yang mengadakan ukuran-ukuran atau norma- norma yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan dan tingkah laku seseorang dalam bermasyarakat. Etika normatif ini berusaha mencari ukuran umum bagi baik dan buruknya tingkah laku. ETIKA NORMATIF Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat (Ruslan, 2002 : 38). ETIKA NORMATIF Menurut Katt Soff yang dimaksud dengan etika normatif adalah sering dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran-ukuran atau norma- norma yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan dan tingkah laku seseorang dalam bermasyarakat. Etika normatif ini berusaha mencari ukuran umum bagi baik buruknya tingkah laku. ETIKA NORMATIF
Etika normatif dapat disimpulkan sebagai
ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan baik buruknya perbuatan atau tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Etika normatif mencoba menegakkan apa yg benar dan yg salah secara moral dlm kaitan dengan perbuatan manusia. Salah satu cabangnya adalah bio-etika ETIKA DISKRIPTIF
Etika diskriptif mempelajari pengetahuan
empiris tentang moralitas atau menjelaskan pandangan moral yg sedang berlaku tentang isu-isu tertentu NORMA YG BERLAKU UMUM DI MASYARAKAT 1. NORMA AGAMA /KEPERCAYAAN Dasar norma ini adalah kitab suci. Tujuannya yaitu agar manusia mempunyai keimanan, yang akan mendapatkan sanksi baik di dunia maupun diakhirat : Jangan berbuat kejahatan Berbuatlah kebaikan 2. NORMA MORAL Norma moral berhubungan dengan manusia sebagai pribadi. Pendukung dari norma yang dimaksud adalah hati nurani manusia. Hati nurani sangat berperan dalam perilaku lahiriah manusia. Pelanggaran terhadap norma ini adalah penyesalan, karena tidak ada kekuasaan dari luar diri manusia yang mengancam. Tujuannya adalah penyempurnaan manusia sebagai manusia. Contoh : setiap manusia harus menegakan kejujuran 3. NORMA SOPAN SANTUN Norma sopan santun didasarkan atas kebiasaan, kesopanan, kepantasan atau kepatutan yang berlaku dalam masyarakat. Tujuannya untuk kesempurnaan manusia sebagai masyarakat yaitu : Kedamaian Ketertiban Keamanan NORMA SOPAN SANTUN Dalam kehidupan bersama antar manusia, ancaman dari pelanggaran kaidah yang dimaksud tersebut berupa penghinaan, pencemoohan dari masyarakat. Seringkali sangsi tidak dalam bentuk lisan atau diucapkan, melainkan hanya dengan perbuatan. Contoh : Menghormati orang yang lebih tua Menghormati pimpinan 4. NORMA HUKUM Norma hukum pelaksanaannya dapat dituntut dan dipaksakan. Sedangkan pelanggarannya ditindak dengan pasti oleh penguasa yang sah dalam masyarakat, landasan dasarnya adalah peraturan perundang-undangan, yang dapat dipastikan mulai kapan berlakunya. Contoh : penyebaran paham tertentu yang dilarang berdasarkan peraturan pemerintah. META ETIKA
Meta-etika sebagai suatu jalan menuju
konsepsi atas benar atau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa. Dalam meta- etika, tindakan atau peristiwa yang dibahas dipelajari berdasarkan hal itu sendiri dan dampak yang dibuatnya. META ETIKA Sebagai contoh,"Seorang anak menendang bola hingga kaca jendela pecah." Secara meta-etis, baik-buruknya tindakan tersebut harus dilihat menurut sudut pandang yang netral. Pertama, dari sudut pandang si anak, bukanlah suatu kesalahan apabila ia menendang bola ketika sedang bermain, karena memang dunianya(dunia anak-anak) memang salah satunya adalah bermain, META ETIKA
apalagi ia tidak sengaja melakukannya.
Akan tetapi kalau dilihat dari pihak pemilik jendela, tentu ia akan mendefinisikan hal ini sebagai kesalahan yang telah dibuat oleh si anak. Si pemilik jendela berasumsi demikian karena ia merasa dirinya telah dirugikan. Bagaimanapun juga hal-hal seperti ini tidak akan pernah menemui kejelasannya hingga salah satu pihak terpaksa kalah atau mungkin masalah menjadi berlarut-larut. Mungkin juga kedua pihak dapat saling memberi maklum.Menyikapi persoalan-persoalan yang semacam inilah, maka meta-etika dijadikan bekal awal dalam mempertimbangkan suatu masalah, sebelum penetapan hasil pertimbangan dibuat