Anda di halaman 1dari 22

Etika Dan Hukum Kesehatan

“Nilai personal dan Nilai Luhur Profesi”

Dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan

Dosen Mata Kuliah : Anggit Kartikasari, SSit,M.kes

Disusun Oleh :

1. Fatma Aulia Putri


2. Fitri Indriyani
3. Gita Adellia Febriyanti
4. Rina Istiqamah

Tingkat 2 Semester III

PROGRAM D3 Kebidanan

Kampus 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKu)

RS Ciremai – Cirebon

Jl. Pangeran Drajat No. 40A, Cirebon 45133

KATA PENGANTAR
Assalmualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbalalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tidak terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Nilai Personal dan Nilai Luhur Profesi” dengan
lancar.

Kami sebagai penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar yang kami buat dimasa akan
datang dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami penyusun berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua yang membaca. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cirebon, 17 Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................

1.3 Tujuan................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Nilai dan Nilai Personal....................................................................

2.2 Nilai Luhur Profesi............................................................................

2.3 Nilai-Nilai yang harus duterapkan pelayan kesehata........................

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,
orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai
buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah
berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau
tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi
oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat
yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh,
masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam
persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat
tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan
mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun. Nilai sosial juga
berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat.
Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai
sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan
daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai
yang dianutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud nilai dan nilai personal
2. Apa yang dimaksud nilai luhur profesi
3. Etika dan Moral di Dalam Praktik Kebidanan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Nilai dan Nilai personal
2. Untuk mengetahui nilai luhur profesi
3. Untuk Mengetahui Etika dan Molar Praktik Kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nilai dan Nilai Personal

A. Nilai

Nilai – nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan


terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap / prilaku seseorang.
System nilai dalam suatu organisasi adalah tentang nilai – nilai yang dianggap
penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal. Nilai merupakan milik setiap
pribadi yang mengatur langkah – langkah yang seharusnya dilakukan karena
merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan di peroleh seseorang sejak kecil.
Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, yang dewasa ini mendapat
perhatian khusus, terutama bagi para petugas kesehatan karena perkembangan peran
menjadikan mereka lebih menyadari nilai dan hak orang lain.
Klasifikasi nilai- nilai adalah suatu proses dimana seorang dapat menggunakannya
untuk mengidentifikasi nilai- nilai mereka sendiri. Seorang bidan dalam
melaksanakan asuhan kebidanannya. Selain menggunakan ilmu kebidanan yang ia
miliki juga diperkuat oleh nilai yang ada didalam diri mereka. Nilai menurut para
ahli:
1. Kimball young, mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering
tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
2. A.W.Gree, nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai
emosi terhadap objek.
3. Wood, mengemukakan nilai adalah petunjuk umum yang telah berlangsung
lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. M.Z Lawang, menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan yang pantas,berharga,dan dapan meemengaruhi perilaku sosial
dari orang yang bernilai tersebut.
5. Hendropuspito, menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai
masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan
kehidupan manusia.
6. Karel J.veeger, menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai
pengertian-pengertian (sesuatu didalam kepala orang)tentang baik tidaknya
perbuatan-perbuatan.dengan kata lain nilai adalah hasil penilaian atau
pertimbangan moral.
 PEMBENTUKAN DAN TRANSMISI NILAI
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini
diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya
sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan
tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami
perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana
mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara
antara lain:
1. Modeling
Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau
buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan
masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul
2. Moralizing
Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi
tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada
individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
3. Laissez-Faire
Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan
sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan
memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan
mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan,
atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan
kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut.
4. Responsible Choice
Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali
nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi.
Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan
menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
5. Reward and Punishment
Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti mendapatkan
penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan
mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik
       B.     Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan
kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, BBL, keluarga berencana (KB), termasuk kesehatan reproduksi
wanita dan pelayanan keshatan masyarakat.
Penyerapan / pembentukan nilai
a. Pengertian Dasar Etika
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam
kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi
kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan.
Dalam profesi bidan “etika” lebih dimengerti sebagai filsafat moral. Istilah “etika”
berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal mempunyai
arti kebiasaan-kebiasaan  tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap;
dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan.
Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan
filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
b. Pengenalan Etika Umum
(1) Hati Nurani, Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau
buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu sekarang dan
disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita menghancurkan
integritas kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Hati
nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai
kesadaran. Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan
tanggung jawab, sehingga pengertian manusia bebas dengan sendirinya
menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab tanpa kebebasan.
Batas-batas kebebasan meliputi :
 Faktor internal
 Lingkungan
 Kebebasan orang lain
 Generasi penerus yang akan datang

(2) Nilai dan Norma


Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu yang
dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang
diinginkan. Sedangkan Norma adalah aturan-aturan yang menyertai nilai.
(3) Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan
dengan hukum objek.
(4) Amoral dan Immoral
Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned
with, out of spere of moral, non moral, diluar etis,Non moral. Sedangkan
Immoral berarti opposed to morality, morally evil, yang berarti
bertengtangan dengan moralitas yang baik, secara moral butuk, tidak etis.
(5) Moral dan Agama
Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar terpenting dari
tingkah laku moral adalah agama. Mengapa perbuatan itu boleh atau tidak
boleh dilakukan, dasarna adalah agama melarang untuk melakukannya.
Agama mengatur bagaimana cara kita hdup. Setiap agama mengandung
ajaran moral yang menjadi pegangan bagi setiap penganutnya. Dalam
agama kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut filsafat moral ,
kesalahan moral adalah pelanggaran prinsip etis,. Bagi penganut agama,
Tuhan adalah jaminanberlakunya tatanan moral.
C. Kode Etik Bidan Indonesia
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/
Mengkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik
Bidan Indonesia. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri
profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan
merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Nilai personal dalam pelayanan kebidanan

A. Nilai Persona
Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi
seseorang, nilai tersebut membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata melalui
pola prilaku yang konsisten dan menjadi control internal bagi seseorang, serta
merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang. 
B. Nilai Personal Profesi
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai – nilai
personal dalam praktek kebidanan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesi, yaitu :
1. Aesthetics (keindahan) Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang
memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi,
sensitifitas dan kepedulian.
2. Alturism (mengutamakan orang lain)Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen,
asuhan, kedermawanan / kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan) Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap kejujuran, harga diri dan toleransi.
4. Freedom (kebebasan) Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk
percaya diri, harapan, disiplin, serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human digrity (martabat manusia) Berhubungan dengan penghargaan yang
melekat terhadap martabat manusia sebagai individu, termasuk didalamnya
yaitu kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan, dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
6. Justice ( keadilan) Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal.
Temasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
keawajaran.
7. Truth (kebenaran) Menerima kenyataan dan realita. Termasuk akontabilitas,
kejujuran, keunikan, dan reflektifitas yang rasional.
C. Kewajiban Personal Seorang Bidan
Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir) :
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir) :
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
dipedukan sehubungan kepentingan klien.
Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2
butir).
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

 Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir):


1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan
yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.

 Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir) :


1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir) :
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan¬ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Penutup (1 butir): Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari


senantiasa menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

2.2 Nilai Luhur Profesi


Pengertian nilai luhur. Nilai luhur Merupakan suatu keyakinan dan sikap-
sikap yang dimiliki oleh setiap orang, dimana sikap-sikap tersebut berupa
kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang. Nilai luhur dalam
pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi nilai dalam etika profesi
seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional dapat memberikan
pelayanan pada klien dengan berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu
yang diperoleh agar tercipta hubungan yang baik antara bidan dan klien.

2.3 Etika dan Molar Praktik Kebidanan

A. PENGERTIAN

Kemajuan ilmu pengeahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh


terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan. Sikap
etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan. Etik
merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etik berfokus pada
prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam
kehidupanya dilandasi nilai-nilai yang di anutnya. Nilai (values) merupakan suatu
proses dimana seseirang dapat mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya
sendiri. Ada 3 fase dalam klarifikasi nilai-nilai yang perlu dipahami oleh bidan yaitu :
pilihan, penghargaan, dan tindakan. ciri Profesional :

Menurut T. Raka Joni,1980 adalah sbb:


a. Menguasai visi yang mendasari keterampilan.
b. Mempunyai wawasan filosofi.
c. Mempunyai pertimbangan rasional
d. Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja.
Menurut CV.Good
a. Memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku.
b. Memliki kecakapan profesional sesuai persyaratan yang telah dibakukan
(organisasi profesi,pemerintah).
c. Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah.
Menurut Scein EH
a. Terikat dengan pekerjaan seumur hidup.
b. Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan pemilihan
kariernya dan mempunyai komitmen seumur hidup
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahun dan keterampilan khusus melalui
pendidikan dan pelatihan.
d. Mengambil keputusan demi kliennya, berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan
teori.
e. Berorientasi pada pelayanan  menggunakan keahlian demi kebutuhan klien.
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan objektif  klien
g. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien mempunyai otomi dalam
mempertahankan tindakan
h. Membentuk perkmpulan profesi peraturan untuk profesi.
i. Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya, pengetahuan mereka
dianggap khusus.
j. Tidak diperbolehkan mengadakan advertensi klien.

2. Periaku Etis Profesional


Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan kebidanan
yang berkualitas bedasarjkan standar perilaku yang etis dalam praktis yang etis dalam
praktik asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan
bidan dan berlanjut pada forum atau kegiatan ilmiah baik formal atau non formal
dengan teman,sejawat, profesi lain maupun masyarakat. Dalam membantu
pemecahan masalah ini bidan mengunakan 2 pendekatan dalam asuhan kebidanan,
yaitu : pendekatan berdasarkan prinsip, pendekatan berdasarkan asuhan atau
pelayanan.
a) Pendekatan berdasarkan prinsip
Menurut Beauchamp Childres, menyatakan ada 4 pendekatan prinsip dalam
etika kesehatan, meliputi:1) tindakan sebaiknya mengarah sebagai
penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang.2) menghindarkan
berbuat suatu kesalahan.3) dengan murah hati memberikan sesuatu yang
bermanfaat dengan segala konsekuensinya.4) keadilaan menjelaskan tentang
manfaat dan resiko yang dihadapi.
b) Pendekatan Berdasarkan Asuhan
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewjiban moral.
Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana bidan dapat
berbagi waktu untuk duduk bersam dengan pasien atau sejawat,merupakan
suatu kebahagiaan bila didasari etika. Komitmen utama pada asuhan
kebidanan adalah bagaimana advokasi terhadap pasien dalam memberikan
asuhan. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan
mendukung hak-hak pasien. Sikap etis profesional berari bekerja sesuai
standar melaksanakan advokasi, menjamin keselamatan pasien menghormati
terhadap ha-hak pasien. Sehingga kualitas pelayanan kebidanan meningkat.
Ada beberapa unsur pelayanan profesional, yaitu :
a. Pelayanan yang berlandaskan sikap dan kemampuan profesional.
b. Ditujukan untuk kepentingan yang menerima.
c. Pelayanan yang diberikan serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi.
d. Memberikan perlindungan bagi anggota profesi.
Bidan harus menampilkan perilaku profesional
a. Bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh pengetahuan dan
pengalaman serta ketrampilan.
b. Bermoral tinggi.
c. Berlaku jujur
d. Tidak melakukan tindakan coba-coba
e. Tidak memberikan janji yang berlebihan
f. Tidak melakukan tindakan tindakan yang semata-mata didorong oleh
pertimbangan komersial.
g. Memegang teguh etika profesi.
h. Mengenali batas-batas kemampuan.
i. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya.

3. Hak dan Kewajiban Pasien dan Bidan

1. Hak Pasien
a. pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis
dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
j. Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tsb
k. Pasien berhak meminta atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
l. Pasien berhak mendapat informasi
m. Pasian berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.
o. Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.
q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di RS.
r. Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau spiritual.
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal
praktek.
t. Hak untuk menentukan diri sendiri.
u. Pasien berhak melihat rekam medik.

2. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat yang
merawatnya.,
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan RS.
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati.
3. Hak Bidan
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/
c. Bidan erhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan paraturan perundangan.
d. Bidan berhak atas privasi apabila nama baik dicemarkan baik oleh pasien.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang karir.
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

4. Kewajiban Bidan
a. Bidan mwngikuti peraturan RS
b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar
profesi dengan menghorati hak pasien.
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh
suami/keluarga.
e. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinannya.
f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien.
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis.
i. Bidan wajib mendokmentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
j. Bidan wajib mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
menambah ilmu pengetahuanya melalui pendidikan formal atau non formal.
k. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan asuhan
kebidanan.
l. Etika Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat
dan teramasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.keadilan dalam
pelayanan dimulai dari: pemenuhan kebutuhan klien sesuai,sumber daya
pelayanan kebidanan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan dan
keterjangkauan tempat pelayanan. Pelayanan kebidanan meliputi aspek
biopsikososial spiritual dan kultural. Pasien memerlukan bidan yang
mempunyai karakter semangat melayani, simpati,empati,ikhlas,memberi
kepuasan. Kegunaan dokumentasi adalah sbb:
a. Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung ilmu
pengetahuan.
b. merupakan alat untuk mengambil keputusan, perencanaan,
pengomtrolan terhadap suatu masalah.
c. sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan terpelihara
dengan baik.
2. Dimensi kepuasan pasien meliputi 2 hal :
a. Kepuasan mengacu penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi
b. kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratanpelayanan
kebidanan.
3. Pelaksanaan Etika dalamPelayanan Kebidanan
4. Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasidan praktik bidan.

