Anda di halaman 1dari 3

Ruang Lingkup Studi Islam

Perkembangan Islam yang ada sekarang menjadi perhatian pesat oleh manusia di
dunia ini, Islam yang semakin berkembang dan menjadi lebih banyak pemecahan yang
menimbulkan banyaknya perbedaan dalam pelaksanaan ibadah wajib dan sunah, dan
perbedaan pemikiran serta aliran, dan Islam memberikan kebebasan kepada penganutnya dan
ini memiliki fungsi bahwa pembebasan dalam Islam adalah mengamalkan ilmu untuk
kepentingan masyarakat, dengan menegakkan amal ma’ruf nahi mungkar.1 Dalam
pembahasan ini metodologi memiliki peranan yang cukup penting dan jelas dan juga
merupakan faktor dalam kemajuan dan kemunduran ilmu pengetahuan serta dalam ruang
lingkup studi Islam pun menjadi ramai dibicarakan, dengan adanya pembicaraan kajian
keislaman banyak mengikuti alur dan perkembangan dan keahlian para pengkajinya,
sehingga terpancar ada sesuatu dengan suasana kajian yang mengikuti selera pengkajinya,
ruang lingkup studi Islam dalam dunia pendidikan di Indonesia meliputi pembahasan
mengenai substansi ajaran-ajaran Islam, misalnya kalam, fiqih, serta tasawuf, sehingga
studinya bersifat penelitian budaya.
Disini juga membahas mengenai ruang lingkup studi islam. Ruang lingkup studi islam
ini bahwasannya membahas kajian mengenai keislaman yang pada dasarnya mengikuti segala
wawasan dan juga keahlian para pengkajiannya, dikalangan umat islam pastinya sanngat
berbeda tujuan dan juga berbeda motivasi antara orang-orang yang diluar ajaran umat islam.
Biasanya tujuan umat islam itu yang bertujuan untuk memahami serta mendalami ajaran-
ajaran nuansa islam agar dapat menjalankannya denngan benar tidak tersesat.
Ruang lingkup studi islam yang menurut Muhammad Nur Hakim bahwasannya ia
membahas sesungguhnya tidak semua aspek agama khususnya agama islam itu dapat menjadi
obyek studi. Adapun untuk memahami suatu agama juga khususnya agama islam ada dua
model yaing perlu diperhatikan yaitu model tekstual dan kontokstual, tekstual ini maksudnya
adalah memahami agama islam dalam pedoman Al Qur’an dan Hadits sedangkan kontekstual
adalah memahami agama islam itu hanya lewat realitas social saja. 2
Metodologinya pun dikembangkan dengan lebih dinamis menyesuaikan
perkembangan zaman. Dalam Islam pendidikan disebut dengan ta’dîb. Kata ta’dîb mengarah
pada pengertian yang lebih tinggi, dan mencakup unsur-unsur pengetahuan, pengajaran dan
pengasuhan yang baik (tarbiyah). Kemudian istilah tarbiyah lebih dikenal dalam dunia Islam
sebagai pendidikan Islam. Banyak definisi yang diajukan tentang pendidikan Islam bahkan
para pakar sekali pun. Masing-masing definisi memiliki relevansi (keterkaitan) dan kesamaan
makna secara hakiki meskipun berbeda agama dan bahasa yang digunakan. Dengan demikian
pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam
membentuk generasi muda yang dewasa dan berahklak agar memiliki kepribadian yang baik
dan utama. Setiap angkatan geneasi muda yang memiliki semangat dan kekuatan yang masih
murni diharuskan untuk menciptakan suatu metode-metode yang baru sesuai zaman yang
baru pula.3

