Anda di halaman 1dari 8

Skript Yutub MSI

Opening
Metodologi Studi Islam (MSI) merupakan mata kuliah yang membahas tentang
Agama Islam, baik Islam sebagai agama saja, sebagai budaya ataupun sebagai ilmu.
MSI, membahas Islam melalui metode-metode dan pendekatan-pendekatan ilmiah
sehingga kita mampu memahami Islam secara luas dan ilmiah. Dengan demikian diharapkan
kita, mampu memahami Islam sebagai agama yang menuntun manusia mencapai akhlakul-
karimah dan kehidupan yang baik, mampu memahami kebudayaan Islam dan keragaman-
keragaman di dalamnya, mempertahankan tradisi ilmiah dan mampu mengembangkan
keilmuan-keilmuan di dunia Islam.

Materi 1, Pengantar Metodologi Studi Islam


Metode berasal dari Bahasa Yunani, meta, metedos, dan logos. Berarti menuju,
melalui, dan mengikuti. Maka metodos (metode) berarti jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai sesuatu. Metode merupakan Langkah-langkah praktis dan sistematis yang
ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah dipertanyakan karena sudah bersifat aplikatif
Ketika metode digabungkan dengan kata logos maknanya berubah. Logos berarti
“studi tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar
kumpulan cara yang sudah diterima tetapi berupa kajian tentang metode. Dalam metodologi
dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan.
Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah
Islamiyah. pengertian terminologis tentang Studi Islam dalam kajian ini, yaitu kajian secara
sistematis dan terpadu untuk mengetahui, memahami dan menganalisis secara mendalam
hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam baik yang menyangkut sumber-sumber ajaran
Islam, pokok-pokok ajaran Islam, Sejarah Islam, maupun realitas pelaksanaannya dalam
kehidupan.
Dapat dipahami bahwa studi Islam memiliki cakupan makna, pembagian, dan juga
bidang garap yang berbeda. Namun demikian, titik tekan utamanya terletak pada ajaran
Islam yang sepenuhnya diambil dari Al-Qur’an dan Hadis secara murni tanpa dipengaruhi
sejarah, seperti ajaran tentang akidah, ibadah, dan akhlak.
Ruang Lingkup Studi Islam
Agama sebagai sasaran kajian dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu agama sebagai
doktrin, dinamika dan struktur masyarakat yang dibentuk oleh agama, dan sikap masyarakat
pemeluk terhadap doktrin. Mempersoalkan substansi ajaran, dengan segala refleksi
pemikiran terhadap ajaran agama. Namun, yang menjadi sasaran penelitian agama sebagai
doktrin adalah pemahaman manusia terhadap doktrin-doktrin tersebut. Meninjau agama
dalam kehidupan sosial dan dinamika sejarah. Usaha untuk mengetahui corak penghadapan
masyarakat terhadap simbol dan ajaran agama.
Urgensi Mempelajari Metodologi Studi Islam
1. Kita masyarakat Muslim yang hidup pada era abad 20 ini dihadapkan dengan berbagai
persoalan multidimensi, baik sains, teknologi dan modernisasi, Islam yang exclusive,
pemahaman Islam yang berkelompok-kelompok, golongan, serta berbagai aliran dan
mazhab, bahkan Islam gerakan, yang saling mengklaim bahwa dirinya atau kelompoknya
yang paling benar, menyalahkan, mengkafirkan, menyesatkan orang lain dalam beragam
sehingga kita menjadikan terkotak-kotak sebagai akibat pemahaman Islam sejarah
akibatnya kita belum menjawab hal-hal pokok dalam kehidupan beragama, bersosial
dan bernegara.
2. Cara pandang Islam yang seharusnya tidak hanya doktrin, tetapi juga aspek sosial
budaya di mana perkembangan zaman membutuhkan pemahaman Islam yang dinamis.
Sehingga kita dituntut untuk memahami pengetahuan dan metodologinya di sinilah
Perlunya kita memahami permasalahan dan sekaligus menggunakan metodologi
terhadap aspek kajian tertentu. Karena akibat Kemajuan dan perkembangan zaman
pasti ada dampak sosialnya dan cara pandang Islam itu sendiri.
3. Cara pandang antara pengetahuan agama dan umum. Poin ini menunjukkan krisis
intelektual dalam dunia islam yang berlarut-larut. Tidak diragukan lagi bahwa krisis
adalah penyebab sekaligus bukti dekadensi dan melempem umat, yang sekaligus
menghambat mereka untuk mengejar ketertinggalan kultural dan peradaban dunia
modern.
4. Sesama umat Islam larut dalam mengklaim sukunya yang paling benar, dalam beragama
mengklaim dirinya paling saleh di muka bumi serta menyalahkan dan memburukan yang
lain.

