KEWIRAUSAHAAN
Oleh :
Dra Ninik
Srijani, MPd
NIP 132 002 328
INSTITUT
KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
2008
BAB 1
PENDAHULUAN
2
memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan
‘usahawan” atau “wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan
tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new
and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang. Banyak orang yang berhasil dan sukses karena memiliki kemampuan berpikir
kreatif dan inovatif. Karya dan karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir
kreatif. Tidak sedikit orang dan perusahaan yang berhasil meraih sukses karena
memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan,
proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan
(research and development) untuk meraih pasar. Baik ide, pemikiran, maupun
tindakan kreatif tidak l;ain untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu
yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber
sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, melalui (1) pengembangan teknologi
baru, (2) penemuan pengetahuan ilmiah baru, (3) perbaikan produk barang dan jasa
yang ada, (4) penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak
carabaru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).
pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing). Jadi, kreativitas
adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan
inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan
jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru
dan berbeda yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif
merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga.
Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha. Ide kreatif akan
muncul apabila wirausaha “look at old and thing something new or different”.
yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru (thing and doing new things
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa
dan sikap kewirausahaan, yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh
tampil berbeda), dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu
3. Proses Kewirausahaan
penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan.
Tahapan inovasi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari
pribadi maupun lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah motif
faktor pemicu yang berasal dari lingkungan pada masa inovasi adalah peluang, model
Secara umum, wirausahaan memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (inovator)
menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha
terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan
menghasilkan produk atau jasa baru, menghasilkan nilai tambah baru, merintis usaha
baru, melakukan proses atau teknik baru, dan mengembangkan organisasi baru.
keterampilan. Bekal pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha meliputi (1) bekal
pengetahuan mengenai usaha yang akan memasuki/ dirintis dan lingkungan usaha
yang ada, (2) bekal pengetahuan tentang peran dan tanggungjawab, dan (3) bekal
yang harus dimiliki wirausaha meliputi (1) bekal keterampilan konseptual dalam
mengatur strategi dan memperhitungkan resiko, (2) bekal keterampilan kreatif dalam
menciptakan nilai tambah, (3) bekal keterampilan dalam memimpin dan mengelola,
(4) bekal keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan (5) bekal keterampilan
Dalam dunia bisnis seperti sekarang ini, umumnya dikenal tiga cara untuk
memasuki suatu usaha bisnis, yaitu (1`) merintis usaha baru sejak dari awal, (2)
membeli perusahaan yang telah ada, (3) kerja sama manajemen (tranchising).
Untuk memulai usaha baru atau merintis usaha baru, modal utama yang harus
ada pertama kali adalah ide, baik itu ide untuk melakukan proses imitasi dan duplikasi,
ide untuk melakukan pengembangan, atau ide untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Setelah ada ide, lakukan analisis kelayakan usaha termasuk analisis
treath –SWOT).
Selanjutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha
baru, antara lain (1`) bidang usaha dan jenis usaha yang akan dirintis, (2) bentuk usaha
6
dan bentuk kepemilikan usaha dan jenis usaha yang akan dipilih, (3) tempat usaha
yang akan dipilih, (4) organisasi usaha yang akan digunakan, (5) jaminan usaha yang
mungkin diperoleh, (6) lingkungan usaha yang akan berpengaruh. Untuk mengelola
usaha tersebut harus diawali dengan (1`) perencanaan usaha, (2) pengelolaan
8. Etika Berwirausaha
Terlepas dari tujuan berwirausaha yang bisa baik secara sosial ataupun ekonomi,
ada beberapa etika berwirausaha yang penting dan harus diperhatikan, yaitu (1`)
kejujuran, (2) integritas, (3) menepati janji, (4) kesetiaan, (5) kewajaran, (6) suka
membantu orang lain, (7) menghormati orang lain, (8) warga negara yang baik dan
taat hukum, (9) mengejar keunggulan, dan (1`0) bertanggungjawab. Dalam konteks
ekonomi maupun sosial, kejujuran, integritas dan tepat janji merupakan modal sosial
yang dapat menumbuhkan kepercayaan dan memelihara hubungan baik untuk jangka
panjang.
B. Kompetensi Kewirausahaan
perform the job”. Wirausaha yang sukses pada umumnya ialah mereka yang memiliki
kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas
individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk
keterampilan teknik lainnya secara spesifik. Akan tetapi memiliki pengetahuan dan
keterampilan saja tidaklah cukup. Wirausaha harus memiliki sikap positif, motivasi, dan
individu (personality) yang langsung berpengaruh pada kinerja. Kinerja bagi wirausaha
merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya. Dalam dunia bisnis, yang disebut
kompetensi inti (care competency) adalah kreativitas dan inovasi guna menciptakan nilai
kompetensi inti wirausaha untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi
BAB 1I
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks
opprtunities in the marketplce”. Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses
sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di
pasar.
langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir (entrepreneurship are
born not made), sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang,
kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan.
potensi (traits) dan belajar mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta
mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi
wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki
banyak tanggung jawab antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang
iklan, dan lain-lain. Kemudian, pada tahun 1950-an pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis di beberapa negara seperti di Eropa, Amerika, dan Canada. Bahkan sejak tahun
manajement” atau “new venture manajement”. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di
kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.
Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradikma pertumbuhan yang
paradigm shift) yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka
dewasa ini sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan (paradigm shift). Menurut
suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen (independent academic disipline), karena:
1. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata distinctive, yaitu ada
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi venture strat-up dan venture-
growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen dan kepemilikan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create new
own night, nation’s prosperity, individual self-reliance) atau kesejahteraan rakyat yang
kemudian berkembang dan diterapkan di berbagai bidang lainnya, maka disiplin ilmu
berbagai bidang lain seperti industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi-
institusi lain seperti lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya lainnya.
tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek tetapi juga sebagai
kiat kehidupan secara umum dalam jangka panjang untuk menciptakan peluang. Di bidang
bisnis misalnya, perusahaan sukses dan memperoleh peluang besar karena memiliki
kreativitas dan inovasi. Mel;alui proses kreatif dan inovatif, wirausaha menciptakan nilai
tambah atas barang dan jasa. Nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan melalui proses
bersaing. Perusahaan seperti Microsoft, Sony, dan Toyota Motor, merupakan contoh
perusahaan yang sukses dalam produknya karena memiliki kreativitas dan inovasi
jiwa kreatif dan inovatif. David Osborne & Ted Gaebler (1992) dalam bukunya
Dengan memiliki jiwa kewirausahaan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki
motivasi, optimisme, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien,
kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh sebab itu, objek
menyala-nyala.
kebiasaan berinisiatif.
desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru atau kombinasi
baru apa saja yang dapat dijadikan peranti dalam menyajikan barang dan jasa bagi
kemakmuran masyarakat.
goods).
tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak menunda
pekerjaan.
C. Hakikat Kewirausahaan
Meskipun sampai sekarang ini belum ada terminalogi yang persis sama tentang
hampir sama, yaitu merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang inovatif ke dalam dunia
usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh (Peter F. Drucker,
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different thing). Bahkan,
entrepreneurship secara sederhana sering juga diartikan sebagai prinsip atau kemampuan
diartikan sebagai “the backbone of economy’, yaitu syaraf pusat perekonomian atau
diperlukan untuk memulai suatu usaha (star-up phase) atau suatu proses dalam
mengerjakan suatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative). Menurut
innovation to solve the problems and to exploit opprtunities that people face everyday”.
Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan
gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi risiko yang dilakukan
dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Kreativitas, oleh
dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi
peluang (creativity is the ability to devolop new ideas and to discover new ways of looking
creative solutions to those problems and opportunities to enhance or enrich people’s live).
Menurut Harvard’s Theodore Levitt yang dikutip Zimmerer (1996:51), kreativitas adalah
thinking new things (berpikir sesuatu yang baru), sedangkan inovasi adalah doing new
things (melakukan sesuatu yang baru). Keberhasilan wirausaha akan tercapai apabila
berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama yang dilakukan dengan
cara yang baru (thinking and doing new ways). Menurut Zimmerer (1996:51), ide kreatif
akan muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang lama dan memikirkan sesuatu yang
baru atau berbeda (look at something old and think something new or different).
berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat,
Soeparman Soemahamidjaja (1977:2), istilah ini pertama kali digunakan oleh Cantilon
dalam Essai sur la nature du commerce (1755), yaitu sebutan bagi para pedagang yang
membeli barang di daerah-daerah dan kemudian menjualnya dengan harga yang tidak
pasti.
memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti finansial (money), bahan
mentah (materials), dan tenaga kerja (labor), untuk menghasilkan suatu produk baru,
14
bisnis baru, proses produksi, atau pengembangan organisasi usaha (Marzuki Usman,
dorongan semangat, dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha. Menurut Sri
edi Swasono (1978:38), dalam konteks bisnis, wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak
semua penggusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, inovator,
penanggung risiko, yang mempunyai visi ke depan, dan memiliki keunggulan dalam
defenisi wirausaha sebagai berikut “An entrepreneur is one who creates a new business in
the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by
opportunities”.
Menurut Dun steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang
yang mengorganisir, mengelola, dan berani menanggung risioko untuk menciptakan usaha
baru dan peluang berusaha. “A person who organizes, manages, and assumer the risk of a
material, and human resources a new way to create a new business concept or
perilaku seseorang sebagai pengusaha. Bahkan Dun steinhoff dan John F. Burgess
pengusaha dalam dunia usaha (business). Padahal kewirausahaan tidak selalu identik
15
dengan watak atau ciri pengusaha semata, karena sifat baik sebagai karyawan swasta
melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan
komersial ke dalam bentuk praktik. Inti dari fungsi pengusaha adalah pengenalan dan
memperkenalkan produk baru atau kualitas baru suatu barang yang belum dikenal oleh
konsumen, (2) melakukan suatu metode produksi baru, dari suatu penemuan ilmiah baru
dan cara-cara baru untuk menangani suatu produk agar menjadi lebih mendatangkan
keuntungan, (3) membuka suatu pemasar baru, yaitu pasar yang belum pernah ada atau
belum pernah dimasuki cabang industri yang bersangkutan, (4) pembukaan suatu sumber
dasar baru, atau setengah jadi atau sumber-sumber yang harus dikembangkan, (5)
dari kombinasi-kombinasi yang kreatif. Pengusaha tersebut biasanya memiliki sikap yang
khusus seperti sikap pedagang, pemilik industri, dan bentuk-bentuk usaha lainnya yang
sejenis. Schumpeter mengemukakan dua tipe sikap dari dua subjek ekonomi, yaitu sikap
pengusaha kecil biasa dan sikap pengusaha benar-benar. Sikap pengusaha yang benar-
fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan
penciptaan organisasi usaha. Oleh sebab itu, wirausaha adalah orang yang memperoleh
peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu (Bygrave, 1995).
keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu, kewirausahaan merupakan suatu pekerjaan
atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil
kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah dipasar melalui proses kombinasi antara
sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer
(1996:51), nilai tambah tersebut diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut (1)
baru (discovering new knowledge), (3) perbaikan produk dan jasa yang sudah ada
(improving existing products or services), (4) penemuan cara-cara yang berbeda untuk
menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit
(finding different ways of providing more goods and services with fewer resources).
Meskipun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada
peran pengusaha kecil, akan tetapi sifat ini dimiliki juga oleh bukan pengusaha. Jiwa
kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan pada
setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Misalnya
Dari beberapa konsep yang dikemukakan di atas, ada enam hakikat penting
kewirausahaan, yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (star-
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (create),
dan sesutau yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberikan nilai lebih.
baru untuk menghasilkan barang dan jasa baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and diferent)
yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai
tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.
18
1. Karakteristik Kewirausahaan
a. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu
mawas diri.
b. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya ia
selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun resiko yang terlalu
tinggi.
untuk berhasil.
d. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang
segera.
e. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
jauh ke depan.
h. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu
berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung poleh
komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang
sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan
optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola
secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir
Beberapa ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli sperti di atas,
j. Tegas.
Wasty Sumanto (1989:5) menambah ciri-ciri yang ke-12 dan ke-13 sebagai berikut.
20
l. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah atau pihak lain di masyarakat.
m. Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada alam.
Geoffrey Meredith (1989:5) menambah ciri yang ke-14 sampai dengan ke-16, yaitu.
n. Kepemimpanan.
o. Keorisinilan.
b. Berorientasi pada prestasi yang tercermin dalam pandangan dan bertindak (sees
c. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan
bisnis.
meliputi:
c. Berencana, mengorganisir.
lainnya.
21
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat dan
(1989) yang dikutip oleh Dan Steinhoff dan John F Burgess (1993:37) mengemukakan
a. They have the self-confidence to work hard independently and understand that the
b. They have organization ability, can set goals, are results-oriented, and take
c. They are creative and seek an outlet for their creativity in an entrepreneurship.
d. They enjoy chllenges and find personal fulfilment in seeing their ideas through to
completion.
a. Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad yang bulat
untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang setengah hati
b. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam
keberhasilan berwirausaha. Oleh karena itu, akan mawas diri secara internal.
d. Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap risiko dan
mentrasfer risiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok, dan
f. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Salah satu kunci penting
menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali membawa
g. Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlukan umpan balik yang segera.
Ia selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu,
ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya dan selalu belajar dari kegagalan.
h. High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi. Wirausaha yang
berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi dibanding rata-rata orang
lainnya, sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun dalam waktu yang relatif
lama.
i. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Ia selalu ingin
lebih unggul, lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang dilakukannya dengan
melebihyi standar yang ada. Motivasi ini muncul dari dalam diri 9internal) dan
j. Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa yang akan datang. Untuk
tumbuh dan berkembang, ia selalu berpandangan jauh ke masa depan yang lebih
baik.
k. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan. Wirausaha
pada keberhasilan.
(power), ia harus lebih memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktator.
a. Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/ tetap/ sudah teratur/ diatur dan
jelas. Ia selalu bosan dengan kegiatan rutin sehingga timbul harapan-harapan dan
keinginan untuk selalu berubah, ada tambahan, pengayaan, atau perbaikan mutu
b. Suka memandang keluar, beorientasi pada aspek-aspek yang luas dari soal yang
c. Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian atau
e. Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda atau maju, dan toleransi terhadap
g. Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap yang tercapai timbul rasa
dan lain-lain.
i. Meskipun asasnya bekerja keras, cermat dan sungguh-sungguh namun aspek risiko
j. Dengan risiko tersebut, dibulatkan tekad, komitmen, dan kekukuhan hati terhadap
k. Berhubung yang dituju ada kemajuan yang terus-menerus, maka ruang lingkup
memandang pun jauh dan berdaya juang tinggi, karena sukses tidak datang tanpa
l. Adanya perluasan pasar dan pihak lain yang bersaing mendorong kemauan keras
untuk membuat perencanaan lebih baik, bekerja lebih baik, untuk mencapai hasil
m. Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain
yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan. Akan tetapi, jika perlu, ia
n. Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap tantangan untuk
dan kesediaan, serta sikap responsif dan arif terhadap umpan balik (feedback),
informasi dari pihak lain dengan meletakan posisi dan sikap sendiri, dan
mengendalikan diri sendiri terhadap sesuatu soal yang dianggap belum jelas.
q. Menjaga dan memajukan nilai dan perilaku yang telah menjadi keyakinan dirinya,
integritas pribadi yang mengandung citra dan harga diri, selalu bersikap adil, adil,
Menurut Ahmad Sanusi, dalam konteks tersebut para wirausaha tidak memiliki
Masing-masing
Alex Inkeles dan david H. Smith (1974:19-24) adalah salah satu di antara ahli
yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles (1974:24)
kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi
modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam
membaca perubahan sosial, lebih realitas terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada
masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri,
memahami produksi.
26
Ciri-ciri orang modern tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh
7. Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai oleh nasib dan orang tertentu.
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk
menanggapi segala peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah
standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan
wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Menurut
Yurgen Kocka (1975), “Pandangan yang luas dan dinamis serta kesediaan untuk
pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu
(1982:44). Dalam konteks ini, juga dijumpai perpaduan yang nyata antara usaha
kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang pantas
diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih
dan karya untuk kemajuan kemanusian yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan.
atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi
sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan
serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai
dari lima proses inovasi, yaitu menemukan pasar-pasar baru, pengenalan barang-barang
baru, metode produksi baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta
baru.
ketidakpastian.
28
untuk mengkoordinir, (3) usaha untuk menjaga kelancaran usaha, (4) usaha untuk
tujuan usaha.
Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla (1986) pola tingkah laku
kewirausaha di atas tergambar pula dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut.
1. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri,
dan promosi.
5. Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur uang.
yaitu:
akses pasar baru, dan pangsa pasar baru (Schumpeter, 1934). Oleh Ibnu Soedjono (1993)
perilaku kreatif dan inovatif tersebut dinamakan “entrepreneurial action”, yang ciri-
cirinya (1) selalu mengamankan investasi terhadap risiko, (2) mandiri, (3) berkreasi
menciptakan nilai tambah, (4) selalu mencari peluang, (5) berorientasi ke masa depan.
nilai keberanian menghadapi risiko, sikap positip, dan optimis, keberanian mandiri, dan
baik eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (1977), faktor internal yang
adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif
berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang
terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede Anggan Suhandana, 1980:55).
hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai
30
akan keamanan (security needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri
yakni:
1. Need for achievement (n’Ach): The drive to axcel, to achieve in relation to a set of
2. Need for power (n’Pow); The need to make other behave in a way that they would not
3. Need for affiliation (n’Aff): The desire for friendly and close interpersonal
relationships.
melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha
yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas
yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia
sangat rendah.
mengendalikan, dan menguasai orang lain. Ciri umumnya adalah senang bersaing,
31
berorientasi pada status, dan cenderung lebih berorientasi pada status dan ingin
Kebutuhan untuk berafiliasi (n’Aff), yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh
orang lain. Wirausaha yang memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai
persahabatan, bekerja sama daripada persaingan, dan saling pengertian. Menurut Stephen
P. Robbins (1993:214), kebutuhan yang kedua dan ketigalah yang erat kaitannya dengan
dua faktor dasar motivasi yang menentukan keberhasila kerja, yaitu faktor yang membuat
orang lain merasa puas (satisfaction) dan faktor yang membuat orang tidak merasa puas
(dissatisfaction). Faktor internal yang membuat orang memperoleh kepuasan kerja (job-
(dissatisfaction) adalah upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan,
Ahli lain yang membahas motivasi adalah Victor Vroom (1964) dalam teorinya
yang disebut teori harapan (expectancy theory). Ia mengemukakan bahwa “The strength
of a tendency to act in a certain way depend on the strength of an expectation that an act
will be followed by a given outcome and actractiveness of that outcome to the individual”.
Kecenderungan yang kuat untuk bertindak dalam suatu arah tertentu tergantung pada
kekuatan harapan yang akan dihasilkan dari tindakannya dan ketertarikan lain yang
dihasilkan bagi seseorang. Menurut Victor Vroom, ada tiga variabel yang saling
berhubungan, yaitu (1) Attractiveness, merupakan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan,
32
(2) Performance-reward linkage, yaitu hubungan antara imbalan yang diperoleh dan
kinerja, dan (3) Effort performance linkage, yaitu hubungan antara usaha dan kinerja yang
dihasilkan. Ada tiga prinsip dari teori harapan (expectancy theory), yaitu:
instrumental (I).
Menurut Nasution (1982:26), Louis Allen (1986:70), ada tiga fungsi motif, yaitu:
1. Mendorong manusia untuk menjadi penggerak atau sebagai motor yang melepaskan
energi.
dijalankan untuk mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak
menjadi wirausaha? Menurut Dan steinhoff & John F. Burgess (1993:6) ada tujuh motif:
4. The desire for the prestige that comes to being a business owner.
1. Alasan keuangan, yakni untuk mencari nafkah untuk menjadi kaya, untuk mencari
2. Alasan sosial, yakni untuk memperoleh gengsi atau status, untuk dapat dikenal dan
dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa, agar dapat bertemu dengan
orang banyak.
3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar
masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan
keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami atau istyri, untuk membahagiakan ayah
dan ibu.
4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi alasan atau mandiri, untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk
Menurut Zimmerer (1996:3) ada beberapa peluang yang dapat diambil dari
kewirausahaan, yaitu:
seseorang.
34
BAB 1II
PROSES KEWIRAUSAHAAN
status) atau keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe soedjono dan Roopke, proses
dari property right (PR), competency/ability (C), incentive (I), dan external environment
(E).
faktor itu adalah hak kepemilikan (property right, PR), kemampuan/ kompetensi
lingkungan (environment, E). Menurut Ibnoe Soedjono, karena dalam kemampuan afektif
(affective abilities) mencakup sikap, nilai-nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang
kesemuanya sangat tergantung pada kondisi lingkungan yang ada, maka dimensi
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996:3), proses kewirausahaan
diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
35
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu seperti locus of control, toleransi, nilai-
nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang
mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi ini dipicu
faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing,
inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor pemicu yang berasal
dari lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua dan jaringan kelompok. Seperti halnya
tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
berasal dari pribadi adalah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial.
Selanjutnya faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, budaya, dan
strategi. Jadi kewirausahaan diawali dengan inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh
menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal
Madiun yang dilakukan oleh penulis diperoleh kesimpulan bahwa pada umumnya proses
pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil tersebut memiliki tiga ciri penting, yaitu (1)
tahap imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating), (2) tahap duplikasi dan
pengembangan (duplicating and devoloping), (3) tahap menciptakan sendiri barang dan
Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi para wirausaha mulai
meniru ide-ide orang lain, misalnya untuk memulai atau merintis usaha barunya diawali
dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang yang akan dihasilkan
meniru yang sudah ada. Teknik produksi, desain, pemprosesan, organisasi usaha, dan pola
pemasarannya meniru yang sudah ada. Beberapa keterampilan tertentu diperoleh melalui
magang atau pengalaman baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi
sendiri. Demikian pula dalam organisasi usaha dan pemasaran mulai dikembangkan
model-model pemasaran sendiri. Meskipun pada tahap ini mengalami perkembangan yang
37
lambat dan cenderung kurang dinamis, tetapi sudah ada sedikit perubahan. Misalnya
desain dan teknik yang cenderung monoton, mungkin berubah tiga sampai lima tahun
pengumpul seperti usaha kecil pada umumnya. Beberapa wirausaha di antaranya ada juga
yang mengikuti model pemasaran dan cenderung berperan sebagai market follower dan
duplikasi dan pengembangan, kemudian tahap menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan
berbeda melalui ide-ide sendiri sampai terus berkembang. Tada tahap ini wirausaha
biasanya mulai bosan dengan proses produksi yang ada, keingitahuan, ketidakpuasan
terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul dan adanya keinginan untuk mencapai hasil
yang lebih unggul secara mengebu-gebu. Pada tahap ini organisasi usaha mulai diperluas
dengan skala yang luas pula, produk mulai diciptakan sendiri berdasarkan pengamatan
pasar dan berdasarkan kebutuhan konsumen, ada keinginan untuk menjadi penantang
pasar (market challenger) bahkan pemimpin pasar (market leader). Produk-produk unik
yang digerakkan oleh pasar (market driven) mulai diciptakan dan disesuaikan dengan
perkembangan teknik yang ada. Beberapa industri kecil tertentu, misalnya industri kecil
sepatu dan industri konveksi mulai menantang pasar (market challenger), sedangkan
industri lainnya yang menggunakan teknik produksi tradisional dan semi modern masih
Untuk menjadi wirausaha sukses, pertama-tama harus memiliki ide atau visi bisnis
(business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi
risiko baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko, langkah
Agar usahanya berhasil, selain harus kerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas
lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis merupakan faktor yang
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi
apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
kewirausahaan, yaitu:
1. Pendapatan yang tidak menentu. Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan,
Dalam kewirausahaan, sewaktu-waktu bisa rugi dan sewaktu-waktu juga bisa untung.
Kondisi yang tidak menentu dapat membuat seseorang mundur dari kegiatan
berwirausaha.
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Tingkat kegagalan bagi usaha baru
3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha biasanya bekerja sendiri mulai dari
pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan. Waktu yang lama dan keharusan
40
bekerja keras dalam berwirausaha mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha
berhasil pada umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi
dan ditekuni.
4. Kualitas kehidupan yang rendah meskipun usahanya mantap. Kualitas kehidupan yang
tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan seseorang mundur dari
meningkat, maka akan mundur dari usaha dagangnya dan masuk ke usaha lain.
pada usaha kecil milik sendiri. Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000:19-20)
1. Keuntungan Kewirausahaan
memotivasi wirausaha.
2. Kerugian Kewirausahaan
waktu yang lama dan sibuk. Sedikit waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi.
wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka
margin laba/ keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal
juga ada.
42
BAB 1V
A. Profil Kewirausahaan
berikut.
1. Kewirausahaan rutin (wirt), yaitu wirausaha yang dalam melakukan kegiatan sehari-
Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi, misalnya
seorang pegawai atau manajer. Wirausaha rutin dibayar dalam bentuk gaji.
terjadi ekuilibrium dalam penawaran dan permintaan pasar, maka ia akan membeli
3. Wirausaha inovatif, yaitu wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-
kreasi baru yang berbeda. Ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan
teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan, peningkatan
43
teknik manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada
berikut:
waktu saja sebagai hobi. Kegiatan bisnis bisanya hanya bersifat sampingan.
2. Home-Based New Ventures, yaitu usaha yang dirintis dari rumah/ tempat tinggalnya.
3. Family-Owner Business, yaitu usaha yang dilakukan/ dimiliki oleh beberapa anggota
4. Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerja sama
Dilihat dari ruang lingkupnya wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi secara
makro dan fungsi mikro. Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak,
pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Di Amerika Serikat, Eropa Barat,
sehingga negara-negara tersebut menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan
menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global.
Semua itu merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha yang kreatif. Bahkan para
Menurut J. B. Say, wirausaha adalah orang yang menggeser sumber-sumber ekonomi dari
mengerjakan sesuatu yang lebih baik tetapi dengan melakukan sesuatu yang berbeda (“not
Secara kualitatif, peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi,
yakni: Pertama, usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai
keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar
bagi hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil berfungsi sebagai transformator
efediensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat
fleksibel, karena dapat mnyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan
sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh. Ketiga, usaha kecil
dan pemerataan pendapatan (wealth creation prosess), karena jumlahnya tersebar baik di
menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya,
menurut Marzuki Usman (1977), secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu (1)
dan jasa di pasar melalui proses pengombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang
3. Perbaikan produk dan jasa yang ada (improving existing products or services).
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa dengan jumlah
lebih banyak dengan menggunakan sumber daya lebih sedikit (finding different ways
Lain halnya dengan Werner Shombart (1992), yang membagi fungsi entrepreneur
1. Captain of industry, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam satu bidang
keahlian, kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru, bukan dengan sengaja
3. Pemimpin keuangan (financial leader), yaitu orang sejak muda menekuni keuangan,
Selain entrepreneur, istilah lain yang juga dikenal adalah konsep “entrepreneur”
yaitu orang yang tidak menemukakan sesuatu (produk) yang baru, tetapi menggunakan
temuan orang lain dan dipakai pada unit usaha yang bersangkutan (Marzuki Usman,
1977:4), misalnya dalam membuat desain/ rancangan suatu produk yang sesuai dengan
permintaan pasar. Fungsi intrapreneu adalah duplicating new product, and imitating new
technology. Berbeda dengan benchmarking yang berkembang pada kalangan para manajer
dan wirausaha di Jepang dan Australia. Pada benchmarking, selain meniru juga
Beberapa definisi di atas secara umum dapat diartikan bahwa wirausaha adalah
perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil risiko dalam menghadapi
ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya manusia, material, dan keuangan
untuk mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci
keberhasilan adalah memiliki tujuan dan visi untuk mencapai tujuan tersebut (Steinhoff
Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka seperti sekarang ini,
banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara harus bersaing dengan menonjolkan
keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan
nyata. Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia betul-
tantangan etika, tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan tantangan gaya
satu sama lain. Dalam persaingan global, semua sumber daya antar negara akan bergerak
bebas tanpa batas. Sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan gaya hidup akan bergerak melewati batas-batas negara. Hanya sumber daya yang
pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan
Untuk dapat bersaing di pasar global sangat diperlukan barang dan jasa yang
berdaya saing tinggi, yaitu barang dan jasa yang memiliki keunggulan-keunggulan
tertentu. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi diperlukan
tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisiensi yang tinggi ditentukan oleh kualitas sumber
daya manusia yang tinggi, yaitu sumber daya manusia yang profesional dan terampil yang
dapat menciptakan nilai tambah baru dan mampu menjawab tantangan baru. Selanjutnya
kualitas sumber daya manusia yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh sistem
pendidikan yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya
kreatif dan inovatif hanya terdapat pada wirausaha.oleh sebab itu, wirausaha yang mampu
48
BAB V
A. Ide Kewirausahaan
Seperti telah dikemukakan bahwa wirausaha dapat menambah nilai suatu barang
dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan
produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab
sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara
tantangan menjadi peluang melalui ide-idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha
(business driven). Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila ada inovasi., misalnya
menciptakan permintaan melalui penemuan baru. Dengan penemuan baru para pengusaha
konvensional.
peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di
pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-
Ada risiko yang dapat dievaluasi, yaitu (1) risiko pasar atau risiko persaingan, (2)
risiko finansial,dan (3) risikoteknik. Risiko pasar terjadi akibat adanya ketidakpastian
pasar. Risiko finansial terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Risiko
teknik terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik. Pada hakikatnya, ketidakpastian
pasar terjadi akibat dari berbagai faktor seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi,
Menurut Zimmerer (1996:82) kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide-ide
untuk menghasilkan barang dan jasa-jasa baru. Ide itu sendiri bukan peluang dan tidak
akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus
menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta
ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Pertanyaannya ,
bagaimana ide bisa menjadi peluang ? Ada beberapa cara, antara lain:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/ metode yang lebih
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk
arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan
perusahaan. Banyak wirausaha yang berhasil bukan atas ide sendiri tetapi hasil
pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.
50
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka
Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam
1. Menciptakan produk baru dan berbeda. Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata,
misalnya dalam bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus
berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut
harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Agar berguna, barang dan
jasa itu harus bernilai bagi konsumen baik pelanggan maupun konsumen potensial
lainnya. Oleh sebab itu, wirausaha harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen
di pasar. Dalam mengamati perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur pasar yang
perlu diperlukan (1) permintaan terhadap barang/ jasa yang dihasilkan, (2) waktu
produk dan jasa unggul yang memberikan nilai kepada konsumen. Misalnya, apakah
pemakainya ? Apakah perbaikan dalam efisiensi dapat diketahui juga oleh pembeli
potensial ? Berapa persen target yang ingin dicapai dari segmentasi pasar tersebut ?
secara spesifik peluang itu akan sangat tergantung pada perilaku segmen pasar.
Kemampuan untuk memperoleh peluang itu akan sangat tergantung pada kemampuan
wirausaha untuk menganalisis pasar yang meliputi aspek (1) kemampuan untuk
51
menganalisis demografi pasar, (2) kemampuan untuk menganalisis sifat serta tingkah
laku pesaing, (3) kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing dan
peluang yang dapat diperoleh, ada beberapa pertanyaan, yaitu (1) pertanyaan untuk
pesaing untuk mencapai sukses dalam pengembangan produk?, (2) pertanyaan untuk
yang dimiliki, meliputi: sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk
melakukan investasi dalam pengembangan produk baru dan produk awal? Dan
keunggulan pasar apa yang dimiliki oleh pesaing?, (3) pertanyaan untuk mentukan
apakah pintu peluang ada atau tidak, meliputi: sejauh mana kecepatan perusahaan
yang sedang dikuasai pesaing?, apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup
peluang, yaitu (1) produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang
relatif singkat, (2) kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik
harus dipertimbangkan sebelumnya, (3) bila pesaing tidak begitu agresif untuk
mengembangkan strategi produknya, (4) pesaing tidak memiliki teknologi canggih, (5)
pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya, (6)
produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisis ini sangat penting
untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau
tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya
yang dikeluarkan lebih efisien daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?.
4. Menaksir biaya awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana
sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk
finansial, dan risiko pesaing. Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan
(1) kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang dikembangkan pesaing?,
(2) tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh pesaing dalam pengembangan
produk baru dan produk yang diperkenalkannya?, (4) apakah perusahaan baru cukup
Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000)
bahwa kebanyakan responden yang menjadi wirausaha berasal dari pengalaman sehingga
ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil,
persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan.
Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.
memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah
seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan
kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk
memulai usaha (start-up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
1. Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service).
1. Menentukan, menciptakan, dan menerapkan ide baru yang berbeda (create the new
and different).
4. Mengembangkan (develop) produk baru, teknologi baru, citra baru, dan organisasi
baru.
Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik
dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan
menanggung risiko. Seperti telah dibahas pada bab 4 bahwa untuk menjadi wirausaha
pertama-tama yang harus dimiliki adalah modal dasar berupa ide atau visi yang jelas,
kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun waktu,
kecukupan tenaga dan pikiran. Modal-modal tersebut sebenarnya tidak cukup apabila
tidak dilengkapi dengan beberapa kemampuan (ability). Menurut Casson (1982), yang
dikutip Yuyun Wirasasmita (1993:3) ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki, yaitu:
55
1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukannya
atau ditekuninya.
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan
Credit Sarvice (1993:1), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki wirausaha, yaitu:
1. Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seseorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. Misalnya, seorang yang
memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara
3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang
4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
berbentuk materi, tetapi juga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan
modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup uang, tenaga, tempat, dan
mental.
keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya
perusahaan.
kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
9. Knowing how to compete, yaitu mengetahui strategi/ cara bersaing. Wirausaha, harus
dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik
10. Copying with regulations and poperwork, yaitu membuat aturan/ pedoman yang jelas
Cloud (1993:8) ada empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai
dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul mengetahui
1. Proaktif, yaitu selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas.
berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan yang berupa
1. Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang ada
disekitarnya.
pengetahuan tentang pesaing, baik yang baru masuk maupun yang sudah ada, pengetahuan
tentang pemasok, pengetahuan tentang cara mendistribusikan barang dan jasa yang
dan perencanaan.
Bekal pengetahuan saja tidaklah cukup jika tidak dilengkapi dengan bekal
sebagian besar wirausaha yang berhasil cenderung memiliki tingkat keterampilan khusus
membentuk kepribadian wirausaha. Menurut Dan Bradsteet (1993), pengusaha kecil harus
memiliki kepribadian khusus yaitu penuh pendirian, realistis, penuh harapan, dan penuh
hubungan baik itulah akan menambah kepercayaan dari penyandang dana. Penggunaan
dana tersebut harus efektif agar memperoleh kepercayaan yang terus-menerus. Menurut
tersebut meliputi:
1. Technical skill
3. Conceptual skill
dalam bisnis. Wirausaha harus mengetahui kelemahan dan kekuatan sendiri, dan kekuatan
serta kelemahan yang dimiliki pesaing. Seperti dikemukakan Dan & Bradstreet (1993) :
“My best advice for competing successfully is to find your own distinctive niche in the
Kelemahan dan kekuatan yang kita miliki atau kekuatan dan kelamahan yang dimiliki
kelemahan tersebut biasanya tampak dalam berbagai hal , misalnya dalam pelayanan,
harga barang, kualitas barang, distribusi , promosi, dan lain-lain. Variabel-variabel dalam
bauran pemasaran (marketing mix) secara strategis pada umumnya bisa dijadikan peluang.
Semua informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat diperoleh dari
Seperti telah dikemukakan dalam Small Busines Development Centre (5-6) bahwa
wirausaha yang berhasil memiliki lima kompetensi yang merupakan fungsi dari kapasitas
Wirausaha sebagai manajer dan sekaligus sebagai pemilik perusahaan dalam mencapai
pandai mencari peluang, dan adaptif dalam menghadapi perubahan. Menurut Small
Busines Development Centre, untuk mencapai keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri,
peluang.
terhadap perusahaan.
wiausaha harus memiliki perencanaan strategis, yaitu suatu proses penentuan tujuan,
daya perusahaan, misalnya fasilitas, pasar, produk/ jasa, dana, dan karyawan. Strategi
tersebut sangat penting agar para wirausaha dapat menggunakan sumber daya seoptimal
mungkin. Dengan lebih proaktif dalam menghadapi perubahan, dan selalu memotivasi
karyawan maka peluang untuk mencapai keberhasilan lebih mudah diwujudkan. Menurut
Allan Filley dan Robert W. Price (1991:1-2) untuk mencapai keberhasilan dalam
wirausaha khususnya perusahaan kecil, ada beberapa klasifikasi strategi yang harus
dimiliki,meliputi:
2. Promotion; promotion are typically dominated by their leader and are designed to
3. Administrative; administrative firm have formal management and are built around
tergantung pada lingkungan setempat, maka perusahaan tersebut akan berhasil bila
lingkungan stabil. Jadi asumsinya lingkungan harus stabil. Oleh sebab itu, pada umumnya
62
perusahaan kecil menggunakan kecakapan khusus atau human skill. Human skill adalah
baik sebagai individu maupun kelompok. Selanjutnya, conceptual skill merupakan mental
ability untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang kompleks. Jadi, ability diartikan
sebagai kapasitas seseorang untuk melakukan berbagai tugas dalam suatu perusahaan.
Dalam rumusan yang lebih sederhana, kemampuan berwirausaha bisa dilihat dari
keterampilan menajerial. Robert Katz yang dikutip oleh Stephen P. Robbins (1993)
dan conceptual. Technical skill adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan
“craft firm”. Human skill adalah kemampuan bersosialisasi, bergaul dan berkomunikasi,
memprediksikan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha
yang berhasil seseorang harus memiliki bekal pengetahuan kewirausahaan dan bekal
pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha, pengetahuan tentang
peran dan tanggung jawab, pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri,
yang perlu dimiliki meliputi keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan
BAB V1
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki
1. Merintis usaha baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga
bentuk usaha baru yang dapat dirintis: (1) Perusahaan milik sendiri (sole
proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang,
(2) Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama (asosiasi) dua orang atau lebih
yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama, dan (3) perusahaan berbadan
hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan
modal saham-saham.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah
didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan
3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur
(waralaba). Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal seperti pemilihan tempat,
Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk memasuki dunia usaha
pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90), sekitar
43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh
Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya
dengan lebih baik. Sebanyak 1 dari 10 responden (11%) dari wirausaha yang disurvei
memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan sebanyak 46% lagi karena
hobi.
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk
atau disebut dengan ”idea generation”, yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai
65
kemampuan latar belakang, dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan
dirintis. Kedua, pendekatan ”the out-side in” yang juga disebut ”opportunity
scanning) yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-
bersumber dari surat kabar, laporan periodik tentang perubahan ekonomi, jurnal
pendekatan ”in-side out” di atas, bahwa untuk memulai usaha, seorang calon
negosiasi.
66
Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seorang dituntut tidak
hanya memiliki kemampuan, tetapi juga harus memiliki ide dan kemauan. Seperti
telah disinggung, bahwa ide dan kemauan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk
barang dan jasa yang laku di pasar. Tentu saja, barang dan jasa yang akan dijadikan
objek bisnis tersebut harus memiliki pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar
merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan.
Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan (1) bidang
dan jenis usaha yang dimasuki, (2) bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan
dipilih, (3) tempat usaha yang akan dipilih, (4) organisasi usaha yang akan digunakan,
(5) jaminan usaha yang mungkin diperoleh, (6) lingkungan usaha yang akan
berpengaruh.
b. Bidang Usaha Pertambangan (Mining), meliputi usaha galian pasir, galian tanah,
sintesis.
g. Bidang Jasa Perorangan (Personal Service), meliputi usaha potong rambut, salon,
loundry, catering.
9/ 1990 tentang Kepariwisataan ada 86 jenis usaha wisata, yaitu (1) Kelompok
usaha jasa pariwisata, meliputi jasa biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan
wisata, jasa pramuwisata, jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran, jasa
objek dan daya tarik wisata, meliputi pengusaha objek dan daya tarik wisata alam,
pengusaha objek dan daya tarik wisata budaya, pengusaha objek dan daya tarik
wisata minat khusus, (3) Usaha sarana wisata, meliputi penyediaan akomodasi,
Setelah menentukan bidang dan jenis usaha yang akan dipilih, langkah
dan diselenggarakan oleh satu orang. Kelebihan dari bentuk perusahaan ini adalah
mudah untuk didirikan, biaya operasi rendah, bebas dalam pengelolaan, dan
b. Persekutuan (partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau
lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan. Dalam persekutuan
ada dua macam anggota, yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau
lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan. Dalam persekutuan
ada dua macam anggota, yaitu (1) sekutu umum (general partner), yaitu anggota
yang aktif dan duduk sebagai pengurus persekutuan, (2) sekutu terbatas (limited
perusahaan sebesar modal yang disetorkannya dan orang tersebut tidak aktif dalam
perusahaan.
c. Perseroan (coraporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para
bersama. Bila untung, maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya bila rugi
anggota.
Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal di bawah ini:
a. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan
c. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat
afektivitasnya. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan efidien baik bagi
69
perusahaan maupun bagi konsumen. Untuk menentukan lokasi atau tempat usaha ada
beberapa alternatif yang kita bisa pilih, yaitu (1) membangun bila ada tempat yang
strategis, (2) membeli atau menyewa bila lebih strategis dan menguntungkan, (3) kerja
yang akan dimasuki. Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya.
Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin sederhana organisasinya. Pada
lingkup atau skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya dikelola sendiri.
Pengusaha kecil pada umumnya berperan sebagai small business owner manager atau
small business operator. Meskipun pengusaha usaha kecil identik dengan owner
business manager, jika skala dan lingkup usahanya semakin besar, maka
pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri akan tetapi harus melibatkan orang lain.
Dalam perusahaan yang lebih besar seperti Perseroaan Terbatas (PT) dan CV,
perusahaan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan
komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat pemegang saham dalam perusahaan
komisaris dan dewan direksi. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi tindak tanduk
kecil fungsi manajemen relatif tidak begitu besar, sedangkan fungsi kewirausahaan
sangat besar perannya karena dasarnya adalah kreativitas dan inovasi. Sebaliknya,
dalam perusahaan besar fungsi kewirausahaan relatif tidak begitu besar, sedangkan
Oleh sebab itu, semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula fungsi manajerial,
Lingkungan Usaha
Lingkungan usaha tidak bisa diabaikan begitu saja. Lingkungan usaha dapat
a. Lingkungan Mikro
1) Pemasok (supplier)
71
perusahaan tersebut harus memproduk barang dan jasa yang bermutu tinggi.
Hal ini bisa dicapai apabila bahan yang tidak memadai, akan cenderung untuk
harga dan waktu yang tidak memadai, akan cenderung untuk pindah dan
3) Karyawan
Karyawan akan berusaha bekerja dengan baik bila memperoleh manfaat dari
produktivitas yang tinggi akan terjadi apabila mereka mendapat gaji yang
cukup, masa depan yang terjamin, dan kenaikan jenjang kepangkatan yang
teratur. Jika tidak, maka karyawan akan bekerja kurang termotivasi, kurang
perusahaan.
4) Distributor
b. Lingkungan Makro
tingkat inflasi, tingkat bunga dan fluktuasi mata uang asing baik langsung
maupun tidak akan berpengaruh pada perusahaan. Inflasi atau kenaikan harga-
Demikian juga kenaikan suku bunga dan frekuensi mata uang asing akan
lainnya. Demikian juga, bidang usaha jasa telah banyak dipengaruhi oleh
telah mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar secara cepat. Oleh
karena itu, kemampuan pesaing untuk menciptakan nilai tambah secara cepat
pada tingkah laku masyarakat. Dalam beberapa hal, perubahan kekuatan politik
politik dan kerusuhan yang terjadi selalu membawa sentimen pasar. Perubahan
environment)
bagi wirausaha.
yaitu suatu proses di mana semua sektor kritis lingkungan yang mempengaruhi
peluang baru atau tantangan baru yang tercipta akhir perubahan lingkungan.
Zimmerer menganalisis peluang baru tersebut dalam bentuk analisis dampak silang
masih kurang. Sebaliknya perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan
pelatihan kembali para karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.
3) Respons dari pesaing yang ada secara agresif akan mempertahankan pangsa
Paten, merek dagang, dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan terutama
produk-produk perusahaan sangat oleh pihak lain. Temuan yang tidak memiliki
hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi bahkan menjadi produk pesaing dan
Beberapa hak perlindungan perusahaan yang bisa diperoleh adalah hak paten,
1) Paten
baru (bukan lebih baik). Suatu alat tidak dapat diberikan hak paten apabila alat
tersebut telah dipublikasikan sebelum mengajukan hak paten. Hak paten hanya
menemukan penemuan orang lain. Penemuan yang telah diberikan hak paten,
tidak boleh diduplikasi dan dijual oleh siapapun tanpa izin (lisensi) dari
a) Apakah alat ini telah digunakan oleh orang lain senbelum penemuan ini
Bila ketiga kriteria tersebut telah dilakukan sebelum diberikan hak paten,
Untuk melindungi hak paten dari klaim seseorang, maka penemuan harus
tanggal ide itu tersirat, penjelasan alat yang digunakan, dan gambarnya.
Hal ini dilakukan untuk memverifikasi apakah sesuatu yang baru kita
temukan itu telah ada atau memiliki kesamaan. Perlu diperiksa apakah alat
yang ditemukan itu memiliki kesamaan dan telah memiliki hak paten.
memutuskan mengajukan lamaran hak paten. Jika yang telah ada betul-betul
seperti paten yang akan diusulkan, maka pihak yang berwenang tidak akan
menjamin hak paten bagi penemuan baru. Akan tetapi, meskipun alat yang kita
temukan itu memiliki fungsi yang sama dengan alat yang ada, namun memiliki
c) Gambar penemuan.
2) Merek Dagang
simbol, nama, logo, slogan, atau tempat dagang yang oleh perusahaan
membedakannya dengan produk lain di pasar. Merek dagang (trade mark) pada
harus dipilih kata yang khas, mudah dikenal, diingat dan unik bagi pelanggan,
3) Hak Cipta
77
ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain risiko lebih rendah,
lebih mudah, dan memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang bisa ditawar.
Membeli perusahaan baru sedikit risikonya, karena kemungkinan gagal lebih kecil,
sedikit waktu, dan tenaga yang diperlukan. Di samping itu, membeli perusahaan yang
sudah adapun memiliki peluang harga yang relatif lebih rendah dibanding dengan
merintis usaha baru. Namun demikian bahwa membeli perusahaan yang sudah ada
eksternal ini, misalnya : apakah perusahaan yang dibeli memiliki daya saing harga
masalah konflik antara manajemen dan karyawan yang sukar diselesaikan oleh
pemilik yang baru, masalah lokasi, dan masalah masa depan perusahaan lainnya.
Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa
78
lainnya yang erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan yang akan dibeli.
4) Jaringan kerja sama bisnis dan sosial perusahaan yang akan dibeli.
5) Daftar majalah dan jurnal perdagangan yang digunakan oleh perusahaan yang
akan dibeli.
(tangible) atau tidak nyata (intangible)? Apakah masih prospektif dan layak
79
guna (up-to-date) serta efisien? Ada beberapa jenis kekayaan yang harus
leasing, business record), dan intangible asset (merek dagang, paten, hak cipta,
2) Potensi produk dan jasa yang dihasilkan. Potensi pasar apa yang dimiliki
barang dan jasa yang dihasilkan? Ada dua aspek yang harus dianalisis, yaitu
yang ada.
perusahaan yang akan dijual tersebut apakah sehat atau tidak? Misalnya,
perusahaan adalah:
a. Yakinkan bahwa anda tidak akan merintis usaha baru. Pertimbangkan, alasan
c. Pertimbangan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang diharapkan dari
inginkan?
e. Pertimbangkan kembali gaya hidup. Apakah anda ingin memiliki perusahaan ini
k. Buatlah surat pernjanjian dalam bentuk yang spesifik, misalnya jangka waktu
pembayaran berakhir.
mobil, motor, bahan bakar, dan alat rumah tangga lainnya berkembang di seluruh
dunia. Format bisnis franchising telah memberikan fasilitas jasa yang luas bagi para
dalam perusahaan eceran. Seperti telah dikemukakan bahwa franchise adalah suatu
dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan usaha. Perusahaan yang
dengan nama produk, merek dagang, dan prosedur penyelenggaranya secara standar.
yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek
berikut (1) pemilihan tempat, (2) rencana bangunan, (3) pembelian peralatan, (4) pola
arus kerja, (5) pemilihan karyawan, (6) periklanan, (7) grafik, (8) bantuan pada acara
pembukuan.
Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-
faktor sebagai berikut (1) pencatatan dan akuntansi, (2) konsultasi, (3) pemeriksaan
dan standar, (4) promosi, (5) pengendalian kualitas, (6) nasihat hukum, (7) riset, (8)
material lainnya.
namun berbeda adalah ”bapak angkat” atau ”kemitraan”. Dalam kerja sama sistem
bapak angkat atau kemitraan kebanyakan hanya diberikan bantuan permodalan,
pemasaran, dan bimbingan usaha.
Dasar hukum dari penyelenggaraan franchising adalah kontrak antara
perusahaan franchisor dengan franchisee. Perusahaan induk dapat saja membatalkan
perjanjian tersebut apabila perusahaan yang diajak kerja sama tersebut melanggar
persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.
Menurut Zimmerer (1996) keuntungan dari kerja sama franchising adalah:
a. Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.
meliputi:
a. Bantuan awal yang memberi kemudahan, yaitu berupa jasa nasehat pemilihan
c. Mendapat pengakuan yang segera, yaitu cepat dikenal karena sudah memiliki
reputasi dan pengalaman, misalnya sebulan, seminggu, bahkan beberapa hari saja
sudah dikenal.
d. Daya beli. Karena merupakan bagian dari organisasi yang besar besar, maka
pembayaran untuk pembelian bahan baku, perlatan, jasa asuransi akan relatif
murah.
pengalaman yang jauh lebih sehingga biaya periklanan menjadi sangat murah.
83
franchising memiliki metode yang lebih efisien dalam perbaikan proses produksi.
selalu menjamin keberhasilan, karena sangat tergantung pada jenis usaha dan
kecakapan para wirausaha. Kerugian yang mungkin terjadi menurut Zimmerer adalah
(1) program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan, (2) pembatasan kreativitas
penyelenggaraan usaha franchisee, (3) franchisee jarang memiliki hak untuk menjual
perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan terlebih dahulu kepada pihak
Sampai saat ini batasan usaha kecil berbeda-beda tergantung pada fokus
Burgess (1993:14) bahwa ”small business has been defined in different ways by different
organization and agencies”. Usaha kecil telah didefinisikan dengan cara yang berbeda
Dalam ”small business act” yang dikutip oleh Dan Steinhoff dan John F. Burgess
(1993:14) bahwa “Small business has been defined in different ways by different
organization and agencies”. Usaha kecil telah didefinisikan dengan cara yang berbeda
Dalam ”Small Business Act” (1934) yang dikutip oleh Dan Steinhoff dan John F.
Madison, perusahaan kecil memiliki cirri-ciri sebagai berikut: “Greater potential, greater
84
risk, limited access to capital, one or few managers, and less able to survive major
mistakes”.
control atau pengawasan pada usaha kecil biasanya aturan secara tidak tertulis sebab
wirausaha mudah menguasai segala aspek usahanya. Banyak wirausaha yang cenderung
kecil dan menengah yang dikutip dari beberapa hasil studi yang dilakukan.
Di Indonesia sendiri belum ada batasan dan kreteria yang baku mengenai usaha
kecil. Berbagai instansi menggunakan batasan dan kreteria menurut fokus permasalahan
yang dituju. Dalam Undang-undang No.9/ 1995 Pasal 5 tentang usaha kecil disebabkan
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak
rupiah).
Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS) (1988) mendefinisikan usaha kecil dengan
ukuran tenaga kerja, yaitu 5 sampai dengan 19 orang yang terdiri (termasuk) pekerja kasar
yang dibayar, pekerja pemilik, dan pekerja keluarga. Perusahaan industri yang memiliki
tenaga kerja kurang dari 5 orang diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga (home
industry).
Berbeda dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Stanley dan Morse, bahwa
industri yang menyerap tenaga kerja 1-9 orang termasuk industri kerajinan rumah tangga.
Industri kecil menyerap 10-49 orang, industri sedang menyerap 50-99 orang, dan industri
ukuran secara kuantitatif, pada umumnya perusahaan kecil memiliki ciri-ciri khusus, yaitu
manajemen, persyaratan modal dan pengopterasian yang bersifat lokal. Pada usaha kecil,
manajer yang mengoperasikan perusahaan adalah pemilik, majikan, dan investor yang
mengambil berbagai keputusannya secara mandiri. Jumlah modal yang diperlukan juga
biasanya relatif kecil dan hanya dari beberapa sumber saja. Karena permodalan relatif
kecil dan dikelola secara mandiri, maka daerah operasinya juga adalah lokal, majikan dan
karyawan tinggal dalam suatu daerah yang sama, bahan baku lokal dan pemasarannyapun
hanya pada lokasi/ daerah tertentu. Beberapa usaha kecil menghasilkan produk untuk
keperluan ekspor dengan skala yang relatif kecil, relatif spesifik atau kurang diversifikasi,
karyawan yang sedikit, modal terbatas dan volume penjualan yang rendah. Akan tetapi,
secara keseluruhan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lokal yang
produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru, usaha kecil bisa bertindak
86
kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk usaha kecil
kerja bukan lokal yaitu mendatangkan dari daerah lain atau impor.
3. Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya lainnya kebanyakan
lokal, maka perusahaan kecil tidak renta terhadap fluktuasi bahan baku impor.
Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal sebagai akibat tingginya nilai mata
uang asing, maka kenaikan mata uang asing tersebut dapat dijadikan peluang oleh
Sebagai contoh perusahaan cinderamata dan mebel yang sudah diekspor dan
menggunakan bahan baku rotan, kayu, dan kulit dapat meraih keuntungan akibat
kenaikan nilai mata uang asing. Perusahaan kecil bisa menggunakan produk barang
dan jasa yang dihasilkannya untuk bersaing karena bahan baku dan sumber lokal
aspek:
terbatasnya akses pasar. Kelemahan faktor struktural yang satu saling terkait
87
tidak berujung pangkal dan membuat usaha kecil terdominasi dan renta.
Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil yang paling menonjol
pemilik modal. Karena pemilik modal juga lebih menguasai sumber-sumber bahan
baku dan dapat mengusahakan bahan baku, maka pengusaha kecil memiliki
ketergantungan pada pemilik modal yang sekaligus penguasa bahan baku. Selain
menguasai sumber-sumber bahan baku, pemilik modal juga menguasai akses dan
infoemasi pasar, dan dengan demikian ketergantungan usaha kecil terhadap bahan
baku menjadi ketergantungan terhadap pasar. Oleh karena yang menguasai pasar
banyak mengetahui dan langsung mengenal pasar baik standar kualitas, motif
maupun jumlahnya, maka standar produk, desain produk, teknik produk, dan
jumlah produk ditentukan oleh pemilik informasi pasar yang sekaligus penyandang
dana. Akibat dari ketergantungan tersebut, otomatis harga jual produk yang
dihasilkan usaha kecil secara tidak langsung ditentukan oleh penguasa pasar dan
pemilik modal, maka terjadilah pasar monopsoni. Demikian juga, harga jual bahan
baku dan bunga modal. Karena harga jual barang-barang yang dihasilkan usaha
kecil ditentukan oleh pemilik informasi pasar yang juga sebagai pemilik informasi
bahan baku, maka batas keuntungan penguasaha kecil ditentukan oleh batas harga
jual produk dan batas harga beli bahan baku. Terjadilah repatriasi keuntungan yang
perusahaan sendiri dengan upah yang ditentukan oleh batas keuntungan dari
baku.
88
2. Kelemahan Kultural
persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan, pemasaran, dan bahan baku,
seperti:
Hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers dan Kim Leahy mengidentifikasi
enam tahap pengembangan bisnis yaitu tahap kosepsi (conception), survival, stabilisasi,
orientasi pertumbuhan, pertumbuhan yang cepat, dan kematangan. Pada setiap tahap
berubah. Menurut Lambing (2000:23) ada dua keterampilan yang sangat diperlukan oleh
Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern
tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam mempertahankan eksistensinya secara
89
dinamis. Dalam berbagai konsep strategi bersaing dikemukakan bahwa keberhasilan suatu
perusahaan sangat tergantung pada kemampuan internal. Secara internal, perusahaan perlu
memiliki kompetensi khusus (distinctive competency) yang dicari dari integrasi fungsional
(design school) (Mintzberg, 1990) atau dari kemampuan internal (resource-based theory)
(Pandian, 1992), atau dari care competency (D’Aveni, 1994) atau dari entrepreneur secret
yaitu kreativitas dan inovasi (creativity and innovation) dari tantangan eksternal dynamic
Pandangan Michael Porter (1980, 1999) tentang teori competitive strategy sampai
saat ini tampak masih relevan, walaupun dalam perkembangannya tidak sedikit yang
persaingan. Dalam teori persaingan Porter dikemukakan bahwa untuk menciptakan daya
saing khusus, perusahaan harus menciptakan keunggulan melalui strategi generik (generic
strategic), yaitu strategi yang menekankan pada keunggulan biaya rendah (low cost),
diferensasi (differentiation), dan fokus (focus). Dengan strategi ini, perusahaan akan
relevan, strategi Porter ini terus dikritik. Menurut Mahoney dan Pandian (1992) dan D’
Aveni (1994), strategi Porter tersebut adalah berjangka pendek (short-life) dan statis).
Menurutnya sekarang ini keadaannya sudah sangat cepat berubah, maka yang diperlukan
adalah strategi jangka panjang (long-life) dan dinamis. Untuk menghadapi kondisi jangka
panjang dan dinamis, perusahaan harus dikembangkan melalui strategi yang berbasis pada
untuk menciptakan kompetensi inti (core competency) seperti yang disarankan oleh
Mintzberg (1990). Menurut Richard D’Aveni (1994:253) dan Gary Hamel (1994:232),
perusahaan harus menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan kompetensi inti
meniciptakan keunggulan, dan hanya wirausahalah yang mampu mencari peluang secara
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik teori
dynamic strategy maupun teori resource-based strategy sangat relevan bila khusus
diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil nasional dewasa ini. Perhatian utama harus
ditekankan pada penciptaan nilai tambah untuk meraih keunggulan daya saing
sehingga perusahaan kecil tidak lagi mengandalkan strategi kekuatan pasar (market
power) melalui monopoli dan fasilitas pemerintah. Dalam strategi ini, perusahaan kecil
harus mengarah pada keterampilan khusus secara internal yang bisa menciptakan core
product yang unggul untuk memperbesar manufacturing share (muncul pada berbagai
produk yang memiliki komponen penting yang sama). Strategi tersebut lebih murah dan
ampuh dalam lokalnya (Albert Wijaya, 1993). Menurut teori resourse-based strategy ini,
agar perusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus, yaitu meraih semua pesaing di
yang superior, yang tidak transparan, sukar ditiru atau dialihkan oleh pesaing dan memberi
Pandian (1992) adalah tanah, teknologi, tenaga kerja (kapabilitas dan pengetahuannya),
Secara spesifik, ahli lain Burns (1990) menyarankan, bahwa agar perusahaan kecil
berhasil take-off, maka harus ada usaha-usaha khusus yang diarahkan untuk survival,
businessman) yang merekrut tenaga yang diberi wewenang secara jelas. Di bidang
pemasaran, harus mengubah dari getting custumer menjadi tahap tighten financial
91
control, improve margin, and control cost. Di bidang pendanaan, dalam tahap take-off,
Menurut teori the design school, perusahaan harus mendesain strategi perusahaan
yang “fit” antara peluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan internal yang
memadai yang didukung dengan menumbuhkan kapabilitas inti (core competency) yang
perusahaan. Kompetensi ini diciptakan melalui generic strategy-nya Porter (1980), dan
Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis sekarang ini, menurut
inti (building core competency), yaitu pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan
2. Startegic sooth saing, yaitu merancang strategi yang membuat kejutan atau yang
mencengangkan.
5. Shifting the role of the game, yaitu strategi untuk mengadakan perubahan/ pengeseran
perusahaan baik kecil maupun besar pada umumnya sangat tergantung pada strategi
BAB V1I
A. Pengelolaan Usaha
1. Perencanaan Usaha
Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat perencanaan. Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru
tertulis (blue-print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional
usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan
awal memiliki dua fungsi penting, yaitu: (1) sebagai pedoman untuk mencapai
keberhasilan manajemen usaha, dan (2) sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan
Menurut Zimmerer (1993:331) ada beberapa unsur yang harus ada dalam
perencanaan usaha, yaitu (1) ringkasan pelaksanaan, (2) profil usaha, (3) strategi
usaha, (4) produk dan jasa, (5) strategi pemasaran, (6) analisis pesaing, (7) ringkasan
karyawan dan pemilik, (8) rencana operasional, (9) data finansial, (10) proposal/usulan
j. Risiko (risk)
usaha, (2) usulan finansial, (3) permintaan dana, (4) cara menggunakan dana dan cara
a. Ringkasan eksekutif (executive summary). Ini dibuat tidak lebih dari dua halaman
perusahaan.
6) Laporan singkat gambaran manajerial dan pengalaman teknik dari key person.
sebagainya).
3) Analisis pasar
pengangguran.
mengapa masuk pasar? Apa dampak dari masuknya pesaing baru terhadap
secara fungsional
operasional
2. Pengelolaan Keuangan
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan, yaitu
1) Aspek sumber dana, 2) Aspek rencana dan penggunaan dana, 3) Aspek Pengawasan
Ditinjau dari asalnya sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi golongan:
Ada tiga jenis sumber dana intern yang dapat dijadikan sumber keuangan
perusahaan, diantaranya:
97
2) Penggunaan Cadangan
b. dana yang berasal dari luar perusahaan, yang disebut pembelanjaan ekstern.
1. Perencanaan Pemasaran
1. Manajemen Kewirausahaan
2. Strategi Kewirausahaan
membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi pelanggan, dan tentang apa
3. Menciptakan iklim kerja yang positif yang mendorong terciptanya ide-ide baru.
Dengan iklim yang kondusif, para entrepreneur akan lebih kreatif dalam
individu yang bertanggung jawab dalam bidang pemasaran, teknologi, dan keuangan.
Mereka adalah para pencipta dan inovator pada perusahaan orang lain.
BAB VIII
KEWIRAUSAHAAN