Anda di halaman 1dari 11

Agama dan Agama Islam

Pengertian Agama
Agama merupakan system yang mengatur tata cara kepercayaan terhadap Tuhan yang maha
segala-Nya, tata aqidah beragama, tata peribadatan. kata agama berasal dari bahasa sansekerta yang
terdiri dari dua suku kata yaitu : “a” berarti tidak dan “gama” berarti kacau, jadi berarti tidak kacau.
sejalan dengan arti agama dalam bahasa Arab dikenal dengan “din” (Ad-Diin). Diin (Ad-Diin) bisa
berarti adat kebiasaan atau tingklah laku, balasan, ta’at, patuh dan tunduk kepada Tuhan, hukum-
hukum atau peraturan-peraturan.

Sedangkan Agama dikatakan sebagai Religi dan Din (pada umumnya) adalah satu sistema
credo (tata-keimanan atau tata-keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia dan satu
sistema ritus (tata-peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya yang mutlak itu serta sistema
norma (tata-kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan alam lainnya.
Secara terminologis, pengertian agama di kalangan para ahli juga berbeda-beda, tergantung dari sudut
pandang dan perspektif, diantaranya yaitu:
1) Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai
pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat).
2) Soerjono Soekanto: Pengertian agama ada tiga macam, yaitu: (1) kepercayaan pada hal-hal yang
spiritual; (2) perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan
tersendiri; dan (3) idiologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural.
3) Thomas F. O`Dea: Agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra-empiris untuk maksud-
maksud non empiris atau supra-empiris.

4) Hendropuspito: Agama adalah suatu jenis system sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya
yang berproses pada kekuatan-kekuatan non empiris yang dipercayainya dan didayagunkanya
untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyarkat luas umumnya.
Harun Nasution, secara simplistik seolah hendak menyamakan begitu saja antara pengertian konsep
agama, din, dan religi. Ia menarik benang merah antara ketiga konsep tersebut dengan menyimpulkan bahwa
intisari yang terkandung dalam istilah agama, din, dan religi mengerucut pada makna yang sama yaitu berupa
ikatan - ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan-ikatan inilah yang, dalam pandangan Harun
Nasution, memberikan pengaruh bagi kehidupan sehari - hari manusia.

Mengalir pada keterangan di atas, Mukti Ali dalam Abuddin Nata menambahkan bahwa pertama,
pengalaman agama adalah soal batini, subjektif dan sangat individualis sifatnya. Kedua, orang begitu
bersemangat dan emosional dalam membicarakan agama, karena itu setiap pembahasan tentang arti agama
selalu ada emosi yang melekat erat sehingga kata agama sulit untuk didefinisikan. Ketiga, konsepsi tentang
agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang memberikan definisi tersebut, Senada dengan uraian di atas
Zakiah Daradjat bahwa karena pengalaman agama yang subyektif, intern dan individual, dimana setiap orang
akan merasakan pengalaman agama yang berbeda dari orang lain. Di samping itu, tampak bahwa pada umumnya
orang lebih condong kepada mengaku beragama, kendatipun ia tidak menjalankannya
2. Unsur-unsur Agama

Ada empat unsur yang menjadi karakteristik agama sebagai beirkut:

Pertama, unsur kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Kekuatan gaib tersebut dapat mengambil bentuk yang bermacam -
macam. Dalam agama primitif kekuatan gaib tersebut dapat mengambil bentuk benda - benda yang memiliki kekuatan
misterius ( sakti ), ruh atau jiwa yang terdapat pada benda- benda yang memiliki kekuatan misterius; dewa-dewa dan
Tuhan atau allah dalam istilah yang lebih khusus dalam agama Islam. Kepercayaan pada adanya Tuhan adalah dasar yang
utama sekali dalam paham keagamaan. Tiap-tiap agama kecuali Budhisme yang asli dan beberapa agama lain berdasar
atas kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib dan cara hidup tiap- tiap manusia yang percaya pada agama di dunia ini
amat rapat hubungannya dengan kepercayaan tersebut.