1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi


Pemilihan alat kontrsepsi merupakan hakklien dan suami untuk merencanakan
pengaturan kelahiran mereka
Tujuan konseling kontrasepsi adalah:
a. Agar calon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya dan
keluarga
b. Calon akseptor mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan
menggunakan KB dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi
c. Bidan sebagai konselor harus memiliki kepribadian sbb:
-Minat untuk menolong orang lain
-Mampu untuk empati
-Menjadi pendengar yang aktif dan baik
-Mempunyai pengamatan yang tajam
-Terbuka terhadap pendapat orang lain
-Mampu mengenali hambatan psikologis sosial dan budaya

Langkah-langkah pelaksanaan konseling meliputi :


a.       Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya
b.      Menggali permasalahan yang dihadapi calon akseptor
c.       Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat-alat kontrasepsi
Setelah klien memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi,bidan
menyiapkan informed consent secara tertulis.
Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut kode etik bidan internasional adalah bahwa bidna seharusnya meningkatkan
pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan
kebidanan dan dari riset kebidanan. Bidan wajib mendukung penelitian yang
bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap
untukmengadakan penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan berdasarkan hasil
penelitian. Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk :
a.       Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan.
b.      Kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri.
Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia harus
memenuhi ketentuan :
1.      Bermanfaat bagi umat manusia
2.      Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pengetahuan yang cukup
dari dukungan kepustakaan ilmiah.
3.      Tidak membahayakan objek
4.      Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu
5.      Harus selalu dibandingkan rasio untung , rugi resiko.
6. Syarat Penelitian kebidanan

1. Suka rela/ voluntary


Tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara langsung maupun tidak
langsung atau adanya unsur ingin menyenangkan atau adanya
ketergantungan dan diperlukan informed consent.
2. Informed Consent
Penelitian Setiap profesi perlu mengatur anggotanya, bahwa dalam
mengadakan penelitian, penelitian wajib menjelaskan sejelas-jelasnya
kepada objek penelitian.selain itu penelitian perlu diyakinkan bahwa
informasi yang diberikan sudah adekuat,juga perlu adanya pemahaman
yang adekuat dari objek penelitian
3. Kerahasiaan
Tidak boleh membuka identitas objek penelitian baik individu,
kelmpok, maupun institusi . Adanya jaminan kerahasiaan dari
responden dapat memberikan rasa aman dan akan meningkatkan
keabsahan data yang diberikan.
4. Privacy
Penelitian seharusnya tidak mengganggu keleluasaan diri atau privacy
dalamhalrasa hormat dan harga diri, aspek sosial budaya dan tidak
mengganggu ketenangan hidup dan keleluasaan diri atau gerak, hal ni
juga berkaitan dengan kerahasiaan dan masalah pribadi.
5. Kelompok rawa
Kelompok rawan meliputi: wanita hamil, bayi, anakbalita, usia lanjut,
orang sakit berat, orang sakit mental, orang cacat yang tidak kompeten
dalam mengambil keputusan,termasuk juga kelompok minoritas dalam
suatu masyarakat.untuk penelitian pada kelompok tersebut masalah
etika perlu benar-benar diperhatikan agar tidak melanggar hak objek
penelitian atau terjadi eksploitasi dan eksperimen yang melanggar
kode etik penelitian.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penelitian kebidnan
1. Masalah sensitif
Masalah sensitif artinya informasiyang dicari peneliti bisa sangat
sensitif dan pribadi, misalnya informasi tentang objek penelitian dalam
hal penderita AIDS/HIV positif, PHS, NAPZA, penyimpangan
perilaku sex, KDRT.
2. Keahlian peneliti
Untuk penelitian klinik menyangkut manusia tidak boleh bersifat
trial/coba-coba, tetapi harus didasari keilmuan yang kuat dan
dilakukan oleh orang yang kompeten ilmunya.
3. Pemakaian atau prosedur perijinan
Untuk melakukan penelitian harus ijin secara tertulis, setelah melalui
study pendahuluan dan melalui pengkajian proposal penelitian.

FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


a. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
b. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah
tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain
c. Menjaga privacy setiap individu
2. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
3. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima
dan apa alasannya
4. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam
menganalisis suatu masalah
5. Menghasilkan tindakan yg benar
6. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
7. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
8. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
9. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
10. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
11. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
cara di dalam organisasi profesi
12. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas
profesinya yg biasa disebut kode etik profesi.

TUJUAN KODE ETIK


Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi. Secara umum tujuan
menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. Dalam hal ini
yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah
orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena
itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan
nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga
disebut kode kehormatan.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual
atau mental. Dalam hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik
umumnya menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk
melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi
dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu,
sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar
profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai
dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur
bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi profesi.
Penetapan Kode Etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya.
Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI. Kode etik bidan di
Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam kongres
nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disyahkan dalam rapat
kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan
disyahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam
berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang
semuanya tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah – langkah yang
seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam
dan di peroleh seseorang sejak kecil. Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan
pendidikan, yang dewasa ini mendapat perhatian khusus, terutama bagi para
petugas kesehatan karena perkembangan peran menjadikan mereka lebih
menyadari nilai dan hak orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://deaanandaputri31.blogspot.com/2016/04/nilai-personal-dan-nilai-luhur-
profesi.html

https://www.google.co.id/amp/s/riskiaoktiasari94.wordpress.com/2015/03/08/28/amp
/

Anda mungkin juga menyukai