Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL SKRIPSI

NAMA : Soprizal

NIM : 602200019

FAKULTAS : Dakwah

PRODI : Komunikasi Penyiaran Islam

JUDUL :Analisis Wacana Khutbah Jum’at Oleh Pendakwah Di Masjid


Baiturrahman Polresta Jambi.

A. Latar Belakang
Islam sebagai agama dakwah, dimana setiap penganutnya wajib un
tuk menyiarkan dan menyebarluaskan ajaran-ajaran agama Islam, perlu me
miliki sasaran dan tujuan dakwah yang tepat sesuai dengan kebutuhan uma
t dan kapasitas keilmuan dari seorang da’i atau pendakwah.1 Salah satu m
etode yang digunakan dalam pelaksanaan dakwah yang efektif dan efisien
ialah melalui mimbar jumat di masjid.
Masjid tentunya memiliki fungsi yang lebih luas daripada sekedar s
arana beribadah. Sejarah mencatat bahwa cikal bakal pemikiran, pembentu
kan karakter dan kepribadian hingga sebuah Negara diawali dari kegiatan
yang dipusatkan di masjid. Sejak zaman Rasulullah SAW, Masjid telah me
njadi pusat kegiatan keagamaan termasuk dakwah sejak dahulu Masjid dan
dakwah merupakan dua hal yang inheren, karena fungsi Masjid adalah seb
agai sentra pembinaan rohani umat dan dakwah untuk mengatasi kondisi
masyarakat yang mengatasi degradasi moral yang luar biasa.2
Proses dakwah yang dilakukan setiap jumat yang bertujuan membe
ri spirit baru bagi umat (jama’ah) tentunya membawa pengaruh terhadap li
ngkungan sekitarnya. Pengaruh tersebut tentunya dapat berdampak positif
maupun negatif yang kemungkinan besar disebabkan oleh materi-materi k
hutbah yang disampaikan oleh khatib (pendakwah).

1
Awaluddin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis, (Cet. I; Semarang: RaSail,2005),h.43-46.
2
Nana Rukmawan, Masjid & Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2016)

1
Khutbah Jum’at hukumnya wajib, khutbah Jum’at disampaikan ole
h khatib kepada seluruh jamaah. Ada hal lain pula yang mencirikan khutba
h Jum’at yaitu sesuai dengan nama harinya, sehingga akan teratur peristiw
anya dan akan lebih sering terjadi dibandingkan dengan khutbah lainnya.
Khutbah Jum’at juga terdapat dua bagian, bagian pertama adalah isi atau
materi khutbah utama yang akan disampaikan disertai dengan data, analisi
s, fakta, sejarah, ayat-ayat Al-qur’an dan hadist, bagian yang kedua biasan
ya berisikan penutup dan penekanan dari khutbah tersebut.
Dalam Khutbah Jum‟at khatib harus menyampaikan gagasan, ide,
nasihat, informasi dan lain-lain. Untuk itu dalam menulis materi khutbah p
erlu diperhatikan beberapa hal agar khutbah yang disampaikan memiliki b
obot yang cukup dan bisa diterima oleh jamaah. Dengan menyusun tema d
an materi khutbah yang menarik sesuai dengan hal-hal yang aktual dalam
kehidupan sedemikian rupa, sehingga isi, bahasa, dan retorika khutbah dap
at menarik perhatian jama’ah.
Seorang khatib dalam khutbah harus mampu menjadi sumber utam
a dalam memberikan pengaruh sebanyak mungkin kepada setiap orang yan
g didakwahinya, jika seorang khatib tidak mampu menyesuaikan antara uc
apan dengan perbuatan antara pernyataan dan realita maka hal itu berakiba
t buruk dan membahayakan ekstensi dakwah, bahkan justru menjadi pendo
rong orang lain berbuat kemaksiatan dan kefasikan.
Dalam penyampaian khutbah seorang khatib harus memperhatikan
konteks yang sedang terjadi, memperhatikan materi khutbah sesuai dengan
zaman dan situasi yang berkembang, dan bisa menjadi bagian dari solusi y
ang dapat menenangkan masyarakat. Isi dari pesan khutbah berhubungan d
engan bagaimana cara mad’u menghadapi permasalahan yang sedang terja
di disekitar, seperti halnya permasalahan mengenai kesabaran, ujian dari A
llah SWT dan bagaimana cara kita bersikap menghadapi masalah.
Untuk menguatkan apa yang disampaikan dan mendukung penulisa
n materi khutbah, khatib perlu memiliki referensi yang cukup. Selain refer
ensi yang cukup juga perlu memperhatikan keruntunan penulisan materi. P

2
oin per poin hendaknya ditulis seurut mungkin. Ide yang satu ke ide yang l
ain hendaknya ditulis urut dan berkaitan, materi akan mengalir seperti air y
ang mengalir ke muara. Urut dalam penulisan maksudnya adalah pembaha
san tidak loncat sana sini. Penulisan materi yang sistematis dan tertera rapi
akan membuat jemaah yang mendengarkan terkesima. Mereka akan terba
wa oleh isi khutbah, dan tidak terasa tahu-tahu khutbah sudah selesai.3
Kemudian penggunaan bahasa pun perlu diperhatikan. Bahasa yan
g digunakan dalam penulisan naskah khutbah hendaknya bahasa yang baik
dan benar. Baik dalam arti bukan bahasa gaul atau bahasa prokem dan ben
ar menurut kaidah bahasa indonesia yang berlaku hal ini agar bia dipahami
oleh jamaah saat mendengarkan. Rasulullah SAW melakukan khutbah den
gan mengemukakan ayat-ayat Al-Qur‟an di dalam materi khutbah Jum‟at
ini dikarenakan kebiasaan Rasulullah, beliau senantiasa menjadikan ayat-a
yat Al-Qur‟an sebagai landasan dan didukung dengan hadits-hadits.4
Berdasarkan beberapa penjelasan dari latar belakang yang telah
kita paparkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
‘’Analisis Wacana Khutbah jum’at oleh Pendakwah.’’ Studi kasus
dimasjid baiturrahman polresta jambi.
B. Rumusan masalah
1. Sejauh mana konteks sosial dan budaya mempengaruhi pembentukan
pesan-pesan religius dalam khutbah jum’at?
2. Bagaimana wacana khutbah jum’at mencerminkan nilai-nilai moral dan
etika yang diadvokasi oleh pendakwah dikonteks masjid?
3. Bagaimana penggunaan retorika dalam khutbah jum’at oleh pendakwah
mencerminkan upaya persuasi?

C. Batasan Masalah

3
Arif Yosodipuro, Buku Pintar Khatib & Khutbah Jum’at, (Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 2012), 33.
4
Alwisral Imam Z, Staregi Dakwah Dalam Membentuk Da’i dan Khatib Profesional,
(Jakarta : Kalam Mulia, 2002), 170.

3
Untuk mempermudah serta tidak menyalahi sistematika penulisan karya
ilmiah sehingga memberikan hasil yang di inginkan, maka penulis membat
asi penelitian ini hanya menganalisis wacana khutbah jum’at oleh
pendakwah dilingkup masjid polresta jambi. Dengan adanya batasan masal
ah ini penulis berharap bahwa penelitian yang dilakukan dapat pada sasaran
dengan sesuai yang diinginkan.

D. Mamfaat dan tujuan penelitian


1. Tujuan penilitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adany


a hasil, sesuatu yang akan diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yan
g akan dicapai atau ditangani dalam suatu penelitian.
Kata-kata dari tujuan penelitian mengungkapkan keinginan peneliti un
tuk mendapatkan jawaban atas masalah penelitian yang diajukan.5
1. Untuk memahami bagaimana konteks sosial dan budaya mempengaruhi
pesan pesan dakwah dalam khutbah jum’at..
2. Untuk mengetahui bagaimana wacana khutbah jum’at mencerminkan
nilai-nilai norma dan advokasi yang dicerminkan oleh pendakwah.
3. Untuk Mengetahui penggunaan retorika dalam khutbah jum’at oleh
pendakwah mencerminkan upaya persuasi.
2. Manfaat penilitian
Manfaat penelitian ini untuk menyelidiki keadaan dan konsekuensi te
rhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja dikontrol mel
alui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol.
Penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan fon
dasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan.
Untuk memperoleh data yang terpercaya yang dapat digunakan dalam
perencanaan pembangunan, jika penelitian tidak pernah diadakan, serta ke
nyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dulu melalui penelitian.
Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
5
Adalah.co.id, Web portal ilmu pengetahuan, https://adalah.co.id/tujuan-penelitian/
diakses:3 Januari 2024 , 12;30 WIB

