MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Materi Dakwah Tematik
Oleh:
Zidan Abid Maulana 1917101031
Fadila Elma Ramdhani 1917101014
Intan Lulu Fauzi 1917101004
Sani Umami 1917101025
3
Icol Dianto, Analisis Tematik Subjek Dakwah dalam Al-Qur’an, Tadbir, Vol. 1 No.1, Juni
2019, h.100-118.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Unsur-Unsur Dakwah
1. Da’i (Subyek Dakwah)
Da’i diartikan sebagai orang yang melakukan kegiatan dakwah baik
secara lisan atau tulisan, individu atau kelompok, organisasi atau lembaga.
Da’i merupakan unsur penting dalam pelaksanaan dakwah, tanpa adanya da’i
atau orang yang menyampaikan dakwah maka kegiatan dakwah tidak akan
berjalan.
7
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 26
Dakwah penting untuk mengikuti pola kehidupan umat yang selalu
berubah, sehingga tidak akan kehilangan relevansi dan akan mengena pada
sasaran atau obyek dakwah. Maka dari itu, diperlukan pendekatan dakwah
yang tepat. Subyek dakwah yang berwujud perorangan atau pun organisasi
harus memenuhi dua syarat, yaitu tafaqquh fid diin dan tafaqquh fin naas.
Tafaqquh fid diin yaitu memahami materi dakwah yang akan disampaikan dan
mampu menerapkan ajaran tersebut ke dalam realitas kemasyarakatan yang
kongkrit dalam konteks budaya setempat. Sedangkan tafaqquh fin naas yaitu
memahami keadaan sosio-kultural obyek atau sasaran dakwah dan juga
permasalahan yang dihadapinya. Da’i mampu untuk mengatasi masalah dan
kebutuhan kongkrit sasaran dakwah berdasar kepada cara-cara ilmiah yang
dibenarkan oleh Al-Qur’an dan Hadits.8
Selain syarat diatas, terdapat sifat-sifat yang harus dimiliki oleh da’i,
diantaranya yaitu9 :
a. Sanggup memerangi musuh dalam dirinya sendiri (hawa nafsu) untuk taat
sepenuhnya kepada Allah dan Rasul-Nya sebelum memerangi hawa nafsu
orang lain.
b. Sanggup berhijrah dari kemaksiatan yang dapat merendahkan dirinya di
hadapan Allah dan masyarakat.
c. Mampu menjadi hasanah dengan budi dan akhlaknya bagi masyarakat
yang menjadi mad’unya.
d. Memiliki persiapan mental (sabar, senang memberi pertolongan kepada
orang lain, memiliki semangat yang tinggi dalam mencapai tujuan,
menyediakan diri untuk bekerja terus-menerus secara teratur).
e. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang Al-Qur’an dan sunnah Rasul
serta ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya.
f. Berani kepada siapapun dalam menyatakan, membela dan mepertahankan
kebenaran.
8
M. Rosyid Ridla, Afif Rifa’i, Suisyanto, Pengantar Ilmu Dakwah (Sejarah, Perspektif,
dan Ruang Lingkup), (Yogyakarta: Samudra Biru, 2017), h. 35.
9
Mohammad Hasan, Metodologi Pengembangan Ilmu Dakwah, (Surabaya: Salsabila Putra
Pratama, 2013), h. 59.
g. Tidak bersikap materialistis
h. Seorang da’i harus menyediakan waktu untuk diisi dengan ibadah yang
menghampirkannya kepada Allah.
2. Mad’u (Obyek Dakwah)
Mad’u atau obyek dakwah yaitu manusia yang menjadi sasaran
dakwah atau penerima dakwah, baik individu maupun kelompok, manusia
yang beragama Islam atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
Masyarakat sebagai obyek atau sasaran dakwah dengan segala
kompleksitasnya harus dipelajari terlebih dahulu. Karena berdakwah di
kalangan anak-anak akan berbeda penyampaiannya dengan remaja atau orang
tua. Semua perlu dipelajari karena setiap sasaran dakwah dengan
karakteristiknya memerlukan pendekatan yang berbeda.
Dalam menyampaikan dakwahnya, seorang da’i harus memperhatikan
karakteristik obyek dakwah, yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan,
status sosial, hingga pada level geografis atau area tempat hidupnya umat.
Karena perlu diketahui bahwa sasaran dakwah adalah masyarakat yang selalu
berubah, berubah aspirasinya, pandangan hidupnya, cita rasanya, sehingga
materi dakwah yang disampaikan pada waktu yang lalu mungkin tidak relevan
lagi untuk disampaikan pada saat ini.10
3. Maddah (Materi) Dakwah
Materi dakwah yaitu pesan atau isi dakwah yang disampaikan oleh
da’i kepada mad’u. Sumber dari materi dakwah adalah Al-Qur’an dan Hadits,
sejarah perjuangan Nabi, dan ilmu pengetahuan umum. Materi dakwah secara
global dapat diklasifikasikan menjadi 3 bahasan utama, yaitu akidah (iman),
syari’ah (Islam), dan akhlak (Ihsan). Ketiga materi tersebut merupakan
akumulasi dari keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam Al-Qur’an dan
Sunnah. Dalam pelaksanaannya, masing-masing materi tersebut dapat
dijabarkan secara proporsional sesuai dengan kebutuhan obyek dakwah.11
10
M. Rosyid Ridla, Afif Rifa’i, Suisyanto, Op.Cit., h. 38.
11
M. Rosyid Ridla, Afif Rifa’i, Suisyanto, Op. Cit., h. 39.
Materi dakwah yang baik yaitu materi yang sesuai denga napa yang
dibutuhkan oleh obyek dakwah, dengan demikian mereka mendapat manfaat
dari materi yang disampaikan. Materi dakwah tidak hanya membahas masalah
akhirat saja, namun juga masalah keduniaan yang sedang dihadapi. Karena
risalah dibawakan justru untuk memecahkan persoalan-persoalan hidup yang
nyata di berbagai aspek.
4. Wasilah (Media) Dakwah
Media dakwah yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan materi
dakwah kepada mad’u. untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u,
dakwah dapat menggunakan wasilah, yaitu :
a. Lisan, dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, dan sebagainya.
b. Tulisan, dapat berupa buku majalah, surat kabar, surat menyurat,
spanduk, pamflet, dan sebagainya.
c. Lukisan, gambar, karikatur, mural, dan sebagainya.
d. Audio visual, seperti televisi, film, slide, video, dan sebagainya.
e. Akhlaq, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan perbuatan
baik dan benar yang dapat diamati serta dimengerti oleh mad’u.
5. Thariqah (Metode) Dakwah
Allah Swt. berfirman :
Artinya :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (Q.S. An-Nahl ayat 125)
Dari ayat tersebut, terdapat tiga metode dakwah yang dikemukakan,
diantaranya yaitu :
a. Al hikmah, yaitu perkataan yang jelas (tegas) disertai dengan dalil yang
dapat memperjelas kebenaran dan menghilangkan keragu-raguan. Metode
ini merupakan metode dakwah yang praktis bagi para juru dakwah yang
bermaksud mengajak manusia ke jalan yang benar serta mengajak manusia
untuk menerima dan mengikuti petunjuk agama dan akidah yang benar.
b. Al mau’izah hasanah, yaitu nasihat atau pelajaran yang baik. Metode ini
merupakan suatu metode dakwah yang memberikan kesan kepada obyek
dakwah bahwa peranan juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya serta mencari segala hal yang dapat bermanfaat baginya
dan membahagiakannya.
c. Al mujadalah, yaitu bertukar pikiran guna mendorong supaya berpikir
secara sehat dengan cara yang lebih baik.
6. Atsar (Efek) Dakwah
Atsar (efek) dakwah atau sering disebut dengan feedback dari
proses dakwah seringkali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian
da’i. evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus dilakukan secara
radikal dan menyuruh. Para da’i harus memiliki jiwa keterbukaan untuk
pembaharuan dan perubahan disamping bekerja dengan menggunakan
ilmu.
12
Rahayu Tresna Yumiana, Kartini Rosmalah Dewi, Strategi Program Radio dalam
Mempertahankan Eksistensinya, Jurnal Makna, Vol. 4, 2019.
seruan ayat ayat al-Qur’an terhadap manusia untuk beriman dan mengabdi dengan
penuh kepada Allah SWT. Dalam menjaga keimanannya manusia diseru
menunaikan amanah dan tanggung jawab khusu yaitu mengurus, mentadbir dan
mengatur penghidupan di dunia yang dapat menjamin kebaikan dan kebajikan.
Dalam kajian tematik memiliki beberapa konsep dasar agar tercapainya strategi
dalam perkembangan dakwah sesuai dengan zaman masa kini, diantaranya;
1. Memilih tema yang aktual
Dalam menyiapkan materi dakwah, seorang da’i atau da’iyah hendaknya
melihat perkembangan tren dan fenomena, tema-tema aktual juga dicari
berdasarkan materi keilmuan yang dibutuhkan dan sangat penting untuk
diketahui oleh pendengar. Dengan memilih tema akan menentukan seberapa
daya tarik pendengar, sehingga jika temanya sesuai, mad’u bersedia
mendengarkan. Pendengar biasanya sangat antusias mendengarkan karena
tema-tema kajian yang menurutnya sudah sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Pendengar menilai bahwa tema-tema tersebut menarik bagi mereka karena
momennya sangat pas dengan peristiwa yang sedang terjadi atau dialami.
2. Narasumber yang memiliki kompetensi
Narasumber dalam berdakwah (da’i atau da’iyah) harus berkompeten dalam
bidang dakwah. Narasumber harus memiliki keahlian dalam bidang dakwah,
seperti bidang akidah, fikih, ushul fikih, hadits, dan lainnya. Sehingga dapat
menyampaikan ide dan materi yang baik dengan harapan dapat diterima oleh
masyarakat dixaman ini.
3. Mengumpulkan ide
Gagasan baru yang relevan dengan perkembangan zaman saat diperlukan
untuk menopang keberhasilan dalam berdakwah, mengumpulkan ide bisa
dilakukan oleh da’i atau da’iyah itu sendiri, selain ini dapat juga menyebar
angket, membuka kolom komentar untuk saran dimedia sosial dan lain-lain.
4. Melakukan inovasi
Inovasi diperlukan agar dakwah yang disampaikan tidak monoton, kegiatan
dakwah yang dilakukan dengan warna dan nuansa baru disetiap pertemuanya
pastilah akan menjadi strategi dalam pembangan kegiatan berdakwah.
5. Memiliki ciri khas yang diperlihatkan dengan konsisten
Ciri khas program Kajian Tematik adalah program ini disiarkan dengan
membahas tema-tema yang berbeda setiap tayangnya. Kemudian kemasan
program juga berperan penting. Program Kajian Tematik dikemas dengan
ceramah dan dialog interaktif. Pendengar sangat membutuhkan interaksi, inilah
mengapa format program Kajian Tematik dibuat secara dialog interaktif.
6. Memperluas distribusi dalam berdakwah
7. Pada saat ini dakwah tidak hanya dimasjid-masjid atau mushola saja, tapi
sudah menyebar dengan jangkauan yang sangat luas, pendistribusian
dakwahpun dapat dilakukan melalui saluran televise, channel youtube dan
berbagai media sosial lainya, agar dapat merambah kesemua kalangan yang
dituju.13
13
Nurshabrina Qonita, Dakwah Nabi Nuh ‘Alaihissalam: Studi Tafsir Tematik Dakwah
Nabi Nuh dalam Surat Nuh, Tafsir al-Munir, Vol. 15, 2009.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi dakwah merupakan pesan pesan dakwah islam yaitu keseluruhan
ajaran islam yang berasal dari Kitabulllah maupun Sunnah-Nya. Materi
dakwah disampaikan oleh dai kepada mad`u yang berisi pesan pesan ajaran
islam. Materi dakwah hakikatnya bersumber dari dua sumber yaitu Al Quran
dan Al Hadist.dalam materi dakwah terdapat enam unsur, yaitu Dai
merupakan orang yang melakukan kegiatan dakwah baik secara lisan maupun
tulisan, mad`u merupakan objek dakwah artinya yang menjadi objek dalam
dakwah itu manusia, maddah artinya pesan atau isi dakwah yang disampaikan
oleh dai kepada mad`u yang bersumber dari Al quran dan Al hadist, wasilah
yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad`u,
dan thariqah (metode dakwah).
Dalam dakwah terdapat tiga metode yaitu Al hikmah, Al mau`izah dan Al
mujadalah. Atsar (efek) dawkah atau disebut feedback dari proses dakwah
tersebut. Dalam dakwah, dakwah merupakan konsep yang sepenuhnya
mengandung pengertian menyeru kepada hal yang baik menurut nilai dan
norma agama islam. Mengajak dan menyeru orang lain untuk menerima ajaran
islam dan meyakini ajaran islam memerlukan cara tersendiri. Dalam hal ini
metode dakwah lebih penting dari materi dakwahnya sendiri, bisa dilihat
penyampaian dakwah dengan lengkap, sempurna dan aktual.
DAFTAR PUSTAKA