1
Toha Machsun, “Beberapa Pendekatan Metodologis Ilmu Sosial Dalam Perspektif Studi Islam,” El-Banat:
Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam 6, No. 1 (2016): 24.
2
Dedi Wahyudi, “Konsepsi Al Qur’an Tentang Hakikat Evaluasi dalam Pendidikan Islam,” Hikmah 12, no. 2
(2016): 252.
3
Churahman and Musfiqon, “DINAMIKA PENDIDIKAN ISLAM”.
Sementara itu kita mengetahui bahwa secara teoris para mahasiswa telah diberikan
berbagai teori dan metode yang berkaitan dengan pemahaman dan pengembangan suatu ilmu
pengetahuan namun para mahasiswa pun tidak pernah diajak untuk melakukannya secara
nyata bahkan sebagian besar dari mereka tidak mengetahui bagaimana caranya untuk
menciptakan suatu ide yang sempurna. Sejarah metodologi studi Islam sesungguhnya
memiliki hukum yang dimulai sejak zaman yang amat dini atau terdahulu yaitu sejak asy-
Syafi’I menggarap metodologi studi Islam dalam karyanya ar- risalah. Walaupun demikian
semua ulama mazhab selain Hanafiyah sangat apresiatif terhadap metode tersebut. Namun,
semua metode yang ditawarkan tersebut memiliki kesamaan paradigma, yaitu paradigma
literalistik (harfiah). 4
Metode dan pendekatan dalam Studi Islam mulai diperkenalkan oleh para pemikir
Muslim Indonesia sekita tahun 1998 melalui beberapa metode tertentu misalnya seperti sunan
wali songo menyampaikan islam dengan cara perwayangan dan ilmu pengetahuan ini
menjadi matakuliah baru dengan nama Metodologi Studi Islam (MSI) yang diajarkan di
lingkup Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia. Pandangan terhadap islam yang
demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam penyampaian atau penjelaskan Islam itu
sendiri karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda. Ketika Islam dilihat dari
sudut pandang normatif, maka Islam merupakan agama yang Islam di Indonesia. Pandangan
terhadap islam yang demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam penyampaian atau
penjelaskan Islam itu sendiri karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda.
Ketika Islam dilihat dari sudut pandang normatif, maka Islam merupakan agama yang.5
Menurut peneliti, secara umum suatu metode merupakan suatu pemikian termasuk
pemikiran islam yang paling mendasar, dalam pemikiran-pemikiran diatas dapat dipengaruhi
oleh tujuan faktor yakni pertama, faktor ketokohan yang membawa ide atau pemikiran
tentang studi islam. Kedua, kekuatan ide yang dikembangkan menjadi suatu program yang
bersifat rasional dan argumentatif. Ketiga, momentum sejarah yang dimanfaatkan untuk
memberi peluang suatu perkembang ide-ide tersebut atau dengan kata lain ide tersebut dapat
menyesuaikannya dengan kebutuhan zaman yang berubah-ubah ini. Keempat, literatur yang
memuat ide-ide atau metode pemikiran tersebut dibagikan (pasarkan) secara meluas untuk
dapat dipelajari oleh semua kalangan. Kelima, para pelajar dan pencetus-pencetus ide yang
banyak belajar untuk memenuhi keingin tahuan seseorang terhadap ilmu, yang secara
langsung atau tidak langsung turut mengembangkan ide tersebut. Keenam, ide yang
dimunculkan bersifat aktual sehingga menarik untuk dijadikan bahan kajian. Ketujuh,
berkembangnya sebuah ide tidak terlepas dari forum-forum penting walaupun ide tersebut
merupakan sebuah ilmiyah dan sebagainya. Demikian pula media publikasi (masa) sebagai
medium trasformasi ide atau konsepsi pemikiran bagi pengembara ilmu.
Pada dasarnya ruang lingkup studi islam adalah tujuannya untuk mempelajari agama
islam yang dikategorikan untuk menghayati, mengamalkan. Dengan tertanamnya keagamaan
yang benar maka akan terselamatkannya dari segala kesesatan. Karena apabila kita tidak
mengetahui agama islam dengan benar yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadis. Obyek
kajian Islam adalah substansi ajaran-ajaran Islam, seperti kalam, fikih dan taSawuf. Dalam
4
Achmad Mulyadi, “Kontruksi Baru Metodologi Studi Hukum Islam: Perpaduan Antara Inferensi Tektual dan
Historis (Sosial-Empirik-Kultural)”, JURNAL KARSA (Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012), vol. 10, no. 2 (2012),
pp. 901–909.
5
Rokhzi, “Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam”.
aspek ini agama lebih bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu
keislaman semacam ini merupakan salah satu bentuk doktrin yang dirumuskan oleh
penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah melalui proses penawaran dan perenungan. 6
Ruang lingkup metodologi studi Islam merupakan suatu hal yang membahas
bagaimana cara mencari solusi dari masalah-masalah yang terkait dalam masyarakat dengan
memecahkan masalah tersebut dengan kajian-kajian yang mempunyai bermacam-macam
analisis yang dijadikan satu kesatuan melalui pendapat-pendapat pemikiran yang kemudian
dianalisis agar mendapatkan pemecahan masalah-masalah dengan baik sehingga tidak
menimbulkan permusuhan dan perselisihan.

6
Abdullah, M. Yatimin. Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Hamzah, 2006.

Anda mungkin juga menyukai