4
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan berguna dan mampu bagi
pengembangan pengetahuan ilmiah khususnya pada bidang ilmu
Dakwah
2. Manfaat Praktisi
Melalui penelitian ini dapat dijadikan penelitian selanjutnya yang sa
ma dan sedikit banyak penelitian ini akan memberikan kontribusi pada b
idang keilmuan Dakwah bagi seorang khotib dan tentunya akan menamb
ah wawasan baru bagi para mahasiswa kampus sendiri Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifudidin Jambi.
E. Kerangka teori
1. Analisis wacana
Pengertian Analisis adalah mengamati aktivitas objek dengan cara
mendeskripsikan komposisi objek dan menyusun kembali komponen-kom
ponennya untuk dikaji atau dipelajari secara detail. Kata analisis berasal d
ari bahasa yunani kuno (analysis, “memecahkan” atau “menguraikan” dar
i ana-“naik, menyeluruh” dan lysis “melonggarkan”. Dalam linguistik ana
lisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneli
ti struktur bahasa disebut secara mendalam.6
Secara konseptual teoritis, wacana diartikan sebagai domain umum
dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai ma
kna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara pada konteks pen
ggunaannya, wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelomp
okkan ke dalam kategori konseptual tertentu. Sedangkan dalam metode pe
njelasannya, wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelas
kan sejumlah pernyataan.7
Istilah analisis wacana merupakan istilah umum yang dipakai dala
m banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gr

6
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalainPustaka, 2005. Edisi ke-
3, 43.
7
Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, cet. 8 2018), 11

5
adasi besar dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacan
a berhubungan dengan studi mengenai bahasa atau pemakaian bahasa. 8 A
da tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana. Pertama adala
h pandnagan positivisme-empiris, kedua konstruktivisme dan ketiga adala
h kritis.9 Littlejohn menyebutkan analisis wacana lahir dari kesadaran bah
wa persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada pengg
unaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup st
ruktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana.10
Dalam khasanah studi analisis tekstual, analisis wacana masuk dala
m paradigma penelitian kritis, suatu paradigma berpikir yang melihat pesa
n sebagai pertarungan kekuasaan, sehingga teks berita dipandang sebagai
bentuk dominasi dan hegemoni satu kelompok kepada kelompok yang lai
n. Wacana dengan demikian adalah suatu alat representasi dimana satu ke
lompok yang dominan memarjinalkan posisi kelompok yang tidak domina
n.11
Menurut Syamsudin, dari segi analisisnya ciri dan sifat wacana dap
at dikemukakan sebagai berikut:
A. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyara
kat (rule of use);
B. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam k
onteks, teks dan situasi;
C. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui int
erpretasi semantik;
D. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindah b
erbahasa (what is said from what is done);
E. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fu
ngsional (functional use of language)
2. Khutbah Jum’at

8
Eriyanto, Analisis ..., hlm. 3-4
9
Ibid., 4
10
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004). 48
11
Eriyanto, Analisis Wacana ..., 18

6
A. Pengertian khutbah jum’at
Secara etimologis (harfiyah), khuthbah artinya : pidato, nasihat, pe
san (taushiyah). Sedangkan menurut terminologi Islam (istilah syara‟); kh
otbah(Jumat) ialah pidato yang disampaikan oleh seorang khatib di depan
jamaah sebelum shalat Jumat dilaksanakan dengan syaratsyarat dan rukun
tertentu, baik berupa tadzkiroh (peringatan, penyadaran), mau‟idzoh (pem
belajaran) maupun taushiyah (nasehat).12
Berdasarkan pengertian di atas, maka khotbah adalah pidato norma
tif, karena selain merupakan bagian dari shalat Jumat juga memerlukan pe
rsiapan yang lebih matang, penguasaan bahan dan metodologi yang mamp
u memikat perhatian jama’ah disaat menyampaikan khutbah, karena itu
merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan nasihat kepada jama
ah dalam rangka peningkatan ketaqwaan kepada Allah SWT. Khutbah ini
menjadi sangat penting karena dihadiri oleh jamaah dalam jumlah yang ba
nyak sehingga banyak sekali masjid yang tidak mampu menampung jama
ah Jum’at yang berasal dari berbagai kalangan, baik tua maupun muda, ka
ya maupun miskin, berpendidikan tinggi ataupun rendah, yang berpangkat
maupun orang biasa.
Khutbah jum’at merupakan salah satu ibadah yang ditetapkan oleh
syariat Islam yang dilaksanakan secara bersamaan pada hari jum’at. Khut
hbah jum’at merupakan suatu kegiatan pidato keagamaan yang termasuk
dalam tuntutan ibadah kepada Allah SWT. Berbeda dengan pidato atau ce
ramah agama pada umumnya, khutbah jum’at di ikat dengan syarat dan ru
kun yang wajib dipenuhi dalam pelaksanaannya.
B. Hukum Khutbah jum’at
Melaksanakan shalat jum’at adalah fardu ain bagi setiap muslim, k
ecuali lima orang, hamba sahaya, wanita, anak-anak, orang sakit, dan mus
afir. Salah satu yang terpenting dalam shalat jum’at adalah khutbah. Khut
bah merupakan salah satu perbuatan yang hukumnya wajib. Hal ini karen

12
Rasyid Sulaiman, Fiqh Islam (jakarta: Sinar Baru Algensindo, 2015) Hal. 124

7
a Rasullah senantiasa melakukannya dan tidak pernah meninggalkannya s
ama sekali.13
Sebagian ulama’ berpendapat Khutbah bukan termasuk dalam shal
at sehingga hukumnya bisa bersifat wajib dan sunnah. Dikatakan wajib se
bab termasuk kedalam fardhu Jum‟at. Sedangkan termasuk sunnah karen
a menurut beberapa ulama seperti Hasan Basri, Juwaini dan Daud Zhahiri
Mereka mengatakan bahwa khutbah masih menjadi perdebatan dan tidak
ada penjelasan secara pasti di dalam AlQur‟an.14
C. Syarat dan Rukun Khutbah Jum’at
Khutbah jum’at dilakukan dengan memperhatikan syarat dan ruku
n khutbah.Hal ini dikarenakan Syarat dan rukun khutbah jum’at sangat ter
kait erat dengan pelaksanaan ibadah jum’at dan tidak bisa dilepaskan, kar
ena ibadah jum’at ini terdiri dari khutbah jum’at dan shalat jum’at.
Khutbah jum’at harus dilakukan dua kali sebelum melakukan shal
atnya yang juga harus dua rakaat. Dua kali khutbah dan dua rakaat shalat j
um’at inilah yang sepadan dengan empat rakaat shalat zuhur yang diganti
kannya. Karena itulah orang yang melakukan ibadah jum’at harus mengik
uti dua khutbahnya di samping dua rakaat shalatnya.
Berikut adalah syarat-syarat khutbah jum’at, yaitu:
1. Khatib harus suci dari dua hadas.
2. Pakaian khatib harus suci dari najis.
3. Khatib harus menutupi auratnya.
4. Khatib harus berdiri bilamana kuasa.
5. Khutbah harus dilaksanakan pada waktu zuhur, sesudah matahar
i terbit.15
6. Khatib harus duduk sebentar dengan tuma’ninah (tenang) di ant
ara dua khutbah.

13
Akhmad Muhaimin Azzet, Shalat Wajib Dan Sunnah (jakarta: Bukukita, 2013).220
14
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Hukum Fikih Islam Lengkap), (Bandung: PT. Sinar
Baru Algensindo, 1994). 127
15
Muhaimin Azzet, Shalat Wajib Dan Sunnah. 34

8
7. Khatib harus mengeraskan suaranya waktu berkhutbah sekira da
pat di dengar oleh hadirin minimal 40 orang.
8. Khatib harus melaksanakan khutbah dengan berturut-turut antar
a khutbah pertama dan khutbah kedua, dan antara dua khutbah d
engan shalat Jum’at.
9. Khatib harus menyampaikan rukun-rukun khutbah dengan bahas
a Arab. Adapun yang selain rukun boleh dengan bahasa daerah
masingmasing
Khutbah Jum’at terdiri dari 5 rukun antara lain :16
a) Membaca Alhamdulillah, pada khutbah awal dan akhir serta m
embaca dua kalimat syahadat.
b) Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, paling sed
ikitnya “Allahumma Shalli Alaa Muhammad”.
c) Wasiat Taqwa kepada Allah pada khutbah awal dan khutbah a
khir.
d) Baca ayat al-quran paling sedikit satu ayat, pada salah satu du
a khutbah.
3. Pendakwah
A. Pengertian pendakwah
Dalam pengertian Islam, pendakwah adalah orang yang mengajak
kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-ka
ta, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik m
enurut syariat al-Quran dan Sunnah. Dalam pegertian tersebut pendakwah
identik dengan orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Secara g
aris besar pendakwah mengandung dua pengertian:17
1. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang berdakwah seb
agai kewajiban yang melekat dan tidak bisa terpisahkan dari misinya s
ebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah Ballighu anni walaw ay
at (Sampaikanlah walau hanya satu ayat).

16
Sya’ban Fuadi, Khutbah Masa Kini (Kudus: Menara Kudus, 1985). 23
17
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 68-69

9
2. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus dalam b
idang dakwah Islam, dengan kesungguhan luar biasa dan dengan qudwa
tul hasanah.
Dalam prespektif sosiologi pendakwah merupakan pemimpin agam
a yang memiliki peran di masyarakat. Pertama pendakwah sebagai pembi
mbing moral, ia bertugas sebagai peletak dasar moral, etis, dan spiritual m
asyarakat. Kedua sebagai motivator dalam pengembangan dan pembangun
an masyarakat. Dengan kharisma dan keterampilan yang dimilikinya para
pendakwah memiliki peran aktif dalam mendorong susksesnya kegiatan-k
egiatan pengembangan masyarakat. Ketiga, pendakwah sebagai mediator a
rtinya seoarang da’i juga sebagai wakil masyarakat dan sebagai pengantar
dalam rangka melindungi kepentingan-kepentingan di masyarakat dan lem
baga-lembaga keagamaan yang ada.
B. Kriteria pendakwah
Pendakwah pada dasarnya adalah penyeru ke jalan Allah, pengibar
panji-panji Islam, dan pejuang (mujahid) yang mengupayakan terwujudny
a sistem Islam dalam realitas kehidupan umat manusia. Sebagai penyeru k
e jalan Allah, pendakwah tidak bisa tidak, harus memiliki pemahaman yan
g luas mengenai Islam sehingga ia dapat menjelaskan ajaran Islam kepada
masyarakat dengan baik dan benar. Ia juga harus memiliki semangat dan g
hirah ke-Islaman yang tinggi yang menyebabkan ia setiap saat dapat meny
eru manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kejahatan, meski
pun untuk itu ia harus menghadapi tantagan yang berat.18
Seorang pendakwah perlu melengkapi diri dengan tiga senjata, yait
u iman, akhlak mulia, ilmu pengetahuan, dan wawasan. Iman dan akhlak d
isebut dengan bekal spiritual, sedangkan ilmu pengetahuan dan wawasan d
isebut bekal intelektual.19
Berikut beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pendak
wah:
18
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta: Penamadani, 2006), 311.
19
A. Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), . 78

10
1. Iman dan taqwa kepada Allah, yaitu memiliki keyakinan yang kuat tent
ang keesaan Allah dan menjalankan segala perintah Allah serta menjau
hi larangan Allah. Yakni para pendakwah harus mencerminkan ahlak ba
ik dengan mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya, serta tid
ak mengumbar aib dirinya maupun keluarganya dengan tujuan menjaga
harga diri pendakwah.
2. Ihsan kepada Allah, yaitu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya at
au meyakini bahwa Allah melihat kepadanya. Sedangkan secara sosiolo
gis, ihsan artinya berbuat baik kepada sesama, berbakti, tolong menolon
g, dan sebagainya.
3. Amanah, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas kepercayaan atau tug
as yang diembannya, baik tanggung jawab kepada Allah maupun kepad
a manusia lainnya.
4. Istiqomah, yaitu konsisten atau teguh dalam menegakkan kebenaran.
5. Berakhlak mulia atau memiliki budi pekerti yang baik dalam seluruh pe
rkataan dan perbuatannya.
6. Berpandangan yang luas, artinya berwawasan luas dan menghindari sik
ap picik.
7. Berpengetahuan yang luas, baik dalam bidang keagamaan maupun peng
etauhan umum lainnya.
F. Studi Relevan
Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan melacak beberapa
literatur dan penelitian terdahulu yang masih relevan terhadap penelitian yang
dilakukan saat ini untuk melihat posisi penelitian ini merupakan dan teori
yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan hasil pencarian beberapa pe
nelitian yang relevan telah banyak dilakukan mengenai khutbah jum’at
Diantaranya yaitu :
No Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
penelitian penelitian
1 Rizki Kontribusi Khutb khutbah jum’at Penelitian Rizki
Pambudi, ah Jum’at Terhad merupakan cara e Pambudi lebih

11
(Institut ap Perilaku Keag fektif untuk men terpokus kepada
Agama Islam amaan Masyaraka yampaikan keben Kontribusi
Negeri t ( Studi kasus di aran juga sangat Khutbah jum’at
Metro) Dusun 1 dan berkontribusi dal terhadap prilaku
Tahun 2019 Dusun 2 Desa am perilaku keag keagamaan
Belerejo amaan masyarak masyarakat dalam
Kecamatan at dalam mencipt menciptakan
Batang hari akan hubungan h hubungan
Kabupaten armonis. harmonis dalam
Lampung Timur sesama umat
Islam dan saling
toleransi serta
memiliki rasa
hormat kepada
sesama muslim
2 Ratna Dewi Komunikasi satu Khutbah Jum’at Penelitian ini
(Fakultas Da arah pada Khutba adalah cukup me mempokuskan
kwah Dan Il h Jum’at dalam m mberikan kontrib komunikasi satu
mu Komuni eningkatkan pem usi dalam kehidu arah pada khotib
kasi Univers ahaman agama di pan sehari- hari. Jum’at untuk
itas Islam Ne masjid an-nur kel Dalam Pemaham memberikan
geri Raden I urahan waydadi k an dan pengetahu pemahaman dan
ntan Lampu ecamatan an ilmu agama ya pengetahuan ilmu
ng) Tahun 2 sukarame ng di dapatkan ke agama kepada
019 tika mengikuti kh jama’ah dalam
utbah Jum’at melaksanakan
ibadah sehari hari
Seperti halnya ber
puasa, shalat, taub
at, dan hal hal lain
nya yang berhubu

12
ngan dengan perm
asalahan dalam ke
hidupan bermasya
rakat
3 Iman Kurnia Respon Jama’ah Khutbah Jum’at Penelitian ini
wan, (Fakult Terhadap Khutba adalah pidato ya mempokuskan
as Ushuluddi h Jum’at Berbaha ng disampaikan pada respon
n Adab Dan sa Arab Di Masji untuk menunjuka Jama’ah terhadap
Dakwah Insti d Al-Hidayah Kot n kepada penden khutbah Jum’at
tut Agama Is a Bengkulu gar mengenai pe berbahsa arab
lam Negeri ntingnya suatu p yang mana
(IAIN) Beng embahasan, dilak mengakibatkan ba
kulu) ukan pada hari J nyak jama’ah yan
Tahun 2019 um’at dan berk g memperhatikan
hutbah berdasark khutbah tersebut, t
an Al-Qur’an da etapi tidak menger
n Hadist. ti dengan isi mater
i khutbah
Tersebut.
.
Berdasarkan penelitian relevan diatas dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti, tentu memiliki persamaan maupun perbedaan dala
m penelitiannya, walaupun sama-sama meneliti yang berkaitan tentang
Khutbah Jum’at. Namun, terlihat dari penelitian terdahulu bahwa belum ad
a yang membahas mengenai Analisis Wacana Khutbah Jum’at Oleh
Pendakwah Di Masjid Baiturrahman Polresta Jambi.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

13
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
kualitatif, sedangkan jenisnya menggunakan penelitian
lapangan (field research) tentang wacana dakwah saat
khutbah shalat Jum‟at Masjid Kecamatan Waylima yang
bertujuan untuk mengetahui latar belakang keadaan
sekarang dan interaksi suatu lingkungan baik individu,
kelompok, lembaga maupun masyarakat. Selain itu,
penelitian ini juga menggunakan penelitian pustaka
(Library Research) penelitian yang dilaksanakan dengan
mengumpulkan sebanyak mungkin referensi yang
berkaitan dengan judul penelitian, baik berupa buku,
jurnal, internet, catatan, maupun laporan hasil penelitian
terdahulu.

b.Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu beberti penelitian


yang menggambarkan objek tertentu dan menjelaskan hal-
hal yang terkait dengan atau melukiskan secara sistematis
fakta-fakta atau karakteristik populasi tertentu secara
factual dan cermat.20

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber Data Primer yaitu sumber-sumber yang


memberikan data langsung dari tangan pertama. Maka dalam
penelitian ini, peneliti memperoleh data yang diperlukan dari
sumber data primer yaitu Khatib, Jamaah dan Materi Khutbah
Jum‟at.

20
Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 7.

14
Dalam mencari data teks ini, peneliti langsung dari objek
penelitian. Yaitu melakukan berupa rekaman khutbah Jum‟at
yang disampaikan oleh khatib. Dari rekaman khutbah Jum‟at
kemudian di repro atau tulis ulang untuk selanjutnya dijadikan
bahan analisis yang menggunakan model analisis wacana Teun
A. Van Djik.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan


sebagai pelengkap dari sumber yang sudah ada. Data sekunder
yang penulis peroleh yaitu melalui Pengurus Majid dan
Dokumen. Kemudian peneliti juga mengumpulkan dan
menyalin data-data yang ada kaitannya dalam penelitian ini,
seperti buku, artikel-artikel, jurnal, sehingga nantinya dapat
merangkum hal-hal yang penting dari semua data yang berhasil
didapatkan. Setelah itu peneliti dapat pengolah dengan
menggunakan analisis wacana model Teun A. Van Djik.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Teks

Observasi Teks dengan mengumpulkan data yang sangat


lazim dengan metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian.
Melakukan penelitian secara langsung dan teliti terhadap objek
penelitian dengan menganalisis mateti-materi khutbah Jum‟at
yang disampaikan oleh khatib shalat Jum‟at. Data materi dan
rekaman audio yang didapat kemudian dicatat, dipilih dan
dianalisa sesuai dengan metode penelitian yang digunakan.

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya-jawab secara


lisan untuk memperoleh informasi. Bentuk informasi yang

15
diperoleh dinyatakan dalam tulisan, atau direkam secara audio,
visual, atau audio visual. Pelaksanaan wawancara dapat bersifat
langsung maupun tidak langsung. Wawancara langsung
dilakukan dengan menemui secara langsung orang yang
memiliki informasi yang dibutuhkan, sedangkan wawancara
tidak langsung dilakukan dengan menemui orang-orang lain
yang dipandang dapat memberikan keterangan mengenai
keadaan orang yang diperlukan datanya.21

Wawancara dilakukan untuk mencari tahu tentang sejarah


Masjid, perkembangan jamaah, mengetahui visi, misi dan
tujuan, dan khatib-khatib yang berkhutbah di masjid.

c. Dokumentasi

Dokumentasi (document research) menurut Mardalis adalah


teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan
berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan terhadap penelitian kita.22Penelitian ini juga
menggunakan teknik pengumpulan data melalui buku-buku
yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.

5. Teknik Analisa Data

Penelitian analisis wacana merupakan penelitian kualitatif yang


lebih menekankan pada pemaknaan teks. Penulis akan memperhatikan
teks-teks yang terdapat pada materi khutbah Jum‟at yang ada di
Masjid Malik Ibrahim Desa Gunungkaso Kecamatan Waylima
Pesawaran yang kemudian akan di tafsirkan oleh penulis
menggunakan analisis wacana yang ditemukan oleh Teun A. Van Dijk.
21
Tersedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara, (diakses 25-02-2022)
22
Mardalis, Metode Penelitian Sebagai Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
6.

16
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Teun A
Van Dijk. Terdapat tiga struktur atau tingkatan yang menjadi elemen
analisis wacana, jika digambarkan maka sebagai berikut :

Tabel 1
Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema
yang diangkat oleh suatu teks.

Superstruktur

Kerangka Suatu Teks, Seperti Bagian Pendahulian, Isi, Penutup, Dan


Kesimpulan.

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata,
kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.17

17
Berikut ini adalah penjelasan elemen wacana Van Dijk

STRUKTUR
WACANA HAL YANG DIAMATI ELEMEN

Tematik

Struktur Makro Tema/topik yang Topik


dikedepankan dalam suatu
khutbah khatib.

Skematik

Superstruktur Bagaimana pendapat Skema


disusun dan dirangkai.

Latar, detail,
dan maksud
1. Sematik Makna yang ingin
ditekankan dalam teks materi
khutbah. Bentuk
kalimat,
2. Sintakis Bagaimana kalimat
koherensi,
(bentuk,susunan) yang
kata ganti
dipilih.

3. Stilistik Bagaimana pilih


kata yang dipakai dalam Leksikon
Struktur Mikro
materi khutbah.

4. Retoris Bagaimana dan


dengan cara penekanan Grafis,
dilakukan metafora,

18
ekspresi

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari 5 bab


dan dibagi dalam beberapa sub bab. Agar pembahasan dapat dilakukan
secara terarah dan sistematis, maka sistematika penulisan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini, penulis menguraikan beberapa hal


yang berkaitan dengan penelitian ini. Pada bagian awal,
diuraikan tentang penegasan judul, latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian metode penelitian, dan diakhiri dengan sistematika
penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini akan dibahas tentang analisis wacana dan materi
khutbah Jum‟at. Agar pembahasan ini jelas, maka akan
dikemukakan tentang definisi beberapa istilah tersebut. Isi
landasan teori meliputi: pengertian analisis wacana, model
analisis wacana Teun A Van Djik, kognisi sosial dan konteks
sosial. Dan kothab Jum‟at meliputi: Pengertian khutbah
Jum‟at, hukum khutbah Jum‟at, syarat dan rukun khutbah
Jum‟at, materi khutbah Jum‟at, khutbah yang sukses dan
khatib.

BAB III MASJID BAITURAHMAN DAN WACANA MATERI


KHUTBAH JUM’AT
Pada bab ini akan membahas tentang gambaran umum Masjid
Baiturahman Polrestas meliputi : sejarah Masjid, visi misi dan

19
tujuan, struktur kepengurusan, program kerja, dan sarana dan
prasarana masjid. Dan analisis materi khutbah Jum‟at meliputi
: pembagian tema khutbah Jum‟at dalam bulan Juni yang
terkait dengan tema-teman tentang akidah, syariah dan akhlak.

BAB IV ANALISIS WACANA MATERI KHUTBAH J


UM’AT MENURUT TEUN A. VAN DIJK
Bab ini berisikan analisis wacana pesan tentang akidah, syariah
dan akhlak dan analisis wacana materi khutbah Jum‟at menurut
Teun Van Dijk.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran untuk mencapai


hasil yang baik.

I. Langkah Penelitian
a. Tahap Persiapan
Untuk persiapan langkah penelitian ini, penulis meminta kepada pih
ak kampus surat izin, penulis menyusun rancangan penelitian, penulis me
mbuat pedoman wawancara, dan penulis juga memperkenalkan diri sebel
um penulis melakukan penelitian, kepada pengurus masjid dan sejumlah
para pendakwah dilingkungan masjid baiturrahman polresta jambi.23
Kemudian menghubungi beberapa informan untuk membuat janji p
ertemuan dimana proses wawancara dan observasi dilakukan, supaya dal
am penilitian ini bisa berjalan dengan teratur dan terlaksana dengan baik.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap dalam pelaksaan penelitian ini, peneliti berkunjung kepada o
bjek, kemudian peneliti melakukan silaturahmi dengan pengurus masjid
dan sejumlah para Da’i, untuk menentukan apa saja yang harus di teliti di
objek tersebut, penulis juga setiap hari pulang pergi ke tempat penelitian
untuk meneliti objek tersebut.

23
Subki M. Aji Isi Khutbah sebagai pesan dakwah: Studi analisis isi khutbah Ustzad H. Sunarto
Pada Mei di Surabaya 2009

20
c. Jadwal penelitian
Dalam rangka mempermudah pelaksanaan penelitian di lapangan,
peneliti telah menyusun agenda penelitian secara terstruktur yang dapat dil
ihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

21
Tabel 1.1

Februari Maret April Mei Juni Juli


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan draf proposal √

Konsultasi dengan Kajur/Prodi dan


2 √
lainnya untuk fokus penelitian

3 Revisi draf proposal

4 Proses seminar proposal

5 Revisi draf proposal setelah


seminar

6 Konsultasi dengan pembimbing

7 Kolekasi data

8 Analisis dan penulisan awal draf


skripsi

9 Draf awal dibaca pembimbing

10 Revisi draf awal

22
11 Draf dua dibaca pembimbing

12 Revisi draf dua

13 Draf dua revisi dibaca pembimbing

14 Penulisan draf akhir

15 Draf akhir dibaca pembimbing

16 Ujian Munaqasah

17 Revisi skripsi setelah ujian


Munaqasah

18 Mengikuti Wisuda

23
DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Abdul Manan Bin Muhammad Sobari, Jangan Tinggalkan Sholat Jumat, (Bandung: P
ustaka Hidayah, 2008), 35.

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004).

Alwisral Imam Z, Staregi Dakwah Dalam Membentuk Da’i dan Khatib Profesional (J
akarta : Kalam Mulia).

Arif Yosodipuro, Buku Pintar Khatib & Khutbah Jum’at, (Jakarta : PT Gramedia Pust
aka Utama, 2012).

Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Medi
a, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Group, 2012.

Barmawy Umar, Azas-Azas Ilmu Dakwah, (Solo: CV. Ramadhani, 1987), Cet. Ke-2

Ibnu Mas‟ud Dan H. Zainal Abadin, Fiqih Madzhab Syafi’i, (Bandung: CV. Pusta
ka Setia, 2009),

Mardalis, Metode Penelitian Sebagai Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksar


a, 2004),

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2021). Mulyana, Kajian Wacana: Te
ori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Ti
ara Wacana,2005).

Muzaiyanah, M. (2016). Linguistik Kultural Analisis Wacana Khutbah Jumat. Wardah,


17(1),

Nana Rukmawan, Masjid & Dakwah(Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2016).

Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 2 (Fiqussunnah), (Bandung: PT. Alma‟arif, 1976)


Jurnal

Faiz Fikri Al-Fahmi, Skripsi: “Analisis Wacana Materi Khutbah Jum’at Muhasabah D
zikrulmaut Ustaz Sunandar (2010- 2011)”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2013).Desa Sukajaya Kabupaten Pesawaran”, (Lampung: UIN RIL, 2017).

Robiul Nur Khakim , Skripsi: “Analisis Wacana Terhadap Pesan Khutbah Jum’at KH.
Ahmad Husain Di Masjid Jami’ Desa Tanjung Sari Kecamatan Taman Kabup
aten Sidoarjo”, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016).

Saddhono, K., Wijana, P., & Dewa, I. (2011). Wacana Khotbah Jumat di Surakarta:
Suatu Kajian Linguistik Kultural. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(4),
Siddiq, R. H. A. (2015). Struktur Wacana Argumentasi Teks Khotbah Jumat (the
Structure of Argumentation Discourse of Friday Sermon Text). JURNAL
BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA, 5(1),
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara, (diakses 25-02-2024)

https://kbbi.web.id/analisis, (diakses 23-02-2024)

Anda mungkin juga menyukai