan system pembuluh darah paru relaksasi dan terbuka.paru sekarang
menjadi system yang bertekanan rendah.
3. TERMOREGULASI DAN ADAPTASI FISOLOGI SISTEM
METABOLISME
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena peubahan suhu
lingkungan.karena suhu didalam uterus berfluktuasi sedikit,janin tidak perlu
mengatur suhu.suhu janin biasanya lebih tinggi 0,06C dari pada suhu ibu.pada saat
lahir,faktor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir meliputi
area permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas,berbagai tingkat insulsi lemak
subkutan,dan derajat fleksi otot kemampuan bayi bau lahir tidak stabil dalam
mengendalikan suhu secara kuat sampai dua hari setelah lahir.pasca lahir,neonates
harus menyesuaikan terhadap lingkungan dengan suhu yang lebih rendah.bayi baru
lahir sangat rentan terhadap hiportemi karena :
a. Memiliki area permukaan tubuh yang relative besar dibandingkan
masanya,sehingga terdapat ketidak seimbangan antara pembentukan
panas ( yang berhubungan dengan massa ), dengan kehilangan panas (
yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh ).
b. Memiliki kulit yang tipis dan permeable terhadap panas.
c. Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi (penahan panas).
d. Memiliki kapasitas yang masih terbatas untuk membentuk panas,karena
bergantung pada thermogenesis tanpa menggigil dengan menggunakan
jaringan adipose (lemak) bentuk khusus yaitu lemak coklat yang
terdistribusi di area leher,diantara scapula,dan disekitar ginjal dan
adrenal.
e. Kemampuan untuk menghasilkan panas dan respons simpatis yang sangat
buruk.
f. Bayi prematur tidak dapat meringkuk untuk mengurangi terpajaannya
kulit.

4. PERUBAHAN PADA SISTEM HEMATOLOGI


Pada janin tekanan oksigen rendah.untuk mengkompensasi hal ini,hemoglobin fetal
(Hb F) memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dan Hb F ini memliki afinitas
terhadap oksigen yang lebih tinggi dibandingkan dengan hemoglobin dewasa (Hb
A0).oleh karena itu,,saat lahir konsentrasi Hb jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan saat dewasa.Hb juga dipengaruhi oleh waktu penjepitan tali pusat pada saat
lahir dan posisi bayi relative terhadap plasenta,jika tali pusat langsung dijepit,Hb
akan lebih rendah jika dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan transfuse
plasenta akibat penjepitan yang terlambat dan dengan bayi diletakkan lebih rendah
dari plasenta.
5. PERUBAHAN PADA SISTEM GASTROINTESTINATAL
System gastrointestinatal pada bayi baru lahir cukup bulan relative matur.sebelum
lahir,janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan menelan,refleksi
muntah dan batuk yang mantur telah lengkap pada saat lahir.sfingter jantung (
sambungan esophagus bawah dan lambung ) tidak sempurna,yang membuat
regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada bayi baru lahir dan bayi
muda.kapasitas lambung pada bayi cukup terbatas,kurang dari 30cc untuk bayi baru
lahir cukup bulan.
6. PERUBAHAN PADA SAAT SISTEM IMUN
Sistem imun meonatus tidak matur pada sejumlah tingkat yang signifikan.
Ketidakmaturan fungsional ini membuat neonates rentan terhadap banyak infeksi
dan repons alergi. Sistem imun yang matur memberikan karena baik imunitas alami
maupun yang didapat.
Imunitas alamai neonates terdiri dari struktur tubuh yang mencegah atau
maminimalkan infeksi. Beberapa contoh imunitas alami meliputi
1. Perlindungan barier yang diberiksn oleh kulit dan membrane mukosa.
2. Kerja saperti saingan saluran pernafasan,
3. Kolonisasi pada kulit dan usus oleh mikroba pelindumg
4. Perlindungan kimia yang diberikan oleh lingkungan asam pada lambung.
Imunitas alami juga tersedia pada tingkat sel oleh sel-sel darah yang tersedia pada
saat lahir untuk membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tiga
tipe sel yang bekerja melalui fagositosis :
a. Neutrofil polimorfonuklear
b. monosit
c. makrofag
imunitas yang didapat janin melalui perjalanan transpalsenta dari immunoglobulin
varictas IgG. Imunoglobulin lain seperti IgM dan IgA tidak dapat melewati
plasenta. Neonates tidak akan memiliki kekebalan pasif terhadap penyakit atau
mikroba kecuali jika ibu berespons terhadap infeksi-infeksi tersebut selama
hidupnya.secara bertahap bayi mulai menghasilkan antibody sirkulasi IgG yang
adekuat. Respons antibody penuh terjadi bersamaan dengan pengurangan IGg yang
di dapat pada masa prenatal dari ibu.
7. PENEBALAN PADA SISTEM GINJAL
Ginjal BBL menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan perununan kecepatan
filtrasi glomerulus. Kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi
air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga menyebabkan kehilangan natrium dalah
jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu
mengonsentrasikan urine dengan baik, yang tercermin dalam berat jenis urine dan
osmolalitas yang rendah. Bayi baru lahir mengekresikan sedikit urine pada 48 jam
pertama kehidupan,seringkali hanya 30-60 ml.
8. IKTERUS NEONATORUM FISIOLOGI ,Ikterus neonatrum terjadi pada sekitar
60% bayi baru lahir yang sehat. Pada sebagian besarkasus kondisi ini merupakan
bagian dari adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterine. Bayi mengalami ikterus
akibat :
a. Konsetrasi hemoglobin yang tinggi saat lahir dan menurun dengan cepat selama
beberapa hari pertama kehidupan
b. Umur eritrosit pada bayi BBL lebih pendek dari pada eritrosit pada orang dewasa,
sehingga banyak eritrosit hemolisis. Akibat hemolisis maka hemoglobin yang
terkandang di dalamnya terurai menjadi bilirubin tak terkonjugasi (indirek)
c. Imaturitas enzim- enzim hepar, khususnya UDP-glukoronil transferase pada BBl
meneybabkan gangguan proses konjugasi bilirubin tak terkonjugasi (inderek)
Bilirubin merupakan produk dari metabolism hemoglobin dan protein hewan
lainnya.