Materi 2, Manusia Dan Kebutuhan Doktrin Agama


Menurut seorang ahli, bahwa agama ialah sebuah program keimanan keyakinan
tentang sesuatu yang tetap diluar akal sehat manusia dan sebuah cara peribadatan kepada
hal yang dianggap kuasa serta ajaran petunjuk yang mengatur manusia dengan manusia
lainnya bahkan dengan alam lain 4 .tersebut dapat dimengerti sebagai bentuk keyakinan
dalam ajaran agama.
Adapun pendapat lain dari pengertian agama adalah sebuah bentuk kepercayaan
yang di mana kepercayaan itu suci dan suatu yang mutlaq, yang bertujuan untuk pengenalan
terhadap kepada manusia untuk mengenal hal hal yang bersifat gaib. Doktrin agama
memiliki jangkauan yang sangat luas, sumber nilai pengembangan kepribadian, paham
mengenai tindakan sosial dan menjalin hubungan antar manusia.
Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Kata Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya.
Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana
ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat
membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu
beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya Ada yang berpendapat bahwa benih agama
adalah rasa takut yang kemudian melahirkan pemberian sesajen kepada yang diyakini yang
memiliki kekuatan menakutkan.
Ada tiga faktor yang menyebabkan manusia memerlukan agama:
1. Faktor Kondisi Manusia. Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu unsur
jasmani dan unsur rohani. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kedua unsur
tersebut harus mendapat perhatian khusus yang seimbang. Unsur jasmani
membutuhkan pemenuhan yang bersifat fisik jasmaniah.
2. Faktor Status Manusia. Status manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang
paling sempurna Jika dibanding dengan makhluk lain, Allah menciptakan manusia
lengkap dengan berbagai kesempurnaan, yaitu kesempurnaan akal dan pikiran,
kemuliaan, dan berbagai kelebihan lainnya. Dalam segi rohaniah manusia memiliki
aspek rohaniah yang kompleks. Manusia adalah satu satunya yang mempunyai akal dan
manusia pula lah yang mempunyai kata hati, Sehingga dengan kelengkapan itu Allah
menempatkan mereka pada permukaan yang paling atas dalam garis horizontal sesama
makhluk.
3. Faktor Struktur Dasar Kepribadian, aspek biologis, aspek psikis, aspek sosiologis.

Materi 3, Islam Dan Studi Agama


Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima dan aslama. Salima mengandung
arti selamat, tunduk, dan berserah. Sedangkan aslama juga mengandung arti kepada Tuhan
yaitu ketundukan, dan berserah. Yang disebut dengan muslim adalah orang yang tunduk,
patuh, dan berserah diri sepenuhnya kepada ajaran Islam dan akan selamat dunia dan
akhirat. Islam secara harfiyah berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima diubah
bentuk menjadi bentuk aslama yang artinya berserah diri. Orang yang menjalani aslama
akan terjamin keselamatan dunia dan akhirat. Islam merupakan agama wahyu yang terakhir,
karena itu Islam agama yang paling lengkap.
Studi agama Islam adalah sebuah disiplin ilmu yang sangat penting dalam memahami
agama Islam, sejarahnya, keyakinan-keyakinannya, dan dampaknya pada masyarakat.
Melalui studi agama ini, kita dapat menjelajahi berbagai aspek Islam, termasuk pemahaman
tentang Al-Quran, hadis, konsep-konsep fundamental seperti tawhid dan akhirat, serta
berbagai aliran dan sekte dalam Islam. Selain itu, studi agama Islam memungkinkan kita
untuk melihat bagaimana agama ini memainkan peran penting dalam sejarah dan
peradaban manusia, dengan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang seperti ilmu
pengetahuan, seni, filsafat, dan politik.
Studi agama Islam memungkinkan untuk mengeksplorasi keragaman aliran-aliran
dalam Islam, seperti Sunni, Syiah, dan Sufi, serta untuk memahami dampak Islam pada
perkembangan peradaban manusia. Pentingnya studi agama Islam tidak terbatas pada umat
Islam saja, melainkan juga relevan bagi masyarakat global yang semakin terhubung dan
beragam. Ini memberikan peluang untuk promosi dialog antarbudaya dan antaragama,
membantu mengatasi stereotip dan prasangka, serta memperkuat pemahaman tentang
keragaman dan pluralitas dalam masyarakat dunia yang semakin maju. Dengan demikian,
studi agama Islam memberikan kontribusi penting dalam mempromosikan toleransi,
pengertian, dan perdamaian di dunia yang penuh dengan perbedaan agama dan
kepercayaan.

Materi 4, Model Penelitian Agama


Penelitian (research) adalah upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu
masalah dan menemukan hal umum. Selain itu, penelitian juga berarti upaya pengumpulan
informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Pengetahuan manusia tumbuh
dan berkembang berdasarkan kajian-kajian sehingga terdapat penemuan-penemuan, dan
selanjutnya siap merevisi pengetahuan-pengetahuan masa lalu. Penelitian dipandang
sebagai kegiatan ilmiah karena menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan antara
pendekatan rasional dan pendekatan empiris. Pendekatan rasional memberi kerangka
pemikiran yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris merupakan kerangka
pengujian dalam memastikan kebenaran.
Menurut Middleton seorang guru besar antropologi di New York University, bahwa
penelitian agama (research on religion) berbeda dengan penelitian keagamaan (religious
research). Penelitian agama lebih mengutamakan pada materi agama, sehingga sasarannya
terletak pada tiga elemen pokok yaitu ritus (seremonial dan tertata), mitos, dan magis.
Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada agama sebagai sistem atau
sistem keagamaan (religious system).
Perbedaan antara penelitian agama dengan penelitian keagamaan perlu didasari
karena perbedaan itu membedakan jenis metode penelitian yang diperlukan. Untuk
penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin, sudah terbuka bahkan
sudah pernah ada yang merintisnya. Adanya ilmu ushul fiqh sebagai metode untuk istinbath
hukum dalam agama Islam dan ilmu mushthalah al-hadis sebagai metode untuk menilai
akurasi sabda Nabi Muhammad Saw.
Untuk penelitian keagamaan yang sasarannya adalah agama sebagai gejala sosial,
maka tidak perlu membuat metologi penelitian tersendiri, cukup meminjam metodologi
sosial yang telah ada.
Selanjutnya, teori penelitian keagamaan adalah penelitian upaya memeriksa,
mempelajari, meramalkan, dan memahami agama secara seksama, susunan atau bangunan
dasar-dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan
penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan untuk
mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntunan zaman.
Berkenaan dengan hal itu, maka tidak perlu lagi menyusun teori penelitian tersendiri,
tetapi cukup meminjam teori ilmu-ilmu sosial yang sudah ada.

Materi 5, Islam Sebagai Sumber Ajaran


Allah menurunkan agama Islam kepada Nabi Muhammad SAW dalam nilai
dengan kesempurnaan tertinggi. Kesempurnaan itu meliputi segi fundamental tentang
berbagai aspek kehidupan manusia berupa hukum dan norma,untuk mengantarkannya ke
pintu gerbang kebahagiaan dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu,ajaran-ajaran Islam bersifat enternal dan universal sesuai dengan
fitrah manusia sebagai mahluk ciptaannya. Dimensi-dimensi ajaran Islam, secara garis besar,
terhimpu dan terklasifikasikan dalam tiga hal pokok, yaitu akidah, syariat, dan ahlak, yang
masing-masing sebagai subsitem dari sistem ajaran islam, artinya akidah tampa syariat harus
berdiri diatas fondasi akidah, dan keduanya haruslah dijalain dengan ahlak, syariat tanpa
akhlak adalah kemunafikan, akidah tanpa akhlak adalah kesesatan.
Ajaran Islam dalam Struktur Iman, Islam, Ihsan
Materi terkait keimanan telah dipelajari sejak sekolah dasar atau madrasah
ibtidaiyyah hingga jenjang perguruan tinggi dengan tujuan mengenalkan dan memperkokoh
keimanan peserta didik. Seorang yang beriman kepada Allah akan merasakan ketenangan
batin, tentram dan damai. Keimanan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, iman
cenderung tidak stabil dan akan selalu berubah-ubah porsinya setiap waktu karena letak
iman ada di dalam hati, tidak dapat terlihat oleh mata tetapi dapat dirasakan keberadaannya
dan sifatnya tidak menentu.
Kedua adalah Islam, Islam berasal dari bahasa Arab yang artinya selamat, tunduk dan
patuh. Islam berasal dari bahasa arab salima yang artinya selamat, kemudian terbentuk kata
aslama yang berarti menyerahkan diri, atau tunduk dan patuh. Dari kata aslama maka
terbentuklah kata Islam. Penganutnya disebut muslim, bagi sorang muslim berarti secara
penuh menyerahkan diri kepada Alah dan patuh terhadap perintah dan larangan-Nya.
Kesimpulan dari pengertian diatas Islam adalahtaat, tunduk, patuh dan berserah diri kepada
Allah guna mencari keelamatan, kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.
Ketiga adalah ihsan, kata ihsan berasal dari bahasa Arab yang artinya menurut
bahasa yaitu berbuat baik, maksudnya adalah perilaku seseorang yang baik dan mencegah
diri dari tindakan yang akan membawa dosa. Ihsan adalah kepatuhan seorang muslim dalam
menjalankan perintah dan larangan Allah dan saat melakukannya seolah-olah Allah melihat
meskipun kita tidak. Semua aktivitas dimanapun, apapun, kapanpun dan dengan siapapun
itu selalu diniatkan lillahita’ala, artinya seseorang akan selalu memikirkan Allah dalam setiap
langkahnya, sehingga seseorang akan berlmba-lomba dalam kebaikan dan mawasdiri agar
tidak berbuat kesalahan dan lahirlah perilaku yang baik sesuai dengan moralitas
Korelasi diantara iman, Islam dan ihsan adalah secara teori atau istilah ketiga aspek
tersebut dapat dibedakan, namun dalam pelaksanaannya harus terintegritas. Satu dengan
yang lain masing-masing saling terikat. Iman adalah kepercayaan atau keyakinan dalam hati,
Islam adalah ketaatan, kepatuhan, keselamatan dan tunduk, sedangkan ihsan adalah
perbuatan atau tingkah laku yang baik karena takut kepada Allah. Seluruh tindak-tunduk
seseorang dalam kehidupan tidak lepas dari pengawasan Allah Swt. Ibarat rumah, iman
adalah pondasi, Islam adalah dinding yang menyeimuti dan ihsan adalah atap. Artinya
adalah iman ibarat pondasi yaitu iman merupakan hal yang mendasar, harus terbagun kokoh
agar tidak mudah runtuh. Islam merupakan dinding dalam sebuah rumah yang memuat
aturan-aturan sebagai pedoman hidup manusia agar selamat, damai dan bahagia dan tidak
tersesat saat menuju surga Allah Swt. Selanjutnya ihsan sebagai atap agar rumah nyaman
untuk ditempati maka dibutuhkan atap yang sempurna.

Materi 6, Sumber dan karakteristik Ajaran Islam


Sumber Ajaran Islam
Menurut Harun Nasution Islam merupakan agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan
Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW.1 Secara Istilah adalah
mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan
berasal dari manusia dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW.2 Kemudian
kalangan ulama’ sepakat bahwa sumber ajaran Islam yang utama adalah Al-Qur’an dan Al-
Sunnah, sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Al-Qur’an dan
AlSunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal
dari Allah SWT.
1. Sumber Ajaran Islam Primer.
Al-Qur’an Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang dikemukakan oleh Subni Shalih,
Menurutnya Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah,
Muhammad bin Abdullah, melalui jibril dengan menggunakan bahasa Arab dan maknanya
yang benar, agar ia menjadikan hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rosulullah, menjadi
undangundang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana untuk
melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya.
Al-Hadis Al-Hadis berkedudukan sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-qur’an.
Selain didasarkan pada keterangan-keterangan ayat-ayat Alqur’an dan Hadis juga didasarkan
kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Yakni seluruh sahabat sepakat untuk
menetapkan tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa Rasulullah masih hidup maupun
setelah beliau wafat.
2. Ijtihad sebagai Sumber Ajaran Islam Sekunder,
Upaya seorang ahli fiqh dengan kemampuannya dalam mewujudkan hukum-hukum
amaliyah yang diambil dari dalil-dalil yang rinci. Sebagian lagi menggunakan metode ma’quli
(berdasarkan ra’yi dan akal).6 Secara harfiah ra’yi berarti pendapat dan pertimbangan. Tetapi
orang-orang arab telah mempergunakannya bagi pendapat dan keahlian yang
dipertimbangkan dengan baik dalam menangani urusan yang dihadapi.
Ali Anwar Yusuf menyebutkan bahwa karakteristik ajaran Islam tersebut adalah
sebagai berikut:
3. Komprehensif, Walaupun umat Islam itu berbeda-beda bangsa dan berlainan suku,
dalam menghadapi asas-asas yang umum, umat Islam bersatu padu untuk
mengamalkan asas-asas tersebut.
4. Moderat Islam, memenuhi jalan tengah, jalan yang imbang, tidak berat ke kanan untuk
mementingkan kejiwaan (rohani) dan tidak berat ke kiri untuk mementingkan
kebendaan (jasmani). Inilah yang diistilahkan dengan teori wasathaniyah,
menyelaraskan antara kenyataan dan fakta dengan ideal dan cita-cita.
5. Dinamis, Ajaran Islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang, mempunyai
daya hidup, dapat membentuk diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ajaran
Islam terpencar dari sumber yang luar dan dalam
6. Universal, Ajaran Islam tidak ditujukan kepada suatu kelompok atau suatu bangsa
tertentu, melainkan sebagai rahmatan lil ‘alamin, sesuai dengan misi yang diemban oleh
Rasulullah SAW. Ajaran Islam diturunkan untuk dijadikan pedoman hidup seluruh
manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
7. Elastis dan Fleksibel, Ajaran Islam berisi disiplin-disiplin yang dibebankan kepada setiap
individu. Disiplin tersebut wajib ditunaikan dan orang yang melanggarnya akan berdosa.
Meskipun jalurnya sudah jelas membentang, dalam keadaan tertentu terdapat
kelonggaran (rukhsah). Kelonggaran-kelonggaran tersebut menunjukkan bahwa ajaran
Islam bersifat elastis, luwes, dan manusiawi.
8. Dll bisa dilihat di layar berikut

Materi 7, Ruang Lingkup Studi Islam


Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari Islam yang dapat
menjadi obyek studi yaitu pertama, Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya
bagi pemeluknya sudah final dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya. Kedua,
sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya. Ketiga,
sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat Islam.
Adapun ruang lingkup studi islam antara lain
Bidang Agama, Islam dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan
paganisme dan syirik. Kemudian pengakuan akan hak agama-agama lain dengan sendirinya
merupakan dasar paham kemajemukan sosial budaya dan agama, sebagai ketetapan Tuhan
yang tidak berubah-ubah.
Bidang Ibadah, Ibadah dapat diartikan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan
mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala yang dilarang-Nya, dan mengamalkan segala
yang diizinkan-Nya.
Bidang Akidah, Studi Islam dalam bidang ibadah mencakup pemahaman dan aplikasi praktik-
praktik ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah. Ini melibatkan pemahaman tentang tata cara, tujuan, dan filosofi di balik berbagai
ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam.
1. Bidang Ilmu dan Kebudayaan, Dalam bidang ilmu, kebudayaan, dan teknologi, Islam
mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap terbuka dan tidak tertutup, terbuka
untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi juga harus selektif, maksudnya
adalah tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan teknologi, melainkan ilmu dan
teknologi yang sesuai tidak menyimpang dari ajaran Islam.
2. Bidang Pendidikan, Karakteristik Islam dalam bidang pendidikan yaitu Islam memandang
pendidikan sebagai hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan,
dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Islam pun memiliki rumusan
yang jelas terhadap dunia pendidikan dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode,
sarana, dan lain sebagainya.
3. Bidang Sosial, Ciri khas yang diajarkan Islam yaitu ajaran yang bertujuan untuk
mensejahterakan manusia. Berbagai ajaran yang diajarkan Islam untuk mensejahterakan
manusia antara lain sikap toleransi meskipun dengan umat yang berbeda agama, sikap
tolong menolong, kesamaan derajat, kesetiakawanan, tenggang rasa, kegotongroyongan
atau kebersamaan dan lain sebagainya.
4. Bidang Ekonomi, Islam merupakan agama yang memiliki ajaran dalam segala bidang,
dalam urusan kehidupan dunia dalam hal ini bidang ekonomi, Islam mengajarkannya
untuk kesejahteraan manusia, karena Islam memandang bahwa manusia itu harus hidup
seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat.
5. Bidang Kesehatan, Dalam bidang kesehatan, ruang lingkup studi Islam mencakup
pemahaman tentang konsep dan praktik kesehatan berdasarkan ajaran Islam. Berikut
adalah beberapa materi yang terkait dengan ruang lingkup studi Islam dalam bidang
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai