Anda di halaman 1dari 23

RESUME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Metode Studi Islam

Dosen : Bu Dr. Neneng Nurhasanah, Dra., M.Hum.

Pak Yayat Rahmat Hidayat., S.Pd., M.E.Sy.

Disusun oleh:
Fatma Dwi Aini

(10010322040)

POGRAM STUDI PERBANGKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

TAHUN AJARAN 2022-2023


BAB 1
METODE DAN METODOLOGI DALAM STUDI ISLAM

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP METODE STUDI ISLAM

1. Pengertian Metode dan Studi Islam

Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang terdiri dari dua kata, yaitu
metha dan hodos. Metha berarti melewati, menempuh, melalui, dan hodos berarti
cara atau jalan. Dengan demikian, metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau
jalan yang ditempuh. Metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan
sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Dalam studi ilmiah, metode menyangkut masalah cara kerja untuk memahami
objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode adalah
sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan.

Menurut istilah (terminologi), metode adalah ajaran yang memberi uraian,


penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyelidikan
keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah kelogisan
penelitian ilmiah, sistem tentang prosedur, dan teknik riset.

2. Ruang Lingkup Kajian Metodologi Studi Islam

Ruang lingkup kajian Metodologi Studi Islam ada dua, yaitu metode dan studi
Islam. Ruang lingkup kajian Metode dalam buku ini hanya yang bersifat garis
besar, tidak membahas metodologi sebagai sebuah ilmu, juga tidak mendalam
sampai pada teknis penelitian. Terkait metodologi dan teknis penelitian akan
dibahas secara lebih mendalam dalam mata kuliah Metodologi Penelitian, Metode
Penelitian Hukum/Muamalah, dan mata kuliah sejenis lainnya.

Nasruddin Razak mengemukakan bahwa metode memahami Islam harus


menyeluruh (komprehensif).
Menurutnya, memahami Islam secara menyeluruh penting walaupun tidak
secara detail. Hal ini akan menghindarkan diri dari kesalahpahaman terhadap
ajaran Islam yang akan berakibat pada pola hidup beragama yang salah.
Menurutnya ada empat cara memahami Islam:

Pertama, Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alquran
dan sunah Rasulullah Kekeliruan memahami Islam, orang hanya mengenalnya
dari sebagian ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Alquran dan
sunah, atau melalui pengenalan dari sumber kitab-kitab fiqh dan tasawuf yang
semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

Kedua, Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial.
Artinya, ia dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak
secara sebagian saja. Memahami Islam secara parsial akan membahayakan,
menimbulkan skeptis, bimbang, dan penuh karaguan.

Keempat, Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis


yang ada dalam Alquran, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis,
empiris, dan sosiologis yang ada di masyarakat.

a. Studi Islam adalah pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang
dipraktikkan dalam sejarah dan kehidupan manusia, sedangkan pengetahuan
agama pengetahuan yang sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaran Allah dan
Rasul-Nya secara murni tanpa dipengaruhi sejarah, seperti aqidah, ibadah,
membaca Alquran, dan akhlak Agama sebagai objek studi, minimal dapat
dilihat dari sisi Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para
pemeluknya sudah
final dalam arti absolut, dan diterima apa adanya.
b. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya
c. Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.
B. KEGUNAAN DAN URGENSI MEMPELAJARI METODE STUDI
ISLAM

Kegunaan Mempelajari Metode Studi Islam

Bagi umat Islam, mempelajari Islam adalah hal yang sangat penting dalam
rangkamemantapkan keimanan dan mengamalkan ajaran Islam, sedangkan bagi
non-muslim hanya sekadar diskursus ilmiah, bahkan mungkin mencari kelemahan
Islam. Dengan demikian tujuan studi Islam bisa dirumuskan sebagai berikut.

a. Agar Umat Islam Mampu Memahami dan Mengamalkan Islam Secara Kaffah
b. Alternatif Menyelesaikan Problematika Hidup Umat Islam
c. Mengembalikan Ajaran Islam yang Asli dan Murni serta Islam yang
Rahmatan lil 'Alamin
d. Sebagai Solusi Agar Umat Islam Mengalami Kemajuan
e. Dapat Memahami Perbedaan Berdasarkan Ilmu

C. URGENSI MEMPELAJARI METODE STUDI ISLAM

Urgensi mempelajari Metode Studi Islam adalah sebagai berikut.

1. Mempelajari Islam adalah KewajibanIndividu Muslim dan Muslimah


Agama Islam mewajibkan umatnya untuk selalu menuntut ilmu Hal ini di
karenakan ilmu yang membuat seseorang dapat mengamalkan agama dengan
benar
2. Mempelajari Islam adalah Kewajiban Sepanjang Hidup
3. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim sejak dilahirkan
sampai meninggal.
4. Mempelajari Islam Akan Mengantarkan pada Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
5. Suatu amalan akan mendapat pahala apabila sesuai dengan aturan dan
ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

D. METODE MEMAHAMI ISLAM

Islam merupakan agama yang universal, yang mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia. Islam merupakan wahyu dari Allah yang menunjukkan pada manusia
kebenaran dan perbuatan perbuatan yang dinidai Allah, baik dalam urusan ibadah,
yaitu hubungan makhluk dengan Allah, maupun dalam urusan muamalah, yaitu
hubungan antara sesama manusia.

Nasruddin Razak menyatakan bahwa ada empat cara untuk dapat memahami
Islam secara kaffah, yaitu sebagai berikut.

1. Islam harus dipelajari langsung dari sumbernya yang asli, yaitu Alquran dan
sunah (hadis).
2. Islam harus dipelajari secara integral, yaitu secara menyeluruh sebagai satu
3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar,
kaum zu'ama, dan ulama-ulama Islam.
4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada di dalam
Alquran, baru kemudian dihubungkan dengan keadaan historis, empiris, dan
sosiologis yang ada di masyarakat.

Empat cara memahami Islam di atas sangat diperlukan dewasa ini untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan umat Islam. Selain itu, juga diperlukan
upaya-upaya untuk menunjukkan peran umat Islam dalam bidang sosial dan
kemanusiaan. Selain empat metode di atas, ada beberapa metode lain yang telah
dirumuskan para ahli untuk memahami Islam dengan sempurna, yaitu sebagai
berikut.

A. Metode Komparasi
Metode komparasi adalah sebuah metode perbandingan.
Dengan metode komparasi maka dapat diketahui kelebihan dan kekurangan
dari agama-agama yang diperbandingkan. Beberapa hal yang bisa
diperbanding- kan menurut Ali Syari'ati, yaitu
a. mempelajari Alquran sebagai kitab suci agama Islam dengan kitab-kitab
suci agama lain, mempelajari kepribadian dan sirah nabawiyyah dan
membandingkannya
b. dengan utusan utusan atau tokoh-tokoh pembaruan keagamaan yang lain
c. mempelajari tokoh-tokoh atau ulama-ulama Islam terkemuka dan mem-
bandingkannya dengan tokoh-tokoh agama lain.
B. Metode Filologi

Filologi merupakan suatu ilmu untuk mengkaji sebuah teks atau sesuatu yang
dapat dijadikan sebagai sumber referensi atau rujukan.

C. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan


atau menguraikan suatu objek yang akan diteliti, baik berupa orang, lembaga,
masyarakat, dan objek lainnya berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa
adanya.

D. Metode Filsafat

Filsafat adalah sebuah proses pemikiran yang menyelidiki makna di balik sebuah
kenyataan/teori yang telah ada untuk disusun dalam sebuah sistem pengetahuan
yang sistematis.

E. SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI ISLAM

Studi Islam sudah dikenal sejak lama dalam sejarah peradaban Islam, studi Islam
merupakan proses panjang dalam sejarah perkembangan Islam, yang mengalami
pasang surut. Dari uraian berikut ini akan dipahami bagaimana pasang surutnya
studi Islam

1. Studi Islam pada Masa Klasik

Berdasarkan potongan sejarah timbulnya Islam, peradaban Islam dunia meliputi


dua kerajan besar, yaitu Persia dan Bizantium yang bersuku badui dan
pengembala unta hidup mereka bersuku-suku (kabilah) dengan mata pencarian
mereka adalah berdagang. Pendidikan Islam pada masa-masa awal perkembangan
Islam dilaksanakan di masjid-masjid.

2. Studi Islam pada Masa Kejayaan Islam

Setelah berkembungnya Islam, tepatnya pada masa kejayaan Islam. Studi Isla
dipusatkan di ibukota negara, yaitu Baghdad. Di istana Dinasti Bani Abb pada
masa berkuasanya putra Harun Ar-Rasyid, yaitu Al-Makmun (813-83 didirikanlah
Bait Al-Hikmah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahua yang mempunyai
fungsi ganda, yaitu sebagai perpustakaan serta lembaga pendidikan (sekolah), dan
sebagai pusat penerjemahan karya-karya Yuna Kuno ke dalam bahasa Arab dalam
rangka melakukan akselerasi pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Studi Islam pada Masa Modern

Studi Islam sekarang ini mengalami perkembangan cukup pesat hampir di seluruh
dunia, baik negara Islam maupun negara non-Islam. Di negara Islam terdapat
pusat-pusat studi Islam, seperti Universitas Ummul Quro di Arab Saudi dan
Universitas Al-Azhar di Kairo. Di Iran didirikan Universitas Teheran.
BAB 2
PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM

A. PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang komprehensif, yang mengatur semua aspek hidupan
manusia, baik dalam aspek ta'abbadi, yaitu hubungan antara manus dengan Allah,
maupun aspek ma'amalah, yaitu hubungan antara manusia denge manusia lainnya.
Berbagai aturan tersebut bukan berarti mengekang manua dalam kehidupannya,
tetapi berfungsi untuk menciptakan suatu keteraturan dan kedamaian dalam hidup
manusia

B. PENDEKATAN TEOLOGIS NORMATIF

Kata teologi berasal dari kata theos yang berarti Tuhan dan logos yang berarti
ilmu atau pengetahuan. Secara etimologis, teologi dapat diartikan sebagai
pengetahuan atau studi tentang Tuhan. WJS. Poerwadarminta dalam kamus
bahasa Indonesianya menyatakan bahwa teologis merupakan pengetahuan tentang
Tuhan, dasar-dasar kepercayaan kepada Tuhan, dan agama berdasarkan pada kitab
suci.

Pendekatan teologis normatif bertolak pada suatu keyakinan keagamaan dan


mengklaim bahwa agamanya yang paling benar dibandingkan dengan agama lain.

C. PENDEKATAN ANTROPOLOGIS

Antropologi berasal dari bahasa Yunanı, "anthropos" yang berarti manusia dan
"logos" yang berarti ilmu atau pengetahuan. Secara sederhana, antropologi dapat
diartikan ilmu yang mempelajari tentang manusia, yang menggambarkan manusia
melalui pengetahuan ilmu sosial, ilmu hayatı, dan ilmu humaniora Pendekatan
antropologis dalam studi agama merupakan suatu cara dalam memahami agama
dengan cara melihat praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat
D. PENDEKATAN SOSIOLOGIS

Sosiologi berasal dari bahasa latın, yaitu socius yang berarti kawan dan logos
yang berarti ilmu pengetahuan. Secara sederhana, sosiologi dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu yang
mempelajari interaksi dalam kehidupan masyarakat dan mempelajari ikatan-
ikatan antaranggota masyarakat tersebut.

Pengembangan studi Islam dengan pendekatan sosiologis tidak bisa lepas


dan kajian ilmu sosial yang mempunyai kebenaran empiris, melibatkan berbagai
teori sosiologi menjadi penting untuk menemukan suatu pemahaman yang
komprehensif tentang Islam. Kebenaran sosiologis yang dibangun dari berbagai
sudut fenomena yang menjadi asumsi merupakan salah satu modal utama untuk
menjadikan fenomena tersebut sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana yang
dikembangkan oleh Talcott Parsons melalui teori fungsionalnya.

E. PENDEKATAN HISTORIS SEJARAH

Kata "sejarah" menunjukkan makna yang cukup beragam. Beberapa referensi


menyebutkan bahwa "sejarah" mengandung arti pengetahuan-pengetahuan tentang
perkembangan keadaan alam secara keseluruhan. Selain itu, para sejarawan
membatasi makna sejarah untuk membahas persoalan-persoalan dan kejadian-
kejadian masa lalu. Kata sejarah/historis sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
"historia" yang berarti "apa-apa yang berkaitan dengan manusia sejak permulaan
ia meninggalkan bekas (asar) di bumi dengan menggambarkan

Ibnu Khaldun mendefinisikan "sejarah" sebagai catatan tentang masyarakat


umat manusia atau peradaban dunia tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat itu. Selanjutnya, ia memaparkan bahwa ilmu sejarah
adalah ilmu yang sangat luar biasa yang mempunyai tujuan dan makna yang
mendalam karena ilmu ini member informasi kepada manusia tentang keadaan
umat dan perilaku umat masa lalu. Persoalan dunia dan agama tidak akan
sempurna tanpa pemahaman yang mendalam akan ilmu sejarah
F. PENDEKATAN PSIKOLOGIS

Psikologi berasal dari bahasa Yunanı, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Secara sederhana, psikologi dapat diartikan sebagai suatu
ilmu yang mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Pada
prinsipnya, ilmu psikologi meneliti sesuatu yang tidak tampak seperti jiwa dan
mental dengan memperhatikan sesuatu yang tampak seperti perbuatan dan
perilaku. Perbuatan dan perilaku seseorang mencerminkan keadaan jiwanya atau
keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya." Keyakinan dan kepercayaan
seseorang terhadap suatu agama akan sangat mempengaruhi perilaku pemeluknya,
baik dari segi kebiasaan, cara berpakaian, gaya hidup. dan lain sebagainya.

G. PENDEKATAN FILOSOFIS

Kata filsafat merupakan serapan dari bahasa Arab, yaitu falsafah yang berasal dan
bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philosophia terdiri dari dua kata, yaitu pula,
yaitu persahabatan atau cinta dan sophia, yaitu kebijaksanaan atau pengetahuan.
Sehingga filsuf dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki kecintaan terhadap
ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
BAB 3
MEMAHAMI ISLAM SEBAGAI OBJEK PENELITIAN

A. PENELITIAN ILMU AGAMA

Beberapa ahli menyatakan bahwa secara umum ilmu dapat diklasifikasikan


menjadi ilmu alam, ilmu budaya, dan ilmu sosial yang berada di antara ilmu alam
dan ilmu budaya. Penelitian ilmu alam ditujukan untuk mencari hukum alam atau
mencari keteraturan-keteraturan di alam. Ilmu alam disebut juga ilmu eksak
karena memiliki sifat keterulangan dari gejala-gejala yang kemudian diangkat
menjadi teori dan hukum. Sebagian ahli menyebut juga ilmu alam sebagai ilmu
pasti karena memiliki keteraturan sehingga ketika dilakukan penelitian selalu
menghasilkan kesimpulan yang sama.

Suatu penemuan, baru dikatakan atau dianggap sebagai ilmu apabila


memenuhi syarat, yaitu

1. dapat diamati (observable).


2. dapat diukur (measurable), dan
3. dapat dibuktikan (verifiable).

Agama merupakan salah satu gejala sosial dan budaya, penelitian keagamaan
dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif Menurut beberapa ahli, ada
lima bentuk gejala agama yang harus diperhatikan, apabila kita hendak
mempelajari atau meneliti suatu agama, yaitu

1. cripture, naskah-naskah atau sumber ajaran dan simbol-simbol agama,


2. para penganut, pimpinan, pemuka agama, menyangkut dengan sikap, peri-
laku, dan penghayatan para penganutnya,
3. ritus ritus, lembaga-lembaga, ibadah ibadah, seperti shalat, haji, puasa, per-
kawinan, dan waris;
4. alat-alat, seperti masjid, gereja, lonceng, peci, dan semacamnya;
5. organisasi-organisasi keagamaan, tempat para penganut agama berkumpul dan
berperan.
B. KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA

Manusia adalah makhluk yang sempurna di antara makhluk-makhluk lainnya,


kesempurnaan manusia adalah karena manusia diberi akal oleh Allah 5 bahwa hal
demikian tidak diberikan kepada makhluk yang lainnya. Dengan adanya akal pada
manusia, menjadikan manusia mampu mewujudkan segala keinginan dan
kebutuhannya. Di samping itu, manusia juga mempunyai kecenderungan untuk
mencari sesuatu yang mampu menjawab segala pertanyaan yang ada dalam
benaknya.

Dengan adanya pengertian agama dalam berbagai bentuknya di atas maka


terdapat beberapa macam definisi agama. Harun Nasution telah menginventarisir
beberapa pengertian agama, di antara pengertian agama tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang


harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi
perbuatan-perbuatan manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
5. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
pada suatu kekuatan gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar
manusia
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul

Agama merupakan salah satu prinsip yang (harus) dimiliki oleh setiap
manusia untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka. Tidak hanya itu,
secara individu agama berfungsi sebagai penuntun kehidupan manusia dalam
mengarungi kehidupannya sehari-hari. Akan tetapi, menurut Jalaluddin's agama
mempunyai beberapa fungsi di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis (hukum) ber-
fungsi menyuruh atau mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar
pribadi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik
dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing.
2. Fungsi Penyelamat. Di mana pun manusia berada, ia selalu mengingin kan
dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan
dunia dan akhirat
3. Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang atau sekelompok orang
yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan per- damaian
dengan diri sendiri, sesama, semesta, dan Sang Pencipta. Tentu ia atau mereka
harus bertobat dan mengubah cara hidup. Agama Islam adalah agama
perdamaian, hal tersebut tersurat dan tersirat dalam ajaran- ajarannya.
4. Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka
terhadap masalah-masalah sosial, seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan,
kesejahteraan, dan kemanusiaan.
5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius
dan tulus, persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar "Civil
Society"
6. Fungsi Pembaruan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi
seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini,
seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan
moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
7. Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaruan
untuk mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya
bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Maka umat yang beragama Islam
seyogianya menjadi seorang mujadid.
8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama menyucikan
segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga
bersifat duniawi.
C. AGAMA ISLAM SEBAGAI OBJEK STUDI/PENELITIAN
Pengkapan terhadap Islam sebagai agama, secara garis besar dapat dilakukan
dari tiga aspek, yaitu sebagai berikut.
1. Agama dalam Studi Doktrinal
Secara terminologi, kata doktrmal berasal dari kata doktrin yang
berasal dari bahasa Inggris doctrine yang berarti ajaran 25 Akan tetapi, studi
doktrinal berarti studi yang berkenaan dengan ajaran atau studi tentang sesuatu
yang bersifat teoretis. Islam sebagai agama dalam studi doktrinal mengkaji
tentang ajaran Islam atau studi Islam dari sisi teori-teori yang dikemukakan
dalam Islam.
2. Agama dalam Studi Sosial

Islam sebagai agama tentunya akan mempengaruhi kehidupan sosial


penganutnya. Sehingga yang dimaksud Islam sebagai sasaran studi sostal,
yaitu Islam sebagai suatu gejala sosial.

M. Atho Mundzar menyatakan bahwa agama sebagai gejala sosial me-


rupakan konsep pada sosiologi agama. Sosiologi agama mempelajari
hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat sebagai penganutnya.
Agama sebagai sistem nilai dapat mempengaruhi struktur dan tingkah laku
pada masyarakat dan begitupun sebaliknya, masyarakat dapat mempengaruhi
pemikiran-pemikiran keagamaan pada agama yang dianutnya.

3. Agama dalam Studi Budaya

Berkenaan dengan hubungan agama dan kebudayaan, sedikitnya


terdapat dua pendapat yang saling bertolak belakang. Pendapat pertama
menyatakan bahwa agama bukan kebudayaan dan kelompok kedua
menyatakan bahwa agama merupakan kebudayaan." Pendapat pertama yang
menyatakan bahwa agama bukan kebudayaan memiliki argumen bahwa
agama berasal dari Allah dan sesuatu yang berasal dari Allah bukanlah
kebudayaan Kebudayaan merupakan hasil cipta a dan rasa dari pemikiran
manusia.
BAB 4
ISLAM SEBAGAI AGAMA WAHYU

A. PENGERTIAN ISLAM

Islam dari segi bahasa barasal dari bahasa Arab, yaitu bentukan dari kata salima
yang berarti selamat, damai, dan sentosa. Dari kata salimu selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama, berserah diri masuk dalam kedamaian.

Secara etimologis kata Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu aslama-
yuslimu islaman yang berarti berserah diri, tunduk dan patuh Seperti firman Allah
dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 83.

Kata askama sendiri berasal dari kata salima yang memiliki arti selamat,
damai, sentosa, sejahtera. Sehingga secara etimologis, Islam dapat diartikan
sebaga agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad & sebagai
petunjuk bagi seluruh manusia dalam rangka menjaga kedamaian, keselamatan,
dan kesejahteraan. Pengertian kata Islam dekat dengan pengertian agama yang
berarti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan, Dengan
demikian, dari segi kebahasaan Islam berarti taat, patuh, tunduk, dan berserah diri
pada Allah dalam upaya mencari keselamatan hidup, baik di dunia maupun di
akhirat. Kepatuhan dan ketaatan tersebut dilakukan dengan kesadaran dan
keinginan sendiri tanpa ada suatu paksaan dan kepura-puraan. Hal ini dikarenakan
sikap beragama dan bertuhan merupakan fitrah yang ada pada diri manusia.

Sementara Islam secara istilah, sebagaimana didefinisikan Harun Nasution dalam


Abuddin Nata Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan
kepada manusia melalui Nabi Muhammad sebagai Rasul, yang ajaran-ajarannya
tidak saja mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia.
Sementara Nasruddin Razak, mendefinisikan Islam diambil dari kata kata salima
yang berarti selamat sentosa. Dari kata tersebut dibentuk kata aslamu yang berarti
memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri,
tunduk, patuh, dan taat.
B. SUMBER PENGETAHUAN ISLAM

Louis O. Kattsoff dalam Juhaya S. Praja" mengemukakan bahwa sumber


pengetahuan manusia itu ada lima macam, yaitu

1. empiris yang melahirkan aliran empirisme,


2. Tasio yang melahirkan aliran rasionalisme,
3. fenomena yang melahirkan fenomenologi,
4. intusi yang melahirkan aliran intuisionalisme, dan
5. metode ilmiah yang menggabungkan antara alıran rasionalisme dan
empinisme
C. PENGERTIAN WAHYU SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN

Wahyu adalah landasan yang paling pokok dalam pengetahuan Islam. Wahyu
berasal dari bahasa Arab "Al-Walry", dan Al-Wahy adalah kata asli Arah bukan
kata pindahan dari bahasa asing. Kata itu berarti suara, api, dan kecepatan Makna
wahyu secara bahasa adalah sesuatu yang tersembunyi dan cepat. maksudnya
adalah pemberitahuan kepada seseorang tentang sesuatu secara tersembunyi dan
cepat serta bersifat khusus bagi ia sendiri dan tersembunyi bagi yang lainnya.

Secara etimologis wahyu berarti "al-isharah as sanah" (isyarat yang cepat).


"al-kitabah" (tulisan), "al-maktab" (tertulis), "ar-risalah" (pesan), "al-ilham"
(lham), "al-i'lam al-khafi" (pemberitahuan yang bersifat tertutup dan tidak
diketahui pihak lain), "al-kalam al-khafi as-san" (pembicaraan yang bersifat
tertutup dan tidak diketahui pihak lain dan cepat).

Adian Husaini dalam makalahnya yang berjudul "Konsep Islam Sebagai


Agama Wahyu" menyatakan bahwa sedikitnya ada dua indikator yang bisa
diperhatikan untuk membuktikan bahwa Islam merupakan satu-satunya agama
wahyu, yaitu sebagai berikut

1. Islam merupakan satu-satunya agama yang namanya secara khusus disebut-


kan dalam kitab sucinya, (yaitu Alquran), seperti dalam Surah Ali Imrânayat
85 dan ayat-ayat lainnya.
2. Konsep Islam tentang Tuhan bersifat otentik dan final karena dirumuskan
dalam Alquran yang merupakan wahyu dari Tuhan.
D. SENSES/INDRA SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN

Senses atau indra merupakan daya yang penting dalam pengetahuan manusia.
Karena begitu pentingnya, ini dianggap atau diyakini sebagai satu-satunya tolok
ukur pengetahuan, pandangan inilah yang disebut sebagai empirisme Begitu
pentingnya sehingga oleh aliran filsafat empirisme, indra dipandang sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan. Indra adalah sumber awal menuju pengenalan
terhadap alam.

Menurut Baqir As-Sadr, salah seorang filsuf rasionalis berpendapat bahwa


indra merupakan sumber pemahaman untuk gambaran (tasauwer) dan berpiki (al-
ifkar) yang sederhana, bahkan di sana terdapat fitrah dalam mental yang
membangkitkan tingkat gambaran."

E. AKAL (AL-AQL)

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia. Kesempurnaan manusia


tersebut adalah karena manusia dibekali Allah akal, sementara makhluk Allah
yang lainnya tidak. Dengan bekal akal ini pula manusia menanggung amanah
Allah di muka bumi sebagai khalifah, menjaga kelestarian bumi beserta isinya.
Manusia juga akan dimintai pertanggungjawaban atas semua perbuatan yang
dilakukan.

Akal bagi manusia itu sangat penting karena akal berfungsi untuk berpikir,
memahami, merenungkan, dan memutuskan mana yang seharusnya dilakukan dan
mana yang seharusnya ditinggalkan. Allah sangat memuliakan keberadaan akal
pada diri manusia, terbukti dengan sanjungan-sanjungan yang diberikan oleh
Allah di dalam Alquran untuk orang yang berakal.

F. HATI (FU'AD)

Hati dalam bahasa Arab disebut dengan qalb atau fu'ad, kata fu ad dan yang
seakar kata dengannya tersebar dalam 16 ayat. Semuanya dalam bentuk kata
benda, yaitu al-fu'ad dan al-afidah." Mahmud Yunus mengartikannya sebagai hati
atau akal. Kedua kata ini seakar dengan fa'idah (jamak fawa'id). artinya faedah
atau guna.
G. ILHAM ATAU INTUISI

Di samping pengetahuan berasal dari wahyu, akal, senses (indra), al-aql (akal),
dan fuad (han), ada sumber lain yang disebut "ilham". Dalam Alquran "ham"
Muhammad Abduh mengemukakan, ilham adalah perasaan halus yang jiwa
merasa yakin lalu mendorongnya kepada apa yang dicari, tanpa merasa atau
mengetahui dari mana datangnya. Ilham hampir serupa dengan perasaan halus,
tanpa duka dan suka, yaitu satu pengetahuan atau perasaan halus (insting) yang
mendorong untuk mengetahui tanpa merasa dan mana pengetahuan itu datang

H. MISI AJARAN ISLAM

Secara bahasa misi dapat diartikan sebagai suatu urusan atau pekerjaan. Misi
merupakan tujuan utama dan sebuah organisasi Dengan demikian, misi ajaran
Islam merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh agama Islam. Memaha misi
ajaran Islam sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kecintaan manus terhadap
agama Islam. Islam dicintai, ditaati, dan diamalkan bukan hanya sekadar
didasarkan pada alasan normatif dan emosional semata, tetapi juga didukung oleh
argumentasi yang bersifat rasional, kultural, dan aktual, untuk itulah studi Islam
diperlukan.

Misi utama ajaran Islam, yaitu sebagai rahmatan lil 'alamin, artinya ajaran
Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Secara bahasa, rahmat dapat diartikan
sebagai mengasihi, menyayangi, belas kasihan, karunia, berkah
BAB 5
METODE MEMAHAMI ALQURAN SEBAGAI SUMBER UTAMA
AJARAN ISLAM

A. PENGERTIAN ALQURAN

Alquran berasal dari bahasa Arab, yaitu qur'anan yang merupakan isim masdar
dari kata qara'a-yaqra'u-qira'atan/qur'anan yang artinya membaca, menelaah,
mempelajari. Secara bahasa, Alquran berarti bacaan. Seperti firman Allah dalam
Alquran Surah Al-Qiyamah ayat 17-18

Secara istilah, Alquran dapat diartikan sebagai kalam Allah yang


diturunkan kepada Nabi Muhammad yang diturunkan secara mutawatir
(berangsur- angsur) Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang penamaan Alquran.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Alquran adalah nama yang khusus bagi
firman Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad Sebagian lagi berpendapat
bahwa Alquran diambil dari kata qara'am (petunjuk) karena ayat-ayat Alquran
satu sama lain saling menguatkan dan membenarkan.

B. FUNGSI AL QURAN
1. Alquran sebagai Hidayah

Alquran merupakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai


petunjuk bagi seluruh manusia.

Untuk itu supaya Alquran berfungsi sebagai petunjuk dalam kehidupan


dunia dan menjadi bekal akhirat, ada empat hal yang harus diupayakan seorang
muslim terhadap Alquran, yaitu sebagai berikut.

a. Mampu Membaca Alquran


b. Mampu Memahami Alquran
c. Mampu Menghafal Alquran
d. Mampu Mengamalkan Alquran
2. Alquran sebagai Sumber Rujukan Ilmu

Banyak ayat-ayat Alquran yang menjelaskan bahwa Alquran adalah sumber


rujukan bagi orang-orang beriman dalam melakukan segala aktivitas kehidup-
annya termasuk aktivitas mencari ilmu atau melakukan penelitian. Tidak ada satu
masalah pun yang tidak ada di dalam Alquran.

Adapun pokok-pokok ajaran yang terkandung dalam Alquran, antara lainadalah


sebagai berikut.

a. Aqidah

Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang


pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia

b. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut, atau turut dari segi bahasa. Dari "fuqaha"
ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan
pengertian untuk mendapatkan rida dari Allah
c. Akhlak Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang
terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul
madzmumah.
d. Hukum
Hukum yang ada di Alquran adalah memberi suruhan atau perintah untuk
mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia
yang terbukti bersalah.
e. Tadzkir
Tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah berupa siksa neraka.
f. Kisah
Alquran juga berisi kisah-kisah mengenai orang-orang terdahulu, baik yang
mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Allah ataupun kisah kisah
orang yang mendapatkan kejayaan karena ketaatannya kepada Allah 54 Kisah-
kisah tersebut agar bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahnya.
Akan tetapi, pokok ajaran atau hukum yang terkandung dalam Alquran
sebagaimana yang disampaikan oleh Satria Effendi," ada tiga ajaran pokok, yaitu
sebagai berikut.

1. Ajaran-ajaran yang berhubungan dengan aqidah (keimanan) yang mem


bicarakan tentang hal-hal yang wajib diyakini, seperti masalah tauhid, masalah
kenabian, mengenai kitab-Nya, malaikat, hari kemudian, dan sebagainya yang
berhubungan dengan doktrin aqidah
2. Ajaran-ajaran yang berhubungan dengan akhlak, yaitu hal-hal yang harus
dijadikan perhiasan diri oleh setiap mukalaf berupa sifat-sifat keutamaan dan
menghindarkan diri dari hal-hal yang membawa kepada kehinaan (doktrm
akhlak
3. Hukum-hukum amaliyah, yaitu ketentuan-ketentuan yang berhubungan
dengan amal perbuatan mukalaf (doktrin syariah/fiqh). Dari hukum- hukum
amaliyah inilah timbul dan berkembangnya ilmu fiqh.

Hukum muamalah modern mempunyai nama-nama yang berbeda-beda


mengingat sifat hubungan dan maksud diadakannya, nama-nama itu adalah"
1. ahwal asy-syakhshiyyah (hukum keluarga),
2. ahkam al-madaniyah (hukum privat);
3. ahkam al-janaryah (hukum pidana),
4. ahkam al-murafa'at (hukum acara);
5. ahkam ad-dusturyah (hukum perundang-undangan),
6. ahkam ad-dauliyah (hukum internasional),
7. ahkam al-iqtishadiyah maliyah (hukum ekonomi dan keuangan)

C. METODE MEMAHAMI ALQURAN


1. Memahami Ayat dengan Ayat
2. Memahami Ayat dengan Hadis
3. Memahami Ayat dengan Pemahaman Sahabat
4. Memahami Ayat dengan Asbab An-Nuzul
5. Memahami Ayat dengan Gramatika Bahasa Arab
D. MODEL PENAFSIRAN ALQURAN

Model memiliki arti pola, contoh, acuan, ragam, dan ragam/macam. Akan 16
tetapt, penelitian merupakan suatu proses penyelidikan yang dilakukan dengan
sistematis dengan menggunakan metode ilmiah yang berjuan untuk menemukan,
menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta Model penelitian Islam berarti
macam atau jenis penelitian yang digunakan untuk meneliti Islam. baik
sumbernya, ajarannya, pengikutnya, maupun sejarah dan perkembangan
pemikirannya. Model penelitian Islam, di antaranya adalah model penelitian ilmu
tafsir, hadis, fiqh, ilmu kalam, sejarah, pendidikan Islam, dan lain sebagainya.

Penjelasan mengenai arti tafsir dari pengertian-pengertian di atas pada


hakikatnya memiliki arti yang sama, yaitu menjelaskan, yang dalam hal ini berarti
menjelaskan isi kandungan dan makna ayat-ayat dalam Alquran yang sulit untuk
dipahami.

1. Tafsir Ijmali (Global)


Secara bahasa imali berarti global. Dalam Kamus Agama Islam, imali
diartikan shagai sesuatu yang dijelaskan dengan keseluruhan saja atau secara
ringkas." Dengan demikian, metode mali merupakan penafsiran ayat-ayat
Alquran dengan cara menjelaskan kandungan makna ayat-ayat Alquran secara
umum.
2. Tafsir Tahlili (Terperinci)
Kata tahlili merupakan isim masdar dari kata hallala -yuhallilu-tahlilan yang
berasal dari kata halla-yahullu-hallan yang berarti membuka sesuatu. Tahlili
secara bahasa berarti membuka sesuatu yang tertutup atau terikat sesuatu yang
berserakan agar tidak ada yang terlepas atau tercecer."
3. Tafsir Maudhui (Tematik)
Penafsiran maudhui merupakan penafsiran yang dilakukan dengan cara me
ngumpulkan ayat-ayat Alquran yang memiliki tema yang sama di satu tempat
Tafsir maudhui sering dikenal juga sebagai tafsir tematik.
E. ILMU PENUNJANG UNTUK MEMAHAMI ALQURAN
1. Ilmu Nuzul Alquran.
Ilmu Nuzul Alquran merupakan studi yang mempelajari tentang cara-cara
diturunkannya Alquran dari Allah kepada Nabi Muhammad. Alquran di-
turunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui beberapa tahap.
2. Ilmu Asbab An-Nuzul
Pengertian asbab an-nuzul secara bahasa dapat diartikan sebagai sebab-sebab
turunnya. Secara istilah, asbah an-nuzul merupakan peristiwa-peristiwa khusus
pada zaman Nabi Muhammad yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat
Alquran, baik berupa jawaban, penegasan, ataupun teguran terhadap peristiwa
tersebut.
3. Ilmu Nasikh Mansukh
Secara bahasa, lafal nasikh mansukh berasal dari akar kata yang sama, yaitu
kata suk, artinya menghapus, menggantikan, menggugurkan, atau
memindahkan Nekh merupakan isim fail, artinya yang menghapus, yang
menggugurkan, yang mengantikan, atau yang memindahkan.
4. Ilmu Munasabah
Secara bahasa, munasabah dapat diartikan persesuaian. Secara istilah,
munasabah merupakan suatu ilmu yang menerangkan persesuaian suatu ayat
dengan ayat
5. Ilmu Fawatih As-Suwar
Fawatih merupakan bentuk jamak dari kata fatihah yang artinya pembuka
pembuka. Akan tetapi, suwar merupakan bentuk jamak dari kata surah."
Denga demikian, secara bahasa fawatih as-suwar dapat diartikan sebagai
pembuka pembuka surah.
6. Ilmu Fawatih As-Suwar
Fawatih merupakan bentuk jamak dari kata fatihah yang artinya pembuka
pembuka..
7. Ilmu Qiraat
Kata qiraah merupakan bentuk jamak dari kata qiraah yang merupakan ism
masdar dari kata qaraa-yagrau-qiraahan yang berarti bacaan.

Anda mungkin juga menyukai