DOSEN PENGAMPU
RUSIADI,M.Ag
DIRESUM OLEH
KAMALA
NIM :
FAKULTAS TARBIYAH
KELAS B (sabtu-minggu)
Metodologi
Secara bahasa, berasal dari kata meta (menuju, melalui, dan mengikuti), hetodos (cara atau
jalan), logos (studi, pengetahuan, teori), methodos (jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai sesuatu).
Metode yaitu langkah-langkah praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu
yang sudah tidak dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif.
Metodologi disebut pula sebagai science of methods, yaitu ilmu yang membicarakan
cara, jalan, atau petunjuk praktis dalam penelitian, membahas tentang konsep teoritis (tidak
hanya kumpulan cara yang sudah diterima, tetapi berupa kajian tentang metode).
Jika dikaitkan dengan simbol studi Islam, metodologi berarti membahas kajian-kajian
seputar berbagai macam metode yang bisa digunakan dalam studi Islam.
Penerapan dari salah satu metode adalah dalam mengkaji Islam, dimana materi dan
metode sangat penting.
C. Tujuan Studi Islam
1. Mempelajari secara mendalam tentang hakikat Islam, bagaimana posisinya dengan
agama lain, bagaimana hubungannya dengan dinamika perkembangan yang terus
berlangsung, membimbing, mengarahkan, dan menyempurnakan pertumbuhan dan
perkembangan agama-agama dan umat manusia.
2. Mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran Islam yang tetap abadi
dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah dalam memecahkan persoalan manusia
dan menjawab segala tantangan.
3. Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran Islam yang asli.
4. Mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran
Islam (membimbing, mengarahkan, dan mengontrol perkembangan budaya dan peradaban
manusia pada zaman modern ini).
Dengan kerangka tujuan seperti ini, diharapkan tidak sekedar sebagai wawasan normatif,
tetapi juga kontekstual, aplikatif, dan memberikan kontribusi konkret terhadap dinamika dan
perkembangan yang ada.
3. Pendekatan sejarah, dibawa dalam konteks kajian ushul fiqh dimana metode untuk
menatap masa depan adalah dengan pengembangan kemampuan ilmiah bagi generasi ilmiah.
Muara dari pandangan tersebut, hampir sama dengan yang diungkapkan Minhaj yakni
menitikberatkan sejarah sebagai pendekatan dalam kajian keislaman, sehingga khazanah
intelektual ulama tempoe doeloe tidak boleh ditinggalkan dan harus diteliti dan dianalisis
melalui metode sejarah.