Anda di halaman 1dari 14

A.

Arti Dan Identifikasi Konsep Agama


Tidak mudah bagi kita untuk menentukan pengertian agama, karena agama bersifat
batiniah, subyektif, dan individualistis. Kalau kita membicarakan agama akan
dipengaruhi oleh pandangan pribadi, juga dari pandangan agama yang kita anut.
Untuk mendapatkan pengertian tentang agama, religi, dan din kita mengutip pendapat
seperti: Bozman, bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu penerimaan terhadap
aturan-aturan dari pada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.

Islam

merupakan kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan


(kepada kehendak Allah SWT), berasal dari kata salama yang artinya patuh/
menerima. Berakar dari huruf sin, lam, mim (s-l-m). Kata dasarnya adalah salima
yang berarti sejahtera, tidak tercela dan tidak cacat. Dari perkataan salamat tersebut
timbul ungkapan assalammualaikum yang mengandung doa dan harapan semoga
anda selamat, damai, dan sejahtera yang telah membudaya dalam masyarakat
Indonesia. Pengertian Islam sendiri dapat dipahami dari surat berikut: Hai, orangorang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan),
dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan-syaitan
itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)
Sedangkan menurut Syekh Muhammad Naquib Al-Attas dalam
bukunya yang berjudul Islam dan Filsafat Sains menjelaskan definisi Islam adalah
penyerahan diri kepada Tuhan. Dari segi terminologis, Islam adalah cara hidup. Cara

.bagaimana manusia perlu mengatur hidup mereka di atas dunia

H. Moenawar Cholil lm bukunya Definisi dan sendi agama kata dien itu
masdar dari kata kerja daana yad i enu. Menurut Jughat kata dien mempunyai
arti :

1. Cara atau adat kebiasaan


2. Peraturan
3. Nasihat
4. Agama dan lain-lain
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Baik agama, religi, dan dien kesemuanya mempunyai pengertian yang sama.
2. Aktivitas dan kepercayaan agama, religi, dan dien mencakup masalah:
kepercayaan kepada Tuhan.
Agama bertitik tolak dari adanya suatu kepercayan terhadap suatu yang
lebih berkuasa, lebih agung, lebih mulia dari pada makhluk. Agama berhubungan
dengan masalah ketuhanan, dimana manusia yang mempercayainya harus
menyerahkan diri kepada-Nya, mengabdikan diri sepenuhnya karena manusia
mempercayainya, ada 4 ciri yang dapat kita kemukakan yaitu :
1. Adanya kepercayaan terhadap yang ghaib, kudus dan Maha Agung dan
pencipta alam semesta (Tuhan).
2. Melakukan hubungan dengan berbagai cara seperti dengan mengadakan
upacara ritual, pemujaan, pengabdian dan do'a.
3. Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.
4. Ajaran Islam ada Rasul dan kitab suci yang merupakan ciri khas daripada
agama.
5. Agama tidak hanya untuk agama, melainkan untuk diterapkan dalam
kehidupan dengan segala aspeknya.
B. Manusia Dan Agamanya
Kebanyakan pemikiran modern melihat agama merupakan sekumpulan
doktrin yang dilegatimasi oleh prasangka-prasangka manusia di luar
rasionalitas. Sementara ilmu pengetahuan yang mengedepankan rasionalitas
sangat keras menolak doktrin. Semakin rasional seseorang semakin menjauh dien
dari ritual agama, sebaliknya manusia yang kurang tersentuh rasionalitas, dengan

sendirinya akan kuat meyakini ajaran agama. Karena modernitas tidak selalu
memberi perbaikan bagi kondisi umat manusia, tak mampu mengatasi berbagai
problem dan bahkan hanya memberikan kontribusi positif bagi kelas yang
dominan. Mereka yang pinggirkan mengalami marginalisasi/leterasingan dari
kemajuan zaman.
Agama sebagai salah satu ajaran yang memberi tuntunan hidup banyak
dijadikan pilihan. Karena ada indikasi dalam agama terdapat banyak nilai yang
bisa dimanfaatkan manusia ketimbang ideologi. Orang juga lebih leluasa
memeluk agama dan merasakan nilai-nilai positifnya tanpa harus capek-capek
menggunakan potensi akalnya untuk berfikir. Agama memberi tempat bagi semua.
Agama juga fenomena sosia; agama tidak hanya ritual tapi juga fenomena di luar
kategori pengetahuan akademis. Psikologi agama merupakan salah satu cara
bagaimana melihat praktek keagamaan. Sebagai gejala psikologi, agama rupanya
cukup memberi pengertian tentang perlu atau tidaknya manusia beragama ketika
agama tak sanggup lagi memberi pedoman bagi masa depan kehidupan manusia,
bisa saja kita terinspirasi menciptakan agama baru/melakukan eksperimen baru
sebagai jalan keluar dari berbagai problem yang menghimpit kehidupan.
C. Pengertian Studi (Agama) Islam
Secara teetimologi merupakan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah. Dalam
kajian Islam di Barat disebut Islamic Studies secara harfiyah adalah kajian tentang
hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Secara terminologis adalah kajian
secara sistematis dan terpadu untuk mengetahui, memakai dan menganalisis
secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok
ajaran Islam, sejarah Islam maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.
Islam pada hakikatnya membawa ajaran yang bukan hanya mengenai berbagai
segi dari kehidupan manusia. sumber ajaran yang mengambil berbagai aspek ialah
Al-Qur'an dan Hadits. Kedua sumber ini sebagai pijakan dan pegangan dalam

mengakses wacana pemikiran dan membumikan praktik penghambaan kepada


Tuhan, baik bersifat teologis maupun humanistis.
Islam secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti
selamat, sentosa dan damai. Arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan
dan kedamaian. Maka studi Islam diarahkan pada kajian keislaman yang
mengarah pada 3 hal :
1. Islam yang bermuara pada ketundukan/berserah diri, berserah diri artinya
pengakuan yang tulus bahwa Tuhan satu-satunya sumber otoritas yang serba
mutlak. Keadaan ini membawa timbulnya pemahaman terhadap orang yang
tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya
sendiri.
2. Islam dapat dimaknai yang mengarah kepada keselamatan dunia dan akhirat
sebab ajaran Islam pada hakekatnya membina dan membimbing manusia
untuk berbuat kebajikan dan menjauhi semua larangan dalam kehidupan di
dunia termasuk kehidupan akhirat.
3. Islam bermuara pada kedamaian manusia harus hidup berdampingan dengan
makhluk hidup yang lain bahkan berdampingan dengan alam raya. Dengan
demikian kedamaian harus dilakukan secara utuh dan multi dimensi.
Dari 3 dimensi di atas studi Islam mencerminkan gagasan tentang pemikiran
dan praktis yang bernuasan pada kedudukan pada Tuhan, selamat di dunia
dakhirat dan berdamai dengan makhluk lain. Dengan demikian studi Islam tidak
hanya bermuara pada wacana pemikiran tetapi juga pada praktis kehidupan yang
berdasarkan pada perilaku baik dan benar dalam kehidupan.
D. Asal-Usul Dan Pertumbuhan Studi Islam
Pendidikan Islam di Indonesia tidak pernah lepas dari semangat
penyebaran Islam yang dilakukan secara intensif oleh para pendahulu dalam
kerangka perpaduan antara konteks keindonesiaan dengan keislaman. Pada
awalnya pendidikan Islam, dalam bentuk halaqah-halaqah, kemudian bentuk

madrasah. Selain pesantren pendidikan Islam di Indonesia diharapkan pada


tantangan semakin berkembangnya model-model pendidikan. Pertumbuhan minat
untuk memahami Islam lebih sebagai tradisi keagamaan yang hidup, yang
historis. Ketimbang kumpulan tatanan doktrin yang terdapat dalam Al-Qur'an
dan Hadits. Studi Islam kontenporer di Barat, berusaha keras menampilkan citra
yang lebih adil dengan mengandalkan berbagai pendekatan dan metode yang
lebih canggih dalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.
Islam tidaklah dijadikan semata-mata sebagai obyek studi ilmiah yang
secara leluasa ditundukkan pada prinsip yang berlaku di dunia keilmuwan, tapi
diletakkan sesuai dengan kedudukannya sebagai doktrin yang kebenarannya
diyakini. Tak heran jika dekade 80-an dan 90-an terjadi perubahan besar dalam
paradigma Islam. kecenderungan pertama, terjadinya pergeseran dari kajian Islam
yang bersifat normatif. Kepada yang lebih historis, sosiologis dan empiris. Kedua
orientasi keilmuwan yang lebih luas kendatipun orientasi studi Islam di Indonesia
lebih cenderung ke Barat, studi di Timur tengah tetap memiliki nilai penting,
terutama dalam memahami aspek doktrinal yang menjadi basis ilmu pengetahuan
dalam Islam.
Jika dipadukan menjadi satu model pendidikan Islam, kiranya dapat
menjawab kekurangan masing-masing orientasi, yakni menguasai khazanah
intelektual Islam yang paling dasar dan otentik juga menguasai metodologi yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi di tengah-tengah
masyarakat.

b. Karakteristik Agama Islam


Islam Agama yang Sempurna

.1

Islam dikenal sebagai agama yang sempurna berarti sempurna dalam


mengatur segala bidang termasuk di dalamnya hablumminallah (hubungan manusia
dengan Allah SWT), hablumminannas (hubungan manusia dengan sesama manusia),
dan hablumminalalam (hubungan manusia dengan alam sekitarnya). Tak luput pula
Islam pun turut mengatur segala aspek, mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar
dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh rukun-rukun serta doa-doa di setiap
melakukan aktivitas seperti saat ingin makan, istinja, thaharah, dsb yang mana tidak

.ada agama lain yang mengatur hal tersebut selain Islam


Islam sebagai Agama Tauhid (Tauhidullah)

.2

Sementara itu sejak diturunkan, Islam mendasarkan dirinya pada


pemusatan perhatian kepada Tuhan. Ia didasarkan pada tauhid (ke-esaan Tuhan). Kata
tauhid adalah konsep dalam Islam yang mempertegas keesaan Allah, atau mengakui
bahwa tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dzat, Sifat, dan Asma Allah. Tauhid
dapat dipecah dalam 3 aspek yakni bertauhid dalam kekuasaan Tuhan (rububiyyah),

.ibadah (uluhiyyah) dan dalam nama dan sifat Allah (Asma wa Sifat)

a. Rububiyyah
Rububiyah memiliki arti mempercayai dan mengakui bahwa hanya
Allah dengan menggunakan nama Rabb satu-satunya yang memiliki serta memelihara
seluruh Alam Semesta. Hal ini termaktub dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 62:

.Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu


6

b. Uluhiyyah/Ibadah
Memiliki pengertian bahwa hanya kepada Allah setiap ibadah
dialamatkan, dan hanya Allah semata yang layak disembah. Hal ini pun tercantum
dalam doa iftitah yang biasa kita baca sehari-hari dalam sholat inna sholati wa
nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil aalamin.. Sesungguhhnya sholatku,
ibadahku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam.. Jadi, tauhid

.rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyyah


Asma was Sifat

.3

Memiliki pengertian bahwa sesuai nama dan sifat (karakteristik) Allah


yang tercantum dalam Asmaul Husna yang disebutkan baik oleh Al Qur'an maupun
diriwayatkan oleh Rasulullah SAW adalah hanya berhak disandang oleh Allah itu

.sendiri dan kita wajib untuk meyakininya


Tauhid Bukan Monoteisme

Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT sudah selayaknya kita hanya


mengimani keesaan Allah semata. Dan jangan sampai kita menyalahartikan kata
tauhid dengan kata monoteisme (menyembah satu Tuhan). Ketua Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia (DDII) Adian Husaini mengatakan bahwa banyak buku yang
ditulis akademisi Muslim menjadikan Islam sebagai agama monoteisme. Islam
bukanlah agama monoteisme. Menurutnya, Islam adalah agama wahyu. Karena itu, ia
berbeda dengan agama-agama lain yang mengklaim sebagai agama monoteisme.
Islam berdasarkan tauhid, dan tauhid bukan monoteisme. Kalau tauhid hanya Allah

Swt yang diesakan. Berbeda dengan monoteisme yang mengesakan siapa saja,

.termasuk mengesakan batu atau Firaun


Dalil Al Qur'an Tentang Keutamaan & Keagungan Tauhid
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: "Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut itu." (QS An Nahl: 36)
Islam sebagai Agama Rahmatan Lilalamin

.3

Salah satu karakteristik agama Islam yang lain adalah Islam agama
rahmatan lilalamin. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Anbiya ayat 107: Dan
tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
Maknanya ialah bahwa kehadiran Islam di dunia membawa rahmat, keberkahan,
kedamaian, dan keadilan bagi seluruh manusia di bumi. Ciri-ciri Islam sebagai

:rahmatan lilalamin adalah


1. Orang lain ikut menikmatinya. Menikmati kebenarannya dan
kebaikannya walaupun mereka nonmuslim dari aspek dan
juga dari perilaku pengikutnya yang santun, simpatik,
hormat, dsb.
2. Orang lain merasakan faedahnya. Kemajuan yang diraih
umat Islam terasa manfaatnya oleh orang nonmuslim.
Misalnya, dunia ilmu pengetahuan kini memakai angka 0-9.
3. Orang lain terangkat martabatnya. Islam sebagai agama
yang

menjunjung

tinggi

kebenaran

turut

mengangkat

martabat orang-orang yang berada di sekitarnya. Misalnya


dalam

kisah

Bilal

bin

Rabbah,

budak

hitam

yang

diperjualbelikan oleh kaum kafir Quraisy kemudian menjadi


orang penting Rasulullah SAW setelah ia masuk Islam.
4. Siapapun sangat membutuhkannya. Islam tidak eksklusif
hanya diperuntukkan untuk umat Islam sendiri tapi seluruh
manusia di muka bumi.
5. Tak satu pun orang yang merasa tidak terbantu olehnya.
Keagungan Islam yang membawa kebaikan turut membantu
siapa

saja.

Misalnya

pada

masa

The

Golden

Age.

Perkembangan IPTEK seperti matematika, fisika, kimia,


kedokteran, astronomi, dll, yang kini lebih maju di Barat
berasal dari kemajuan yang dicapai oleh dunia Islam.
Islam sebagai Agama yang mengajarkan Amar Maruf Nahi Munkar

.4

Karakteristik agama Islam yang terakhir adalah amar maruf nahi


munkar yang memiliki arti menyuruh kepada perbuatan yang baik dan mencegah dari
perbuatan yang buruk. Allah SWT berfirman: Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali-Imran: 110)

Asal-Usul dan Perkembangan Agama Islam


Kelahiran agama Islam adalah tanggal 17 Ramadhan X tahun gajah,
bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Disampaikan oleh malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad sebgai utusan Allah. Islam sebagai agama memiliki banyak
keutamaan dibandingkan dengan agama-agama sebelumnya dan keutamaan itulah

yang menjadi factor berkembangnya Islam. Sebagai agama terakhir Islam mampu
untuk melakukan sintesa, intregasi dan penyerapan atas semua peradaban yang telah
ada sebelumnya, yang memiliki berbagai persamaan dengan Islam. Islam muncul di
jazirah Arab pada kurun ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad mendapat wahyu dari
Allah SWT. Setelah kematian Rasulullah, kerajaan Islam berkembang sejauh
Samudera Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Lama-kelamaan umat Islam
berpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul. Namun
demikian, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, kerjaan
Abbasiyyah, kerajaan Turki Seljuk, Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal
India, dan Kesultanan Malaka telah menjadi kerajaan yang terkuat dan terbesar di

.dunia
Islam berkembang dengan pesat. Hampir sebagian besar dari bumi ini menjadi
daerah kekuasaan Islam pada masa kejayaan dinasti-dinasti Islam. Wilayah tersebut
membentang dari sebelah barat dan di sebelah timur sampai Cina. Tapi jika dari
pengaruh secara agama, Islam benar-benar mencapai seluruh pelosok dunia. Agama
yang dibawa oleh Nabi Muhammad dari kota kecil bernama Mekkah ini, benar-benar

.menjadi rahmatan lil Alamin pada akhirnya


A.

Pengertian Agama

Agama pada umumnya ialah:[1]


.

Tata keimanan atau keyakinan atas adanya sesuatu yang Mutlak di luar manusia
.

Tata peribadahan manusia kepada yang dianggapnya mutlak

Tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainya,
.sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud di atas

Agama dalam bahasa Arab berarti Addin yang artinya kepatuhan, kekuasaan,
atau kecenderungan. Agama bias juga berasal dari gabungan a yang artinya tidak

10

dan gama artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Agama juga merupakam
terjemahan dari bahasa Inggris, religion atau religi yang artinya kepercayaan dan
penyembahan Tuhan.[2]
Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya
.makna dari keberadaanya sendiri dan keberadaan alam semesta
H. Moenawar Chalil, mendefinisikan agama adalah cara atau adat kebiasaan,
peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan, pembalasan,
perhitungan, hari kiamat, nasihat, sedangkan Prof. Dr. M. Driyarkarsa S.J
mendifinisikan agama dengan mengganti istilah agama dengan religi, religi adalah
ikatan atau pengikatan diri.[3]
Dilihat dari aspek duniawinya, atau lebih tepat dalam kehidupan masyarakat,
agama merupakan sumber nilai dan kekuatan mobilisasi yang sering menimbulkan
.konflik dalam sejarah umat manusia
Selanjutnya, karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan oleh
para Ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa agama dapat diberi definisi sebagai
berikut:[4]

Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
.dipatuhi
.

Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia

Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu

sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan


.manusia
.

Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
.

Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib

Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada


.suatu kekuatan gaib

Pemujaan kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
.terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia

11

Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rosul

Jadi, agama adalah suatu kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana
keyakinan tersebut dianggap yang paling benar

B.

Latar Belakang Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

Secara alamiah, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar


dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan
berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba
maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini membuktikan
bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya. Adapun latar
belakang manusia membutuhkan agama:[5]
Latar belakang fitrah manusia

.1

Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan ditegaskan dalam ajaran


.islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia
Setiap anak yang dilahirkan memiliki potensi beragama, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Islam, Kristen, Hindu, maupun
.Budha
Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi agama yaitu pada
manusia primitif yang tidak pernah mendapat informasi mengenai Tuhan, ternyata
mereka mempercayai adanya Tuhan, meskipun yang mereka percayai itu terbatas
.pada khayalan
Dalam diri manusia sudah terdapat potensi beragama, potensi beragama ini
memerlukan pembinaan, pengarahan, dan pengembangan dengan cara mengenalkan
.agama kepadanya
Kelemahan dan kekurangan manusia
Disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan manusia juga memiliki
kekurangan. Dalam pandangan Al-Quran, manusia diciptakan oleh Allah dalam

