Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“SOSIAL BUDAYA DI MASYARAKAT KALIMANTAN SELATAN DI BIDANG


KEBIDANAN ( BBL )”

MATA KULIAH : SOSIO ANTROPOLOGI


DOSEN PENGAMPU : Vonny Khresna Dewi

OLEH:
KELOMPOK 4
KELAS : 2A

1. Anita Puspita Wulandari


2. Charisma Nurul Hidayani
3. Fanisa Salsabila Putri
4. Masriah
5. Nani
6. Salisa Ananda Rizqa

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN
2021/2022

Sosio AntropologiPage 1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aplikasi Permasalahan Budaya Dalam Ilmu
Sosial Antropologi” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Megawati., S.SiT.,M.Keb


selaku Dosen Mata Kuliah Sosio Antropologi. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada pembuatan tugas ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Banjarbaru, 8 Maret 2021

Kelompok 4

Sosio AntropologiPage 2
Sosio AntropologiPage 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Contoh Sosial Budaya di Masyarakat Kalimantan Selatan di Bidang Kebidanan (BBL). 6
B. Analisis Keuntungan dan Kerugian Bagi Kesehatan Bayi Baru Lahir (BBL)....................7
C. Solusi Pemecahan Masalah...................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

Sosio AntropologiPage 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di era globalisasi
sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut semua manusia harus
memperhatikan aspek sosial budaya. Berbagai perlakuan yang diberikan pada bayi baru lahir
yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam
masyarakat dimana mereka berada.

Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti berbagai
pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan
ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan
bayi.

Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap fisik maupun
mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap mengabdi di kawasan
pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan masyarakat
yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat. Tidak mudah mengubah
pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat.

Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah kemiskinan,
pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan mengenali masalah dan mencari
solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki bidan.

Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat perlu
mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan
penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma
dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Terutama yang berkaitan dengan aspek sosial budaya pada bayi baru lahir.

Sosio AntropologiPage 5
B. Rumusan Masalah

1. Apasaja contoh-contoh Budaya di Kalimantan Selatan yang berkaitan dengan bayi


baru lahir (BBL)
2. Apasaja keuntungan dan kerugian kebudayaan Kalimantan Selatan yang berhubungan
dengan bayi baru lahir bagi kesehatan bayi?
3. Bagaimana cara penyelesaian masalah dalam menghadapi kebudayaan di Kalimantan
Selatan yang berkaitan dengan bayi baru lahir ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui contoh-contoh budaya di Kalimantan Selatan yang berkaitan


dengan bayi baru lahir..
2. Untuk mengkaji kasus kasus yang berkaitan dengan bayi baru lahir.
3. Untuk mengetahui pemecahan masalah dalam kebudayaan Kalimantan Selatan yang
berkaitan dengan bayi baru lahir.

Sosio AntropologiPage 6
BAB II
PEMBAHASAN
Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Bayi Baru Lahir
Perawatan pada bayi baru lahir merupakan faktor yang menentukan tingkat
kesehatan bayi tersebut, terutama perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Perawatan yang benar serta sesuai dengan standar kesehatan pada dasarnya
sangat diperlukan. Namun, pada kenyataannya masyarakat masih mempercayai
mitos-mitos yang kebenarannya kadang tidak masuk akal bahkan ada yang
berbahaya bagi kesehatan ibu dan anak. Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang perawatan bayi baru lahir.

A. Contoh Sosial Budaya di Masyarakat Kalimantan Selatan di Bidang Kebidanan


(BBL)
Mitos merawat bayi yang berkembang didalam masyarakat Kalimantan Selatan
adalah sebagai berikut :
1. Bayi di pukung supaya bayi nyenyak dalam tidurnya
2. Bayi baru lahir harus dibedong yang dipercaya dapat membuat tulang kaki bayi
lurus dan kuat untuk berjalan.
3. Hidung yang ditarik-tarik supaya mancung
4. Bayi baru lahir harus dipakaikan gurita hingga umur tiga bulan atau sampai bayi
dapat tengkurap. Dipercaya dapat menjaga perut bayi menjadi tidak melar, dapat
menahan tali pusat sehingga tali pusat tidak tertarik, juga untuk menjaga agar
tulang belakang tidak bengkok.
5. Menggunting bulu mata bayi supaya lentik / panjang
6. Meolesi alis bayi dengan kemiri bakar agar alisnya tebal
7. Saat tidur bayi diletakkan benda – benda tajam di dekat bayi, dengan tujuan untuk
mengusir roh – roh jahat.
8. Saat bayi terkena flu,biasanya di atas hidungnya diolesi dengan kunyit yang sudah
diparut.
B. Keuntungan dan Kerugian Bagi Kesehatan Bayi Baru Lahir (BBL)
2. Bayi di bedong
Segi positif : Membuat tulang kaki bayi lurus dan kuat untuk berjalan.
Segi negatif : jika kain bedong terlalu kuat mengikat bayi akan menyebabkan bayi
kesulitan bernafas dan bergerak.
Sosio AntropologiPage 7
3. Hidung ditarik
Positif: tidak ada hal positif dari kebiasan itu. Kebiasaan tersebut tidak membuat apa
yang diyakini msyarakat menjadi kenyataan
Negatif: pembuluh darah kapiler di hidung bayi bisa saja rusak atau pecah karna
terlalu sering di tarik tarik. Hal itu justru membuat bayi merasa sakit

4. Pemakaian gurita

Segi positif : menjaga kehangatan bayi


Segi negatif : jika terlalu kencang dapat mengganggu pernafasan dan menghambat
gerak bayi.
5.Menggunting bulu mata bayi
Positif: Supaya lentik/panjang
Negatif: Tindakan tersebut sangat beresiko karena jika sang ibu membuat kesalahan
bisa saja gunting/ benda tajam yang dipakai bisa melukai mata bayi.
7. Meletakkan benda-benda tajam disekitar bayi
Segi positif : tidak ada hubungannya
Segi negatif : benda tajam dapat beresiko mencederai bayi

C. Solusi Pemecahan Masalah

1. Pada kenyataannya apabila bayi di bedong dapat mengganggu peredaran darah bayi adan
jantungnya akan terpaksa bekerja lebih berat karena tubuhnya yang dililit oleh kain dengan
kencang. Bahkan dapat membayakan tulang punggung dan dapat menyebankan dislokasi
pada tulang panggung dan paha.

2. Sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kemancungan.karena Bentuk hidung sudah


sesuai dengan tulang hidungnya.

Sosio AntropologiPage 8
3. Pemakaian gurita dapat menghambat pernafasan bayi yang tersendat. Apabila memang
ingin menggunakan gurita janganlah mengikat terlalu kencang.

4. Bulu mata berfungsi melindungi mata dari gangguan benda-benda asing. Jika dipotong,
fungsinya tidak lagi dapat bekerja secara optimal. Panjang pendeknya bulu mata sudah
menjadi bawaan dari bayi itu sendiri.

5. Sebenarnya jika bayi terkena flu,sang ibu cukup sedot hidungnya dengan menggunakan
mulut atau bisa juga dengan banyak minum air susu ibu(ASI).

6.Meletakkan benda-benda tajam di dekat bayi itu sebenarnya tidak perlu,karena jika kita
ingin menjaga bayi dari roh-roh jahat cukup dengan dibacakan ayat suci Al-Qur'an.

7. Mengolesi alis bayi dengan kemiri bakar agar alisnya tebal,sebenarnya tdak perlu karena
itu sudah menjadi ketetapan mutlak yan diberikan Allah Swt.

8. Hal-hal tersebut boleh aja dipercaya,karena sudah menjadi kebiasaan adat setempat.tapi
alangkah lebih baiknya harus konsultasi dengan bidan,bagaimana baiknya dan apa yang harus
dilakukan oleh sang ibu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebiasaan-kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat sering kali merupakan


penghalang atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. Sebagian besar
kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama
kehidupan. Bidan sebagai salah satu anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat,
mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya serta bidan harus mampu

Sosio AntropologiPage 9
mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, menggerakkan peran serta masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan bayi baru lahir,memiliki kompetensi yang cukup
berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.

B. Saran

Bidan harus selalu menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat dengan selalu
mengadakan komunikasi efektif. Seorang bidan perlu mempelajari sosial budaya masyarakat
setempat dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang meliputi tingkat pengetahuan
penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma
dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Sosio AntropologiPage 10

Anda mungkin juga menyukai