PERUBAHAN FISIOLOGI BBL DARI INTRAUTERINE HINGGA


EKSTRAUTERINE

1. PERUBAHAN SISTEM PERNAPASAN


Selama dalam rahim, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta
dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Pada saat bayi
lahir, dinding alveoli isatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang
melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekana negative untuk melawan
pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama
kalinya.
Tetapi setelah membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi
pergerakan pernapasan yang relative lemah.untungnya pernapasan bayi baru lahir
yang pertamakali sangat kuat, biasa mampu menimbulkan tekanan negative sebesar
50 mmHg dala ruang intrapleura. Pada bayi baru lahir. Kekuatan otot –otot
pernapasan dan kemampuan diafragma untuk bergerak, secara langsung
mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi dan ekspirasi. Bayi yang baru lahir yang
sehat mengatur sendiri usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan yang tepat
antar-oksigen , karbondioksida, dan kapasitas residu fungsional.frekuensi napas
pada bayi baru lahir yang normal adalah 40 kali permenit dengan rentang 30-60 kali
permenit (pernapasan diagfragma dan abdomen). Apabila frekuensi secara
konsisten lebih dari lebih dari 60 kali permenit dengan atau tanpa cuping hidung,
suara dengkuratau retraksi dinding dada,jelas merupakan respon abnormal pada 2
jam setelah kelahiran.
Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut:
1. Tekanan mekanik dari torak sewaktuk melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)
2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaO2 merangsang kemoreseptor yang terletak
di sinus karotikus ( stimulasi mekanik)
3. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di salam uterus (stimulasi
sensorik)
4. Reflex deflasi hering breur Pernapasan normal padda bayi baru lahir terjadi 30
menit sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan
pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam. Cara
neonates bernapas dengan cara bernapas belum teratur. Apabila surfaktan
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga terjadi
atelektasis. Dalam kondisi seperti ini (anoksia), neonates masih mempertahankan
hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anaerobik.
2. PERKEMBANGAN PARU-PARU
Pru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini
terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus
akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan
napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24bminggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidak matangan sistem kapiler paru-paru dan
tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
3. AWAL ADANYA NAPAS
Faktor- factor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi adalah :
a) Hipoksia, pada akhir persalinan dan rangsangan fsisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak
b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara
mekanis, interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskular dan susunan saraf
pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut
yang diperlukan untuk kehidupan.
c) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat
dalam darah akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi
gerakan pernapasan janin tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
d) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

4. PERUBAHAN PADA SISTEM SIRKULASI


Penyesuain sirkulasi sangat memungkinkan aliran darah yang adekuat melalui paru
adalah satu factor penting selain mulainya pernapasan ketika lahir. Oleh karena itu
paru tidak berfungsi terutama selama kehidupan fetal. Maka jantung fetus tidak
perlu memompa banyak darah melalui paru , sebaliknya jantung fetus harus
memompa darah dalam jumlah besar melalui plasenta sebagian besar darah yang
masuk ke atrium kanan dan kemudian melalui foramen ovale langsung masuk ke
dalam atrium kiri. Jadi, darah yang di ogsigenasi baik dari plasenta masuk ke sisi
kiri jantung bukan ke sisi kanan jantung dan dipompa oleh ventrikel kiri terutama
ke dalam pembuluh darah kepala dan anggota gerak bawah.

5. PERUBAHAN SISTEM SIRKLUASI DAN HEMATOLOGI, Pada janin,


tekanan oksigen rendah. Untuk mengkompensasi hal ini, hemoglobin fetal (Hb
F)memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dan Hb F ini memiliki afinitas terhadap
oksigen yanglebih tinggi dibandingkan dengan hemoglobin dewasa (Hb A). Oleh
karena itu, saat lahirkonsentrasi Hb jauh lebih tinggi dibandingkan dengan saat
dewasa. Hb juga dipengaruhi olehwaktu penjepitan tali pusat pada saat lahir dan
posisi bayi relatif terhadap plasenta. Jika tali pusat langsung dijepit, Hb akan lebih
rendah jika dibandingkan dengan bayi yangmendapatkan transfuse plasental akibat
penjepitan yang terlambat dan dengan bayi diletakkanlebih rendah daari plasenta.
Untuk saat ini salah satu perawataan rutin pada BBL adalah pemberian vitamin K
sebagai profilaksis terhadap penyakit perdarahan pada BBL. Vitamin K dapat
diberikan dalam dosis besar tunggal melalui injeksi intramuscular yang
memberikan pencegahan yang dapatdipercaya. Vitamin K dapaat membantu
sintesis protrombin di hepar bayi sehingga dapatmengurangi manifestasi
perdarahan kulit yang umumnya terjadi pada BBL.

6. TERMOREGULASI dan ADAPTASI PADA SISTEM METABOLISME


Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena perubahan
suhulingkungan. Karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit, janin tidak perlu
mengatursuhu. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,60C dari pada suhu ibu. Pada saat
lahir, faktor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir meliputi
area permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulsi lemak
subkutan, dan derajat fleksi otot.Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam
mengendalikan suhu secara adekuat sampaidua hari setelah lahir.
Pasca lahir, neonatus harus menyesuaikan terhadap lingkungan dengan suhu yang
lebihrendah. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap hipotermi karena:
• Memiliki area permukaan tubuh yang relatif besar dibandingkan massanya,
sehin ggaterdapat ketidakseimbangan antara pembentukan panas (yang
berhubungan dengan massa),dengan kehilangan panas (yang berhubungan dengan
luas permukaan tubuh).
• Memiliki kulit yang tipis dan permeabel terhadap panas.
• Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi (penahan panas).
• Memiliki kapasitas yang masih terbatas untuk membentuk panas, karena
bergantung pada thermogenesis tanpa menggigil dengan menggunakan jaringan
adiposa (lemak) bentukkhusus yaitu lemak coklat (the brown fat), yang terdistribusi
di area leher, di antara scapula,dan di sekitar ginjal dan adrenal.
• Kemampuannya untuk menghasilkan panas dan respons simpatis yang sangat
buruk,menggigil hanya terjadi pada suhu kurang dari 160C pada bayi aterm dan
tidak terjadi pada bayi prematur sampai usia 2 minggu.
• Bayi prematur tidak dapat meringkuk untuk mengurangi terpajannya kulit.

