Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TENTANG PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA ANAK SESUAI

TAHAP PERKEMBANGAN

Sebagai materi untuk memenuhi mata kuliah


PSIKOLOGI KEBIDANAN

Dosen Pengampu :
SISKANA DEWI ROSITA, SST, M.Kes

Oleh :
1. Amita Endra Sari (17.0.B.1269)

2. Delima Marga Panca W (17.0.B.1276)

3. Dita Damayanti (17.0.B.1285)

4. Nabella Vina Ristuti (17.0.B.1299)

5. Yola Rizki Yayantri (17.0.B.1318)

D3 KEBIDANAN
STIKes Mitra Husada Karanganyar
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu yang berisikan tentang “Proses Adaptasi Psikologi Pada
Anak Sesuai Perkembangan” kami harapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Saya akan sangat
berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran dari
semua pihak yang bersifat membangun, selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua teman-teman dan kaka-kaka
yangtelah memberikan saran dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Karanganyar, 26 februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................... I

KATA PENGANTAR ............................................................................................... II

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... III

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Psikologi .......................................................................................... 3

B. Keadaan Psikologi bayi dan anak .................................................................. 3

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologi ...................... 5

D. Masalah-masalah Psikologi pada Anak yang Sering Terjadi ........................ 8

E. Perkembangan Psikologi pada Masa Pra sekolah, Sekolah dan Pubertas...... 12

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................................ 20

Saran ......................................................................................................................... 21

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 22


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya


antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin
sejak anak masih di dalam kandungan. Upayakesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan
semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan
lahir dengan selamat (intact survival). Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di
dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar
mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta
memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.

Pembinaan tumbuh kembang anak memerlukan perangkat instrumen untuk stimulasi,


deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang termasuk format rujukan kasus
dan pencatatan-pelaporan kegiatan. Pelbagai metoda stimulasi dan deteksi dini telah banyak
dikembangkan oleh para ahli dan lintas sektor terkait. Departemen Kesehatan bekerjasama
dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun pelbagai instrumen stimulasi,
deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang
diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi psikologi ?


2. Apa yang dimaksud keadaan psikologi bayi dan anak ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi ?
4. Apa saja masalah-masalah psikologi pada anak yang sering terjadi ?
5. Bagaimana perkembangan psikologi pada masa pra sekolah, sekolah
dan pubertas ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu psikologi


2. Untuk mengetahui keadaan psikologi bayi dan anak
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
perkembanganpsikologi
4. Untuk mengetahui masalah-masalah psikologi pada anak
5. Untuk mengetahui perkembangan psikologi pada masa pra sekolah ,sekolah dan
pubertas
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi merupakan salah satu bidang ilmupengetahuan dan ilmu terapantentang
perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia secara ilmiah. Para praktisi di bidang
psikologi disebut sebagai psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi
mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang
proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku
B. KEADAAN PSIKOLOGI BAYI DAN ANAK

Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam passage
(peredaran waktu) tertentu.Perkembangan dalam pengertian sempit bisa disebutkan sebagai:
“Proses pematangan fungsi-fungsi yang non-fisik”

Masa bayi dianggap sebagai masa dasar karena merupakan dasar periode kehidupan
yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak perilaku , sikap , dan pola ekspresi emosi
terbentuk .

Masa bayi berlangsung 2tahun pertama setelah periode bayi baru lahir .

Masa bayi disebut juga :

a. Masa dasar yang seusngguhnya


b. Masa dimana perubahan dan pertumbuhan berjalan pesat
c. Masa berkurangnya ketergantungan
d. Masa meningkatnya individualitas
e. Masa yang menarik
f. Masa permulaan kreativitas
Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-otomatis. Sebab perkembangan
tersebut sangatbergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:

1) Fakto herediter (warisan sejak lahir, bawaan)


2) Faktor lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan
3) Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
4) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa
menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
Dalam unsur kehidupan itu selalu ada tenaga-pendorong-maju (forward impetus)
untuk bergiat, berubah dan berkembang.
Anak merupakan agen subyek aktif yang memfungsikan segenap kemampuan dalam
proses perkembangannya. Dalam perkembangan anak terdapat impuls-impuls bawaan yang
mendorong segenap mekanisme dari potensialitasnya untuk berfungsi aktif, berkembang dan
terus maju. Jika fungsi-fungsi psiko-fisik itu mengalami proses pematangan, maka terjadilah
proses pemekaran dan pembukaan dari “lipatan” pada setiap potensi organisme. Inilah yang
disebut sebagai proses perkembangan.
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting. Mengapa? Karena dalamrentang
lima masa kanak-kanal (prenatal, masa bayi dan tatih, masa kanak-kanak pertama, masa
kanak-kanak kedua, dan masa remaja), priabdi dan sikap seseorang dibentuk. Bila pada masa
penting itu seseorang anak ''salah bentuk'', akibatnya bisa fatal. Hal ini kerap dilakukan orang
tua, guru, atau orang dewasa karena mereka memiliki pengetahuan yang minim mengenai
perkembangan anak. .
Dalam ilmu jiwa perkembangan kita kenal beberapa pembagian masa-hidup, yang
disebut sebagai fase atau perkembangan. Fase perkembangan ini mempunyai ciri-ciri yang
relatif sama, berupa kesatuan-kesatuan peristiwa yang bulat.
Anak merupakan pelaku atau author yang bebas merdeka; yaitu leluasa memilih satu
pola hidup tertentu, mengarah pada satu tujuan hidup tertentu pula. Namun selanjutnya anak
akan memahami, bahwa kebebasannya pada hakekatnya dibatasi (ada limitasinya) oleh
faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi pula oleh kondisi-kondisi
lingkungan hidupnya.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangannya akan dipengaruhi


oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor
eksternal

1.Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu yang ada dalam diri
individu yang keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam
faktor-faktor internal tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kematangan fisik dan psikis.

Faktor internal meliputi :


1. Kecakapan dan keterampilan seorang anak.
Seorang anak yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam mengembangkan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya: seorang anak yang pandai bergaul, akan lebih
mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
2. Harga diri.
Seorang anak yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan mengalami
kesulitan dalam menghadapi
berbagai hal yang dihadapinya.
3. Persepsi seseorang anak mengenai diri sendiri.
Pandangan seorang anak terhadap dirinya dapat mempengaruhi dalam perkembangan
konatifnya. Seorang anak yang memandang dirinya buruk akan lebih sulit dalam
mengembangkan potensi dalam dirinya.
Contoh: seorang anak yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk menunjukkan
kemampuannya.
4. Keinginan.
Anak yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang tinggi untuk meraih
keinginannya.

2. Faktor Eskternal
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang
keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor
eksternal antara lain : faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor
lingkungan non fisik.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya menyangkut masalah fisik atau jasmani
saja, tetapi juga menyangkut masalah rohani. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
individu terdapat beberapa macam, antara lain :
a. Faktor Pembawaan
Pada waktu anak lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi yang ada pada
dirinya. Secara umum kemungkinan-kemungkinan potensi yang ada pada anak yang baru
lahir adalah
a. Kecerdasan
b. Bakat-bakat khusus
c. Jenis kelamin
d. Jenis ras
e. Sifat-sifat fisik
f. Sifat-sifat kepribadian
g. Dorongan-dorongan
Pada waktu dilahirkan anak telah merupakan satu kesatuan psycho-physis sebagai
hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu.
Selama perkembangannya individu-individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan
pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya
yang sesuai dengan perkembangannya itu.
Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang dibawa oleh individu sejak
lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya tiap individu akan berbeda-beda baik dari segi
fisik/jasmani maupun perkembangan rohaninya.
Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan.
Masa anak-anak awal dimulai ketika anak berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa anak
awal perkembangan fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada
masa bayi. Pada anak usia ini faktor pembawaan anak akan mulai terlihat dan orangtua atau
orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan kemampuan
anak.
b. Faktor Lingkungan
Kehidupan manusia khususnya anak-anak dibutuhkan banyak berinteraksi dengan
individu lainnya. Lingkunagn fisik (phiysical envirenment) banyak mempengaruhi
perkembangan individu. Faktor lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor
exogen.Pada anak usia ini anak anak sudah siap memasuki dunianya yakni masuk dunia
kanak-kanak. Kemampuan berbicara, mobilitas, keikutsersertaan sosial yang cepat,
kesemuanya mempercepat pertumbuha intelektual anak. Pada masa anak usia seperti ini telah
mendapat sebagian besar perkembangan berbahasa mereka sebagai salah satu tugas belajar
mereka yang penting. Kemampuan berbahasa yang dicapai akan memeudahkan mereka
belajar lebih lanjut.
Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak usia ini
adalah orang tua. Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta
menanggapi kemauan anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua
akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain itu ada pula faktor
lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya
dengan kebudayan. Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi,
kondisi ataupun corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-faktor di atas, faktor
agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah
satunya adalah anak mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di
tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.

Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna,
dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus
menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik,dalam arti
menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model.
Tampaknya terdapat kesepakatandi kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang
tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prest`si seseorang individu . Menurut
model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang
bersifat internal maupun eksternal.

D. MASALAH-MASALAH PSIKOLOGI PADA ANAK YANG SERING TERJADI


Gangguan psikologis pada anak agak susah dikenali. Berikut antara lain ciri-ciri yang
dapat menjadi pedoman para orang tua dalam melakukan diagnosis terhadap anak yang
mengalami gangguan psikologis pada fungsi fisik dan kinerja mental yaitu
1. ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder)
Menurut Psikolog Klinis Adriana S Ginanjar, Anak yang mengalami ADHD (attention)
deficit hyperactivity disorder), ciri-cirinya antara lain tidak bisa memusatkan perhatian,
impulsif, dan hiperaktif. Anak-anak semacam ini akan mudah bosan dan cenderung
agresif. Bahkan bisa memiliki reaksi berlebihan terhadap frustasi.
2. Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami kondisi
menutup diri.Gangguan ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi
komunikasi, interaksi social, dan perilaku. Gejala anak autis termasuk anak tidak
berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan ini biasanya terlihat
sebelum anak mencapai usia 3 tahun, dan dapat membuat anak-anak bertindak sangat tidak
tepat, seperti membenturkan kepala mereka pada hal-hal. Pada anak-anak Autistik
beberapa cirinya adalah gangguan yang jelas pada perlaku non verbal seperti tidak bisa
berbagi minat dengan orang lain dan suka menyendiri, terlambat untuk bisa berbicara, dan
terikat pada ritual yang tidak fungsional.
3. Sindrom Asperger
Anak yang mengalami Sindrom Asperger, pada umumnya tidak jauh berbeda dengan
penderita autistik.Hanya saja pada anak autistik tidak mengalami keterlambatan bicara,
tetapi cenderung menggunakan bahasa formal.Selain itu anak dengan Sindrom Asperger
juga memiliki prestasi akademik dan kemampuan yang baik pada bidang
tertentu.Syndrome asperger merupakan gangguan kejiwaan pada diri seseorang yang
ditandai dengan rendahnya kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi.
4. Retardasi Mental
Pada anak yang mengalami Retardasi Mental, ciri utamanya adalah memiliki skor yang
rendah pada tes intelegensi formal.Anak tersebut juga memiliki hambatan dalam
menyelesaikan tugas sehari-harinya.Gangguan psikologisdi dunia saat ini sangat luas, dan
begitu juga jumlah anak-anak yang terkena gangguan tersebut setiap hari.Ada juga
berbagai gejala untuk setiap gangguan. Sangat penting bagi orangtua untuk mengetahui
tentang gangguan psikologis yang dapat mempengaruhi anak-anak dan gejala untuk
mengidentifikasi mereka, sehingga mereka dapat membantu anak-anak mereka dengan
cara yang cepat dan efisien.
Berikut ini adalah masalah psikologi anak berupa perubahan emosi diantaranya
yaitu :
a. Gangguan Kecemasan Kecemasan adalah jenis yang paling umum dari gangguan
psikologis yang mempengaruhi anak-anak. Gejala utama dari gangguan kecemasan
adalah kekhawatiran yang berlebihan, ketakutan atau kegelisahan.Ada berbagai jenis
gangguan kecemasan, seperti ketakutan yang tidak beralasan situasi, paling sering
disebut sebagai fobia, gangguan kecemasan umum, yang cenderung membuat anak-anak
khawatir berlebihan tentang hal-hal yang tidak realistis, serangan panik, gangguan
obsesif kompulsif, yang menyebabkan anak-anak mengulangi pola pikiran dan perilaku,
seperti mencuci tangan, dan gangguan stres pasca-trauma, yang biasanya terjadi pada
anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis dalam hidup. Gangguan stres pasca-
trauma menyebabkan kilas balik yang menyakitkan dan menakutkan dari peristiwa
traumatik.

b. Depresi parah Depresi adalah gangguan psikologis lain yang sangat umum pada anak-
anak. Depresi mempengaruhi emosi anak, membuat mereka merasa sedih atau tidak
berharga.Mereka mungkin kehilangan motivasi untuk kegiatan yang mereka gunakan
untuk sangat menikmati, dan mungkin memiliki perubahan nafsu makan dan pola tidur.
Mereka mungkin mulai melihat dunia sebagai tempat yang putus asa, dan mereka
tampaknya tidak peduli tentang apa pun. Semua gejala ini penting untuk menyadari
karena ketika mereka menggabungkan, seorang anak dapat mempertimbangkan bunuh
diri dan hidupnya mungkin dalam bahaya.
c. Bipolar Disorder Gangguan bipolar sering terlihat pada gejala perubahan suasana hati
berlebihan yang tampaknya berubah dengan cepat dan pergi dari rendah ke tinggi dengan
cepat. Saat-saat perubahan suasana hati berlebihan kadang-kadang dimoderatori oleh
suasana hati biasa di antara, tapi selama periode suasana hati yang intens, anak-anak
mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti berbicara non-stop, menunjukkan penilaian
buruk dan tidak tampak membutuhkan sangat banyak tidur.Jika tidak diobati tanpa obat,
gangguan bipolar dapat menyebabkan depresi berat.
d. Hiperaktif Ini merupakan sebuah gangguan psikologi anak yang cukup sering terjadi.
Seorang anak akan mendapatkan sebuah gangguan perilaku dimana mereka cenderung
bergerak aktif bahkan super aktif di dalam rumah atau di lingkungan permainan bersama
dengan teman-temannya. Anak-anak yang hiperaktif bisa membahayakan teman-
temannya akibat perilaku yang terjadi secara spontan dan tanpa pikir panjang.
e. Pemurung dan penyendiri Ketika kita telah membahas mengenai anak-anak yang ceria
bahkan hiperaktif, ada pula anak yang berperilaku sebaliknya. Mereka sangat sulit
bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri.Anak-anak seperti
ini juga tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bisa berkembang
jika selalu dibiarkan.

Selain itu, masalah psikologi pada anak berupa perilaku dalam kehidupan
sehari-hari antara lain sebagai berikut:
1. Anak suka berbohong Kemungkinan besar anak berbohong disebabkan
oleh karena orang tua acap kali melarang anak untuk mengatakan atau menceritakan
sesuatu peristiwa atau kejadian yang benar. Sebagai ilusterasi, "Jagad secara terus
terang mengatakan kepada ibunya bahwa ia pernah mencubit adiknya sampai menangis
meraung-raung."Mendengar pernyataan ini Ibunya langsung mencubit paha Jagad
bahkan menampar pihinya hingga memar memerah. Suatu ketika Jagad marah pada
adiknya karena mengganggu saat ia sedang belajar, ibunya datang, hati Jagad masih
bergolak menahan rasa marahnya, akan tetapi Jagad mengatakan pada ibunya itu,
bahwa ia sangat menyayangi adiknya.
Mendengar penuturan ini ibunya langsung merangkul Jagad dengan mencium
pipinya dan mengusap-usap kepalanya.Dari contoh ilusterasi di atas dapat kita tarik
kesimpulan, bahwa berbicara benar membuat seorang anak , mendapat perlakuan yang
kurang menyenangkan, merasakan kesakitan, dicubit dan ditampar oleh ibunya,
sedangkan dengan berbohong mengatakan yang bukan sebenarnya mendapatkan
sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman itu mengajarkan kepada anak bahwa ibu
lebih menyukai kepada anaknya yang berbohong.
Hal seperti inilah yang acap kali dikeluhkan oleh seorang ibu karena anak-
anaknya sering berbohong.Orang tua terutama seorang ibu sering kali menyalahkan
anak-anaknya yang sering kali berbohong.Padahal secara tak disadarinya, kelakuan dan
sikap anak untuk berbicara bohong itu akibat dari prilaku dan tindakannya sendiri
dalam menyikapi suatu kejadian di dalam keluarga berkait dengan anak-anaknya.
Dan berbicara bohong dari anak-anaknya tersebut merupakan hasil dari
didikkannya sendiri. Solusi:Berkait dengan masalah tersebut di atas, jika orang tua
menginginkan anak-anaknya bersikap jujur, dan tidak berbohong, maka seyogyanyalah
harus bersedia untuk mendengarkan suatu kebenaran baik kebenaran itu terasa manis
atau pahit, baik ataupun buruk yang dinyatakan oleh seorang anak. Jangan sampai anak
merasa takut untuk mengungkapkan segala isi hatinya.
2. Anak suka berkelahi Berdasarkan studi Gentile dan Bushman
mengatakan, ada enam faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi pengganggu atau
bullying terhadap temannya. “Ketika semua faktor-faktor risiko dialami oleh anak-anak,
risiko agresi dan perilaku intimidasi akan tinggi.1-2 faktor risiko bukanlah masalah besar
bagi anak-anak, tetapi orangtua masih membutuhkan bantuan untuk mengatasi,” kata
Gentile. Solusi: memberi teguran dan nasihat yang baik. Ini termasuk metode pendidikan
yang sangat baik dan bermanfaat untuk meluruskan kesalahan anak.
3. Anak suka mencuri Kadang-kadang orang tua merasa terkejut dan
bingung sewaktu pertama kali mengetahui anaknya mencuri.Orang tua lantas mungkin
berpikir bahwa ini merupakan hal yang wajar dalam perkembangan anak.Anggapan ini
tentu saja tidak benar.Jadi, sekecil apa pun pencurian yang dilakukan anak, orang tua
harus melarang dan menghentikannya.Boleh dikata hal ini kerap kali terjadi, terutama
dalam keluarga yang memiliki anak berusia empat sampai tujuh tahun. Pada usia ini
anak cenderung untuk mengambil apa yang bukan haknya. Sebenarnya, perbuatan
mencuri yang dilakukan anak-anak balita bukanlah tingkah laku yang menyimpang.
Tetapi bila orang tua tidak menanganinya dengan benar, tingkah laku yang tidak
berbahaya itu dapat mengarah menjadi perbuatan yang berakibat lebih jauh.Mencuri di
kalangan anak-anak balita sering terjadi.Ini disebabkan karena mereka belum
mempunyai konsep kemilikan. Anak-anak belum mempunyai batas yang tegas antara
milik sendiri dan milik orang lain. Bila mereka melihat sesuatu yang disukainya, mereka
akan mengam-bilnya. Bagi mereka seolah berlaku prinsip: “Aku lihat, aku suka, aku
mau, aku ambil. Anak kecil belum mengerti bahwa dengan mengambil benda yang
dinginkan tanpa izin si pemilik, ia melanggar hak milik teman tersebut dan akan
merugikan si teman itu. Pada umumnya, orangtua pasti akan merasa kaget, kecewa, dan
malu bila mengetahui bahwa anak mereka telah mencuri sesuatu milik orang lain.
Namun, janganlah orangtua bertindak tergesa-gesa, langsung marah-marah
kepada anak, apalagi menghukumnya dengan cara yang berlebihan. Sebab, tidak semua
anak mencuri karena niat yang sudah direncanakan. Solusi dari permasalahan anak yang
suka mencuri antara lain:
a. Mendidiknya dalam kebenaran. Bimbinglah anak dengan ajaran Agama, tingkatkan
keimanan dengan mengajak anak melakukan kegiatan ibadah bersama keluarga dan
berilah pengertian dengan penuh kasih sayang.
b. Memasukkan konsep nilai yang benar. Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik
perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak
sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku
ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya.

E. PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PADA MASA PRA SEKOLAH, SEKOLAH


DAN PUBERTAS

A. Perkembangan Psikologi Pada Masa Pra Sekolah


1) Prasekolah (bahasa Inggris: pre-school) merupakan pilihan pendidikan bagi kanak-
kanak sebelum memasuki sekolah. Early Childhood adalah anak yang berusia sejak
lahir sampai dengan usia delapan tahun. Batasan ini seringkali dipergunakan untuk
merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakanya
sebagai tipe prasekolah. Pendidikan prasekolah adalah satu program yang
menyediakan pengalaman pembelajaran kanak-kanak yang berumur 4-6 tahun dalam
jangka masa satu tahun atau lebih sebelum masuk ke tahun pertama di sekolah formal.
Konsep yang digunakan ialah "Belajar Sambil Bermain" dengan menekankan
"Pembelajaran Bertema”. Pendidikan prasekolah bertujuan menyuburkan potensi
kanak-kanak dalam semua aspek perkembangan, menguasai kemahiran asas dan
memupuk sikap positif sebagai persediaan untuk masuk ke sekolah dasar.
2) Ciri anak pra sekolah :
1. Ciri Fisik Anak Pra sekolah.
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang
berada dalam tahapan sebelumnya :
a) Anak pra sekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol
terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
b) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang
cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.
Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
c) Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari
dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan
kegiatan yang rumit seperti misalnya, mengikat tali sepatu.
d) Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi
tangan masih kurang sempurna.
e) Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih
lunak (soft). Hendaknya berhati-hati bila anak berkelahi dengan teman-temannya,
sebaiknya dilerai, sebaiknya dijelaskan kepada anak-anak mengenai bahayanya.
f) Walaupun anak lelaki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang
bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan
mengkritik anak lelaki apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap membandingkan
anak lelaki-perempuan, juga dalam kompetisi keterampilan.

2. Ciri Sosial Anak Pra sekolah :


a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini
cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka
mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis
kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
b) Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena
kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
c) Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.

Beberapa tingkah laku sosial:


Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin
berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan
apapun.
1) Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan,
berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya,
mereka berusaha untuk tidak saling berbicara.
2) Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati.
Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak
berusaha untuk bermain bersama.
3) Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak
sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat
mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung.
4) Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada
peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
5) Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada
organisasi.Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan
bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
3. Ciri Emosional Pada Anak Pra sekolah
Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan emosi.
Semakin matang emosi seseorang, akan kian stabil pula kepribadiannya. Untuk anak
usia pra sekolah, kemampuan mengekspresikan diri bisa dimulai dengan mengajari
anak mengungkapkan emosinya.
Jadi, anak prasekolah dapat diajarkan bersikap asertif, yaitu sikap untuk
menjaga hak-haknya tanpa harus merugikan orang lain. Saat mainannya direbut,
kondisikan agar anak melakukan pembelaan.Entah dengan ucapan, semisal, “Itu
mainan saya. Ayo kembalikan!”, atau dengan mengambil kembali mainan tersebut
tanpa membahayakan siapa pun.
Ciri Emosional Pada Anak Pra sekolah :
a) Anak TK cenderung mengekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap
marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.

b) Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan
perhatian guru.

1. Perkembangan

Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat


kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan
pengaruh lingkungan. Perkembangan ditunjukkan
dengan perubahan yang bersifat :
1. Perubahan Bersifat Sistematis

Perubahan dalam perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya saling


kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Misalnya anak diperkenalkan bagaimana cara
memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan
belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada
saat ototototnya
telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh.
Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf.

2. Perubahan Bersifat Progresif

Perkembangan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan yang terjadi bersifat maju,
meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Misalnya, perubahan
pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana berkembang ke arah yang
lebih kompleks.

3. Perubahan Bersifat Berkesinambungan

Berkesinambungan ditunjukkan dengan adanya perubahan yang berlangsung secara


beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncat-loncat atau karena unsur
kebetulan.Misalnya, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri
dan merangkak terlebih dahulu. Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu
mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar,
sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilakubaru.

B. Perkembangan Psikologi Pada Masa Sekolah


Masa usia sekolah dasar berkisar pada 6–12 tahun yaitu masa kematangan bersekolah
, masa keserasian berekolah yang pada akhirnya mulai mudah dididik.
a. Masa kelas rendah sekolah dasar , ciri-ciri :
1. Adanya korelasi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
2. Ada kecenderungan memuji diri sendiri
3. Suka membandingkan dengan anak lain
4. Pada umur 6-8 th biasanya menginginkan nilai raport yang baik tanpa melihat
kemampuannyan.

b. Masa kelas tinggi sekolah dasar , ciri-ciri :


1. adanya minat thd kehidupan praktis sehari-hari yang konkret;cenderung
membandingkan pekerjaan yang praktis
2. realistis, ingin tahu, inin belajar
3. minat pada mata pelajaran khusus sampai kira-kira umur 11 th membutuhkan orang
yang bisa membantu menyelesaikan tugasnya
4. memandang nilai raport sebaai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
5. gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama

c. Masa usia sekolah menengah (12-18 tahun )


1. Masa remaja awal
ciri-ciri :
a) tidak tenang
b) kurang suka bekerja
c) kurang suka bergerak
d) lekas lemah
e) senang tidur

2. Masa Remaja
ciri-ciri :
a) Proses terbentuknya pandangan hidup atau cita-cita.
b) Remaja merindukan sesuatu yang bisa dianggap bernilai dan pantas dipuja,yang
kadang-kadang belum jelas.
c) Obyek pemujaan lebih jelas.
d) Mulai dapat menemukan nilai-nilai atau pendirian hidupnya.
3. Masa Remaja Akhir
ciri-ciri :
a) Dapat menentukan pendirian hidupnya
C. Perkembangan Psikologi Pada Masa Pubertas
Masa Perkembanganremaja dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang lebih antara
12-14 thn.masa puber atau masa permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan
fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. pertengahan masa remaja adalah masa yang
lebih stabil untuk menyusuaikan diri dan berintraksi dengan perubahan permulaan remaja,
kira-kira umur 14-16 thn. remaja akhir yang kira-kira berumur 18 thn -20 thn ditandai dengan
transisi untuk mulai bertanggung jawab,membuat pilihan dan berkesempatan untuk mulai
menjadi dewasa.
Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis
hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan
pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone
(LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan
progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang
juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan
testosterone.Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem
biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa
sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara
mulai berkembang, dll.Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan
fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka
akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia
remaja.
Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun, yang akan mengalami periode
perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
1. Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
2. Masa pubertas (14 - 16 tahun)
3. Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
4. Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan
masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.Setiap tahap
perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus
dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika
berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil
dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan
psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
Berikut ini merupakan berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja,
berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi pendidik.
a. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara
efektif
b. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
c. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
d. Remaja mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
e. Remaja memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-
ciri khusus pada remaja, antara lain:
a. Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
b. Emosinya tidak stabil
c. Perkembangan Seksual sangat menonjol
d. Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
e. Terikat erat dengan kelompoknya
Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur
remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara
pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
1) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
2) Anak mulai bersikap kritis
b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
1) Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
2) Memperhatikan penampilan
3) Sikapnya tidak menentu/plin-plan
4) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Cirinya:
1) Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
2) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
1) Perhatiannya Tertutup Pada Hal-Hal Realistis
2) Mulai menyadari akan realitas
3) Sikapnya mulai jelas tentang hidup
4) Mulai nampak bakat dan minatnya
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmupengetahuan dan ilmu terapan tentang
perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia secara ilmiah
b. Masa bayi dianggap sebagai masa dasar karena merupakan dasar periode kehidupan yang
sesungguhnya karena pada saat ini banyak perilaku , sikap , dan pola ekspresi emosi
terbentuk
Anak merupakan pelaku atau author yang bebas merdeka; yaitu leluasa memilih
satu pola hidup tertentu, mengarah pada satu tujuan hidup tertentu pula. Namun
selanjutnya anak akan memahami, bahwa kebebasannya pada hakekatnya dibatasi (ada
limitasinya) oleh faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi pula oleh
kondisi-kondisi lingkungan hidupnya.

c. Faktor umum yang mempengaruhi perkembangan psikologi terdiri :


- Faktor internal
- Faktor eksternal
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap individu terdapat beberapa macam, antara lain :
1. Faktor Pembawaan
2. Factor lingkungan

d. Masalah atau gangguan psikologi pada anak meliputi perubahan emosi, fungsi fisik,
perilaku dan kinerja mental. Berikut ini adalah masalah atau gangguan psikologi pada
anak pada fungsi fisik dan kinerja mental:
1. ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder)
2. Autisme
3. Sindrom Asperger
4. Retardasi Mental
Berikut ini adalah Problem atau gangguan psikologi pada anak pada perubahan emosi:
1. Gangguan Kecemasan
2. Depresi parah
3. Bipolar Disorder
4. Hiperaktif
5. Pemurung dan Penyendiri
Berikut ini adalah masalah psikologi anak pada perilakunya :
1. Anak suka berbohong.
2. Anak suka berkelahi
3. Anak suka mencuri Pendekatan-pendekatan digunakan dalam layanan bimbingan
e. Perkembangan Psikososial anak masa prasekolah berhubungan dengan permainan dan
orang lain. Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada masa
prasekolah.Permainan membantu perkembangan kognitif karena dengan permainan anak
dapat menjelajah lingkungan, mempelajari objek-objek di sekitarnya dan belajar
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pada masa sekolah anak memasuki masa belajar di dalam dan di luar sekolah.
Anak belajar di sekolah, tetapi membuat latihan pekerjaan rumahyang mendukung hasil
belajar di sekolah
Berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja:
1. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara
efektif
2. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
3. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
4. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
5. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

B. SARAN

Saran untuk Mahasiswa


Makalah ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran mata kuliah Psikologi sekaligus
dapat memahami materi proses adaptasi psikologis pada bayi dan anak sesuai tahap
perkembanganya.
DAFTAR PUSTAKA

http://pujiekowati.blogspot.co.id/p/111-keadaan-psikologi-bayi-dan-anak.html

https://www.slideshare.net/zulfameizanita/makalah-psikologi-perkembangan-masa-bayi

http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi-anak.html

http://perkembanganpsikologi-anak.blogspot.co.id/

https://www.slideshare.net/zulfameizanita/makalah-psikologi-perkembangan-masa-bayi

http://suryadun.blogspot.co.id/2014/03/makalah-masalah-masalah-psikologi-pada.html

https://dokumen.tips/documents/makalah-psikologi-5616bb59a8733.html

http://jo46.blogspot.co.id/2015/05/proses-adaptasi-psikologi-pada-anak.html

Anda mungkin juga menyukai