Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI


DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Dosen Pengampu
Bdn. Sri Aningsih S.Pd., SST.,M.Kes

Disusun oleh
Firstamanda May Amsha (15.401.20.002)
Nur Umamah (15.401.20.005)

MATA KULIAH
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA
PRODI D III KEBIDANAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah swt, karena atas rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Nilai Personal
dan Nilai Luhur Profesi dalam Pelayanan Kebidanan” ini. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Etika dan Hukum
Kesehatan tahun ajaran 2022/2023.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah
Etika dan Hukum Kesehatan, Ibu Bdn. Sri Aningsih S.Pd., SST.,M.Kes. serta
teman-teman yang secara langsung maupun yang tidak langsung telah mendukung
selesainya makalah ini.
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber
berupa buku dan e-book. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
pemula, baik dari segi susunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan
makalah yang kami susun ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Krikilan, 18 September 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1

1.3 Tujuan........................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................. 2

2.1 Pengertian Nilai............................................................................ 2

2.2 Penyerapan/Pembentukan Nilai.................................................... 2

2.3 Nilai Personal/Pribadi dan Nilai Luhur Profesi............................ 4

2.4 Kebijaksanaan dan Nilai-Nilai...................................................... 5

2.5 Pertimbangan Nilai-Nilai.............................................................. 8

BAB 3 PENUTUP....................................................................................... 9

3.1 Simpulan....................................................................................... 9

3.2 Saran.............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. iv

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai
contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri
bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum
yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan
dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak
pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat
yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh,
masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena
dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada
masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam
persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota
kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa
sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas
(kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu
agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah pengertian dari nilai?
2. Bagaimanakah penyerapan/pembentukan nilai?
3. Bagaimanakah nilai personal/pribadi dan nilai luhur profesi?
4. Bagaimanakah kebijaksanaan dan nilai-nilai?
5. Bagaimanakah pertimbangan nilai-nilai?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari nilai
2. Mengetahui penyerapan/pembentukan nilai
3. Mengetahui nilai personal/pribadi dan nilai luhur profesi
4. Mengetahui kebijaksanaan dan nilai-nilai
5. Mengetahui pertimbangan nilai-nilai
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nilai


Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan
terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku
seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah tentang nilai-nilai yang
dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal. Nilai
merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah-langkah yang
seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam
dan diperoleh seseorang sejak kecil. Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan
pendidikan, yang dewasa ini mendapat perhatian khusus, terutama bagi para
petugas kesehatan karena perkembangan peran menjadikan mereka lebih
menyadari nilai dan hak orang lain. Klasifikasi nilai-nilai adalah suatu proses
dimana seorang dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai-nilai
mereka sendiri. Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanannya,
selain menggunakan ilmu kebidanan yang ia miliki juga diperkuat oleh nilai
yang ada di dalam diri mereka.

2.2 Penyerapan/Pembentukan Nilai


Sesuai dengan penjelasan teori tentang nilai, kepercayaan atau aturan
dapat menjadi nilai yang berharga hanya bila kepercayaan tersebut memenuhi
kriteria nilai. Kepercayaan atau pedoman adalah suatu yang diterima sebagai
kebenaran yang kemungkinan dinilai dari kenyataan. Kepercayaan juga
merupakan sekumpulan konsep pemikiran. Masyarakat yang meyakini
penghargaan menyatakan kebenaran dapat dibuktikan. Tradisi keluarga
mewariskan aturan atau kepercayaan atau adat istiadat pada keturunannya.
Beberapa kepercayaan merupakan bagian dari nilai kehidupan, karena
masyarakat bebas untuk memilih dan memenuhi kriteria enam aspek dari
penjelasan tentang nilai. Peraturan merupakan sifat yang sesuai dengan
perilaku. Aturan juga mengatur pada orang, objek, kondisi maupun situasi.
Contoh seorang anak akan mempelajari suatu aturan seperti cara bekerja sama
dan cara memberi-menerima dari keluarga dan akan terlihat pada perilakunya.

