Anda di halaman 1dari 16

Roger M.

Keesing
 Para ahli antropologi berpendapat
untuk mengenali peristiwa-peristiwa dan
tingkah laku manusia seperti dalam
kepercayaan yang dilakukan oleh
masyarakat, seperti misalnya dimana
mereka menghidangkan makanan
untuk persembahan kepada mahluk
halus yang tak kelihatan.
 Agama adalah sistem simbol yang
berfungsi untuk menanamkan semangat
dan motivasi yang kuat, mendalam dan
bertahan lama pada manusia dengan
menciptakan konsepsi-konsepsi yang
bersifat umum tentang eksistensi, dan
membungkus konsepsi-konsepsi itu
sedemikian rupa dalam suasana
faktualitas sehingga suasana dan motivasi
itu kelihatan sangat realistis.
(Geertz 1966:4)
Agama menambah kemampuan manusia
untuk menghadapi kelemahan dalam
kehidupannya. Dengan memberi
dukungan psikologis waktu terjadi tragedi,
kecemasan, dan krisis, agama memberi
kepastian dan arti bagi manusia di dunia
yang “dilihat secara naturalistis
nampaknya penuh dengan hal-hal yang
tidak dapat diramalkan. Seperti kejadian
tragis yang bisa dirasakan di sekitar kita.
 Ritual adalah upacara dan perlakuan
khusus terhadap kepercayaan yang
disakralkan dan tidak dapat dipahami
secara ekonomi dan rasionalnya.
 Dalam antropologi upacara ritual dikenal
dengan istilah ritus .ritus dilakukan ada
yang untuk mendapatkan berkah atau
rejeki yang banyak dari suatu pekerjaan
atau menolak bahaya yang telah
diperkirakan.
 Menurut Taylor: agama didefinisikan sebagai
satu kepercayaan dalam bentuk spiritual.
 Upacara keagamaan adalah pelakasanaan
tindakan-tindakan yang ditentukan, yang
strukturnya sangat ketat dan dianggap
mempunyai arti keagamaan, karena
upacara itu sering sekali mendramatiskan
atau memperagakan cerita atau ajaran
agama.
 Maksud dari upacara keagamaan ialah
untuk membuat jembatan, atau saluran
komunikasi yang dapat menyalurkan
kekuasaan dewa-dewa kepada manusia.
(Learch 1972:81-82)
 Upacara keagamaan dalam
kebudayaan suku bangsa biasanya
merupakan unsur kebudayaan yang
paling tampak lahir. (Ronald Robetson. 1988:1)
 Bahwa agama berisikan ajaran-ajaran
mengenai kebenaran tertinggi dan
mutlak tentang tingkah laku manusia
dan merupakan petunjuk untuk selamat
di dunia dan di akhirat.
Menurut Koentjaraningat, (1992: 221) dalam
setiap sistem upacara keagamaan mengandung lima
aspek yakni
 tempat upacara ,
 waktu pelaksanaan upacara ,
 Benda-benda serta peralatan upacara,
 orang yang melakukan atau memimpin
jalanya upacara,
 orang-orang yang mengikut upacara.
 Sistem ritus dan upacara dalam suatu
religi berwujud aktifitas dan tindakan
manusia dalam melaksanakan
kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-
dewa, roh nenek moyang, atau mahluk
halus.
 Dalam usahanya untuk berkomunikasi
dengan mahluk gaib lainnya. Ritus
biasanya berlangsung secara berulang-
ulang, baik setiap hari, atau setiap
musim.
 Dalam agama upacara ritual bisa
dikenal dengan ibadat, kebaktian,
berdoa, dan bacaan-bacaan pada
momen-moment tertentu yang dalam
agama islam dinamakan zikir
 Agama sebagai tindakan ritus:

Adalah tindakan yang mempersatukan


dunia nyata dan dunia imajinatif dalam
bentuk-bentuk simbolik. Tindakan
keagamaan terjadi kalau sistem simbolik
tersebut diresapi dengan suatu kekuatan
dan kewibawaan yang luar biasa.
 Slametan-slametan memiliki makna dan isi religius
yang dilakukan pada titik peralihan daur hidup, daur
panen, pada waktu pindah rumah, bepergian pada
hari-hari yang dihitung menurut penanggalan Jawa,
dimaksudkan untuk memberi rasa kepatuhan pada
roh-roh sekaligus merupakan mekanisme-mekanisme
bersama bagi keberlangsungan hidup. Sesajen
yang terdiri dari hidangan-hidangan yang
dipersiapkan secara khusus dipersembahkan untuk
dewa-dewi penjaga alam yang ada di sudut-sudut
ruang, masing-masing melambangkan sebuah
konsep religius tertentu. Begitulah kira-kira cara orang
Jawa memaknai ----sistem ruang dan waktu----dalam
kehidupannya, oleh Geertz disebut sebagai “sistem
pandangan dunia” Masyarakat Jawa.
 Agama sebagai ritual

 Agama sebagai tindakan simbolik

 Agama sebagai tindakan


sosial/psikologis
 Latar agama Jawa
› Hindu
› Buddha
 Masuknya Islam
› Pesisir
› pedalaman
 Terjadinya proses akulturasi dan asimilasi
› Abangan
› Santri
› Priyai
 Abangan
› Desa, petani, wong cilik, hinduisme, dewa-dewa
hindu, selamatan, singkretisme,, Ludruk, roh
yang menguasai seluruh pelosok.
 Santri
› Kota, pedagang, islam, shalat lima waktu,
puasa, monoteisme,
 Priyai
› Kota, birokrasi, elit kelas, pegawai digaji,
hinduisme, leluhur keraton, pakem pakem
keraton, mistisisme, elit, kesenian halus, semedi.
 Tempat tinggal
 Mata pencaharian,
 Kelas sosial
 Status sosial
 Inti ritual
 Pusat ritual
 Pandangan hidup
 Praktek keagamaan

Anda mungkin juga menyukai