Nim : 101121120067
Prodi : Manajemen
BAB 1
METODE DAN METODOLOGI DALAM STUDI ISLAM
Bagi umat islam, mempelajari islam adalah hal yang sangat penting dalam rangka
memantapkan keimanan dan mengamalkan ajaran islam, sedangkan bagi non muslim hanya
sekadar diskursus ilmiah, bahkan mungkin mencari kelemahan islam. Dengan demikian studi
islam bisa dirumuskan sebagai berikut.
a. agar umat islam mampu memahami dan mengamalkan islam secara kaffah
Kaffah mengandung arti sempurna dan menyeluruh, kompherensif, baik dalam bidang
aqidah, syariah, maupun akhlak. Islam dipahami secara utuh, integral dari berbagai macam
pendekatan dan sudut pandang sehingga menghasilkan kesimpulan yang berdasarkan pada
argumentasi yang lengkap untuk kemudian diamalkan, allahswt berfirman suraha lbaqarah
ayat 208; Ayat diatas menjelaskan bahwa umat islam harus mengikuti ajaran agama yang
diturunkan allah swt secara menyeluruh, menyangkut ajaran aqidah (keimanan), ajaran
syariah (hukum) dan ajaran akhlak (norma). Semua ajaran dalam islam harus diyakini dengan
sepenuh hati tanpa keraguan sedikit pun karena itu datang dari allah swt, maka yang menjadi
patokan utama dalam beragama adalah wahyu, baru setelah itu adalah akal.
c. menembalikan ajaran islam yang asli dan murni serta islam yang rahmatan lilalamin
Dengan mengembalik anajaran islam yang asli dan murni ini maka diharapkan akan
mewujudkan islam yang rahmatan lilalamin ,sehingga nilai-nilai islam bisa beradaptasi dan
berhadapan dengan perkembangan zaman.
BAB 2
PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
Islam merupakan agama yang komprehensif, yang mengatur semua aspek kehidupan
manusi, baik dalam aspek ta’abbudi, yaitu hubungan antara manusia dengan allah, maupun
aspek mu’amalah, yaitu hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Berbagai aturan
terserbut berfungsi untuk menciptakan suatu keteraturan dan kedamaian dalam hidup
manusia. Allah SWT mengajarkan islam pada manusia melalui perantara utusannya, yaitu
para nabi dan rasul. Nabi dan rasul merupakan manusia biasa yang diberi wahyu oleh allah
melalui malaikat Jibril. Hal ini agar nabi dan rasul dapat menjadi suri teladan bagi umatnya
sehingga tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak mengikuti ajaran dan perbuatannya.
Selain sebagai penyampai risalah, nabi dan rasul juga bertugas untuk menyelesaikan
berbagai persoalan yang menimpa umatnya. Umat islam harus mampu memahami islam
secara kaffah melalui berbagai pendekatan studi keislaman, seperti pendekatan teologis
normative, pendekatan antropologis, pendekatan sosiologis, pendekatan historis,
pendekatan psikologis, pendekatan filosofis, dan berbagai pendekatan yang lainya.
Pendekatan atau paradigma adalah cara pandang yang digunakan dalam rangka
mempelajari agama,termasuk islam. Ada tiga bidang keilmuan yang sudah mapan dan
bekembang luar biasa dalam kehidupan manusi, yaitu bidang ilmu kealaman, social, dan
budaya. Pendekatan atau paradigma adalah cara pandang yang digunakan dalam rangka
mempelajari agama, termasuk islam. Saat ini ada tiga bidang keilmuan yang sudah mapan
dan berkembang luar biasa dalam kehidupan manusia yaitu bidang ilmu kealaman, social,
dan budaya. Selain menggunakan metode yang benar dalam mempelajari Islam,
penggunaan berbagai pendekatan keilmuan yang saat ini telah berkembang juga sangat
penting dalam rangka memahami Islam secara komprehensif.
1. Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan teologis normatif, kata teologi berasal dari kata theos yang berarti tuhan dan
logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Secara etimologis, teologi dapat diartikan sebagai
pengetahuan atau studi tengtang tuhan. W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa
Indonesia menyampaikan bahwa teologis merupakan pengetahuan tentang tuhan, dasar-
dasar kepercayaan kepada tuhan, dan agama berdasarkan pada kitab suci. The new oxford
illustrated dictionary mengartikan teologi sebagai ilmu agama atau studi tentang tuhan yang
maha esa, terutama tentang atributnya dan dalam hubungannya dengan manusia.
Pendekatan teologis berasal dari norma-norma dan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh
agama tertentu yang berasal dari tuhan , dalam perkembangannya dikenal juga dengan
pendekatan teologis normative.
2. Pendekatan Antropologis
Pendekatan antropologis, antropologis berasal dari Bahasa Yunani,”Anthropos” yang berarti
manusia dan “logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. Secara sederhana, antropologi
dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang manusia, yang menggambarkan manusia
melalui pengetahuan ilmu social,ilmu hayati, dan ilmu humaniora. Pendekatan antropologis
dalam studi agama merupakan suatu cara dalam memahami agama dengan cara melihat
praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pendekatan ini digunakan
dalam studi agama melihat kenyataan bahwa terkadang terdapat perbedaan praktik
keagamaan pada suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lainnya.
Pendekatan antropologis bersifat induktif, artinya pendekatan ini tidak bertolak dari teori,
tetapi berawal dari pengamatan dan observasi secara langsung.
3. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis, sosiologi berasal dari Bahasa latin, yaitu socius yang berarti kawan
dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Secara sederhana, sosiologi dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
interaksi dalam kehidupan masyarakat dan mepelajari ikatan-ikatan antara anggota
masyarakat tersebut. Sosiologi berusaha menjelaskan sifat dan maksud kebersamaan dalam
kehidupan masyarakat, baik ikatan-ikatan yang terbentuk maupun keyakinan yang
berkembang pada setiap kelompok masyarakat.
4. Pendekatan Historis
Pendekatan historis/sejarah, kata sejarah menunjukan makna yang cukup beragam.
Beberapa referensi menyebutkan bahwa sejarah mengandung arti pengetahuan-
pengetahuan tentang perkembangan keadaan alam secara keseluruhan. Kata
sejarah/historis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “historia” yang berarti apa-apa yang
berkaitan dengan manusia sejak permulaan ia meninggalkan bekas(asar) dibumi dengan
menggambarkan dan menceritakan kejadian yang berhubungan dengan kejadian-kejadian
bangsa-bangsa atau individu-individu.
5. Pendekatan Psikologis
Pendekatan psikologis, psikologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa
dan logos yang berarti ilmu, secara sederhana psikologis dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Pada perinsipnya, ilmu
psikologi meneliti sesuatu yang tidak tampak seperti jiwa dan mental dengan
memperhatikan sesuatu yang tampak seperti perbuatan dan perilaku. Perbuatan dan
perilaku seseorang mencerminkan keadaan jiwanya atau keyakinan dan kepercayaan yang
dianutnya.
6. Pendekatan Filosofis
Pendekatan filosofis, kata filsafat merupakan serapan dari Bahasa arab, yaitu falsafah yang
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philosophia terdiri dari dua kata, yaitu philia,
yaitu persahabatan atau cinta dan Sophia, yaitu kebijaksanaan atau pengetahuan. Sehingga
filsuf dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan
dan kebijaksanaan. Dalam KBBI filsafat diartikan sebagai pengetahuan dan penyelidikan
dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas, hokum-hukum, dan sebagainya
terhadap segala yang ada dia alam semesta ataupun mengenai kebenaran akan adanya
sesuatu. Sidi Gazalba menyatakan bahwa filsafat adalah berfikir secara mendalam,
sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah, atau
hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Pendekatan filsafat digunakan untuk memahami
studi islam agar maksud, hikmah, inti dari ajaran islam dapat dipahami dengan seksama.
BAB 3
MEMAHAMI ISLAM SEBAGAI OBJEK PENELITIAN
BAB 4
ISLAM SEBAGAI AGAMA WAHYU
A. Pengertian islam
Islam berasal dari bahasa Arab yaitu Salima yang berart selamat, damai, Sentosa. Aslama artinya
berserah diri dalam kedamaian. Secara etimologis yaitu aslama yuslimu isleman artinya berserah
diri, tunduk, patuh. Seperti Firman Alloh dalam Qs. Al’Imran : 83 yang artinya
“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Alloh, padahal apa yang dilangit dan
di bumi berserah diri kepada_Nya,(baik)dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepadaNya
mereka dikembalikan”.
Sehangga secara etimologis islam dapat diartikan sebagai aagama yang terakhir diturunkan Allah
kepada Nabi Muhammad sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusiadalam rangka menjaga
kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan. Dari segi kebahasaan islam berarti taat, patuh, tunduk
dan berserah diri pada Allah dalam upaya mmencari keselamatan hidup baik di dunia maupun di
akhirat. Secara Istilah didefinisikan oleh Harun Nasution dalam Abuddin Nata islam adalah agama
yang ajaran – ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad sebarai Rosul,
yang ajarannya tidak saja mengenai satu segi tetapi mengenai berbagai segi mengenai kehidupan
manusia. Menurut Nasrudin Razak adalam memelihara dalam keadaan selamat Sentosa. Menurut
Mardani islam adalah meyelamatkan , mententramkan, dan mengamankan. Maka disimpulkan islam
adalah sebuah agama yang diturunkan Allah untuk umat manusia melalui RosulNya Muhammad
untuk dijadikan pedoman bagi penganutnya dalam rangka mencapai keselamatan dan kebahagiaan
hidup di dunia maupun si akhirat.
B. Sumber – Sumber Pengetahuan Islam
Louis O. Kattsof dalam Juhaya S. Praja mengemukakan bahwa sumber pengetahuan manusia itu ada
5 macam yaitu :
1. Empiris yang melahirkan aliran empirisme
2. Rasio yang melahirkan aliran rasionalisme
3. Fenomena yang melahirkan Fenomenologi
4. Intuisi yang melahitkan aliran intuisionalisme
5. Metode ilmiah yang menggabungkan antara aliran rasionalisme dan empirisme
BAB 8
Secara etimologi merupakan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah, dalam kajian Islam di Barat
Islamic studies secara harfiah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan
keislaman. Secara terminologi adalah kajian secara sistematis dan terpadu untuk
mengetahui, memaknai dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan
agama islam, pokok-pokok ajaran islam, sejarah islam, maupun realitas pelaksanaannya
dalam kehidupan. Asal-usul dari studi kawasan islam sudah terjadi di Yunani pada tahun
450-an SM. Akan tetapi, pada saat itu kawasan sudah menjadi perhatian para ahli
kenegaraan. 1300 tahun berlalu, kaum muslim mempunyai kemampuan yang luar biasa
dalam mengembangkan studi kawasan dengan berbagai ragam pendekatan yang lebih
dinamis. Karya-karya kaum muslim ketika itu melampaui sejarawan Yunani. Banyak karya
umat Islam yang menggambarkan tentang studi kawasan, seperti Futuh Al-Buldan wa
Ahkamuha karya Al-Baladzuri. Secara metodologis, AlBaladzuri tidak hanya menggunakan
fakta tertulis atau riwayat pelaku, tetapi ia juga berhasil menjelaskan wilayah-wilayah yang
hampir seluruhnya telah ia kunjungi. Begitu banyak kajian tentang wilayah dengan berbagai
variasinya. Akan tetapi, dalam perkembangannya studi kawasan, istilah geopolitik baru lahir
sebagai istilah baru pada abad ke-19.
1. Kawasan Afrika Timur
Para pendatang membawa Islam ke Afrika Timur melalui dua cara, yaitu melalui jalur darat
dengan menelusuri Sungai Nil dan melalui jalur laut dengan menyebrangi Laut Merah atau
Samudera Hindia. Pengaruh Islam terhadap bahasa dan kesusastraan mereka dapat ditemui
dari berbagai ragam terjemah naskah-naskah agama, terutama berkaitan dengan tarikh
Nabi Muhammad saw.
2. Islam di Turki Bangsa Turki adalah identik dengan Islam. Kehidupan demokratis dalam
batas-batas tertentu memang tampak di sana. Pemikiran politis masih sangat mewarnai
gerak dinamika pemikiran keislaman di Turki. Terdapat dua kelompok penerbitan dalam
kaitannya dengan perkembangan Islam di Turki.
a. Kelompok Tarekat Kelompok tarekat naqsabandiyah adalah kelompok yang masih
mempunyai basis yang sangat kuat di Turki, terutama di wilayah Anatolia. Pengikut
kelompok ini ssangat taat kepada Syeikh dan ketaatan ini akhirnya membentuk perkumpulan
politik. Secara formal organisatoris, mereka memang tidak ada. Akan tetapi, mereka
menyembul dalam usaha penerbitan. Ide-ide mereka terpancar dalam tulisan-tulisan yang
dimuat dalam penerbitan mereka.
b. Kelompok Fundamentalis Kelompok ini lebih senang menyebut diri mereka sebagai muslim
dan tidak mengidentifikasikan diri mereka dengan kelompok muslim tertentu, kelompok
fundamental menolak seluruh elemen tradisi yang tidak Islami. Al-qur’an dan hadits adalah
sumber utama acuan pemikiran keislaman mereka.
3. Islam di Asia Tenggara Ada tiga pendapat mengenai kedatangan Islam ke Asia Tenggara.
Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia Tenggara langsung dari
Arab atau tepatnya Hadramaut (Crawfurd 1820). Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa
Islam datang ke Asia Tenggara berasal dari India (Pijnapel 1872), berdasarkan hasil
penelaahannya, ia berangkuman bahwa yang membawa Islam ke Asia Tenggara adalah
orang-orang Arab yang bermazhab Syafi’i dan Gujarat dan Malabar di India. Ketiga,
mengatakan bahwa Islam datang ke Asia Tenggara berasal dari Benggali (kini Bangladesh).
Pendapat ini diungkapkan oleh Tome Pires. Islam didakwahkan di Asia Tenggara melalui tiga
cara. Pertama, melalui dakwah pedagang muslim dalam jalur perdagangan yang damai.
Kedua, melalui dakwah para da’i dan orangorang yang sengaja ingin mengislamkan orang-
orang kafir. Ketiga, melalui kekuasaan atau peperangan dengan negara penyembah berhala.
4. Islam di Cina Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah para saudagar
dari Arab dan Persia. Orang Cina yang pertama kali memeluk Islam adalah suku Hui Chi.
Sejak saat itu, pemeluk Islam di Cina kian bertambah banyak. Ketika Dinasti Song bertakhta,
umat muslim menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan, pada periode itu jabatan
direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat orang muslim.
5. Islam di Amerika Serikat Islam di Amerika Serikat mengalami perkembangan yang cukup
pesat dan muslim menjadi pemeluk agama kedua terbesar setelah Kristiani. Muslim
pertama di Amerika menurut kebanyakn anggapan adalah imigran Arab dari kalangan Afro-
Amerika dengan cara jual beli budak. Namun, anggapan ini dibantah oleh Akbar
Muhammad. Ia mencatat bahwa orang Amerika pertama yang tercatat sebagai pemeluk
agama Islam adalah Reverend Norman,m seorang misionaris gereja Metodis di Turki yang
memeluk Islam ketika ia bertugas sebagai konsul Jenderal Amerika Serikat di Filipina pada
tahun 1887. Ia adalah pelopor utama yang mendirikan organisasi Islam pertama di Amerika
Serikat pada tahun 1893. Ia kemudian berperan sebagai da’i pada tahun 1893 dan
menerbitkan The Moslem World sebagai media dakwahnya. Terdapat pula lima gelombang
migrasi orang-orang Islam ke Amerika Serikat sejak akhir abad ke-19 hingga paruh kedua
abad ke-20.
a. Migrasi tahun 1875-1912 Mereka pemuda yang tidak mempunyai keterampilan yang berasal
dari Syiria, Yordania, Palestina dan Lebanon yang ketika masih berada di bawah kekuasaan
Turki Ustmani. Mereka berimigrasi karena urusan ekonomi.
b. Migrasi tahun 1918-1922 Ketika terjadi Perang Dunia Pertama. Mereka pada umumnya
adalah kaum intelek dan terdidik.
c. Migrasi tahun 1930-1938 Terkondisikan karena kebijakan imigrasi Amerika Serikat yang
memberikan prioritas terhadap mereka yang keluarganya telah lebih dahulu menetap di
Amerika Serikat.
d. Migrasi tahun 1947-1960 Imigran yang datang ke Amerika Serikat pada gelombang ini bukan
berasal dari Timur Tengah, tetapi berasal dari India, Pakistan, Eropa Timur dan Uni Soviet.
e. Migrasi tahun 1967-sekarang Imigran yang datang pada masa ini, selain karena alasan
ekonomi kebanyakan dari mereka beralasan karena politik. Mereka kebanyakan orang-orang
terpelajar.