Abstrak
Retorika dakwah merupakan seni berbicara yang dapat mengajak seseorang kepada jalan Allah
sesuai kaidah-kaidah Islam. Bahasa saja tidak cukup dalam beretorika, perlu adanya suara dan gerak
tubuh untuk membujuk audien, karena bahasa yang indah, suara dan gerak tubuh dalam beretorika
merupakan akar dari retorika. Penelitian ini terfokus untuk menjawab Bagaimana gaya retorika dakwah
KH Abdullah Gymnastiar di youtube. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya retorika
dakwah KH Abdullah Gymnastiar di youtube. Untuk mengindikasi persoalan tersebut, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengambil beberapa video ceramah KH Abdullah
Gymnastiar sebagai objek penelitian.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya bahasa yang digunakan KH Abdullah
Gymnastiar adalah gaya bahasa percakapan dengan menggunakan langsung dan tidaknya pencapaian
makna berupa retoris. Gaya suara yang dihasilkan oleh KH Abdullah Gymnastiar dalam ceramahnya
adalah pitch (tekanan) dan pause (jeda) ini untuk memberikan pemahaman secara mendalam terkait isi
dalam ceramahnya, ditambah dengan gerak tangan, gerak tubuh serta gerak mata untuk penunjang
beretorika agar saat menyampaikan pesan, pesan dapat tersampaikan dengan baik seperti yang diharapkan
oleh da’i maupun mad’u
Abstract
The rhetoric of da'wah is the art of speaking that can invite someone to the way of Allah
according to Islamic principles. Language alone is not enough in rhetoric, it is necessary to have voice
and gestures to persuade the audience, because beautiful language, voice and gestures in rhetoric are the
roots of rhetoric. This research is focused on answering KH Abdullah Gymnastiar's rhetorical style of
preaching on YouTube. The purpose of this study was to determine the rhetorical style of KH Abdullah
Gymnastiar's preaching on YouTube. To indicate this problem, the researcher used a qualitative approach.
This study took several videos of KH Abdullah Gymnastiar's lectures as research objects.
The results of this study indicate that the language style used by KH Abdullah Gymnastiar is a
conversational style using direct and not achieving rhetorical meaning. The sound styles produced by KH
Abdullah Gymnastiar in his lecture are pitch (pressure) and pause (pause) to provide an in-depth
understanding of the content in his lecture, coupled with hand movements, gestures and eye movements
to support rhetoric so that when conveying messages, messages can be conveyed well as expected by the
da’i and mad'u
Pendahuluan
Retorika merupakan sebuah disiplin kebaikan dan melarang kepada
ilmu yang mempelajari seni berbicara yang kemungkaran.
diperlukan oleh setiap orang terutama bagi
Dari esensi amar ma’ruf nahi munkar
seorang komunikator. Teori retorika yang
tersebut menjadikan sebagai kebutuhan
digunakan oleh seorang komunikator akan
dalam berlangsungnya kehidupan manusia,
mempermudah ia untuk mempengaruhi
baik itu untuk memperdalam ilmu agama,
khalayaknya sebagai mana Aristoteles
untuk mendapatkan ketenangan bathiniyah
mengansumsikan retorika sebagai seni untuk
maupun tujuan lainnya. Sehingga jika tidak
mempengaruhi orang lain. Sebagaimana
ada dakwah, maka manusia tidak akan
dalam kegiatan dakwah, retorika sering kali
mengenal kebajiakan-kebajikan, tidak akan
digunakan untuk menjadikan pesan-pesan
memahami secara penuh tentang pesan-
dakwah tersampaikan dan dipahami dengan
pesan keagamaan dan akan terjadi
baik oleh jemaah.
kemungkaran dimana-mana.
Dakwah dapat diartikan sebagai
Maka dari itu seorang pelaku
aktivitas untuk memotivasi atau mendorong
dakwah (da’i) perlu mengaplikasikan
orang lain dengan pengetahuan yang
retorika dalam kegiatan dakwahnya. Dengan
mendalam agar menempuh jalan Allah
mengaplikasikan retorika dalam kegiatan
SWT. Dalam artian ini, dakwah
dakwahnya, tujuan dari kegiatan dakwah
disampaikan dengan cara damai dan lebih
akan lebih mudah tercapai dan pesan-pesan
mengutamakan aspek kognitif (intelektual)
yang disampaikan akan lebih mudah
dan afektif (emosional). Ditinjau dari segi
dipahami oleh jemaah (mad’u). Adanya
sosiologis, dakwah dibutuhkan oleh umat
karakteristik gaya dan bahasa yang menarik,
manusia dalam rangka menumbuhkan dan
kegiatan dakwah yang dilakukan pun tidak
mewujudkan pribadi yang memiliki kasih
lah monoton. Tentunya gaya bicara atau
sayang terhadap sesama dan kesalehan
bahasa disesuaikan dengan mad’u yang akan
sosial dengan mewujudkan tatanan
dihadapi. Disinilah seorang da’i dituntut
masyarakat marhamah oleh kebenaran
untuk berlaku arif atau bijaksana dalam
tauhid. Maka dari itu esensi dari dakwah
berdakwah.
adalah adanya upaya menyampaikan pesan-
pesan keagamaan, menyuruh kepada Ungkapan yang baik secara retoris
harus didukung oleh unsur bahasa, etika dan
nilai moral, nalar yang baik, serta Allah Azza wa Jalla, untuk memikul
pengetahuan yang memadai. Keempat unsur risalahnya dan menyampaikan ke umatnya.
ini merupakan pendukung retorika. Jika Oleh karena itu, dakwah merupakan tugas
unsur ini diabaikan, maka terjadi risalah yang mulia dan dicintai oleh Allah
pelencengan hakikat retorika. Bahasa SWT. Banyak perintah-perintah dakwah
merupakan pendukung utama retorika. dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist yang
Boleh dikatakan bahwa tanpa bahasa, maka menjelaskan baik secara langsung maupun
tidak ada retorika. Pada penggunaan bahasa tidak langsung.
inilah dilakukan pemilihan-pemilihan
Banyaknya da’i da’i atau
kemungkinan unsur bahasa yang dipandang
penceramah pada saat ini juga merupakan
paling persuasive oleh komunikator.
suatu cara dakwah Islam agar terus
Etika dan nilai moral adalah hal yang berlanjut, dengan penyampaian dari para
penting dalam retorika. Adanya etika dan da’I tersebut lah risalah risalah yang Allah
nilai moral dalam retorika menjadikan turunkan kepada rasul disampaikan kembali
aktivitas komunikasi yang dilakukan pada saat ini kepada umat akhir zaman,
bertanggung jawab. Komunikator harus namun semakin berkembangnya zaman
memperhatikan isi yang dibicarakan, tidak Islam semakin terpecah menjadi banyak
sekadar memamerkan kemampuan golongan dan karena hal itu juga menjadi
berkomunikasi dengan menggunakan gaya semakin sulit untuk melihat mana ulama
bahasa yang memukau. Etika dan nilai yang lurus yang masih menerapkan sunnah
moral inilah menjadikan tumpuan bahwa sunnah Nabi dan menjalankan hidup sesuai
orang yang menguasai retorika harus tuntunan al-Qur’an.
bertanggung jawab dalam aktivitas
Salah satu ulama ahlu sunnah wal
komunikasinya.
jamaah di Indonesia ialah KH Abdullah
Selaku umat beragama Islam Gymnastiar, beliau lahir di Bandung, Jawa
pastinya kita mengajak orang lain untuk Barat, Indonesia tanggal 29 bulan Januari
kebaikan dan meninggalkan keburukannya, Tahun 1962, dengan umurnya sekarang yang
dengan cara yang bijak, karena pada ke 58 tahun beliau masih aktif berdakwah
dasarnya dakwah adalah perbuatan yang dan membina santri santrinya di pondok
baik. Dakwah juga tugas para Rasul pilihan pesantren Daarut Tauhid. KH Abdullah
Gymnastiar akrab di panggil Aa Gym oleh dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
para jamaahnya, aa Gym juga dikenal suatu konteks khusus yang alamiah dan
sebagai penulis buku dengan salah satu dengan memanfaatkan berbagai metode
karyanya yaitu Aa Gym dan fenomena alamiah.
Daarut Tauhid: Memperbaiki Diri Lewat
Penelitian kualitatif didefinisikan
Manajemen Qalbu.
sebagai sebuah proses penyelidikan untuk
Dalam pembahasan kali ini penulis memahami masalah sosial atau masalah
mencoba untuk menganalisis gaya retorika manusia, berdasarkan pada penciptaan
KH Abdullah Gymnastiar saat berceramah. gambaran holistik lengkap yang dibentuk
Dengan gaya bahasa yang unik aa Gym dengan kata-kata, melaporkan pandangan
menjadi salah satu pendakwah dengan gaya informan secara terperinci, dan disusun
yang berbeda dari pendakwah lainnya yang dalam sebuah latar alamiah. Penggunaan
menjadikannya salah satu ulama yang penelitian kualitatif dalam tulisan ini juga
digemari oleh banyak kalangan di Indonesia dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
khususnya ibu ibu, karena ceramahnya yang valid dan otentik.
seringkali membahas tentang rumah tangga.
Selain itu, pilihan pendekatan
kualitatif ini sesuai dengan pengertian
penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh
Metode Penelitian
dua orang pakar di bidang penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif, yaitu Denzin dan Lincoln bahwa :
penelitian kualitatif, yaitu metode yang ”qualitative research is many things to many
digunakan untuk meneliti pada kondisi people. Its essence is twofold: a
obyek yang alami dimana peneliti adalah commitment to some version of the
sebagai instrument kunci pada nantinya hasil naturalistic, interpretive approach to its
penelitian kualitatif lebih menekankan subject matter. Qualitatif researchers stress
makna daripada generalisasi (Moleong the socially constructed nature of reality, the
2014). Penelitian ini bermaksud untuk intimate relationship between the
memahami fenomena tentang apa yang researchers and what is studied...”.
dialami oleh penelitian misalnya perilaku, Berdasarkan definisi dari Denzin dan
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, Lincoln ini, dapat dipahami bahwa
secara holistik, dan dengan cara deskriptif
penelitian kualitatif mengisyaratkan yang langsung, jelas dan kalimat yang indah
perspektif yang naturalistik dan interpretif sesuai dengan bahasa komunikan
terhadap apa yang diteliti dan secara ekplisit (pendengar). kedua aliran Plato yang
diperbolehkan adanya interaksi yang dekat mengatakan ada dua retorika, yaitu retorika
antara peneliti dengan subyek penelitian. yang tidak memiliki gaya, dan retorika yang
memiliki gaya, sedangkan aliran Aristoteles
mengatakan semua retorika memiliki gaya,
Pembahasan akan tetapi ada gaya yang tinggi, kuat,
Gaya atau style berasal dari kata rendah dan lemah tergantung pada situasi
stilus yang berarti suatu alat pada lempeng dan kondisi retorika tersebut dipakai.
lilin digunakan untuk menulis yang dapat Retorika secara estimologi dapat
mempengaruhi kejelasan dalam tulisan. diartikan sebagai seni berbicara, seni bicara
Menurut (Keraf, 1984) style adalah disebut Rhetorica dalam bahasa yunani
kemampuan menulis dengan menggunakan kuno, namun berbeda dengan bahasa inggris
kata-kata yang indah. Style (gaya) kata retorika disebut Rhetoric yang diartikan
merupakan ciri seorang komunikator dalam sebagai kepandaian berpidato. Prinsip-
menyampaikan pidato kepada komunikan prinsip dalam berpidato merupakan
(pendengar) (Sunarto, 2014:33). Seorang kekuatan dari retorika dengan menggunakan
komunikator (pembicara) dituntut untuk simbol seni berbicara, walaupun isi
menguasai bahasa dan mengungkapan pesannya biasa namun jika seorang
bahasa dengan tepat saat berretorika. Namun komunikator menyampaikan informasi
berbeda dengan Rakhmat J, (1998:7) bahwa dengan cara yang bagus dengan
gaya tidak hanya soal mengungkapkan memperhatikan komunikasi verbal dan non
bahasa melainkan penggunaan bahasa yang verbal maka pesan yang tadinya terkesan
tepat untuk dikemas pesannya agar biasa akan menjadi luar biasa. Gaya retorika
tersampaikan kepada komunikan. menurut (Cicero, 2015) tidak dapat jauh dari
Gaya (style) yang hanya memiliki kalimat dan kata yang disampaikan secara
dua aliran, yaitu pertama Aristoteles juga jernih dan benar. Gaya retorika adalah seni