Disusun Oleh :
Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan
hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami
oleh penganut-penganut secara pribadi.
Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
TUJUAN
Suatu agama tercipta karena manusia ingin mencapai tujuan tertentu di dalam hidupnya, dan
agama dianggap dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Adapun beberapa tujuan agama
adalah sebagai berikut:
FUNGSI
Berkaitan dengan pendekatan dalam memahami agama, sosiologi digunakan karena terdapat
banyak kajian di bidang agama yang baru dapat dipahami secara proposional dan tepat bila
menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Dengan ilmu sosiologi peristiwa keagamaan
akan mudah dijelaskan dan dipahami maksudnya. Pendekatan ini berfokus pada interaksi
agama dan masyarakat. Bahkan dalam al-Qur’an juga dijelaskan mengenai hubungan antara
manusia, seperti dalam hubungan masyarakat kita harus menjaga kerukunan dan perdamaian.
2. Pendekatan Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya membahas suatu peristiwa masa
lampau yang memperhatikan unsur tempat (dimana), waktu (kapan), obyek, latar belakang,
perilaku, apa sebabnya dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dengan pendekatan
historis seseorang akan berfikir idealis bersifat empiris dan terbuka. Pendekatan ini sangat
penting dalam memahami agama dan tidak dapat dipisahkan. Karena sejarah manusia dan
sejarah agama saling berkaitan.
Dalam mempelajari al-Qur’an dengan benar, seseorang juga akan mempelajari sejarah
turunnya al-Qur’an dan kejadian-kejadian lain yang bersangkutan dengan al-Qur’an. Maka
orang akan berfikir tentang keadaan yang sebenarnya tentang memahami suatu peristiwa dan
tidak akan memahami agama keluar dari konteks historisnya agar tidak menyesatkan orang
yang akan mempelajarinya.
3. Pendekatan Psikologis
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala prilaku
yang dapat diamatinya. Penelitian agama dalam pendekatan ini mengkaji kepada peristiwa
dan pengalaman kejiwaan individu yang bersangkutan dengan rasa keagamaannya. Dalam
buku “Islamic Studies” oleh DR. Limas Dodi, M.Hum mengatakan Ada tiga metode
penyelidikan agama melalui pendekatan psikologis yaitu:
Pendekatan Struktural
Pendekatan ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berpengaruh pada
tingkah laku individu di dalam kehidupannya.
Pendekatan Psiko-analisis
Dilakukan untuk menjelaskan tentang pengaruh agama dalam kepribadian individu yang
berhubugan dengan pikiran, perilaku dan penyakit jiwanya.
Dalam agama terdapat istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin individu. Misalnya
sikap beriman dan takwa, saleh, berbuat baik, jujur dan masih banyak lagi. Sikap itu adalah
gejala kejiwaan yang berkaitan dengan agama.
Pendekatan ini dalam memahami agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya
memahami agama dengan menggunakan ilmu ketuhanan yang berdasar dari suatu keyakinan
bahwa wujud empirik. Dari pemikiran tersebut, dapat diketahui bahwa pendekatan teologi
dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada pada bentuk forma
atau simbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol
keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai yang paling benar sedangkan yang lainnya
sebagai salah.
Pendekatan teologis dalam memahami agama menggunakan cara berfikir deduktif, yaitu cara
berfikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak adanya yang
selanjutnya diperkuat dengan dalil-dalil dan argumentasi. Pendekata teologis ini berkaitannya
dengan pendekatan normatif, yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari segi
ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya belum terdapat penalaran
pemikiran manusia. Dalam pendekatan teologis ini agama dilihat suatu kebenaran mutlak dari
Tuhan, tidak ada kekurangan sedikitpun dan nampak bersifat ideal.
5. Pendekatan Filologis
Filologi berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu ”philos”yang artinya cinta
dan ”logos”diartikan kata. Secara harfiah membentuk arti cinta kata-kata atau senang
bertutur. Sedang dalam bahasa arab, filologi ialah tahqiq an-nushushu(untuk mengetahui
hakitat dari suatu tulisan). Filologi juga dipahami sebagai ilmu bahasa.
Tentu saja pendekatan filologis ini sangat penting dalam pemahaman agama karena
menyangkut tentang aspek bahasa. Hal ini dikarenakan doktrin agama dipahami, dihayati dan
disosialisasikan melalui bahasa. Tanpa bahasa mungkin saat ini kita tidak akan mengenal
akan adanya agama. Obyek dalam pendekatan ini meliputi warisan keagamaan yang berupa
naskah dalam bentuk manuskrip. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengetahui warisan-
warisan itu adalah bahasa.
6. Pendekatan Hukum Islam
Dalam penbahasan hukum islam tidak dapat di pisahkan dengan fiqih dan syari’at atau biasa
dipahami dengan hukum syara’. Hal itu membahas tentang aturan dasar tentang tingkah laku
manusia secara umum yang terdapat hukum di dalamnya dan dinyatakan oleh Allah dan
Rosul-Nya. Aturan dasar yang bersifat umum itu tidak lain ialah al-Qur’an dan hadis.
Perkembangan hukum islam sendiri terbagi menjadi empat periode yaitu:
Periode Rosulullah
Tumbuh dan berkembangnya syari’at islam atau fiqih terjadi pada periode ini. Nabi
mempunyai wewenang untuk mentasyirkan hukum dan berakhir dengan wafatnya nabi.
Meskipun periode ini tidak lama tapi periode ini meninggalkan banyak kesan dan pengaruh
bagi perkembangan hukum islam.
Periode Sahabat
Periode ini dimulai dsejak wafatnya Rosulullah SAW sampai akhir abad pertama hijriah.
Terjadi masalah-masalah baru oleh karena itu dalam bidang hukum ditandai dengan
penafsiran para sahabat dan ijtihadnya dalam kasus yang tidak ada nash-nya. Ijtihad yang
dilakukan dengan cara bermusyawarah di antara para sahabat yang bersifat khusus dan
musyawarah dengan penduduk yang bersifat umum.
Periode Ijtihad
Pada periode ini islam mengalami kejayaan pada tahun 700-1000 M dan juga disebut sebagai
periode pengumpulan hadis, ijtihad atau fatwah sahabat dan tabi’in. Karena semakin luasnya
daerah islam dan berbagai bangsa masuk dengan membawa adat istiadat mereka masing-
masing. Problematika hukum menjadi beragam. Para ulama berijtihad bedasarkan al-Qur’an
dan hadis. Kemudian muncul ahli hukum yang di sebut imam dan terbentuklah 4 madzhab
diantaranya: madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.
Periode Taqlid
Dalam periode ini masyarakat tidak tertuju pada sumber hukum melainkan tertuju dalam
mempertahankan hukum menurut madzhab masing-masing. Taqlid sendiri ialah mengikuti
orang lain tanpa berfikir. Yang dimaksud dengan orang lain di sini ialah imam. Jadi mereka
atau individu mengikuti hukum islam atau menjalankan aturan yang bersumber dari imam
masing-masing tanpa berfikir sumber hukum dari imam yang lainnya.
7. Pendekatan Antropologi
Antropologi merupakan ilmu yang mengkaji manusia yang berbudaya. Pendekatan
antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami
agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Pendekatan ini dalam memahami agama tidak hanya sebagai doktrin saja, tapi
juga dapat memahami agama yang bersifat pluralis. Pendekatan antropologi juga
membutuhkan pengamatan langsung dengan turun ke lapangan. Dengan kata lain bahwa cara-
cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan
pula untuk memahami agama. Sejalan dengan pendekatan tersebut, maka dalam berbagai
penelitian antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan
agama dengan kondisi sosial ekonomi politik dan budaya masyarakat. Golongan masyarakat
kurang mampu dan golongan miskin umumnya, lebih tertarik kepada gerakan keagamaan
yang membuat perubahan tatanan sosial kemasyarakatan. Sedangkan golongan orang kaya
lebih cenderung untuk mempertahankan tatanan masyarakat yang mapan secara ekonomi
karena hal itu menguntungkan pihaknya. Dengan demikian, pendekatan antropologi sangat
dibutuhkan dalam memahami ajaran agama, karena dalam ajaran agama tersebut terdapat
uraian dan informasi yang dapat dijelaskan lewat bantuan ilmu antropologi.
Dari penjelasan di atas kita dapat mengkaji berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam
memahami agama. Dari pendekatan sosiologis, historis, psikologis, teologis normatif,
filologis hukum islam, dan antropologi. Dengan pendekatan tersebut kita akan sampai pada
agama yang tidak hanya kita pahami secara teologis saja melainkan secara juga secara
universal.
DAFTAR PUSTAKA
https://fatonikeren.blogspot.com/2017/08/konsep-agama-dalam-perspektif.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
https://www.kompasiana.com/yatri/59168d69c222bd9b2e1281f6/metode-pendekatan-dalam-
studi-agama?page=all
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html