Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA ETIKET SERTA PEMBANGUNAN KARAKTER DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti Luhur

Disusun Oleh :
1. Khofidhoturrofiah (P1337424520018)
2. Dinda Briliani Putri (P1337424520029)
3. Annisa Rahmawati (P1337424520042)

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN MAGELANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok
kami dengan baik. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti Luhur.
Tidak lupa kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing kami utamanya kepada Ibu Dosen,
selaku pembimbing mata kuliah Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti Luhur dalam
penyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.

Magelang, 14 Agustus 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................1


DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
I. Latar Belakang...................................................................................3
II. Rumusan masalah...............................................................................4
III. Tujuan penulisan................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Karakter..................................................................................4
B. Pengertian Etika.......................................................................................4
C. Pengertian Etiket......................................................................................5
D. Perbedaan antara Etika dan Etiket….......................................................5
E. Persamaan antara Etika dan Etiket...........................................................6
F. Penerapan Pembentukan Karakter, Etiket, dan Etika dalam
PelayananKebidanan................................................................................ 6

G. Penerapan Etiket dalam Pelayanan Kebidanan........................................6


H. Penerapan Etika dalam Pelayanan Kebidanan......................................... 7
I. Contoh Kasus........................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan...............................................................................................9
2. Saran ........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat seiring


dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era globalisasi.
Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan landasan yang kuat bagi
profesi bidan agar mampu menerapkan dan memberikan pelayanan kebidanan
yang profesional dalam melakukan profesi kebidanan, dan dalam berkarya di
pelayanan kebidanan, baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pengkajian
dan pembahasan tentang etika tidak selalu berhubungan dengan moral dan norma.
Kadang etika diidentikan dengan moral, walaupun sebenamya terdapat perbedaan
dalam aplikasinya.
Moral lebih menunjuk pada perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan Etika
dipakai sebagai kajian terhadap sistem nilai yang berlaku. Etika juga sering
dinamakan filsafat moral yaitu cabang filsafat sistematis yang membahas dan
mengkaji nilai baik buruknya tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar
serta menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma moral maka akan memperoleh
pujian sebagai rewardnya, namun perbuatan yang melanggar norma moral oleh
karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus mampu memahami kondisi
masyarakat yang semakin kritis dalam memandang kualitas pelayanan kebidanan,
termasuk pula ketidakpuasan dalam pelayanan.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai
contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri
bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang
telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang
satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat
yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan
akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional
lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan
mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok
masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu
kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku
manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku
sesuai dengan nilai yang dianutnya.

3
II. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pembentukan karakter, etiket dan etika.


2. Apa perbedaan antara etiket dan etika.
3. Apa persamaan antara etiket dan etika.
4. Apa dampak penerapan pembentukan karakter, etiket dan etika bagi pelayanan
kebidanan.
5. Bagaimana penerapan pembentukan karakter, etiket dan etika dapat
memaksimalkan kualitas pelayanan kebidanan

III. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui tentang pembentukan karakter, etiket dan etika.


2. Mengetahui perbedaan antara etiket dan etika.
3. Mengetahui persamaan antara etiket dan etika.
4. Mengetahui dampak penerapan pembentukan karakter, etiket dan etika bagi
pelayanan kebidanan.
5. Mengetahui penerapan pembentukan karakter, etiket dan etika yang dapat
memaksimalkan kualitas dalam pelayanan kebidanan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karakter
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Menurut ahli psikologi
karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan
seorang individu.
Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui,
maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-
kondisi tertentu.
Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang
terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan
kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.

B. Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu
subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can
act as the performanceindex or reference for our control system" yang artinya disiplin
yang dapat bertindak sebagai acuan atau indeks capaian untuk sistem kendali

4
kita/kami. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara
tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia,
melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian etika adalah : Ilmu
tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral, Kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai benar dan salah yang
dianut masyarakat.

C. Pengertian Etiket
1. Adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. 
2. Berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.
3. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di
sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
4. Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu
undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja- raja di Perancis mengadakan
pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau
bangsawan.                                                                                   
5. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan
atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara
duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku
yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi. 
6. Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan
kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui
oleh masyarakat ter¬tentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku
sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.

D. Perbedaan antara etiket dan etika


 Etiket
Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang
tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.
Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak
sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja

 Etika
Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika member
norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah
perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.Etika selalu berlaku walaupun
tidak ada orang lain.Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”,
“jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.

5
E. Persamaan antara Etiket dan Etika
Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai
mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika
maupun etiket.
Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi
norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka
kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.

F. Penerapan Pembentukan Karakter, Etiket, dan Etika dalam Pelayanan Kebidanan

Permasalahan yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa kebanyakan bidan


hanya mengandalkan pelayanan yang bersifat hard skill saja. Salah satu contoh kasus
adalah pengaduan pasien/keluarga terhadap petugas kesehatan di Unit Rawat Inap
Kebidanan RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmojo, Bulungan, Kalimantan Timur. Pada
tahun 2009 disebutkan petugas kesehatan di rumah sakit tersebut (termasuk di
dalamnya adalah bidan), memiliki nilai kurang dalam hal kepedulian, sikap dalam
pelayanan, kebersihan, keandalan, dan kecepatan.¹
Dari kasus di atas, dapat kita simpulkan bahwa penerapan karakter dalam
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan, merupakan hal yang sangat
penting dan menjadi hal yang urgent jika kita tinjau kembali kualitas pelayanan
kebidanan akhir-akhir ini. Dengan begitu, pasti kita merasa perlu untuk mempelajari
dan menerapkan nilai karakter dalam pelayanan kebidanan. Baik untuk mahasiswi
calon bidan maupun bidan yang sudah terjun di lapangan.
Dari kasus di atas, terdapat beberapa penyelesaian yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Menanamkan dalam diri seorang calon bidan dan bidan bahwa mereka
harus memiliki karakter yang baik, sopan santun, jujur,bersih, rapi, tertib,
dan disiplin.
2. Berusaha dengan sekuat tenaga agar karakter yang kita bangun tidak goyah
3. Menerapkan pelayanan yang berkarakter baik saat mengabdi untuk
masyarakat
4. Menerapkan dan meyosialisasikan kebiasaan berkarakter baik dimanapun
kita berada

G. Penerapan Etiket dalam Pelayanan Kebidanan


Sopan santun atau etiket adalah akhlak yang bersifat lahir. Ukuran sopan
santun terletak pada cara pandang suatu masyarakat. Oleh karena itu cara pandang
sopan-santun dan sikap suatu daerah mungkin berbeda dengan cara pandang
masyarakat yang lain. Sopan santun diperlukan ketika seseorang berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam penerapan nilai etiket, salah satu contoh adalah ketika
seorang bidan ditugaskan mengabdi atau secara sukarela mengabdi di daerah yang
bukan merupakan tanah kelahirannya. Dalam keadaan ini, sang bidan wajib untuk
beradaptasi dengan peraturan, norma, dan etiket/ sopan santun masyarakat setempat.
Jika tidak, maka bidan tersebut akan kesulitan menjalankan tugasnya, bahkan bisa
menyebabkan masyarakat tidak menyukai pelayanannya sehingga dia harus dipindah

6
tugaskan lagi ke tempat lain. Dengan begitu, sang bidan dapat dikatakan gagal dalam
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan baik.
Dari contoh kasus di atas, terdapat beberapa penyelesaian yang dapat
dilakukan, diantaranya:
1. Berusaha beradaptasi dengan peraturan, norma, dan etiket/sopan santun
masyarakat setempat di manapun kita berada
2. Menanamkan dalam diri mengenai cara pandang dan polapikir yang luas.
3. Menanamkan dalam diri, bahwa kita diharuskan untuk selalu meningkatkan
kualitas diri agar bisa berkompetisi pada zaman dimana kompetisi tak terbatas
dalam satu daerah saja,bahkan tidak juga hanya terbatas dalam satu negara.

H. Penerapan Etika dalam Pelayanan Kebidanan


Etika membahas baik-buruk dan benar tidaknya tingkah laku dan tindakan
manusia, serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika tidak
mempersoalkan siapa manusia, tetapi bagaimana seharusnya manusia berbuat
(Sokrates, 470-399 SM).
Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional
dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi
pelayanan harus menjaga perkembangan praktik berdasarkan evidense based.
Sehingga di sini berbagai dimensi etik dan bagaimana pendekatan tentang etika
merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami (Heni Puji,2008).
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat,
dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan
terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi. Hal tersebut
membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus
berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi,
skrening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan
pengakhiran kehamilan. Mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan
dirumah, kelahiran seksio sesaria dan sebagainya.
Untuk menjadi konselor yang baik maka bidan harus memiliki karakter
sebagai berikut:
1) Adanya minat untuk menolong orang lain
2) Mampu untuk empati
3) Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif
4) Mempunyai daya pengamatan yang tajam
5) Terbuka terhadap pendapat orang lain
6) Mampu mengenali hambatan psikologis, sosial, budaya.

7
CONTOH KASUS
Ibu : Selamat pagi ibu ? 
Bidan : pagi, ada yang bisa saya bantu bu ? tapi sebelunya boleh saya tau namanya ? dari
mana ? 
Ibu : nama nya bu riva saya dari cilacap. 
Bidan : usia ibu berapa ?
Ibu : usia saya baru 27 tahun.
Bidan : pekerjaan ibu apa ?
Ibu : saya sebagai ibu rumah tangga bu.
Bidan : lalu apa yang ibu rasakan sekarang ?
Ibu : saya mau tanya, sejak menyusui bayi saya, rambut rontok. 
Bidan : Ooh, begini bu. Pertumbuhan pada rambut punya dua fase, yaitu fase tumbuh dan
fase beristrirahat bu.
Ibu : begitu yaa? Tapi kata orang, itu karena bayi kuat menyusu makanya rontok. apakah
benar itu bu?
Bidan : tidak bu,Ketika hamil, kadar hormon estrogen akan meningkat dan mempengaruhi
fase tumbuh pada siklus rambut.Fase pertumbuhan akan bertambah panjang, sehinga rambut
akan terlihat menebal dan hanya sedikit yang mengalami kerontokan.Pada normalnya, setelah
fase tumbuh akan terjadi fase istirahat, dan setelah fase istirahat inilah rambut akan mulai
rontok. 
Ibu : Begitu yah bu? 
Bidan : Iya bu.
Ibu : lalu bagaimana cara mengatasi nya ? 
Bidan : Jagalah asupan nutrisi Anda agar pembentukan sel-sel terjadi dengan baik,perbanyak
vitamin B12,zat besi dan hindari stress yang berlebihan agar tidak memperparah kerontokan. 
Ibu : oh begitu ya bu, terimakasi atas informasinya 
Bidan : ya sama-sama bu.
Ibu : saya permisi dulu. Assalammualaikum
Bidan : waalaikumsalam.

8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak, sedangkan etiket adalah sopan santun. Hal
tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya.
Screening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal,
dan pengakhiran yang profesional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam
pelayanan kebidanan kode etik profesi bidan merupakan suatu pedoman dalam
tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional bidan.
Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-
nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat
dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan
yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau
kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai
dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi
jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan kebidanan.

2. Saran
Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun calon bidan
menjalankan profesionalitas pekerjaannya sesuai kode etik kebidanan, antara lain
menjunjung tinggi martabat dan citra profesi, menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian para anggoa profesi, dan
meningkatkan mutu profesi.

9
DAFTAR PUSTAKA

 https://poltekkestjkronianasoka.blogspot.com/2019/03/prinsip-etika-moral-
dan-etikolegal.html?m=1
 http://ijemc.unpad.ac.id/ijemc/article/download/51/45
 https://zulfam90.wordpress.com/2014/05/04/pelaksanaan-etika-dalam-
pelayanan-kebidanan/
 PPT materi Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti Luhur pada pemaparan
divia zoom (Jumat, 14 Agustus 2020)

10

Anda mungkin juga menyukai