Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR METODOLOGI

STUDI ISLAM

Dosen: Is Susanto, M.E.Sy

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UIN RADEN INTAN
LAMPUNG 2018
PENGERTIAN
Secara etimologi, metode berasal dari
bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang),
hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu
ilmu tentang cara atau langkah-langkah
yang di tempuh dalam suatu disiplin
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara terminologi, metode adalah ajaran
yang memberi uraian, penjelasan, dan
penentuan nilai. Metode biasa digunakan
dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F.
Reading mengatakan bahwa metode adalah
kelogisan penelitan ilmiah, sistem tentang
prosedur dan teknik riset.
Metodologi berasal dari kata method (cara)
dan logos (ilmu). Secara sederhana berarti
ilmu tentang cara.
Ketika metode digabungkan dengan kata logos
maknanya berubah. Logos berarti “studi
tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena
itu, metodologi tidak lagi sekedar kumpulan
cara yang sudah diterima tetapi berupa kajian
tentang metode. Dalam metodologi
dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu
pengetahuan.
Menurut Ahmad Tafsir metodologi adalah cara
yang paling cepat dan tepat dalam melakukan
sesuatu, dalam hal ini ilmu tentang cara studi
Islam.
PENGERTIAN METODOLOGI
STUDI ISLAM
 Metodologi adalah pengkajian (study)
dengan penggambaran (deskripsi),
penjelasan (explanasi) dan pembenaran
(justifikasi). (Abraham Kaflan).
 Studi berasal dari bahasa Inggris, study
artinya mempelajari atau mengkaji, yang
berarti pengkajian terhadap Islam secara
ilmiah, baik Islam sebagai sumber ajaran,
pemahaman, maupun pengamalan.
 Islam berasal dari bahasa Arab, dari kata
salima dan aslama. Salima (selamat,
tunduk dan berserah). Aslama (kepatuhan,
ketundukan, dan berserah)
Di Barat : Islamic Studies, yaitu usaha
mendasar dan sistematis untuk
mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam tentang
seluk-beluk/ hal-hal yang berhubungan
dengan agama Islam, baik ajaran, sejarah
maupun praktik-praktik pelaksanaannya.
Metodologi studi Islam adalah prosedur
yang ditempuh secara ilmiah, cepat dan
tepat dalam mempelajari Islam secara luas
dalam berbagai aspeknya, baik dari segi
sumber ajaran, pemahaman terhadap
sumber ajaran maupun sejarahnya
LINGKUP STUDI ISLAM
Objek studi Islam adalah ajaran Islam itu
sendiri dalam berbagai aspeknya dan berbagai
madzhab alirannya. Ajaran Islam tidak hanya
sebatas ibadah dalam arti sempit, tetapi
meliputi interaksi sosial kemasyarakatan.
Amin Abdullah menyatakan bahwa pangkal
tolak kesulitan pengembangan scope wilayah
kajian Islamic studies berakar pada kesulitan
para agamawan untuk membedakan antara
yang normativitas dan historisitas. Dari sisi
normativitas masih banyak terbebani oleh misi
keagamaan yang bersifat memihak (Kurang
analitis, kritis).
Sedangkan untuk tataran historisitas, Islam
dalam arti yang dipraktekan oleh manusia
serta tumbuh dan berkembang dalam sejarah
kehidupan manusia justru telah menjadi ilmu
pengetahuan Islam yaitu sebuah disiplin ilmu,
yakni ilmu Ke-Islaman atau Islmic Studies.
Menurut Harun Nasution, Studi Islam
diarahkan pada delapan bidang sesuai dengan
pengakuan dari LIPI (1982) yakni: Sumber
ajaran (Al-Qur’an dan Hadits; Pemikiran Dasar
Islam (Kalam, Falsafat dan Tasawuf); Fikih dan
Pranata Sosial; SKI; Dakwah; Pendidikan Islam;
Bahasa dan Sastera Arab; Pembaharuan
Pemikiran dalam Islam.
URGENSI MEMPELAJARI
STUDI ISLAM
Umat Islam mengalami tantangan kehidupan
dunia dan budaya modern, sehingga studi
keislaman sangat urgen untuk dipelajari.
 Alternatif dalam mengatasi problem
yang dihadapi
umat Islam pada saat ini berada dalam
kondisi problematis, yaitu berada dalam
posisi termarginalkan dan lemah dalam
aspek kehidupan sosial dan budaya. Dengan
demikian umat Islam harus melakukan
gerakan pemikiran, sehingga mampu
memberikan alternatif dari kondisi tersebut.
 Meluruskan Arah Menuju Masa Depan
Menurut Roger, Perkembangan filsafat dan
peradaban modern saat ini telah mendorong
manusia pada hidup tanpa tujuan dan
membawa kematian. Hal ini merupakan akibat
dari perkembangan filsafat Barat modern yang
salah arah, yang berpegang pada hal-hal:
 Konsep yang keliru tentang alam, dengan
menganggap-nya sebagai milik manusia
(mengeksploitasinya).
 Konsep yang tidak mengenal belas kasih
tentang hubungan manusia yang didasarkan
atas individualisme.
 Konsep yang menyebabkan rasa putus
asa/masa depan.
 Menggali Kembali Ajaran Islam yang
Asli dan Murni
serta bersifat Manusiawi dan
Universal
Disinilah urgensi studi Islam untuk
menggali ajaran Islam yang asli dan murni
serta bersifat manusiawi dan universal,
yang mempunyai daya untuk mewujudkan
dirinya sebagai rahmatan lil alamin. Hal
tersebut harus ditransformasikan kepada
generasi penerusnya agar dengan
peradaban dan budaya modern, mampu
berhadapan dan beradabtasi dengannya.
ASPEK-ASPEK SASARAN
STUDI ISLAM
Agama dan ilmu pengetahuan memiliki
kekhasan yang slalu mendapat perhatian.
Dalam bidang agama terdapat sikap
dogmatis, sedangkan dalam bidang ilmiah
terdapat sikap rasional dan terbuka.
 Aspek Sasaran Keagamaan
Kerangka ajaran yang terdapat dalam al-
Qur’an dan hadis tetap dijadikan sandaran
sentral agar kajian keislaman tidak keluar
dari teks dan konteks. Dari aspek sasaran
tersebut, wacana keagamaan dapat
ditransformasikan secara baik dan menjadi
landasan kehidupan dalam berperilaku
sebagai kerangka normatif.
Pertama: Islam sebagai dogma juga
merupakan pengamalan universal dari
kemanusiaan. Oleh karena itu, sasaran
studi Islam diarahkan pada aspek-aspek
praktik dan empiris yang memuat nilai-
nilai keagamaan agar dijadikan pijakan.
Kedua: Islam tidak hanya terbatas pada
kehidupan setelah mati, tetapi orientasi
utama adalah dunia sekarang. Jadi
sasaran studi Islam diarahkan pada
pemahaman terhadap sumber ajaran
Islam, pokok ajaran Islam, sejarah Islam,
dan aplikasi dalam kehidupan. Jadi
wilayah agama yang idak bisa dianalisis
dengan kajian empiris yang kebenarannya
relatif.
 Aspek Sasaran Keilmuan
Studi keilmuan memerlukan pendekatan
kritis, analitis, metodologis, empiris dan
historis. Studi Islam membutuhkan berbagai
pendekatan. Selain itu, ilmu pengetahuan
tidak kenal dan tidak terikat pada wahyu,
tetapi beranjak dan terikat pada pemikiran
rasional.

Oleh karena itu, kajian keislaman yang


bernuansa ilmiah meliputi aspek
kepercayaan normatif dogmatik yang
bersumber dari wahyu dan aspek perilaku
manusia (lahir dari kepercayaan)
Wallahu a’lam bish shawab
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai