Ilmu Dakwah | 89
artinya mempunyai sistem dalam obyek itu, sehingga menjadi
sistematis. c. Metode-metodenya jelas sehingga memiliki
metodelogi, d. Memiliki tujuan atau nilai, dan e. Validitas,
artinya mengandung kebenaran yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Ilmu Dakwah | 90
Suatu ilmu harus juga metodik artinya untuk
mencapai kebenaran tersebut harus dipergunakan cara-cara
tertentu atau menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah
akan menghasilkan kebenaran dan kebenarannya harus
bersifat universal (validasi). Kebenaran dalam satu obyek
studi yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode
yang benar serta dirumuskan secara baik dan telah menjadi
pengetahuan umum diiringi dengan rangkaian susunan yang
utuh. Susunan yang ada hubungnannya satu sama lain secara
keseluruhan. Susunan inilah yang disebut sistem.
Ilmu Dakwah | 91
al-Ushul al-Dad’wah, bahwa sumber ushlub materi
dakwah dan al-Qur’an, as-Sunah. Shiratussalaf yang
shaleh, istimbat para ulama dan refleksi dakwah yang
telah dilakukan. Obyek formal ilmu dakwah adalah proses
penyampaian (ajakan) manusia supaya masuk kejalan
Allah (sistem Islam) secara keseluruhan (kaffah) dalam
segala aspek kehidupan guna mencari ridha Allah SWT.
Bentuk kegiatan mengajak terdiri dari: mengajak dengan
lisan dan tulisan (dakwah bi lisan dan bi al-kitabah),
mengajak dengan perbuatan (dakwah bi al haal), dan aksi
sosial Islam.1
2. Cik Hasan Bisri mengatakan objek material ilmu dakwah
adalah unsur substansial ilmu dakwah yang terdiri dari 6
komponen yaitu da’i, mad’u, metode, materi, media, dan
tujuan dakwah. Sedangkan objek formal imu dakwah
adalah sudut pandang tertentu yang dikaji dalam disiplin
utama ilmu dakwah, yaitu Disiplin Tabligh,
Pengembangan Masyarakata Islam dan Manajemen
Dakwah.2
1
Abd. Karim Zaidan: 1975 : 394)
2
Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah , ( Semarang,
Pustaka pelajar, 2003), h. 58
Ilmu Dakwah | 92
3. Menurut Amrullah Ahmad, objek material ilmu dakwah
adalah semua aspek ajaran Islam (al-quran dan al-sunnah),
hasil istihat dan realisasinya dalam sistem pengetahuan,
teknologi, sosial, hukum, ekonomi, pendidikan dan
lainnya, khususnya lembaga Islam. Sedangkan objek
formal ilmu dakwah yaitu kegiatan mengajak umat
manusia supaya kembali kepada fitrahnya yang muslim
dalam seluruh aspek kehidupannya.3
4. Imam Sayuti Farid, berpendapat bahwa objek material
ilmu dakwah adalah semua aspek ajaran Islam yang
disampaikan dalam proses dakwah Islam. Sedangkan
objek formalnya adalah proses penyampaian ajaran Islam
kepada umat manusia yang terdiri dari:
a. Proses penyampaian agama Islam.
b. Hubungan antar unsur-unsur dakwah.
c. Proses keagamaan dalam diri manusia.4
5. Asep Muhidin berpendapat objek material ilmu dakwah
adalah semua aspek ajaran Islam yang bersumber pada al-
Qur’an dan as-Sunnah serta produk ijtihad. Sedangkan
3
Ibid, h. 59
4
Muhammad Ali Aziz, llmu dakwah, (jakarta : Kencana, 2004), h.
194-195
Ilmu Dakwah | 93
objek formalnya adalah kegiatan dakwah itu sendiri yang
terkait interaksi dan analisis antar unsur dakwah.5
6. Nursam merumuskan objek kajian ilmu dakwah yaitu
setiap bentuk dari proses merealisasikan ajaran Islam pada
dataran kehidupan manusia melalui strategi metodologi,
sistem yang relevan dengan mempertimbangkan aspek
relegio, politik, kultur, sosio, fisikologi umat.6
7. Sukriadi Sambas objek material ilmu dakwah adalah
prilaku ke-Islaman dalam berislam. Dan objek formal ilmu
dakwahnya berupa prilaku keislaman dalam melakukan
tabligh (penyampaian), irsyad (bimbingan) tadbir
(manajemen), dan takwir (pengembangan).7
5
Asep Muhidin, Dakwah dalam Prespektif a-Qquran, (Bandung:
Pustaka Setia, 2002), h. 231
6
Nursam, Filsafat Dakwah Pemahaman Filosofis Tentang Ilmu
Dakwah, (Suarbaya: Pustaka Utama, 2003), h. 15-16
7
Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah Kajian Berbagai Aspek,
(Bandung : Pustaka Bani Kuraisi, 2004), h. 135
Ilmu Dakwah | 94
secara umum dalam semua segi kehidupan yang berdampak
pada arah perkembangan sistem dan sejarah kehidupan
jama’ah dan ummat Islam. Dimensi kegiatan bimbingan dan
penyuluhan Islam bersasaran individual dan kelompok kecil
atas dasar masalah khusus (kausuistik) dalam semua
kehidupan yang berdampak pada kehidupan individu dan
keluarga.
Ilmu Dakwah | 95
Sedangkan mengorganisir dan mengelola kegiatan
mengajak dan hasil dari ajaran itu di sebut sebagai
manajemen dakwah Islam. Dimensi ini merupakan aspek
oganisiasional kegiatan mengajak yang berlingkup mengelola
kegiatan mengajak itu sendiri (bil-lisan, bil-qalam dan bil-
hal) dan mengelola dalam rangka memelihara dan membina
kembangkan hasil ajakan dalam bentuk lembaga-lembaga
Islam yang mengembang misi dakwah Islam.
Ilmu Dakwah | 96
terjadi pemeliharaan dan pembina kembangkan dengan
organisasi dan manajemen yang rapi. Secara obyektif juga
dapat kita saksikan bahwa memudarnya lembaga-lembaga
Islam yang menjadi faktor utama pemudarannya adalah
masalah kepemimpinan, organsasi dan manajemen.
Lembaga-lembaga Islam dan nilai-nilai Islam yang melekat
sepanjang sejarahnya dikelola dengan manajemen yang tidak
memiliki akar nilai pada Islam, bahkan cendrung liberalis dan
kapitalistik. Konsep-konsep dasar kepemimpinan,
pengorganiasian dan pengelolaan yang bersumber dari ajaran
Islam tidak termanefestasikan dalam kegiatan lembaga-
lembaga Islam dan prinsip efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan dan sasaran lembaga Islam. Padahal,
masalah efesiensi dan efektivitas dalam mencapai sasaran dan
tujuan adalah sunnatullah yang bersumber dari Allah dan
tentunya prinsip-prinsip efesiensi dan efektivitas dalam
doktrin Islam tidak akan bertentangan dengan sunatullah,
sejauh sunattullah masih dilihat dalam presfektif Islam bukan
paradigma lain. Contoh dari model manajemen organisasi
dakwah yang berhasil dapat kita lihat pada manajemen
organisasi dakwah Ikhwanul-Muslimin.
Ilmu Dakwah | 97
Dalam hal lingkup kajian yang pertama, terdiri dari
satu akar epistemologis disiplin ilmu tabligh yang dibedakan
dari segi lingkup sasaran dan spesifikasi masalah dan
dampaknya. Kerangka pemikiran inilah dasar pemekaran
disiplin ilmu tabligh menjadi ilmu komunikasi dan penyiaran
Islam serta ilmu bimbingan dan penyuluhan, yang dapat kita
kembangkan dengan nama Ilmu komunkasi Dakwah.
Ilmu Dakwah | 98
Interaksi antar unsur dakwah akan menimbulkan
beberapa permasalahan pokok dakwah. Pertama, interaksi
antara da’i dengan Mad’u akan melahirkan masalah, yakni (a)
pemahaman pesan dakwah (ajaran Islam) dan asensi pesan
apa bagaimana/materi yang harus diselesaikan. (b) interaksi
psikologis (gaya, penampilan, tatabahasa), sosiologis,
intelektual, kultur, politis dan ekonomis. (c) Interaksi
terhadap pencapaian tujuan dakwah menimbulkan saling
berhubungan antar unsur dakwah sehingga membentuk suatu
sistem dakwah yang saling berinteraksi, masalah tersebut
membutuhkan kajian melalui disiplin ilmu pengetahuan
sendiri, sehingga membutuhkan hadirnya disiplin ilmu
psikologi dakwah, sosiologi dakwah/agama. Sejarah dakwah,
politik Islam, ekonomi Islam, dan filsafat dakwah.
Ilmu Dakwah | 99
Ketiga, interaksi antar unsur dakwah secara
keseluruhan dalam rangka membuahkan kegiatan dakwah
jama’i yang hasilnya bisa memadai perlu manajemen modern
bagi organisasi dakwah.