Bahaya yang dapat ditimbulkan dari hipotermi adalah peningktana konsumsi


oksigen danenergi sehingga menyebabkan hipoksia, asidosis metabolik, dan
hipoglikemia, apnea, cederadingin pada neonatus, berkurangnya koagulabilitas
darah, kegagalan untuk menambah berat badan, dan meningkatkan kematian bayi
baru lahir.
Kehilangan panas pada neonatus dapat melalui beberapa mekanisme, yaitu : (1)
radiasi, (2)konveksi, (3) konduksi, dan (4) evaporasi melalui kulit. Hal ini bisa
dikurangi bilamana bayidikondisikan agar berada dalam lingkungan yang hangat
(21-240C).
Kehilangan panas melalui konveksi ditentukan oleh perbedaan antara suhu ku
lit danudara, area kulit yang terpajan udara, dan pergerakan udara sekitar. Konveksi
merupakan penyebab penting kehilangan panas pada bayi baru lahir dan dapat
diminimalkan dengan :
a) memakaikan baju bayi,
b) meningkatkan suhu udara,
c) menghindari aliran udara.
Kehilangan panas melalui konduksi adalah kehilangan panas dengan cara
perpindahan panas dari kulit bayi ke permukaan padat dimana bayi
berkontak langsung.
Kehilangan panas melalui radiasi bergantung pada perbedaan suhu antara
kulit dan permukaan di sekelilingnya, yaitu dinding isolator (incubator), atau
jika di bawah pengaruh penghangat radian, jendela dan dinding ruangan.
Bayi kehilangan panas melalui gelombangelektromagnetik dari kulit ke
permukaan sekitar.
Kehilangan panas melalui evaporasi terjadi pada saat lahir, ketika kulit
basah bayi harus dikeringkan dan dibungkus dengan handuk hangat. Panas
hilang ketika air menguap dari kulit atau pernapasan.
Persalinan membutuhkan energi terutama pada bayi untuk usaha bernafas,
aktifitas otot, danlain sebagainya sehingga bayi baru lahir harus mengambil
cadangan makanan untukmempertahankan kadar glukosa darah sehingga
tidak terjadi hipoglikemia. Disebuthipoglikemia jika pada bayi baru lahir
kadar glukosa serum kurang dari 45 mg% selama beberapa hari pertama
kehidupan. Untuk mencegah kondisi hipoglikemia, terjadi respon adaptif
dalam metabolisme yaitu yang pertama terjadi pada bayi baru lahir adalah
peningkatan glikogenolisisyang cepat dari hepardalam 24 jam (BBL
memanfaatkan glukosa 2 kali lipat orang dewasa). Selain itu juga berlangsung
glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari zat nonkarbohidrat misalnya
lemakdan protein) dan liposis dimulai saat lahir sehingga FFA (free fatty acid
atau asam lemak bebas) dalam plasma meningkat 3 kali lipat yang dapat
meningkatkan risiko terjadinyaasidosis metabolik.

7. PERUBAHAN PADA SISTEM GASTROINTESTINAL


Sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan relatif matur. Sebelum
lahir, janincukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan menelan. Refleks
muntah dan batuk yangmatur telah lengkap pada saat lahir. Sfingter jantung
(sambungan esophagus bawah danlambung) tidak sempurna, yang membuat
regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada bayi baru lahir dan bayi muda.
Kapasitas lambung pada bayi cukup terbatas, kurang dari 30cc untuk bayi baru lahir
cukup bulan.

8. PERUBAHAN PADA SISTEM IMUN


Sistem imun neonatus tidak matur pada sejumlah tingkat yang signifikan.
Ketidakmaturanfungsional ini membuat neonatus rentan terhadap banyak infeksi
dan respons alergi. Sistemimun yang matur memberikan baik imunitas alami
maupun yang diadapat.Imunitas alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah
atau meminimalkan infeksi.Beberapa contoh imunitas alami meliputi:
a) perlindungan barier yang diberikan oleh kulitdan membran mukosa,
b) kerja seperi saringan saluran pernafasan,
c) kolonisasi pada kulitdan usus oleh mikroba pelindung dan,
d) perlindungan kimia yang diberikan olehlingkungan asam pada lambung.
Imunitas alami juga tersedia pada tingkat sel oleh sel-seldarah yang tersedia pada
saat lahir untuk membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tiga
tipe sel yang bekerja melalui fagositosis :
a) neutrofil polimorfonuklear,
b) monosit,
c) makrofag.
Imunitas yang didapat janin melalui perjalanan transpalsenta dari immunoglobulin
varietasIgG. Imunoglobulin lain seperti IgM dan IgA tidak dapat melewati plasenta.
Neonatus tidakakan memiliki kekebalan pasif terhadap penyakit atau mikroba
kecuali jika ibu beresponsterhadap infeksi-infeksi tersebut selama hidupnya. Secara
bertahap bayi muda mulaimenghasilkan antibodi sirkulasi IgG yang adekuat.
Respons antibodi penuh terjadi bersamaandengan pengurangan IgG yang di dapat
pada masa prenatal dari ibu.

9. PERUBAHAN PADA SISTEM GINJAL


Ginjal BBL menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan
filtrasiglomerulus. Kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi
air. Fungsitubulus tidak matur sehingga menyebabkan kehilangan natrium dalam
jumlah besar danketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu
mengosentrasikan urinedengan baik, yang tercermin dalam berat jenis urine dan
osmolalitas yang rendah. Bayi barulahir mengekresikan sedikit urine pada 48 jam
pertama kehidupan, seringkali hanya 30-60 ml.

10. IKTERUS NEONATORUM FISIOLOGIS


Ikterus neonatorum terjadi pada sekitar 60% bayi baru lahir yang sehat. Pada
sebagian besarkasus kondisi ini merupakan bagian dari adaptasi terhadap kehidupan
ekstrauterine. Bayimengalami ikterus akibat :
a. Konsentrasi hemoglobin yang tinggi saat lahir dan menurun dengan cepat
selama beberapa hari pertama kehidupan.
b. Umur eritrosit pada bayi baru lahir lebih pendek dari pada eritrosit pada orang
dewasa,sehingga banyak eritrosit yang hemolisis. Akibat hemolisis maka
hemoglobin yangterkandung di dalamnya terurai menjadi bilirubin tak terkonjugasi
(indirek).
c. Imaturitas enzim-enzim hepar, khususnya UDP-glukoronil transferase pada
BBLmenyebabkan gangguan proses konjugasi bilirubin indirek dan ekskresinya.
Ikterus perlu mendapatkan perhatian khusus karena kadar bilirubin indirek yang
tinggi dapatmemasuki sawar darah-otak sehingga mengakibatkan kernikterus yang
sudah tentumembahayakan bayi.
Bilirubin merupakan produk dari metabolisme hemoglobin dan protein hem
lainnya. Produk pemecahan awal adalah bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin
indirek), yang dibawa di dalamdarah dalam keadaan terikat dengan albumin. Ketika
ikatan albumin tersaturasi, bilirubin takterkonjugasi yang bebas dapat melewati
sawar darah otak karena bersifat larutlemak. Bilirubin tak terkonjugasi yang
berikatan dengan albumin dikonjugasi di hati(bilirubin direk), yang diekskresikan
melalui saluran empedu ke dalam salurancerna. Sebagian bilirubin diabsorpsi
kembali dari saluran cerna .
Kernikterus merupakan ensefalopati bilirubin yang disebabkan oleh deposisi
bilirubinindirek di ganglia basalis dan nukleus batang otak. Kondisi ini dapat
mengakibatkaniritabilitas, letargis, sulit makan, demam, dan hipertonisitas otot-otot
yang bersifat akut yangmenyebabkan kekakuan pada leher dan batang tubuh dan
kejang, koma, dan kematian.Konsekuensi jangka panjang mencakup dysplasia
dental, kehilangan pendengara neurosensorik frekuensi tinggi, paralisis pada
gerakan bola mata ke arah atas, serebral palsyathenoid, dan kesulitan belajar.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dalam siklus kehidupan bayi mereka akan melakukan proses yang dinakan
adaptasi mulai dari adaptasi intrauterine hingga adaptasi ekstrauterin.
banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan internal (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya
terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksternal (diluar kandungan ibu) yang
dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.
Adapun perubahan yang dialami oleh fetus dari intrauterine ke ekstrauterin
antara lain yaitu:
a) Perubahan Pernafasan (Respirasi)
b) Perubahan Sirkulasi
c) Perubahan Sistem Metabolisme
d) Perubahan Sistem Hematologi
e) Perubahan Sistem Gastrointestinal
f) Perubahan Sistem Imun
g) Perubahan Sistem Ginjal
h) Ikterus Neonatorum Fisiologi

B. SARAN
Saya mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
pembaca mengenai adaptasi fetus di intrauterine hingga ekstrauterine.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8408269/perubahan_fisiologis_bayi_baru_lahir_dari_k
ehidupan_intrauteri n_ke_ekstrauterin
https://www.academia.edu/5968409/ADAPTASI_FISIOLOGI_FETUS_DARI_I
NTRAUTERINE_KE_EKSTRAUT ERINE

Anda mungkin juga menyukai