Kedua, unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia ini dan di akhirat nanti tergantung pada
adanya hubungan yang baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula. Hubungan baik ini
selanjutnya diwujudkan dalam bentuk peribadatan, selalu mengingat-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya, dan
menjauhi larangan-Nya
Ketiga, unsur respon yang bersifat emosional dari manusia. respon tersebut dapat
mengambil bentuk rasa takut, seperti yang terdapat pada agama primitif, atau
perasaan cinta seperti yang terdapat pada agama- agama monoteisme. Selanjutnya
respon tersebut dapat pulamengambil bentuk penyembahan seperti yang terdapat pada
agama-agama monoteisme dan pada akhirnya respon tersebut mengambil bentuk dan
cara hidup tertentu bagi masyarakat ang bersangkutan.
Keempat, unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan
gaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran- ajaran agama yang
bersangkutan, tempat- tempat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan upacara,
dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa agama adalah
ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang
terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu
generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman
hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat,
yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan gaib
yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan keyakinan bahwa
kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada adanya hubungan yang baik
dengan kekuatan gaib tersebut.
Pengertian Agama Islam
Mengurai arti dari Agama Islam setidaknya ada tiga alasan untuk hal ini.
Pertama, karena pengalaman agama itu adalah soal batini dan subyektif, juga sangat individualisti.
Kedua, bahwa barangkali tidak ada orang yang berbicara begitu bersemangat dan emosional lebih daripada
membicarakan agam maka dalam membahas tentang arti agama selalu ada emosi yang kuat sekali hingga sulit
memberikan arti kalimat agama itu
Ketiga, bahwa konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama itu
Beberapa keterangan di atas menyimpulkn bahwa, dasar - dasar agama Islam pada setiap zaman dan bagi setiap
umat, tidak berubah, yaitu tetap mengajarkan agar umat manusia mengimani kepada Allah Yang Esa, kepada para
Rasul-Nya dan sebagainya. yang berubah hanyalah hal- hal yang berhubungan dengan syariatnya semata- mata.
Syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad akan kekal, sampai hari Kiamat, karena sesuai dengan perkembangan
waktu (li kulli zaman) dan perkembangan tempat (li kulli makan).
• Secara bahasa (etimologi) Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung
arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang
berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Juga berarti memelihara dalam keadaan sentosa,
menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
karakteristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat Muslim dengan
berpedoman kepada Alquran dan Hadits dalam berbagai bidang ilmu dan kebudayaan, pendidikan,
sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Secara sederhana, karakteristik ajaran Islam dapat diartikan
menjadi suatu ciri yang khas atau khusus yang mempelajari tentang berbagai ilmu pengetahuan dan
kehidupan manusia dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusiaan), yang di dalamnya
termasuk ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, lingkungan hidup dan disiplin ilmu.
Islam dapat diartikan agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW., yang berpedoman pada kitab suci Alquran
dan diturunkan ke dunia ini melalui wahyu Allah SWT. Ensiklopedi Islam Indonesia, mendefinisikan bahwa
Islam adalah agama tauhid yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad saw., selama 23 tahun di Makkah dan
Madinah yang inti sari Islam berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Allah swt., demi terciptanya
kepribadian yang bersih, hubungan yang harmonis, dan damai sesama manusia serta sejahtera dunia dan akhirat.

Maulana Muhammad Ali dalam mendefinisikan Islam mengambil firman Allah surat Al - Baqarah ayat 208 yang
berarti:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah - langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”

Islam adalah agama Samawi terakhir yang diwahyukan Allah SWT kepada utusan-Nya Muhammad SAW untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia di Bumi. Agama Islam bersifat universal dan menjadi Rahmat bagi
seluruh alam (rahmah li al-‘Alamin). Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi
juga memberikan tuntunan bagaimana manusia berhubungan dengan sesamanya, dan bagaimana kedudukan
manusia di tengah-tengah alam semesta dan lingkungan sekitarnya
Unsur Pokok Ajaran Agama Islam

Islam tidak bisa lepas dari tiga pokok dasar (Aqidah, Syari’ah, Akhlak). Ketiga pokok
tersebut terkandung kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan / saling berkaitan,
harus selalu bersama. Aqidah, Syari’ah dan Akhlak bagaikan suatu pohon, dimana:
Aqidah merupakan akar, Aqidah mengajak kita untuk meluruskan keyakinan Syari’ah
merupakan batang, Syari’ah mengajak kita lebih membuka wawasan tentang ajaran
islam Akhlak adalah dedaunan, Akhlak mengajak kita untuk lebih mengetahui makna
dari kehidupan. Aqidah adalah kepercayaan, keimanan mengenai Allah.
Syariah(hukum) yaitu jaln menuju sesuatu yang benar. Akhlak yaitu budi pekerti,
sopan santun, dan perilaku. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa
dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut merupakan pondasi atau kerangka dasar dari
Agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai