Anda di halaman 1dari 11

Budaya, Agama:

simbol dan
sistem simbol
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Agama, simbol dan
sistem simbol
Pengertian Agama menurut Clifford Geertz:(1) Sebuah
sistem simbol-simbol yang berlaku untuk (2)
menetapkan suasana hati dan motivasi yang kuat, yang
meresapi, dan yang tahan lama dalam diri manusia
dengan (3) merumuskan konsep-konsep mengenai
tatanan umum eksistensi dan (4) membungkus konsep-
konsep ini dengan semacam pancaran faktualitas,
sehingga (5) suasana hati dan motivasi-motivasi itu
tampak realitas.
Susunan pengertian agama

Jika diurai satu persatu,maka dapat disusun pengertian agama sebagai berikut:

(1) Pandangan dunia (sistem makna) berupa konsepsi tentang tertib alam dan
kehidupan; (2) disposisi mental (sistem nilai) berupa suasana dan motivasi
yang kuat, mendalam dan bertahan lama; (3) unsur “ritus” yang melebur dunia
nyata dan dunia imajinatif menjadi satu, dengan cara menimbulkan kesan
faktual tentang konsep-konsep tersebut, sehingga suasana dan motivasi yang
timbul daripadanya terasa realistis; (4) suatu sistem simbol yang
menghubungkan dan mengkomunikasikan semua unsur tersebut.
Paham mengenai agama
Agama sebagai tindakan ritus:

Adalah tindakan yang mempersatukan dunia nyata dan dunia


imajinatif dalam bentuk-bentuk simbolik. Tindakan keagamaan terjadi
kalau sistem simbolik tersebut diresapi dengan suatu kekuatan dan
kewibawaan yang luar biasa. Maka oleh karena itu wujud kekuatan
dalam agama berbeda-beda: Dalam agama suku (tribal religion)
kekuatan-kekuatan tersebut berasal dari kiasan-kiasan yang dipelihara
dalam tradisi. Dalam agama mistik kekuatan-kekuatan tersebut
diberikan oleh pengalaman-pengalaman supersensoris. Dalam agama
kharismatis kewibawaan yang luar biasa itu dari suatu pribadi yang
luar biasa.
Agama sebagai tindakan simbolik:

Yakni rumusan-rumusan simbolik tentang aktualitas terjauh baik dalam artikulasi yang
sangat sistematis ataupun dalam gambaran-gambaran fragmentaris yang terputus satu sama
lain. Pada tahap ini setiap agama berfungsi sebagai suatu konsepsi umum, menyeluruh dan
jelas tentang dunia dan susunan alam dan dapat dipandang sebagai “model tentang (mode
of), sebagai manipulasi struktur-struktur simbolik agar menjadi sesuai dengan struktur-
struktur non-simbolik yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian pandangan-pandangan
harus disusun dan dimanipulasi agar supaya “sesuai” dan dapat menerangkan dunia di mana
seseorang hidup.

Agama juga menjadi model untuk (mode for) sebagai suatu tindakan simbolik agama juga
berfungsi sebagai seperangkat disposisi mental yang mendalam, yaitu manipulasi stuktur-
struktur simbolik agar sesuai dengan keadaan suatu sistem simbolik. Dalam hal ini agama
memberikan suatu model, suatu pola, yang menurut pola tersebut para penganut suatu
agama harus membentuk hidupnya, dan menyesuaikan tingkah laku mereka.
Agama sebagai tindakan
sosial/psikologis:
Menunjuk kepada suatu keadaan bagaimana pandangan dunia diberikan oleh suatu agama
akan mempengaruhi tanggapan seseoang terhadap orang lain (sosial) dan terhadap dirinya
sendir (psikologis). Demikian pula akan terlihat bagaimana disposisi yang diciptakan oleh
suatu agama pada pemeluknya akan mempengaruhi sikap mereka terhadap orang lain
(sosial) dan sikap mereka terhadap dirinya sendiri (psikologis).

Agama sebagai sistem sosial dan psikologis akan ditekankan apa yang dilakukan oleh agama
itu terhadap seorang individu, khusunya bagaimana diberi kemungkinan dan jalan untuk
mempertahankan keamanan/ketenangan batinnya meskipun ada berbagai perubahan yang
terjadi di luar dirinya.

Atas cara yang sama ditekankan juga bagaimana caranya kepercayaan-kepercayaan dan
upacara-upacara keagamaan memperkuat ikatan-ikatan tradisional antara anggota suatu
kelompok sosial melalui simbolisasi nilai-nilai yang menjadi dasar ikatan kelompok sosial
tertentu.
Tiga konsep Simbol
1. Tanda
2. Lambang
3. Icon
Kebudayaan dalah sistem makna dan sistem nilai yang dikomunikasikan
dengan simbol simbol
Wujud agama adalah ritual
Ritual adalah simbol dan sistem simbol
TANDA
1. Tanda (sign); Tanda selalu berarti sesuatu yang menunjuk kepada
sesuatu yang lain. Contoh tanda pada rambu lalu lintas bersifat indikatif
bagi sesuatu yang lain. Di mana tanda merah pada lalu lintas berarti
berhenti, begitu juga tanda hijau dan kuning. Tanda lalu lintas di
manapun kita berada memiliki makna sama dan dimengerti setiap
orang.
2. Lambang (symbol); symbol mempunyai sifat ganda. Dia tidak hanya
menyatakan sesuatu tetapi sekaligus menyembunyikan sesuatu. Simbol
berurusan dengan konsepsi, tetapi tidak setiap konsepsi dengan
sendirinya membawa orang kepada konsepsi yang dimaksud. Jika tanda
meberikan konsepsi yang sama pada semua orang maka symbol tidak
demikian. Seperti bahasa, ia dapat menjadi alat untuk menyatakan
perasaan sekaligus menyembunyikan perasaan. Contoh, pernyataan
“kamu hebat”: ia merupakan ungkapan kekaguman akan kesuksesan
seseorang, tetapi sekaligus kecewa kepada dirinya sendiri.
Icon
Icon; Biasanya digunakan untuk sombol-simbol yang suci. Icon
menunjuk kepada sesuatu yang suci seperti symbol. Namun
menyatakan sekaligus menyembunyikan yang suci
◦ lebih dari sekedar tanda dan lambang, icon menyatakan
atau menyembunyikan yang suci sekaligus menghadirkan
yang suci itu ke dalam benda tersebut. Seperti tanda salib;
menunjuk kepada sesuatu sekaligus menghadirkan yang suci
dalam dirinya. Namun demikian benda-benda suci bukan
pengganti yang kudus itu.
◦ Adapun cara untuk merayakan dan menegaskan sifat dan
makna icon itu adalah dengan melalui ritus.
Rasa
Rasa Tuhan: merupakan kedalaman batin yang
hanya bisa dicapai melalui disiplin rohani yang
terwujud dalam parkatek praktek simbolik (ritual).
Kebijaksanaan hidup terletak dalam sikap
“kebebasan jiwa” yang tidak terpengaruh lagi oleh
kegembiraan dan frustasi, gejolak bathin diatur
melalui teori-teori spekulatif tentang emosi.***

Anda mungkin juga menyukai