12

.2

keadaan sempurna, namun diperoleh pula manusia berpotensi positif dan negatif,
.sedangkan daya tarik keburukan lebih kuat dari pada kebaikan
Sifat-sifat keburukan yang ada pada manusia antara lain sombong, inkar, iri, dan
lain sebagainya, Karena itu manusia dituntut untuk menjaga kesuciaannya, hal yang
dapat dilakukan untuk menjaga kesuciannya dengan cara mendekatkan diri pada
Tuhan dengan bimbingan agama dan disinilah letak kebutuhan manusia terhadap
.agama

Tantangan Manusia
Manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik
yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan
hawa nafsu dan bisikan setan, sedangkan tantangan dari luar berupa rekayasa dan
upaya-upaya yang dilakukan manusia dengan sengaja ingin memalingkan manusia
.dari Tuhan
Upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka
agar taat menjalankan agama. Jadi upaya mengagamakan masyarakat menjadi sangat
penting, agar masyarakat mampu menghadapi tantangan baik dari luar maupun dari
.dalam
?Mengapa Manusia Butuh Agama
2.4
Pertanyaan ini bagi kita umumnya mungkin hampir tidak pernah terpikirkan
karena kita memang hidup di lingkungan yang beragama. Pada umumnya kita
beragama secara keturunan dan otomatis kita mengikuti agama orang tua kita.
Selanjutnya kita kemudian mendapat pendidikan yang memperkuat keberagamaan
kita dan setelah dewasa terkadang kita mencari kebenaran dari agama yang kita anut
.sejak kecil tersebut
Melalui sejumlah kajian maka para pemikir dan ulama mencoba menjawab
: pertanyaan di atas dan jawaban atas pertanyaan tersebut adalah
1.
Manusia secara naluri dan fitrahnya memang sangat membutuhkan
agama.

13

.3

Manusia pada dasarnya membutuhkan agama karena hal ini yang membedakan
manusia dengan mahluk lain seperti hewan. Dalam beberapa hal, ada kesamaan
antara manusia dengan hewan, yaitu sama-sama sebagai mahluk Tuhan sama-sama
mempunyai keinginan-keinginan biologis dan sama-sama mempunyai perasaan takut,
sedih, dan gembira dan lain-lain. Manusia merupakan mahluk yang unik dan
istimewa. Secara fisik manusia lebih lemah dibandingkan dengan hewan tetapi
manusia mempunyai jiwa dan akal yang dapat membedakan baik dan buruk, benar
.dan salah dan lain sebagainya
2.
Manusia tidak mempunyai jawaban yang pasti terhadap pertanyaanpertanyaan tentang alam semesta.
Banyak sekali kejadian-kejadian di alam yang tidak dapat di kaji dengan
menggunakan akal manusia. Oleh karena itu, muncul teori tentang ada hal yang lebih
.diatas segalanya
3.
Manusia sangat membutuhkan pedoman untuk mengatur kehidupan di
dunia dan mempersiapkan dirinya untuk kehidupan di akhirat.
Manusia sebagai mahluk individu sekaligus sebagai mahluk sosial sangat
memerlukan aturan dalam seluruh aspek kehidupannya. Mulai dari menyalurkan
kebutuhan yang paling dasar sampai memenuhi kebutuhannnya yang primer,
sekunder dan tersier. Semua aspek kehidupan ada aturannya apalagi untuk kehidupan
di dunia dan akhirat. Ilmuwan barat di antaranya Schumacher menyatakan bahwa
materialisme sudah mati, manusia sekarang mencari spiritualisme sehingga menurut
hemat kita pencaran dan kembalinya manusia terhadap agama merupakan jawaban
yang tepat.[13]
Sumber lain mengatakan bahwa ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu
: sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah
1.
Karena agama merupakan sumber moral.
2.

Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.

3.
Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah
metafisika.
4.
Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di
kala suka, maupun di kala duka.
5.

Karena manusia memiliki kelemahan dan ketidak berdayaan.[14]

14

Anda mungkin juga menyukai