2
3

Pola tradisional, nilai, kepercayaan dan peraturan, seluruhnya dapat dipelajari


melalui perbandingan (model), persuasi (keyakinan), pilihan terbatas,
menentukan aturan dan pertimbangan suara hati.
Penyerapan dan pembentukan nilai melalui model yaitu dengan cara
individu dapat belajar dari sekumpulan contoh perilaku orang lain dan
individu tersebut akan menirunya. Beberapa tahun lalu di Amerika, model
peran untuk anak-anak dibatasi karena interaksi secara umum dihambat oleh
keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dewasa ini anak mempelajari sumber
model dari televisi, radio, kelompok di sekolah, keluarga dan teman. Oleh
karena anak dalam mempelajari nilai dari bermacam-macam model, maka
dapat menimbulkan kesulitan dalam menentukan model yang tepat. Dari hasil
penelitian. beberapa anak sering menunjukkan perilaku yang berlainan dan
bertentangan. Penyerapan dan pembentukan nilai dengan jalan meyakinkan
merupakan dasar dari pengertian atau pemikiran (kognitif). Hal ini dapat
dilihat antara aspek emosi dan perilaku tidak dapat dipisahkan. Contohnya
seorang bidan berusaha meyakinkan pasien untuk mandi setiap hari
Etika individu dipengaruhi atau dibentuk oleh beberapa hal, diantaranya
yaitu; keluarga, faktor situasi, nilai, moral, agama, pengalaman, dan pengaruh
teman. Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
A. Pendekatan utilitarian Itilitarian Approach; tindakan dan perencanaan
harus dinilai berdasarkan akibat dan tindakan tersebut.
Pendekatan ini pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Beatham (1748-
1832). Persoalan yang dihadapi olehnya dan orang-orang di zamannya
adalah bagaimana menilai baik-buruknya suatu kebijakan ial politik,
ekonomi, dan legal secara moral. Singkatuya, setiap tindakan harus dida
sarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam ber tindak seseorang
seharusnya mengilati cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat (kepentingan banyak orang, dengan cara yang
tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnva.
B. Pendekatan hak-hak individual (Individual Rights Approach, kesadaran
bahwa semua memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati dalam semua
keputusan. Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
4

dasar yang harus dihormati Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut
harus dilandasi apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan
dengan hak orang lain.
C. Pendekatan Peradilan (Justice Approach) pemahaman bahwa pembuatan
keputusan harus wajar adil dan tidak bias dalam mendistribusikan
keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok. Para
pembuat keputusan aranpunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.

2.3 Nilai Personal/Pribadi dan nilai Luhur Profesi


A. Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi
seseorang. nilai tersebut membentuk dasar perilaku seseorang yang nyata
melalui pola perilaku yang konsisten dan menjadi kontrol internal bagi
seseorang, serta merupakan komponen intelektual dan emosional dari
seseorang. Nilai itu erat hubungannya dengan kebudayaan dan masyarakat
karena setiap masyarakat atau setiap kebudayaan mempunyai nilai-nilai
tertentu. Nilai personal adalah keyakinan seseorang akan penghargaan, ide
atau perilaku. Menya dari nilai personal, membantu seseorang mengerti
akan dampak terhadap pengembangan dan tindakan profesi. Nilai
profesional merupakan refleksi nilai personal. Nilai personal memengaruhi
pengalaman profesional dan harapan. Nilai personal juga memantapkan
nilai profesional, memudahkan praktek kebidanan dengan menggunakan
etika.
B. Nilai luhur
Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap
orang, di mana sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran
yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada
kehidupan seseorang. Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu
penerapan fungsi nilai dalam etika profesi seorang bidan, di mana seorang
bidan yang profesional dapat memberikan pelayanan pada klien dengan
4

berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang diperoleh agar tercipta


hubungan yang baik antara bidan dan klien.
5

C. Penerapan nilai luhur


Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai-nilai luhur di mana pun
dan kapan pun dia memberikan pelayanan kebidanan, karena nilai luhur
dalam praktek kebidanan sangat menunjang dalam proses pelayanan serta
pemberian asuhan pada klien. Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang
mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur tergantung oleh setiap
individu, bagaimana cara individu menerapkan dan mengelola dalam
kehidupannya. Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi
juga pada rekan-rekan seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta
masyarakat secara umum. Sebab hubungan yang dijalin berdasarkan nilai-
nilai luhur dapat membantu dalam peningkatan paradigma kesehatan,
khususnya dalam praktek kebidanan.
Nilai-nilai luhur yang sangat diperlukan oleh bidan yaitu:
1. Ketetapan setiap tindakan
2. Menghargai orang lain
3. Kejujuran
4. Lemah lembut
Dasar pelayanan kebidanan yang baik meliputi :
1. Rasa kecintaan pada sesama manusia
2. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong menolong
dalam menghadapi pasien
3. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
4. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
5. Memberi pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
6. Berani membela kebenaran dan keadilan
7. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain
8. Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya

2.4 Kebijaksanaan dan Nilai-Nilai


5

Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan


kebidanan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam
praktek asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari
6

pendidikan bidan dan berlanjut pada forum atau kegiatan ilmiah baik formal
atau nonformal dengan teman, sejawat, profesi lain maupun masyarakat.
Salah satu perilaku etis adalah bila bidan menampilkan perilaku pengambilan
keputusan yang etis dalam membantu memecahkan masalah klien. Dalam
membantu memecahkan masalah ini bidan menggunakan dua pendekatan
dalam asuhan kebidanan, yaitu:
A. Pendekatan berdasarkan prinsip. Pendekatan berdasarkan prinsip sering
dilakukan dalam etika kedokteran atau kesehatan untuk menawarkan
bimbingan tindakan khusus.
B. Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan Bidan memandang care
atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral. Hubungan bidan dengan
pasien merupakan pusat pendekataan berdasarkan asuhan, yang di situ
bidan dapat memberikan perhatian khusus kepada pasien.
Dalam rangka penempatan terhadap jenis tenaga kesehatan tertentu
ditetapkan kebijaksanaan melalui pelaksanaan masa bakti terutama bagi
tenaga kesehatan yang sangat potensial di dalam kebutuhan penyelenggaraan
upaya kesehatan. Disamping itu tenaga kesehatan tertentu yang bertugas
sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi wewenang sesuai
dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait erat
dengan hak dan kewajibannya. Kompetensi dan kewenangan tersebut
menunjukkan kemampuan profesional yang baku dan merupakan standar
profesi untuk tenaga kesehatan tersebut.
Dari sejumlah tenaga medis tersebut, bidan merupakan salah satu unsur
tenaga medis yang berperan dalam mengurangi angka kematian bayi dan ibu
yang melahirkan, baik dalam proses persalinan maupun dalam memberikan
penyuluhan atau panduan bagi ibu hamil. Melihat besarnya peranan bidan
tersebut, maka haruslah ada pembatasan yang jelas mengenai hak dan
kewajiban dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan bidan tersebut. Maka
dari itu, dibuatlah Kode Etik Bidan, di mana kode etik tersebut merupakan
suatu pernyataan komprehensif dan profesi yang memberikan tuntutan bagi
anggota untuk melaksanakan praktek profesinya, baik yang berhubungan
dengan klien sebagai individu, keluarga, masyarakat, maupun terhadap teman
7

sejawat, profesi dan diri sendiri, sebagai kontrol kualitas dalam praktek
kebidanan.
Untuk melengkapi peraturan yang ada, maka dibuatlah sebuah kode etik
yang dibuat oleh kelompok-kelompok profesi yang ada di bidang kesehatan,
dengan ketentuan pokok bahwa peraturan yang dibuat tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan yang ada di atasnya. Contoh kode etik profesi
adalah kelompok dokter yang mempunyai kode etik kedokteran, dan untuk
kelompok bidan mempunyai kode etik kebidanan. Dalam kode etik tersebut
terdapat pengenaan sanksi apabila ada pelanggaran yang berupa sanksi
administratif, seperti penurunan pangkat, pencabutan izin atau penundaan
gaji.
Proses implementasi kebijakan dapat dirumuskan sebagai tindakan-
tindakan baik dari institusi pemerintah maupun swasta kelompok masyarakat
yang diarahkan oleh keinginan untuk mencapai tujuan sebagaimana
dirumuskan di dalam kebijakan. Sedangkan implementasi adalah memahami
apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau
dirumuskan. Fokus perhatian implementasi kebijakan men cakup kejadian-
kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah diberlakukannya
kebijakan negara, baik usaha untuk mengadministrasikannya maupun akibat
atau dampak nyata pada masyarakat. Kebijakan ditransformasikan secara
terus menerus melalui tindakan-tindakan implementasi sehingga secara
simultan mengubah sumber-sumber dan tujuan-tujuan yang pada akhirnya
fase implementasi akan berpengaruh pada hasil akhir kebijakan.
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang langsung memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. seorang bidan harus melakukan tindakan
dalam praktik kebidanan secara etis, serta harus memiliki etika kebidanan
yang sesuai dengan nilai-nilai keyakinan filosofi profesi dan masyarakat.
Selain itu. bidan juga berperan dalam memberikan persalinan yang aman.
memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan alat untuk memberikan perto longan yang aman dan bersih.
8

2.5 Pertimbangan Nilai-Nilai


Nilai Personal Profesi Pada 1985. "The American Association Colleges Of
Nursing" melaksanakan suatu proyek termasuk di dalamnya meng identifikasi
nilai-nilai personal dalam praktek kebidanan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesi, yaitu:.
A. Aesthetics (keindahan) Kualitas objek suatu peristiwa atau kejadian,
seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreativitas,
imajinasi, sensitivitas dan kepedulian.
B. Altruism (mengutamakan orang lain) Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk kebidanan, komitmen, asuhan,
kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
C. Equality (kesetaraan) Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap kejujuran. harga diri dan toleransi.
D. Freedom (kebebasan) Memiliki kapasitas untuk memiliki kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin, serta kebebasan dalam
pengarahan diri sendiri.
E. Human digrity (martabat manusia) Berhubungan dengan penghargaan
yang melekat terhadap martabat manusia sebagai individu, termasuk di
dalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan, dan penghargaan
penuh terhadap kepercayaan.
F. Justice (keadilan) Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal.
Termasuk objektivitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran.
G. Truth (kebenaran) Menerima kenyataan dan realita. Termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan, dan reflektivitas yang rasional.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus
memanfaatkan nilai-nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral
disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.
Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional.
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan
advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan
pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas asuhan keperawatan kebidanan.

3.2 Saran
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis
bisa menyusun makalah lebih baik kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Marmi. 2014. Etika Profesi Bidan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Heryani, Reni. 2013. Etikolegal dalam Praktik Kebidanan. Jakarta Timur: CV.
Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai